Uploaded by BPJS Rs.Moedjito

dv PART I - Copy

advertisement
TINGKAT KEMAMPUAN YANG HARUS DICAPAI
Tingkat 1: mengenali dan menjelaskan
• Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan mengetahui cara yang
paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya
menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan.
Tingkat 2: mendiagnosis dan merujuk
• Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang
paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan.
Tingkat 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk
3A. Bukan gawat darurat
• Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang
bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan
pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
3B. Gawat darurat
• Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat
darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan
dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter
juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Tingkat 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
• Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara
mandiri dan tuntas.
•
•
•
Infeksi Virus
SKDI
–
21 Tinea korporis 4A
•
–
22 Tinea manus 4A
–
43 Akne vulgaris ringan 4A
Kelainan Kelenjar Sebasea dan Ekrin
–
Veruka vulgaris 4A
–
Kondiloma akuminatum 3A
–
23 Tinea unguium 4A
–
44 Akne vulgaris sedang-berat 3A
–
Moluskum kontagiosum 4A
–
24 Tinea kruris 4A
–
45 Hidradenitis supuratif 4A
–
Herpes zoster tanpa komplikasi 4A
–
25 Tinea pedis 4A
–
46 Dermatitis perioral 4A
–
Morbili tanpa komplikasi 4A
–
26 Pitiriasis vesikolor 4A
–
47 Miliaria 4A
–
Varisela tanpa komplikasi 4A
–
27 Kandidosis mukokutan ringan 4A
–
Herpes simpleks tanpa komplikasi 4A
•
Infeksi Bakteri
•
Gigitan Serangga dan Infestasi Parasit
–
28 Cutaneus larva migran 4A
Penyakit Vesikobulosa
–
48 Toxic epidermal necrolysis 3B
–
49 Sindrom Stevens-Johnson 3B
–
8 Impetigo 4A
–
29 Filariasis 4A
–
9 Impetigo ulseratif (ektima) 4A
–
30 Pedikulosis kapitis 4A
–
50 Urtikaria akut 4A
–
10 Folikulitis superfisialis 4A
–
31 Pedikulosis pubis 4A
–
51 Urtikaria kronis 3A
–
11 Furunkel, karbunkel 4A
–
32 Skabies 4A
–
52 Angioedema 3B
–
12 Eritrasma 4A
–
33 Reaksi gigitan serangga 4A
–
13 Erisipelas 4A
–
14 Skrofuloderma 4A
–
34 Dermatitis kontak iritan 4A
–
15 Lepra 4A
–
35 Dermatitis kontak alergika 3A
–
16 Reaksi lepra 3A
–
36 Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant)
–
17 Sifilis stadium 1 dan 2 4A
•
•
•
–
37 Dermatitis numularis 4A
–
18 Tinea kapitis 4A
–
38 Liken simpleks kronik/neurodermatitis 3A
–
19 Tinea barbe 4A
–
39 Napkin eczema 4A
–
20 Tinea fasialis 4A
•
Lesi Eritro-Squamosa
Penyakit Autoimun
–
Dermatitis Eksim
•
•
53 Lupus eritematosis kulit 2
Gangguan Keratinisasi
–
4A
Mikosis
Penyakit Kulit Alergi
54 Ichthyosis vulgaris 3A
Reaksi Obat
–
55 Exanthematous drug eruption, fixed drug
eruption 4A
•
Kelainan Pigmentasi
–
56 Vitiligo 3A
–
57 Melasma 3A
–
40 Psoriasis vulgaris 3A
–
58 Albino 2
–
41 Dermatitis seboroik 4A
–
59 Hiperpigmentasi pascainflamasi 3A
–
42 Pitiriasis rosea 4A
–
60 Hipopigmentasi pascainflamasi 3A
+ KELAMIN 
Neoplasma
61 Keratosis seboroik 2
62 Kista epitel 3A
Tumor Epitel Premaligna dan Maligna
63 Squamous cell carcinoma (Karsinoma sel
•
Infeksi KELAMIN inget TIGA SINDROMA
•
JONJOT/JENGGER
skuamosa) 2
