Silk dalam Rekayasa Jaringan SUMBER : FISCHER Introduction Diketahui oleh Cino kuno sejak 300 SM : Bombyx mori – untuk tekstil Sumber utama : ulat sutra dan laba-laba Kelenjar ampull laba-laba : ~ 137 m fiber ; kepompong ulat sutra : 600-900 m fiber Silk fiber terdiri dari : 2 filament protein fibroin dan lapisan protein serisi (“lem” antara filament) Struktur Primer ◦ 1. Semua fibroin : urutan peptida yang berulang ◦ 2. Mengandung asam amino tak bermuatan : glisin, alanine, dll ◦ 3. Blok berulang hidrofob yang diselingi banyak blok berulang hidrofilik Struktur 3D : hidrofob – hidrofob yang kaya akan β-sheet sebagai Penunjang sifat mekanik proteinnya Silk laba-laba : lebih dari 1 jenis spidroin dengan ciri-ciri 90% protein berulang dan termini protein Silk B. mori : 1 jenis fibroin saja yang terdapat rantai berat dan ringan Yang diikat oleh ikatan disulfide tunggal Sifat mekanik 1. Dari struktur 3D-nya 2. Kemampuan protein untuk dipadatkan pada struktur β menjadikannya ringan, kuat, dan tangguh 3. Silk ulat : lipatan protein ( membuatnya elastis dan kuat) ; silk laba-laba : lipatan protein dan formasi torsional 4. Silk serangga lainnya lebih lemah dari silk laba-laba Biocompability 1. Silk : sudah jadi bahan benang jahit selama beradab-abad 2. Silk film (dengan kehadiran RGD): promote adhesifitas dan proliferasi fibroblast daripada film kolagen dalam hal sitokompabilitas 3. Laporan: 1. Silk fiber dragline (laba-laba) : sel schwann primer manusia melekat disepanjangnya 2. Silk fiber dragline dan kantung telur (laba-laba) : mendukung adhesifitas dan pertumbuhan kondrosit primer selama 3 pekan 3. Silk laba-laba : tingkat toleransi sebaik kolagen (pada subkutan babi) tetapi masih endotoksik pada subkutan tikus Biodegrability 1. Kembali lagi dengan konten β-sheet-nya 2. In vitro : amorf protein rentan terhadap chymotrypsin ; protease dapat mencerna kristal βsheet ; serine protease dapat menghidrolisis ikatan peptida yang dekat denga gugus karboksil ; elastin yang mempunyai spesifitas enzimatis tinggi karena kesamaanya dalam pengulangan GAS dengan protein silk 3. In vivo : degradasinya bergantung pada morfologi biomatrialnya 4. Laporan: 1. Jahitan : selama 6 pekan menurun menjadi 55% untuk kekuatan dan 16% untuk elastisitas 2. Scaffold 3D pad model cacat kantong tikus : masih ada setelah 4 pekan 3. Scaffold aqueous based : terdegradasi setelah 2-6 bulan pasca implantasi Silk Based Biomaterials akan bergantung kepada interaksi antara biomaterialnya, selnya, dan isyarat biologisnya (growth factor) Biomaterial : material nonviable yang digunakan untuk perangkat medis yang dimaksudkan untuk berinteraksi dengan sistem biologis fibroin ulat sutra : kepompongnya direbus dalam air + Na𝐶𝑂3 (menghilangkan serisin) . Lalu, dilarutkan oleh LiBr dan dialisis dengan air. keringkan dan bersisa protein fibroinnya. kristalinitas dan konten β-sheet : mempengaruhi aplikasinya 1. Native Silk Pengumpulan langsung dari web laba-laba atau kantung telurnya atau kepompong ulat sutra Silk ulat sutra : lebih berlimpah dan pemrosesannya lebih mudah Silk laba-laba : hanya dengan isolasi mekanik dapat langsung digunakan , tetapi ketersediannya terbatas. Solusi : transgenik bakteri, hewan, dan tumbuhan 2. Genetically Engineered Silk Teknik DNA rekombinan untuk spider silk Sistem ekspresi dari tanaman dan hewan lain untuk spider silk rendah Perlu dilakukan permurnian lagi dan hal tersebut dapat membuat protein terdegradasi. Solusi : resolubilization : resikonya hilangnya aplikasi yang bersifat fisiologis Sistem rekombinan Chimeric 1. Untuk menggabungkan sifat mekanik silk dengan fitur makromolekul biologis lainnya 2. Memasukkan domain RGD : mendukung adhesifitas hMSC dan diferensiasi osteogenic Polimer protein (bioteknologi) seperti elastin silk 1. blok berulang (GAGAGS) dan elastin-like (GVGVP) 2. Menargetkan konstruksi chimeric untuk aplikasi drug delivery, teknik jaringan, dan biosensor 3. Chemically Modified Silk Pengaturan sifat silk : dengan teknik biologi molekuler umumnya, meningkatkan interaksi material dengan sel (penambahan RGD) Konugasi silk menjadi poly(d-l-lactid acid) oleh crosslinker carbodiimide : promote adhesifitas dan proliferasi osteoblast Kopling silk dengan diazonium : mengubah hidrofobilitas dan hidrofilitas protein serta promote adhesifitas dan proliferasi hMSC Pengikatan secara kovalen laktosa dengan silk oleh klorida sianurat : meningkatkan kepatuhan hepatosit ke permukaan, tetapi tak mendorong penyebaran sel Penggabungan peptide RGD melalui kopling carbodiimide : peningkatann kepatuhan dan diferensiasi sel Biomaterial laktosa-silk : fibroblast lebih melekat dibandingkan pada myofobroblast (cocok untuk aplikasi wound healing) 4. Silk Blend silk-keratin pada model cacat muscola-facial didning abdomen marmot : memepertahankan deposisi ECM baru, vaskularisasi seragam, dan infiltrasi sel Sacffold hialuron-silk fibroin : peningkata pertumbuhan seluler Target Tissue Engineering Applications 1. Bone produknya berupa scaffold 3D berpori aqueous processes atau HFIP (salt leaching, gas foaming, and freeze drying) aqueous processes : produknya lebih mudah terdegradasi Scaffold terdegradasi cepat : mendukung tingkat konsumsi glukosa yang lebih tinggi ; serta sintesis laktat oleh sel-sel yang terdiferensiasi pada cacat di femoral, silk scaffold : dapat diimpregnasi oleh BMP-2 2. Cartilage Stem cell dikultur pada silk scaffold (di dalamnya sudah ada hMSC yang dikontrol) : 3 pekan terbentuk morfologi bola ; distribusi kolagen tipe II menyerupai aslinya ; terkadang ditambahkan dekasmetason dan TGF Stem cell dikuktur pada silk scaffold water based pertumbuhan lebih lambat daripada poin sebelumnya (di dalamnya sudah ada hCHs) : 3. Tendon/Ligamen Umum pada pengobatan olahraga Dibuat model tali-kawat (menyamai arsitektur ACL) : jahitan silk yang dimodifikasi RGD dikultur denga tenosit manusia adhesi sel dalam 3 hari dan 6 pekan jika tak ada modifikasi 4. Skin/Wound Healing Silk scaffold secara perlahan melepas EGF dan mempercepat 90% dibandingkan tanpa perawatan wound healing ini. Judawisastra, Hermawan. Wibowo, Untung Arie. 2015. Sutera Laba-laba dan Ulat Sutera sebagai Material Scaffold untuk Aplikasi Rekayasa Jaringan Kulit. Prosiding Seminar Nasional Material dan Metalurgi (SENAMM VIII). fibroblast dapat menempel setelah 24 jam, hidup, dan berdiferensiasi ◦ (gambar kiri) 5 hari : sel-sel fibroblast sudah kondisi konfluen (gambar kanan) 5. Cornea sekarang : transplantasi kornea : 4-5 tahun, mulai terjadi penolakan secara imun Silk film berpori (2 μm) :meniru dimensi lamella kolagen kornea ; pori-pori tersebut berguna untuk difusi nutrisi translamelar 6. Peripheral Nerves Sekarang : autograft : ketersediaan kurang ; allograft : penolakan oleh imun Penilitian pada embrio ayam silk fibroin duct : membantu pertumbuhan orientasi akson, meningkatkan panjang dan laju pertumbuhan akson yang parallel dan selaras.