Diagnosis dan penatalaksanaan KRISIS TIROID Mellissa Tantia ANATOMI DAN FISIOLOGI TIROID satu-satunya organ endokrin yg membuat hormon tiroid dan digunakan di jaringan perifer. kelenjar endokrin murni terbesar Orang dewasa : berat 20-25 gr Lokasi : dibawah larynx Tdd 2 lobus kiri dan kanan, spt buah pir Ke2 lobus meluas ke cartilago tiroidea hingga ke cincin trakea ke-6 Di bag anterior kedua lobus dihubungkan oleh isthmus setinggi cincin trakea ke-2 s/d ke-4 Kapsul fibrosa menggantungkan kel tiroid pada fasia pratrakea (menelan). FISIOLOGI THYROID Folikel: Unit Fungsional dari Kelenjar Tiroid Follicles Are the Sites Where Key Thyroid Elements Function: • Thyroglobulin (Tg) • Tyrosine • Iodine • Thyroxine (T4) • Triiodotyrosine (T3) Kelenjar tiroid mampu mengkonsentrasikan yodida dari sirkulasi menjadi hormon tiroid melalui tahapan2 : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Trapping Oksidasi Coupling Penimbunan Deyodinasi Proteolisis Pengeluaran hormone SIKLUS IODIUM SIKLUS IODIUM • Iodium yg masuk dalam tubuh diserap oleh lambung dan usus halus bag atas, 1/2nya ditangkap kel tiroid utk sisntesis hormon tiroid, mengalami oksidasi, membentuk iodotirosin dlm tiroglobulin (Tg), bergabung menjadi T4. • Pd proses coupling, dgn diperantarai enzim TPO, dua molekul DIT didlm Tg bergabung menjadi T4 dan satu MIT dengan DIT membentuk T3→ disimpan. • Bila diperlukan, dgn stimulasi TSH terjadi proteolisis Tg utk melepaskan hormon tiroid kedlm sirkulasi bebas. Sedangkan Tg –MIT dan Tg-DIT mengalami deiodinasi kembali dan iodidanya masuk kembali ke simpanan iodium intratiroid sebagai cadangan tiroid. Reference : Chapter 48, Synthesis of thyroid hormones, in : Walter F., PhD. Boron (3003) Medical Physiology : A cellular and Molecular Approach, Elsevier?Saunders, pp. 1,300 SIKLUS IODIUM Plasma iodide Trapping of iodide Oxidation of iodide (I-) to iodine (I0), thyroid peroxidase Iodination of tyrosine in thyroid gland to form MIT and DIT Coupling to form T4, T3 Storage in thyroid gland Release of T4, T3 in blood Peripheral conversion of T4 to T3 Deiodination Efek Metabolik hormon tiroid : 1. 2. 3. 4. 5. Kalorigenik menghasilkan kalori Termoregulasi mengatur panas tubuh Metabolisme protein, karbohidrat dan lipid Konversi provitamin A menjadi vitamin A didalam hati Pertumbuhan syaraf otak dan syaraf perifer Metabolisme Hormon Tiroid : Dalam serum T3 dan T4 diikat oleh protein pengikat (binding protein) yaitu : • • • TBG (Thyroid Binding Globulin) TBPA (Thyroid Binding Pre Albumin) Albumin Hanya 0,35% T4 dan 0,25% T3 berada dalam keadaan bebas dan tidak terikat. Sebagian T4 dikonversi menjadi T3 melalui proses monodeyodinasi didalam jaringan hati, ginjal, jantung dan hipofisis. Pengaturan Faal Kelenjar Tiroid melalui mekanisme umpan balik sekresi hormon (feedback mechanism) : 1. TRH (Thyrotrophin Releasing Hormone ) - Tripeptida yang disintesis di hypothalamus - Merangsang produksi TSH - Juga merangsang sekresi Prolactin, FSH dan LH 2. TSH (Thyroid Stimulating Hormone) Masuk sirkulasi darah , berikatan dengan reseptornya dipermukaan sel tiroid sehingga terjadi rangsangan sekresi hormon tiroid. 3. Pengaturan ditingkat kelenjar tiroid Produksi hormon tiroid diatur pula oleh kadar yodium intra tiroid. KRISIS TIROID Disebut juga badai tiroid Kondisi akut yang mengancam jiwa Merupakan eksaserbasi dari hipertiroid Terjadi pada 1-2% pasien yang dirawat Terjadi pd pasien dgn riwayat grave’s yang putus obat antitiroid atau pada pasien dengan diagnosis hipertiroid yang terlambat. PATOGENESIS Kondisi putus obat antitiroid terutama pada terapi radioiodine atau radioiodine itu sendiri dapat mencetuskan badai tiroid masih kontroversi. penyakit akut yang dapat menyebabkan penurunan pada protein