– Kondiloma akuminatum 3A
64 Basal cell carcinoma (Karsinoma sel basal) 2
Tumor
65 Xanthoma 2
•
DUH/SEKRET
66 Hemangioma 2
– gonore dan nongonore 4A
67 Lentigo 2
68 Nevus pigmentosus 2
69 Melanoma maligna 1
– Trikomosiasis 4A
70 Alopesia areata 2
– Vaginosis bakterialis 4A
Rambut
71 Alopesia androgenik 2
– Candidosis Vagina 4A
72 Telogen eflluvium 2
73 Psoriasis vulgaris 2
•
Trauma
74 Vulnus laseratum, punctum 4A
75 Vulnus perforatum, penetratum 3B
76 Luka bakar derajat 1 dan 2 4A
77 Luka bakar derajat 3 dan 4 3B
78 Luka akibat bahan kimia 3B
79 Luka akibat sengatan listrik 3B
ULKUS
– Sifilis 3A
– Infeksi virus Herpes tipe 2 2
ANATOMY
Terbentuk dari sel keratinosit
Terdiri 5 lapis :
1.STRATUM KORNEUM
2.STRATUM LUSIDUM
3.STRATUM GRANULOSUM
4.STRATUM SPINOSUM
5.STRATUM BASALIS
Efloresensi Primer
•
•
•
•
Makula
Papula
Plak
Vesikel-bula
Pustula
Kista
Nodule
Urtikaria
EFLORESENSI
SEKUNDER
• Sekunder
–
–
–
–
–
–
–
–
–
Skuama
Krusta
Ekskoriasi
Erosi
Ulkus
Fisura
Skar
Fistula
Gangren
• Khusus
– Komedo (Black
head, white
head/Milia)
– Burrow
– Delle
(Umbilicated)
– Purpura
– Telengiektasis
– Hiperkeratosis
Telengiektasis : Pelebaran
Pembuluh darah vena
superfisial
•
Burrow/Kanalikuli : biasa
ditemukan pada kaus scabies
•
Hiperkeratosis : penebalan
lapisan luar kulit yang
mengandung protein
pelindung kuat yang disebut
keratin.
BENTUK, SUSUNAN DAN
DISTRIBUSI LESI
BENTUK LESI
Annular :
berbentuk melingkar
Serpiginosa : bentuk
penjalaran ke suatu arah
diikuti penyembuhan
pada daerah asal
Numular/bulat :
membulat seperti uang logam
Polisiklik :
Targetoid : seperti papan
target, minimal
mempunyai 3 zona berba
bentuk pinggiran yang
sambung-menyambung
Linear : seperti garis
Arkuata/sirsinar :
berbentuk setengah
lingkaran/bulan sabittas
SUSUNAN dan DISTRIBUSI LESI
Berkelompok /
herpetiformis :
Herpes zooster
Scattered/ tersebar :
penyebaran yang tidak
teratur : Rubeola,
Varicella
Dermatomal/zosterifor
mis, penyebaran
dermatomal
persyarafan kulit
Alur Diagnosis
ANAMNESA
PEMERIKSAAN FISIK
(Keluhan utama dan riwayat perjalanan
penyakit :waktu, bentuk awal lesi, rasa
gatal, terbakar, nyeri, lokasi, pemakaian
obat, sosio ekonomi, pekerjaan )
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MENEGAKKAN DIAGNOSIS
PENGOBATAN
EVALUASI PENGOBATAN
VEHIKULUM
Vehikulum
Sifat
Bedak
Penetrasi sedikit,
diberikan untuk
dermatosis kering dan
superfisial
mempertahankan
vesikel/bula agar tidak
pecah, mengurangi
gesekan
KI: lesi basah cz iritasi
Cairan (solusio, tingtura, Keadaan basah -> kering Merangsang epitelisasi,
kompres)
Membersihkan kulit dari untuk absorbsi eksudat
debris
Perlunakan dan pecahx
vesikel, bula, pustula
Salep
Penetrasi paling kuat
pada dermatosis yang
kering dan kronik,
berkrusta
TIDAK BOLEH PADA :
dermatitis dgn eksudat
serta daerah berambut,
dan daerah lipatan
Bedak kocok
Penetrasi sedikit,
mengurangi gatal,
dermatosis yang kering,
superfisial, agak luas
TIDAK BOLEH PADA :
dermatitis dgn eksudat serta
daerah berambut
Krim ( emulsi oil+air)
Indikasi kosmetik,
Penetrasi > bedak kocok
BOLEH pada daerah
berambut, tapi kalo dgn
eksudat tidak boleh
Pasta ( bedak + vaseline)
Dermatosis agak basah (biar
kering)
TIDAK BOLEH PADA :
dermatitis dgn eksudat serta
daerah berambut
Linimen ( Cairan+bedak+salep)
Dermatosis subakut
TIDAK BOLEH PADA :
dermatitis dgn eksudat
Prinsip !!!
