ISSN 2580-2801 JUS TEKNO Jurnal Sains & Teknologi Mengukur Debit Waste Water Treatment Plant Dengan Sekat V-notch Dan Sensor Ultrasonic HC-SR04 Berbasis Microcontroller ATMEGA 8535 Ahmad Faridh Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa Abstrak Debit buangan air limbar cair (Waste Water Treatment Plant) di setiap perusahaan, sesuai peraturan yang berlaku dan kebutuhan operasional harus selalu diukur. Karena sifat air limbah ini yang corrosive dan abrasive dan juga banyak kandungan kotoran maka diperlukan alat pengukur yang mudah, sederhana, murah dan real-time. Maka dengan memilih dan menggabungkan antara sekat V-notch dan sensor ultrasonic HC-SR04 berbasis microcontroller ATmega 8535, dapat digunakan untuk mengukur debit air wwtp yang dimaksud. Dengan mengukur ketinggian air wwtp dan ditambah bantuan program microcontroller melalui software CodeVision AVR maka pembacaan debit wwtp dapat ditampilkan secara real-time melalui LCD display. Keywords : Waste Water Treatment Plant, Microcontroller I. Pendahuluan Meneg LH No.51 Thn 1995 – Baku Mutu Limbah cair akibat proses produksi Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri), di sebelum dibuang ke saluran umum, wajib dalam suatu Waste Water Treatment Plant – diolah dengan baik dan benar dengan WWTP (Unit Pengolahan Air Limbah). mengikuti / mengacu pada baku mutu limbah Di dalam baku mutu limbah seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah (Kep yang telah ditetapkan pemerintah tersebut, JUS TEKNO VOL. 02 NO. 02 (2018) 167 selain harus memperhatikan besaran / tingkatan / kadar dari masing-masing parameter kimia juga perlu diperhatikan debit (laju aliran) dari air buangannya secara realtime. Di sinilah mulai timbul permasalahan/hambatan bagi pelaku industri dalam mengukur dan menentukan besaran Gambar 1.1. Sekat V-Not aliran air (debit air) buangannya, karena sifat Rumus umum yang berlaku pada sekat V-Notch yaitu : air limbah industri memiliki kekhususan. Q = x (g) x Ce x Sifat-sifat air limbah industri rata-rata memiliki kondisi : Dimana : Q = Debit air (m3/s) g = Gravitasi (9,80665 m/s2) atau (32,2 ft/s2) Ce = Coefficient Effective (0,576) = Sudut V-notch (90o) kh = Faktor Koreksi Head H = (Head) Tinggi Permukaan Air (m) (1 m = 3.28084 ft) -. Sangat keruh -. Sangat kotor -. Ada partikel padatan -. pH tinggi -. Suhu ≥ 45oC -. Bau Menyengat -. Corrosive – Abrasive -. Mengandung uap air II. Teori -. Mengandung lumpur 2.1. V-Notch -. Terkandung gas phenol-clorine-amoniac Pada sekat V-notch pintu akan berbentuk segitiga siku-siku, Teknis memanfaatkan pengukuran sekat debit V-Notch akan (sekat Thomson) yang memang sudah umum dipergunakan dalam ilmu mekanika fluida. Dimana dari sekat ini ketinggian air yang keluar dari outlet V nya sudah merupakan Gambar 2.1. Pemakaian Sekat V-Not besaran aliran (debit) air tersebut. JUS TEKNO VOL. 02 NO. 02 (2018) 168 Bila mengacu pada USBR Water Measurement Manual, section 7, chapter 7, halaman 7-9 s/d 7-11, untuk sekat V-notch Gambar 2.1 Bentuk Fisik (Dual In-Line Package) Microcontroller ATmega 8535 ini menyaratkan bahwa : -. H / B ≤ 0,2 -. 25o ≤ ≥ 100o -. b ≥ 2H -. B/H > 6 -. Titik pengukuran H berjarak minimal 2H dari sekat V-notch Dari rumus sekat V-notch diatas, bila disederhanakan maka menjadi : Q = 1,36048 m3/detik 2.2. Microcontroller Microcontroller adalah sebuah sistem microprocessor yang di dalamnya sudah terdapat CPU, RAM, ROM, I/O, clock dan Gambar 2.3. Blok Diagram Sederhana Microcontroller ATmega 8535 2.3. Bahasa Pemrograman ATmega 8538 CodeVision AVR pada dasarnya peralatan internal lainya yang sudah saling merupakan perangkat lunak pemrograman terhubung dan terorganisasi (teralamati) microcontroller keluarga AVR berbasis dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan bahasa C. Compiler