binding T4 dan T3 serum, akibat penurunan produksi binding protein (terutama transtiretin) atau menghambat T3 dan T4 berikatan dgn protein yang menghasilkan peningkatan dalam persentase ataupun kadar serum T3 dan F T4 absolut. Peningkatan transient pada serum F T4 dan T3 krisis tiroid. Banyak gejala dan tanda pada tirotoksikosis berat sama dengan pengaruh katekolamin terjadi aktivasi sistem saraf simpatis pada krisis tiroid. respon sel perifer terhadap hormon tiroid dimana biasanya berhubungan dengan hipoksemia, ketoasidosis, laktat asidosis atau infeksi. Lainnya, uncoupling sebagian pada proses fosforilasi oksidatif menjadi generasi ATP dapat menyebabkan pelepasan substrat yg dipakai , konsumsi oksigen, dan termogenesis sehingga terjadi hipertermia. Pelepasan panas dengan peningkatan keringat dan vasodilatasi kulit yang biasa terjadi pada tirotoksikosis berat. Gambaran Klinis mempunyai gejala dan tanda titoksikosis yang nyata termasuk goiter, adanya penyakit graves, oftalmopati, meskipun dapat juga terjadi pada pasien tertutupi atau apatetik tirotoksikosis. riwayat putus obat beberapa bulan atau tidak berobat, tetapi dapat juga terjadi pada pasien yang onset titoksikosisnya masih baru. Khasnya, kasus yang onsetnya baru akan lebih cepat progresif manifestasi gejalanya. Ada 2 tipe kejadian yang dapat mencetuskan krisis tiroid. - Pertama, penyakit eksaserbasi akut yang menimbulkan efek tirotoksikosis secara sistemik atau satu/lebih sistem organ. - Ke dua, tetapi jarang, kejadian akut yang tiba-tiba meningkatkan sekresi tiroid. Kejadian yang ke dua, contohnya kejadian krisis tiroid setelah tiroidektomi, yang dikatahui umumnya sebelum operasi diberikan obat anti tiroid peningkatan tiroksin (T4) dan pelepasan triidotirosin(T3) disebabkan oleh manipulasi terhadap kelenjar tiroid, bergabung dengan efek sistemik dari stres saat operasi. Kasus yang cukup jarang terjadi krisis tiroid setelah terapi radioione. operasi dapat mencetuskan badai tiroid pencetusnya adalah infeksi dan pada pasien dengan titoksikosis yang disertai dengan infeksi akan sulit membedakan demam dan takikardinya merupakan impending krisis atau refleksi dari infeksinya. dari disfungsi CNS ensefaloati metabolik dengan ansietas, emosi yang labil, tidak tenang, agitasi, psikosis sampai koma, status epileptikus, stroke Adanya sinus takikardi dan AF sebagai gejala dan tanda dari timbulnya CHF. Manifestasi GIT akut abdomen, hepatomegali, dan berbagai macam gangguan fungsi hati. Gejala Laboratorium Kadar serum total T3 dan T4 dan nilai tiroid radioiodine uptake tinggi pada pasien dgn badai tiroid. kadar serum T3 dapat normal pd pasien yg sakit lebih dari bbrp hari, dimana terjadi penurunan konversi ekstratiroid T4 mjd T3 yang dapat terjadi pada pasien sakit bukan tiroid Pada pasein yg sebelumnya tidak di diagnosis tirotoksikosis, konfirmasi cepat dgn pengukuran ambilan tiroid radioiodin 2 jam stlh pemberian radioiodine atau ambilan tiroid pertechtate 20-30 menit setelah pemberian pertechnetate. Dapat juga dgn hasil T4 dan TSH beberapa jam. Pasien dgn krisis tiroid juga terjadi hiperglikemia ringan sd sedang, mungkin disebabkan glikogenolisis dan hambatan pelepasan insulin yg dimediasi katekolamin. Meskipun tidak ada tanda-tanda infeksi, dimana nilai hematologi cenderung normal, nilai elektrolit juga normal, tetapi hiperkalsemia sebagai hasil hemokonsenterasi dan stimulasi resorbsi di tulang oleh hormon tiroid. Serum LDH dan alanin tranferase serta kadar bilirubin dapat meningkat sebagai hasil peningkatan aktivitas osteoblast dan disfungsi hepar. Meskipun tidak ada insufisiensi renal, adrenal sebaliknya akan menurun pada pasin badai tiroid akibat ketidak mampuan dari kelenjar adrenal untuk meningkatkan sekresi kortisol yg cukup untuk mejaga kebutuhan kortisol yg lebih pada peningkatan bersihan kortisol akibat titoksikosis Terapi Ada 1. 