basah (akut) ----- keringkan -> kompres, losio
Kering (Kronis)----basahkan -> salep
subakut : Gel, losio, pasta
POTENSI STEROID
Overall Terapi kulit ( mirip-mirip rek)
FUNGI
TINEA : AZOLE, GRISEOFLUFIN, TERBINAVIN
PARASIT
CANDIDA : NISTATIN, KLOTRIMAZOLE,
AZOLE SD
SCABIES, PEDIKULOSIS :
PERMETRIN, GAMEKSAN
PV : SELSUN, GENTIAN VIOLET, AZOLE
CLM : ALBENDAZOLE
BAKTERI
VIRUS
•KOMPRES NACL
•MUPIROSIN/BASITRASIN/Na FUSIDAT CR
•OXACILIN, AMOXICILIN TAB, SEFALOSPORIN,
ERITROMISIN TAB
INFEKSI
ALL CAUSED VESSICLES : ASIKLOVIR
VERUKA : BEDAH KAUSTIK, ASA 20-40%
KONDILOMA : TCA 50%, PODOFILIN 25%
MOLUSCUM : EKSTRAKSI
KULIT
Urtikaria
ANTI H ,
Bila ada edema -> + steroid
ALERGI
Segala
dermatitis
DERMATITIS ATOPI, KONTAK,
NUMULARIS, VENETATUM,
KONTAK DLL
: STEROID, ANTI H
Tinea
PV
Candidiasis
Zuhrotus Sholichah, MD, M.Biomed
MIKOSIS
Parameter
Superfisialis
Intermediet
Tinea
PV
Candidasis
MO
Trycophyton Sp., Epidermophyton Sp., Microsporum Sp.
M. Furfur
C. Albicans
Lokasilesi
Badan : T corporis
Selangkangan,
perianal : T cruris
Kepala : T Capitis
Kaki : T pedis
Tangan : T manus
Kuku : T unguinum
Daerah tertutup dan
lembab
Tidak menular
-Kulit (kutis)
-Lipatan kulit
(intertriginosa)
-Perianal (Diaper’s
Rash)
- Membran :Stomatitis
All imbrikata
Etiologi
Corporis : M
canis/T rubrum
Cruris : T. Rubrum
M. canis
All T rubrum
Malassezia furfur
Candida Albicans
Bentuk
-Gatal
-Batas tegas
-Polisiklik
-Pinggir aktif
-Central healing
-Gray patch
(ektothrix)
-Black dot
(endothrix)
-Kerion (Bengkak,
pus + dari folikel,
seperti sarang
lebah)
-Interdigitalis
Terutama sela jari IV-V
-Skuama, fisur,
maserasi
-Gatal menahun
-Kronik
-Papuloskuamosa
-Hiperkeratotik
-Lesi multipel
hipopigmentasi/Hiper
pigmentasi
-Skuama
- Gatal !!
Sirkular,
regular/irregular, ada
lesi satelit !!
-Maserasi (+)
Kalo kuku ada
sisajaringan, hipertrofi,
diskromia dan onikolisis
PDX
KOH : Hifa panjang bersepta, arthospora
Wood : Kuning kehijauan (Capitis)
GOLD STD : Saboraud Dextrose agar kulture
Meatball and spageti
Wood : kuning
keemasan
Pseudo
hofa/blastospora
Wood : (-)
PTX
Iokal : azole topikal
Lesi tersebar : Griseofulvin dan azol oral
Topikal : Azol top dan
Selsun Shampoo ->
lesi
Sistemik : azole
Gentian violet,
amfoterisin, Nistatin
dan Azole
Khas
Kalo keringetan makin
gatel
Finger nail sign (+) ,
bedain dgn MH (tidak
gatal)
Lesi BASAH
Candidiasis
Khas lesi satelit
Tinea
Khas Central healing,
Tepi meninggi
Ptyriasis Versicolor
Khas lesi
hipo/hiperpigmentasi
disertasi squama halus
Candidiadi Kutis
Candidiasis oral
Candidaisis VV
Infeksi Oportunistik ( imunokompromise)
Smp
Gatal saat
berkeringat
Mulut kotor, ada
Gatal pada vulva,
plak putih pada lidah tanda radang akut
dan bukal
(+)
PX
Lesi satelit
Plak putih, bisa
diangkat, tidak
berdarah
Seperti gumpalangumpalan pecahan
susu basi.
