Uploaded by Vina Oktarianti

[PDF] II.1. Alat dan Bahan Gambar 2.1. Peralatan percobaan fluidisasi

advertisement
II.1. Alat dan Bahan
Percobaan ini menggunakan unit Fluid Bed Heat Transfer Unit H692 yang
tampak pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.1. Peralatan percobaan fluidisasi
II.1.1. Alat
1. B ed Chamber
Pada percobaan fluidisasi ini, partikel unggun (bed ) diletakkan di dalam tabung
vertikal yang terbuat dari kaca dengan ukuran diameter 105 mm dan tinggi 220 mm.
Tabung vertikal dilengkapi dengan semacam mistar yang terletak pada bagian dindingnya
yang berfungsi untuk mengukur ketinggian bed pada saat terjadi fluidisasi.
Pada bagian bawah tabung tersebut, terdapat ruang distribusi (distribution
chamber) dan penyuplai udara (air distributor) yang berfungsi untuk menahan partikel
unggun pada saat tidak terjadi fluidisasi. Bagian ini sudah dirancang supaya udara yang
mengalir melewati bed akan sama di setiap tempat tanpa menyebabkan penurunan tekanan
berlebihan. Sedangkan bagian atas tabung terdiri atas penyaring udara, sehingga bed tidak
akan terbawa keluar oleh udara ketika terjadi fluidisasi.
2. H eater (Surface area = 16 cm2, Diameter x Length = 12.7 x 37 mm)
Heater berupa permukaan panasnya bersinggungan langsung dengan unggun (bed)
di dalam chamber atau tidak berkontakan langsung. Heater memiliki fungsi memberikan
panas ke unggun (bed) baik secara konduksi, konveksi, maupun radiasi sehingga terjadi
aliran perpindahan panas pada unggun yang terfluidisasi. Ukurannya 12.7 mm diameter x
37 mm panjang dengan surface area 16 cm. Suhunya diatur dengan temperature control.
3. F low meter
Flowmeter merupakan instrumen untuk mengukur dan mengatur laju alir udara
yang masuk dengan memutar tombol yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan
logam yang ada di dalamnya ke skala yang diinginkan.
4. Amperemeter
Amperemeter merupakan alat ukur berupa jarum penunjuk dengan skala-skala
tertentu yang digunakan untuk mengukur arus listrik (I). Nilai I tersebut dapat digunakan
untuk menghitung daya yang dihasilkan (P).
5. Voltmeter
Voltmeter merupakan alat berupa jarum penunjuk dengan skala-skala tertentu
digunakan untuk mengukur tegangan listrik (V). Nilai V tersebut dapat digunakan untuk
menghitung daya yang dihasilkan (P).
6. Pengukur Temperatur
Pada permukaan heater terdapat dua buah termokopel yang berfungsi untuk
mengukur temperatur yang terbaca adalah temperatur heater (T1), temperatur di sekitar
probe temperatur (T2), dan temperatur udara yang keluar dari kompresor dan masuk ke
dalam unggun (T3).
7. Orifice Differential Pressure
1. Mengatur laju alir udara dengan mengatur keran atau knop aliran udara sebesar Q =
1.7 L/s.
2. Mencatat ketinggian unggun awal (Ho).
3. Mengurangi laju alir udara secara bertahap sehingga diperoleh variasi laju udara dari
1.7 L/s ; 1.6 L/s ; 1.4 L/s ; 1.2 L/s ; 1 L/s ; 0.8 L/s ; 0.6 L/s ; 0.4 L/s ; 0.2 L/s dan 0
L/s.
4. Mencatat ketinggian fluida dalam unggun
5. Mencatat nilai tekanan P pada bed dan P pada chamber setiap penurunan laju alir
udara.
II.2.2. Percobaan 2: Mengetahui pengaruh waktu terhadap suhu
1. Mengatur heater agar berada di dalam unggun suhu heater diset pada nilai 80 oC.
2. Dengan cara yang sama termokopel diset dalam kondisi tercelup.
3. Mengatur laju alir udara (Q = 0.8 L/s) dengan mengatur knop aliran udara.
4. Mencatat data –d ata berikut dengan cara mengubah–u bah knop temperature
indicator:
tempetatur termokopel dalam heater, temperatur chamber dan temperatur bed.
5. Mengulangi langkah 3 dan 4 dengan mengubah laju alir udara menjadi Q = 1.4 L/s
pada knop aliran udara
6. Mengulangi langkan 1-5 untuk kondisi termokopel tidak tercelup
7. Mengulangi langkah 1-6 dengan mengubah setingan suhu heater menjadi 120oC.
Download