C yang digunakan dikemas dalam satu chip yang siap pakai, hampir sehingga komponen standar yang ada pada bahasa C sering disebut single microcomputer atau one chip solution. chip mengimplementasikan semua standar ANSI (seperti struktur program, jenis tipe data, jenis operator, dan library fungsi standar berikut penamaannya). CodeVision JUS TEKNO VOL. 02 NO. 02 (2018) 169 AVR juga menyediakan fungsi-fungsi tambahan yang sangat bermanfaat dalam pemrograman antar-muka AVR dengan perangkat luar yang umum digunakan dalam aplikasi kontrol. Gambar 2.6. DI-Smart LCD 16x2 Board Tabel 2.1. Fungsi / Diskripsi Pin DI-Smart LCD 16x2 Gambar 2.4. Icon CodeVision AVR Gambr 2.5. Tampilan CodeVision AVR 2.4. LCD 16 x 2 Board LCD (Liquid Cristal Display) Pin No. 1 2 Code = GND = VCC 3 = RS 4 = RW 5 = EN 6 7 8 9 10 = = = = = D4 D5 D6 D7 Fungsi Ground Tegangan Tegangan Supply 5 VDC Register Select ; 1 = Kirim Data ; 0 = Kirim Instruksi Read-Write Control Bus ; 1 = Membaca Data ; 0 = Menulis Data ke Layar Data Enable ; Untuk mengontrol LCD (Tidak digunakan) Data I/O Data I/O Data I/O Data I/O berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik, dan merupakan suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. JUS TEKNO VOL. 02 NO. 02 (2018) 170 Gambar 2.7. Diagram Blok Pengendali LCD 2.5. Sensor Ultrasonic HC-SR04 Sensor Ultrasonic HC-SR04 adalah Secara sederhana fungsi pin-pin dari LCD adalah sebagai berikut : Pin DATA dapat receiver dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti microcontroller dengan lebar ultrasonic, modul ini dapat digunakan untuk mengukur jarak. Modul ini mengukur jarak dengan cara menghitung selisih waktu antara saat pemancaran sinyal dan saat penerimaan sinyal pantul. data 8 bit. merupakan modul yang berisi transmitter dan Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high Gambar 2.8. Bentuk Fisik Sensor Ultrasonic HC-SR04 menunjukan data. Pin R / W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis data, sedangkan high baca data. Pin EN (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar Pin VCC merupakan sumber Gambar 2.9. Sensor Ultrasonic Dengan Double Sensor tegangan 5 VDC untuk catu daya LCD Rumus mencari jarak : S = 349 * t/2 atau Pin GND adalah ground atau nol S = t / 5,7 (ms/m) atau tegangan sumber S = t /57 (µs/cm) JUS TEKNO VOL. 02 NO. 02 (2018) 171 Tabel 2.2. Fungsi Pin-Pin Sensor Ultrasonic HC-SR04 Nomor Kode Fungsi Pin Pin Power Supply 5VDC, 4 VCC Sebagai Pin sumber tegangan positif sensor Trigger / Penyulut, Digunakan untuk 3 Trig membangkitkan sinyal ultrasonic Receiver / Indikator, digunakan untuk 2 Echo mendeteksi sinyal pantulan ultrasonic Ground/0V, sumber 1 GND tegangan netral/nol untuk sensor Gambar 2.10. Contoh Bentuk Fisik Switching Power Supply III. Perancangan & Realisasi 3.1. Pembuatan Sekat V-Notch Dibuatkanlah sekat ukur V-Notch bersudut 90o, seperti gambar di bawah ini. 2.6. Switching Power Supply Beberapa kelebihan dan kekurangan dari Switching Power Supply dibandingkan dengan Conventional Power Supply untuk besaran daya yang sama. Tabel 2.3. Kelebihan dan kekurangan Switching Power Supply No. 1 Kelebihan Dimensi lebih kecil 2 Bobot lebih ringan 3 4 Efesiensi tinggi Tegangan Dan Arus Output lebih stabil Range tegangan input lebih lebar Harga relatif lebih murah 5 6 Kekurangan Rangkaian yang kompleks Menimbulkan noise EMI (electromagnetic interference) Gambar 3.1. Sekat Ukur V-notch Ber Sudut 90o Guna mempermudah pengukuran debit air ini maka dibuatkan pula saluran terbuka secara miniatur dengan membentuk dan merangkai (potongan) beberapa sehingga lembar shape membentuk suatu saluran terbuka sederhana yang keluarannya dipasang sekat Dimensi/ukurannya JUS TEKNO VOL. 02 NO. 02 (2018) ukur dibuat V-notch. mudah dan 172 sederhana agar lebih mudah