TX
Azole krim
Larutan gentian
violet/nistatin drop
Azole pervaginam
Nistatin 100.000iu
Azole tablet -> untuk lesi luas / sistemik/ dgn topikal tidak
membaik
Itrakonazole 2x200 SD , flukonazole 150 SD, ketokonazole 2x200 5
hari
• TEBAK
WOOD lamps dan KOH
FLUORESENSI
DIAGNOSIS
Merah bata
Eritrasma
Kuning Kehijauan
Tinea Capitis
Putih
Vitiligo
Kuning Keemasan
PV
Kebiruan
Luka + kolonisasi Pseudomonas
KOH 10%
20%
30%
Rambut
Kulit
Kuku
Tinea Capitis
Hancurkan epitel dan debris -> Mikroskop 100&400x
PV
PIODERMA
Folikulitis
Furunkle
Furunkulosis
Karbunkel
Impetigo
Ektima
Zuhrotus Sholichah, MD, M.Biomed
PIODERMA
Diagnose
epidimiologi
etiologi
Characteristic
Folikulitis
Dewasa> area
rambut
staph
-Tidak nyeri
-Di tengah
PUSTULE ada
rambut
Furunkel
Dewasa
Staph
Bintik supuratif
1 dintengah
nodul
-nyeri
Karbunkel
Dewasa
stap
Terdapat >1
bintik sup pada
nodul
-nyeri
Impetigo bulosa Neonatus,
anak
Predileksi
wajah
sekitar
hidung
Staph
Bulla hipopion
nikolsky sign –
Krusta coklat
Lepas erosi
Impetigo
krustosa
Staph/strept
Honey colored
crust, krusta
kuning, lepas->
erosi
streph
-Ulkus dangkal
sampe jaringan
dermis atas
-ada/tidak gejala
konstitusi
Anak2
Predileksi
sporadik
Impetigo
Anakulceratif/contag dewasa
iosa/ektima
PROFUNDA
epidimiologi
etiologi
Characteristic
selulitis
Dewasa >DM Streph
>Ekstremitas
bawah,
wajah
Merah tapi batas
tidak jelas
dibandingkan
kulit normal, ada
tanda inflam akut
Bisa disertai
punctat
erisipelas
Dewasa ,
streph
kasus trauma
- > ekst,
wajah
Merah banget,
batas jelas, biasa
ada tanda radang
akut
TERAPI
Superfisialis
PDX : Gram
-Kompres NS/PZ
- salep/krim as fusidat 2% / mupirocin 2% 2-3x ~10 D
- Ab oral -> oksasilin, kloksasilin 3x250-500 mg 5-7 D, Amoks 3x500
atau 25 mg/kg/D, klindamisin 4x150-300 mg, eritromisin 4x250 mg,
sefalosporin 2x500/2x1 gr
- Insisi karbunkle untuk membersihkan eksudat dan jaringan nekrotik
Profunda
PDX DL leukositosis ,
PTX:
Istirahat, elevasi tungkai
- Analgetik antipiretik
- AB penisilin 0.6-1.5 mu 5-10 D
- Sefalosporin 4x400 mg 5 D
Infeksi bakteri KHUSUS
Dx
Phlegmon
Selulitis with
supuratif ->
inflam jar
adiposa ->
streph
-merah batas
jelas, ada luka
plus supuratif
Penicilin po / iv
5D
Eritrasma
Dewasa, area
flexural
C.
minutissimum
Makula/patch,
skuama halus,
batas jelas
Eritromisin
4x250-500 mg
Pemeriksaan
dengan
Woodlamp
Download