2. 3. 4. 4 komponen terapi pada pasien dgn krisis tiroid ; Obat anttiroid harus diberikan untuk menurunkan produksi tiroid dan sekresi T4 dan T3 Gangguan sistemik seperti demam dan hipovolemia segera diatasi dgn terapi yg tepat Efek jaringan terhadap tingginya kadar T4 dan T3 segera diatasi dngan pemberian obat adrenergik antagonis Faktor pencetus atau injury segera diterapi secara tepat Therapy Directed Against Systemic Disturbances Demam segera diterapi dengan antipiretik, asetaminofen lebih baik dibandingkan salisilat. Selanjutnya dapat menghambat secara kompetitif ikatan protein T4 dan T3 dan akan meningkatkan serum Ft4 dan T3, secara teori akan memperburuk tirotoksikosis. Kehilangan cairan akibat demam dan daforesis, muntah serta diare jika ada harus segera di cairan isotonis salin yg mengandung 5% atau 10% dan tambahan vitamin. Untuk menjegah terjadinya kolap pembuluh darah dan menyediakan sumber makanan. Antagonis aktivitas hormon tiroid Blokade hormon tiroid PTU dosis 300 mg tiap 4-6 jam PO Alternatif metimazole 20-30 mg tiap 4 jam PO Pada keadaan sangat berat dapat diberikan melalui NGT PTU 600-1000 mg atau metimazole 60-100 mg PTU lebih disukai karena tidak hanya menghambat konversi T4 menjadi T3 tetapi juga menghambat konversi T4 mjd T3 di luat tiroid, karenya menurunkan serum T3 dan juga gejala klinis lebih cepat dibandingkan MMI. TERAPI Antagonis aktivitas hormon tiroid Blokade ekskresi hormon tiroid Solusio lugol 8 tetes tiap 6 jam Penyekat beta propanolol 60-80 mg tiap 6 jam PO atau 1-5 mg tiap 6 jam iv dengan targer HR < 90x/m Glukokortikoid hidrokortison 100-5– mg iv tiap 12 jam. Deksametason 2 mg tiap 6 jam Bila refrakter plasmaparesis, dialisis intraperitoneal Terapi langsung pada faktor pencetus Semua pasien dengan krisis tiroid harus dievaluasi dgn teliti adakah penyakit lain yang dapat mencetuskan eksaserbasi pasien tirotoksikosis dan terapi harus segera dimulai. Pada beberapa pasien, contohnya pada kondisi infeksi atau trauma, masalahnya membingungkan dan dapat tertutupi sehingga diperlukan evaluasi lebih lanjut. Terutama sangat penting pada pasien yang menderita psikotik dan karenanya diperlukan informasi riwayat perjalanan penyakit sebelumnya. Kebanyakan pasien menunjukkan perbaikan setelah diterapi dalam waktu 12-24 jam. Rata-rata nadinya lemah, demam dan perbaikan mental. Dengan perbaikan, antipiretik dan terapi glukokortikoid dapat diturunkan dan distop, dan hidrasi oral serta pemberian nutisi segera dimulai. Selanjutnya, perhatian tirotoksikosisnya. Jika pasien dengan penyakit graves biasanya segera diberikan obat antitiroid dengan harapan terjadi remisi . ditujukkan pada terapi Tetapi terapi radioiodin umumnya atau tiroidektomi dilakukan untuk pasien yang menderita badai tiroid, karena terlihat pada semua pasien yang diterapi dengan iodine anorganik, iodine obat kontras atau keduanya, radioiodine terapi tidak dapat diberikan untuk beberapa minggu atau bulan. Pemberian radioiodine terapi akan terlambat, tiroidektomi mungkin lebih dipertimbangkan, tetapi baru dapat dilakukan jika kondisi pasien sudah eutiroid untuk beberapa minggu. Ada beberapa riview yang menarik pada pendekatan bedah pasien dgn badai tiroid, meskipun tiroidektomi pada beberapa pasien tirotoksikosis berat dipertimbangkan beresiko sementara tirotoksikosisnya tidak terkontrol. Scholz dkk, setelah mereview pengalam merekan pada 10 pasien yang diterapi dgn tiroidektomi ternyata mortalitasnya hanya 10%. Mereka menyimpulkan bahwa tiroidektomi dapat dipertimbangkan terutama pada kondisi dimana terapi sesuai guidelines tidak menunjukkan perbaikan dalam waktu 12 -24 jam.