CONTOH PERHITUNGAN PERENCANAAN PERKERASAN JALAN 7.1 1. Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Untuk merencanakan Lapisan Tebal Perkerasan pada perencanaan konstruksi jalan raya, data-datanya yaitu : Komposisi kendaraan awal umur rencana pada tahun 2005 a. Mobil penumpang (1+1) = 1850 Kendaraan b. Bus 8 ton (3+5) = 385 Kendaraan c. Truk 2 as 10 ton (4+6) d. Truk 2 as 13 ton (5+8) e. Truk 3 as 20 ton (6+7+7) Jalan akan dibuka pada tahun 2009 2. Klasifikasi Jalan Klasifikasi Jalan = Jalan = Lebar Jalan = 3. 4. = = = 75 35 25 Kendaraan Kendaraan Kendaraan 1 Kolektor 7 meter Arah = 2 jalur, 2 arah tanpa median Umur Rencana (5+5) tahun Pertumbuhan lalu lintas = 5 % selama pelaksanaan = 5 % perkembangan lalu lintas 5. 6. 7. Curah hujan rata-rata pertahun : 750 mm/tahun Kelandaian jalan 6% Jenis lapisan perkerasan yang digunakan : Lapisan permukaan : Laston Pondasi atas : Batu pecah kelas A Pondasi bawah : Sirtu Kelas B 8. Data CBR : 4 5 6 7 8 9 10 5 4 8 7.1.1 Menghitung LHR ( Lintas Harian Rata-Rata) a. Komposisi Kendaraan awal umur rencana (2005) a. Mobil penumpang (1+1) = 1850 kendaraan b. Bus 8 ton (3+5) = 385 kendaraan c. Truk 2 as 10 ton (4+6) = 75 kendaraan d. Truk 2 as 13 ton (5+8) = 35 kendaraan e. Truk 3 as 20 ton (6+7+7) = 25 kendaraan + = 2370Kendaraan b. Perhitungan LHR pada tahun 2009 ( 1+ i )n a. Mobil penumpang 1850 x ( 1 + 0,05)4 0,05)4 = 2249 b. Bus 8 ton 385 x ( 1 + = c. Truk 2 as 10 ton 75 x ( 1 + 0,05)4 = d. Truk 2 as 13 ton 35 x ( 1 + 0,05)4 = e. Truk 3 as 20 ton 25 x ( 1 + 0,05)4 LHR 2009 c. 468 91 43 = 30 = 2881 kend/hari kend/hari kend/hari kend/hari kend/hari + kend/hari Perhitungan LHR pada tahun pada Tahun ke 5 (2014) LHR 2009 ( 1+ i )n a. Mobil penumpang 2249 x ( 1 + 0,05)5 = 2870 b. Bus 8 ton 468 x ( 1 + 0,05)5 = 597 c. Truk 2 as 10 ton 91 x ( 1 + 0,05)5 = 116 d. Truk 2 as 13 ton 43 x ( 1 + 0,05)5 = 54 e. Truk 3 as 20 ton 30 x ( 1 + 0,05)5 = 39 LHR 2014 = 3677 d. kend/hari kend/hari kend/hari kend/hari kend/hari + kend/hari Perhitungan LHR pada tahun pada Tahun ke 5 berikutnya (2019) LHR 2014 ( 1+ i )n a. b. c. d. Mobil penumpang 2870 x ( 1 + 0,05)5 = 3663 Bus 8 ton 597 x ( 1 + 0,05)5 = 762 Truk 2 as 10 ton 116 x ( 1 + 0,05)5 = 148 Truk 2 as 13 ton 54 x ( 1 + 0,05)5 = 69 e. Truk 3 as 20 ton 39 x ( 1 + 0,05)5 = 49 LHR 2014 = 4692 kend/hari kend/hari kend/hari kend/hari kend/hari + kend/hari 7.1.2 Menentukan Angka Ekivalen Angka ekivilen per sumbu dapat dilihat pada tabel di bawah : Tabel 8.1 Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan Beban Sumbu Kg 1000 Lb 2205 Angka Ekivalen Sumbu Tunggal Sumbu Ganda 0,002 - 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 8160 9000 10000 11000 12000 13000 14000 15000 16000 4409 6614 8818 11023 13228 15432 17637 18000 19841 22046 24251 26455 28660 30864 33069 35276 0,0036 0,0183 0,0577 0,1410 0,2923 0,5415 0,9238 1,000 1,4798 2,2555 3,3022 