dalam dimaksudkan di atas menggunakan pembuatan dan perhitungannya, namun tidak microcontroller ATmega 8535, yang bersifat mengurangi persyaratan minimal yang harus sebagai dipenuhi untuk pengukuran menggunakan ultrasonic sekat ukur V-notch. ketinggian permukaan air dan LCD 16x2 pusat kendali, HC-SR04 dengan sebagai sensor sensor yang digunakan sebagai text display nya. Semua rangkaian dan komponen dirangkai menjadi satu sehingga bisa dan saling melakukan berhubungan hal yang diinginkan. Gambar 3.2. Dimensi Miniatur Saluran Terbuka Dengan Sekat Ukur Vnotch Gambar 3.4. Blok Diagram Rangkaian Alat Ukur Debit WWTP Gambar 3.3 Bentuk Jadi Bejana Sekat Ukur V-notch 3.2. Rangkaian Alat Ukur Debit Rangkaian elektronik untuk mengukur besaran aliran air (debit) wwtp yang JUS TEKNO VOL. 02 NO. 02 (2018) 173 Gambar 3.5. Rangkaian Lengkap Alat Ukur Debit WWTP Gambar 3.7. Tata Letak Dan Gabungan Rangkaian 3.3. PCB (Printed Circuit Board) Rangkaian Microcontroller Rangkaian elektronik microcontroller diatas (gambar 3.5) digambar menggunakan software EAGLE (Easily Applicable Graphical Layout Editor) versi 7.4.0 for Windows 64 bit, kemudian selanjutnya 3.4. Pemrograman Microprocessor Pengukur Debit Guna mempermudah pemahaman pemikiran alur dari program ini, dapat ditunjukkan dalam flowchart dibawah ini : diubah menjadi bentuk gambar PCB (Printed Circuit Board = Papan Rangkaian Tercetak) Mulai Inisialisasi Program Sensor Mengukur Jarak Gambar 3.6. Komponen Terpasang Semua Di PCB Kalkulasi Jarak Menjadi Debit 3.4. Perakitan Rangkaian Yang Disatukan Dalam Box (wadah) Selanjutnya semuanya disatukan dan dipasang dalam wadah yang dapat melindungi rangkaian / komponen beserta Tampilkan Hitungan Debit Ke LCD power-supply nya sehingga menjadi lebih kompak, praktis, aman Selesai Gambar 3.35. Flowchart Program Mengukur Debit WWTP JUS TEKNO VOL. 02 NO. 02 (2018) 174 4.1. Pengujian Pengukuran Pembacaan Saat awal peralatan diaktifkan Ketinggian Air kemudian Uji coba pengukuran ketinggian air ini menginisialisasi dilaksanakan menggunakan toples (kéler) persyaratan, jenis data dan jenis tampilan yang diberi mistar pengukur (sebagai media yang digunakan. Selanjutnya microcontroller untuk mengidentifikasi ketinggian air) dan mengaktifkan sensor dengan peletakan sensor ultrasonic disesuaikan akan dengan ketinggian yang memang sudah dipergunakan untuk mengetahui jarak benda. dirancang, yaitu 20 cm dari titik paling bawah (microcontroller on) microcontroller akan mengirim sinyal maka ultrasonic yang nantinya air (dalam bejana V-notch, titik terbawah dari DDRD.0 = 1; PORTD.0 = 1; delay_us(10); PORTD.0 = 0; DDRD.1 = 0; // menjadikan port ini sebagai output Trigger //memberi sinyal HIGH selama 10 µs //memberikan sinyal LOW atau dimatikan //menjadikan port ini sbg input ECHO air adalah sudut lancip V-notch). Hasil yang didapat dari percobaan ini dicatat dan bila didapati hasil pengukuran yang terlalu menyimpang, maka selanjutnya dilakukan sedikit penyesuaian/modifikasi di program microcontroller. Beberapa kali percobaan dan penyesuaian diperoleh data while(PIND.1==0){} while(PIND.1==1) //mencacah waktu lamanya pulsa 1 dari ECHO count++; sebagai berikut : Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Debit Air Kemudian dikalkulasi mengikuti rumus baku debit untuk V-notch 90o, x=0.01*(20-(count/3.3)); // hitungan jarak (m) y=pow(x,2.5); // Memeberi pangkat 2,5 pada x debit=1.36048*y*1000; // Rumusan Debit dalam satuan Liter/Detik Beberapa faktor dalam percobaan ini yang menyebabkan pembacaan berubah dan IV. Pengujian Dan Analisa JUS TEKNO VOL. 02 NO. 02 (2018) 175 tidak sesuai dengan perhitungan teoritis treatment, dimana penempatan V-notch di adalah : semua lokasi tersebut tidaklah menuntut 1. Kondisi permukaan air karena pergerakan keakuratan