4,6770 6,4419 8,6647 11,4184 14,7815 0,0003 0,0016 0,0050 0,0121 0,0251 0,0466 0,0795 0,086 0,1273 0,1940 0,2840 0,4022 0,5540 0,7452 0,9820 1,2712 Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode Analisa Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987) a. b. c. d. e. 7.1.3 Berdasarkan tabel didapat angka ekivalen : Mobil penumpang (1+1) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004 Bus 8 ton (3+5) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593 Truk 2 as 10 ton (4+6) = 0,0577 + 0,2923 = 0,35 Truk 2 as 13 ton (5+8) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648 Truk 3 as 20 ton (6+7+7) = 0,2923 + 0,5415 + 0,5415 = 1,3753 Menentukan LEP Dari data yang telah di dapat, dapat dihitung nilai LEP yaitu : a. b. c. d. 7.1.4 Mobil penumpang 2249 x 0,5 x 0,0004 = 0,44974 Bus 8 ton 468 x 0,5 x 0,1593 = 37,2738 Truk 2 as 10 ton 91 x 0,5 x 0,35 = 15,9535 Truk 2 as 13 ton 43 x 0,5 x 1,0648 = 22,6497 e. Truk 3 as 20 ton 30 x 0,5 x 1,3753 = 20,8961 + LEP 2009 = 97,2229 Menentukan LEA Perhitungan LEA untuk 5 tahun (2014) a. Mobil penumpang 2870 x 0,5 x 0,0004 b. Bus 8 ton 597 x 0,5 x 0,1593 = 0,57399 = 46,3362 c. Truk 2 as 10 ton d. Truk 2 as 13 ton e. Truk 3 as 20 ton 116 x 0,5 x 0,35 54 x 0,5 x 1,0648 = 20,3612 = 28,9074 39 x 0,5 x 1,3753 LEA 2014 = 26,6693 = 124,084 + Perhitungan LEA untuk 10 tahun (2019) a. b. c. d. Mobil penumpang 3663 x 0,5 x 0,0004 Bus 8 ton 762 x 0,5 x 0,1593 Truk 2 as 10 ton 148 x 0,5 x 0,35 Truk 2 as 13 ton 69 x 0,5 x 1,0648 e. Truk 3 as 20 ton 7.1.5 = 0,73257 = 60,7151 = 25,9866 = 36,894 49 x 0,5 x 1,3753 LEA 2019 = 34,0375 = 158,366 + Menentukan LET LET = (LEP + LEA) / 2 Dari data, dapat dihitung LET yaitu : LET 5 = ½ ( LEP + LEA5) LET 10 7.1.6 ½ (97,223 + 124,084) 110,653 ½ ( LEA5 + LEA 10) ½ (124,0838 + 158,366) 141,224 Menentukan LER LER = LET x UR/10 LER5 = LET5 x 5/10 = 110,653 x 0,5 = 55,327 LER5 = 1,67 x 55,327 LER5 = 92,396 LER10 LER10 LER10 7.1.7 = = = = = = = = = = LET10 x 10/10 141,225 x 1 141,225 2,5 x 141,225 353,062 Penentuan Harga CBR Dari data yang didapat data CBR sebesar : 4 5 6 7 8 9 10 5 4 8 CBR rata-rata = 4+5+6+7+8+9+10+5+4+8 CBR max CBR min = = = 6,6 10 4 10 Untuk nilai R tergantung dari jumlah data yang terdapat dalam 1 segmen. Besarnya nilai R seperti yang diperlihatkan pada tabel di bawah ini : Tabel 8.2 Nilai R Untuk Perhitungan CBR Segmen Jumlah titik pengamatan 2 3 4 5 6 7 8 9 >10 CBR segmen = = = 7.1.8 a. Nilai R 1,41 1,91 2,24 2,48 2,67 2,83 2,96 3,08 3,18 CBR rata-rata – CBR max – CBR min R 6,6 – 10 – 4 3,18 4,7 Menentukan Tebal Lapisan Perekerasan Menentukan Nilai DDT (Daya Dukung Tanah) Dari hasil pemeriksaan data CBR, kita dapat menentukan nilai DDT dengan cara berikut : DDT = 4,3 . Log 4,7 + 1,7 = 4,3 x0,672 + 1,7 DDT = 4,6 Gambar Korelasi DDT dan CBR dapat dilihat pada Lampiran B.1 b. Menentukan Faktor Regional (FR) % kendaraan berat = Jumlah kendaraan berat Jumlah semua kendaraan = 520 x 100% 2370 - = 21,9409 % Dari data yang diberikan diketahui : Curah hujan 750 mm/thn = iklim I < 900/thn Landai Jalan 6 % = Kelandaian II ( 6 - 10 % ) Nilai FR dapat kita lihat pada tabel dibawah : x 100 % Tabe l 8.3 Faktor Regional Curah Hujan Kelandaian I ( < 6 %) % kendaraan berat ≤ 30 % > 30 % 0,5 1,0 – 1,5 Kelandaian II (6-10%) % kendaraan berat ≤ 30 % > 30 % 1,0 1,5 – 2,0 Sumber : Iklim I Petunjuk Perencan < 900 aan Tebal mm/th Perkeras Iklim II 1,5 2,0 – 2,5 2,0 2,5 – 3,0 an Lentur > 900 Jalan Raya mm/th dengan metode Analisa Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987) Kelandaian III (> 6 %) % kendaraan berat ≤ 30 % > 30 % 1,5 2,0 – 2,5 2,5 3,0 – 3,5 Maka Faktor Regional yang didapat adalah = 1 c. d. CBR tanah dasar rencana Nilai CBR yang di dapat melalui metode grafis dan analitis adalah = 4,7 Indeks Permukaan (IP) Untuk mendapatkan nilai IP dapat dilihat dari nilai LER dan tabel indeks permukaan di bawah ini. Nilai LER untuk 5 tahun kedepan adalah 92,396. Nilai LER untuk 10 tahun kedepan adalah 353,062. Dengan klasifikasi jalan kolektor. Tabel 8.4 Indeks Permukaan pada akhir umur rencana Lintas Ekivalen Rencana < 10 10 – 100 100 – 1000 > 1000 Lokal 1,0 – 1,5 1,5 1,5 – 2,0 - Klasifikasi Jalan Kolektor Arteri 1,5 1,5 – 2,0 2,0 2,0 – 2,5 1,5 – 2,0 2,0 2,0 – 2,5 2,5 Tol 2,5 Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987) Analisa Klasifikasi jalan arteri, LER5 = 92,396 = 10 – 100, IP = 1,5 – 2,0 LER10 = 353,062 = 100 – 1000, IP = 2 IP yang digunakan adalah = 2 e. Indeks Permukaan pada awal umur rencana (ITP) ITP dapat ditentukan melalui grafik nomogram. Untuk menentukan ITP dari grafik nomogram di perlukan data sebagai berikut, IP, IPo, DDT, LER, dan FR. Untuk mendapatkan angka Ipo, dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 8.5 Indeks Permukaan pada awal umur rencana Jenis Lapis Perkerasan LASTON IPo ≥4 Roughness (mm/km) ≤ 1000 3,9-3,5 3,9 – 3,5 3,4 – 3,0 3,9 – 3,5 3,4 – 3,0 3,9 – 3,5 3,4 – 3,0 3,4 – 3,0 2,9 – 2,5 2,9 – 2,5 2,9 – 2,5 2,9 – 2,5 ≤ 2,4 ≤ 2,4 LASBUTAG HRA BURDA BURTU LAPEN LATASBUM BURAS LATASIR JALAN TANAH JALAN KERIKIL >1000 ≤ 2000 >2000 ≤ 2000 >2000 < 2000 < 2000 ≤ 3000 >3000 Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode Analisa Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987) Dari tabel dan grafik nomogran di dapat hasil : - Untuk 5 tahun kedepan IP = 2 IPo = 3,9 – 3,5 DDT = 4,6 LER5 = 92,396 FR = 1 Maka diperoleh ITP = 7,25 (nomogram 4 Lampiran B.2) - Untuk 10 tahun kedepan IP = 2 IPo = 3,9 – 3,5 DDT = 4,6 LER10 = 353,062 FR = 1 Maka diperoleh IPo = 8,5 (nomogram 4 Lampiran B.2) f. Menetapkan Tebal Perkerasan Variabel-variabel untuk menetapkan lapisan tebal perkerasan dilihat pada tabel-tabel berikut. Tabel 8.8 Koefisien Kekuatan Relatif Koefisien Kekuatan Relatif a1 a2 a3 Kekuatan Bahan MS (kg) Kt(kg/cm) CBR % Jenis Bahan 0,40 0,35 0,32 0,30 0,35 0,32 0,28 0,26 0,30 0,26 0,25 0,20 - 0,28 0,26 0,24 0,23 0,19 0,15 0,13 0,15 0,13 0,14 0,13 0,12 - 0,13 0,12 0,11 0,10 744 590 454 340 744 590 454 340 340 340 590 454 340 - 22 18 - 100 80 60 70 50 30 20 LASTON LASBUTAG HRA MACADAM LAPEN (MEKANIS) LAPEN (MANUAL) LASTON ATAS LAPEN (MEKANIS) LAPEN (MANUAL) Stab tanah dengan semen Stab dengan kapur Batu pecah (Kelas A) Batu pecah (Kelas B) Batu pecah (Kelas C) Sirtu/pitrun (Kelas A) Sirtu/pitrun (Kelas B) Sirtu/pitrun (Kelas C) Tanah Lempung Kepasiran Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode Analisa Komponen Untuk 5 Tahun Koefisien kekuatan relatif, dilihat dari tabe koefisien relatif - Lapisan permukaan : Laston, MS 744 a1 = 0,40 - Lapisan Pondasi atas : Batu pecah kelas A a2 = 0,14 - Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B a3 = 0,12 Tabel 8.6 batas-batas minimum tebal lapisan perkerasan untul lapis permukaan ITP < 3,00 3,00 – 6,70 6,71 – 7,49 7,50 – 9,99 ≥10,00 Tebal Minimum Bahan (cm) 5 Lapis pelindung : (Buras/Burtu/Burdu) 5 Lapen/Aspal Macadam, HRA, Lsbutag, Laston 7,5 Lapen/Aspal Macadam, HRA, Lsbutag, Laston 7,5 Lasbutag, Laston 10 Laston Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode Analisa Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987) Tabel 8.7 batas-batas minimum tebal lapisan perkerasan untul lapis pondasi ITP < 3,00 3,00 – 7,49 7,50 – 9,99 10 – 12,14 ≥12,25 Tebal Bahan Minimum (cm) 15 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur 20 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur 10 Laston Atas 20 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam 15 Laston Atas 20 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam, Lapen, Laston atas 25 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam, Lapen, Laston atas Tebal lapisan minimum dilihat dari ITP = 6,8 - Lapisan permukaan - Lapisan Pondasi atas : Batu pecah kelas A d2 = 20 Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B d3 = 10 ITP 7,25 d3 = = = = : Laston, MS 744 d1 = 7,5 a1 x d1 + a2 x d2 + a3 x d3 3 + 2,8 + 0,12 d3 5,8 + 0,12 d3 12,08 cm = 12 cm ( untuk D3 tebal minimum adalah 10 cm) Untuk 10 Tahun Koefisien kekuatan relatif, dilihat dari tabe koefisien relatif - Lapisan permukaan : Laston, MS 744 a1 = 0,40 - Lapisan Pondasi atas : Batu pecah kelas A a2 = 0,14 - Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B a3 = 0,12 Tebal lapisan minimum dilihat dari ITP = 8,3 - Lapisan permukaan : Laston, MS 744 d1 = 7,5 - Lapisan Pondasi atas : Batu pecah kelas A d2 = 20 - Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B d3 = 10 ITP = a1 x d1 + a2 x d2 + a3 x d3 8,5 = 3 + 2,8 + 0,12 d3 = 5,8 + 0,12 d3 d3 = 22,5 cm = 23 cm Untuk 10 Tahun 8,5 = 0,4 d1 + 0,14 d2 + 0,12 d3 8,5 d1 d0 d0 = 0,4 d1 + 2,8 + 2,76 = 5,56 + 0,4 d1 = 7,35 cm = 7 cm = 7,5 - 7 = 0,5 cm = 3 cm (syarat tebal minimum)