pembacaan, karena memang air ataupun faktor alam lainnya (tiupan hanya digunakan untuk petunjuk dasar, angin) yang tidak bisa 100% rata, konstan, indikasi dasar semata dari aliran di saluran pasti saja ada gelombang-gelombang tersebut, sehingga bila dikaitkan dengan (riak-riak) walau sangat kecil. pemasangan alat ukur debit ini yang secara 2. Faktor ketepatan penempatan sensor real-time dapat menampilkan pengukuran ultrasonic yang dalam percobaan ini harus debit sehingga dapat membantu pembacaan tepat 20 cm dari jarak terbawah/titik 0 langsung (nol) sudut lancip V-notch. dialiran/saluran tersebut. 3. Tingkat ketelitian perhitungan besaran debit yang ada dan Dan juga perlu diketahui bahwa aliran tampilan yang dibuat menjadi 5 (lima) pada saluran irigasi, sungai dan atau pada digit dibelakang koma, karena jarak yang proses diukur relatif kecil. dimaksudkan diatas, debit aktualnya cukup 4. Kualitas / unjuk kerja dari type sensor waste water treatment yang besar (misal 20 m3/detik = 20.000 liter/detik 50 m3/detik = 50.000 liter/detik), yang digunakan, yang dalam hal ini ; atau menggunakan sensor ultrasonic HC-SR04 sehingga kalaupun dalam pembacaan dan yang kualitasnya tampilan debitnya ada perubahan-perubahan tergolong biasa dan dengan harga jualnya kecil (seperti yang diterangkan di atas) tidak relatif jauh lebih murah dari type yang akan terlalu berpengaruh sepertinya kelas lain. Namun demikian mengacu pada penulisan sebelumnya (bab I-II), yang telah menjelaskan bahwa penggunaan sekat Vnotch (sekat Thomson) lazimnya untuk mengukur laju volume cairan setiap waktu (debit) seperti di saluran irigasi, aliran sungai kecil, ataupun saluran proses waste water JUS TEKNO VOL. 02 NO. 02 (2018) 4.2. Pemanfaatan Dengan menggunakan alat kecil dan sederhana ini, mempermudah, dapat membantu memperlancar kerja pengukuran debit aliran air pada saluran irigasi, saluran/sungai-sungai kecil, dan ataupun untuk operasional waste water 176 treatment di pabrik-pabrik pada umumnya yang tidak dipersiapkan untuk secara real-time. pengukuran presisi dibandingkan sensor ultrasonic PING, atau jenis lain yang jauh lebih baik. V. Penutup 5.1. Kesimpulan Setelah percobaan, 5.2. Saran dilakukan studi literatur penelitian, dan 1. Alat ukur debit ini tidak dimaksudkan melihat untuk dijadikan alat ukur yang presisi, keadaan nyata dilapangan, maka dapat tetapi sangat memadai bila digunakan disimpulkan sebagi berikut : untuk mengetahui debit air secara real- 1. Untuk menghitung dan mengukur debit time. aliran air termasuk pada wwtp, dapat menggunakan sekat V-notch (sekat Thomson) bersudut 90o 2. Maka dengan misalnya dengan penambahkan control output berupa pengendalian pompa hanya mengukur ketinggian permukaan air nya dan kemudian 2. Alat ini dapat lebih dikembangkan dimasukkan dalam sehingga besaran debit dapat diatur sesuai kebutuhan. 3. Untuk lebih mendapatkan hasil formula/rumus pengukuran yang lebih baik, dengan Q = 1,36048 m3/detik maka sudah bisa didapat besaran debit satuan jarak/ukur memang dibutuhkan, dari aliran/saluran tersebut. sensor ultrasonic jenis lain (misal PING 3. Setelah dilakukan beberapa kali maka disarankan untuk menggunakan Sensor). percobaan, dan penyesuaian perubahan 4. Pemanfaatan alat ini dapat diaplikasikan rumus, maka didapat lah rumus untuk langsung di dunia industri, seperti pada mengukur jarak yang sesuai dengan system kenyataan : pembuatannya yang relatif mudah, biaya S = t / 3.3 (dalam satuan Cm) yang dikeluarkan juga relatif sedikit. Perbedaan ini mungkin disebabkan Sehingga perbedaan clock dari microcontroller elektro dapat dan ultrasonic nya, atau memang karena bermanfaat bagi dunia industri proses karya wwtp, mahasiswa karena teknik lebih dirasakan dan kualitas sensor ultrasonic HC-SR04 JUS TEKNO VOL. 02 NO. 02 (2018) 177