Uploaded by ahmad39ammar

Keefektifan Place Labeling dan Trialectics of Spatiality Taman Lembah Gurame dari Perspektif Penduduk Sekitar

advertisement
Keefektifan Place Labeling dan Trialectics of
Spatiality Taman Lembah Gurame dari Perspektif
Penduduk Sekitar
Ahmad Amanatunnawfal Ammar
Departemen Geografi, Fakultas MIPA, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
E-mail: ahmad.amanatunnawfal@ui.ac.id
Abstract. A place is frequently given a label to reflect its developer, function, or history. The place
labeling concept is related to trialectics of spatiality epistemology. Trialectics of Spatiality
elucidates how a person interacts with space, it shows the formative process of place image using
three epistemologies, namely firstspace, secondspace, and thirdspace. The place label is referring
to the image based on secondspace epistemology or a person’s mental conceptualization of space.
Respondents’ answers indicate that the image formed based on trialectics of spatiality is continuous
and spiraling, it’s imposibble to put a label on a place. This will generate resistance on spatiality
for some. This will also give adverse impacts toward activities and spatial practices. Taman Lembah
Gurame cannot be labeled with urban open space.
Keywords: Spatiality, place image, place labeling
Abstrak. Seringkali sebuah tempat diberi label tertentu untuk mencerminkan pengembang, fungsi,
atau historinya. Konsep pelabelan sebuah tempat tidak lepas dari epistemologi trialectics of
spatiality. Trialectics of spatiality membahas bagaimana seseorang berinteraksi dengan ruang
sehingga memperlihatkan dinamika proses formatif place image dengan tiga epistemologi, yaitu
firstspace, secondspace, dan thirdspace. Label tempat merujuk pada image yang dilandasi
secondspace atau konseptualisasi mental keruangan seseorang. Jawaban responden menunjukkan
bahwa image yang dilandasi trialectics of spatiality bersifat kontinu dan spiral, tidak mungkin
digunakan sebuah label untuk sebuah tempat. Hal ini dapat menyebabkan terhambatnya spatiality
bagi beberapa lapisan masyarakat. Hal ini juga berdampak buruk terhadap aktivitas dan praktik
spasial penduduk. Taman Lembah Gurame tidak dapat dilabelkan dengan Ruang Terbuka Hijau
Kata kunci: Spatiality, place image, place labeling
1
1. Pendahuluan
Image dari sebuah tempat adalah gambaran yang dibentuk dari simpulan kepercayaan, ide, dan
kesan mengenai sebuah tempat (Kotler et al., 1993; Li dan Zhou, 2018). Dalam perencanaan kota,
seringkali sebuah wilayah bersejarah diberikan label untuk menandai nilai historisnya (Li dan Zhou,
2018).
Modern
Mengembangkan label sebuah tempat
berdasarkan nilai-nilai pengembang
tertentu (Li dan Zhou, 2018)
Tempat perkotaan harus diperbarui
dengan pengetahuan rasional, definitif,
dan universal (Li dan Zhou, 2018)
Postmodern
Hubungan mikropolitik dalam kehidupan
individu dan perbedaan dianggap berharga
(Harvey, 2010)
Memperhatikan ketidakseimbangan yang
muncul, fragmentasi, dan pemusatan
kehidupan sehari-hari dalam produksi ruang
perkotaan (Lesh, 2017)
Menghargai multiple images dan fluidity of
images dengan sebab:
• Tidak mungkin mencerminkan
sebuah tempat dengan image
tertentu, kolektif (Schmickle, B.
2012)
• Konsep Urry dalam gazing
kontinu dibangun (Urry, 2011)
• Pandangan postmodern
menghargai proses kreativitas
pemikiran manusia (Li dan
Zhou, 2018)
Zoning sebagai strategi tata ruang, dengan
sebab:
• Meningkatkan tingkat
apresiasi (Wylie, 2007)
• Penting untuk perkembangan
masyarakat lokal (Camprubi,
R, 2011)
• Pengelolaan pariwisata (Day,
2002)
• Label wilayah bersejarah
mungkin tidak berubah
dalam skala sama (Li dan
Zhou, 2018)
Tabel 1. Labeling dari Pandangan Modern dan Postmodern
Menurut Lefebvre, tiga momen ruang harus dibedakan, conceived space, perceived space, dan
lived space (Lefebvre, 1974; Koosari dan Amoori, 2018). Sedangkan Soja, menambahkan sedikit aspek
pada thirdspace lebih spesifik, yakni trialektika dari ontologi atau sering disebut juga trialectics of
being, yaitu spatiality-historicality-sociality, yang kemudian membentuk epistemologi trialectics of
spatiality (Soja, 1996). Dalam trialectics of spatiality ini terdapat tiga jenis, yaitu Firstspace yang
merupakan praktik spasial/perceived space, spatiality yang dipahami melalui konfigurasi terukur (Soja,
1996). Secondspace adalah proyeksi ruang ke dalam dunia empiris dari geografi imajinasi/conceived
space, realitas yang idealis, berupa interpretasi subjektif (Soja, 1996). Thirdspace adalah lived space,
yang merupakan hasil dari kehidupan seseorang dalam ruang, merupakan ruang representasi (Lefebvre,
1974; Koosari dan Amoori, 2018). Thirdspace merupakan ruang yang memiliki kehidupan sosial
berbeda, seluruh hal berada dalam thirdspace: subjektivitas dan objektivitas, abstrak dan konkret, dll
(Soja, 1996).
2. Metode
Metode sampling yang digunakan adalah metode convenience sampling, di mana sampel diambil
berdasarkan penghematan waktu dan kemudahannya (Taherdoost, 2016). Dipilih responden yang
berada di rentang umur tersebut karena aktivitas aktif seperti olahraga yang berada di Taman Lembah
Gurame menurut Kahn dan Norman (2012) didominasi oleh 5 – 24 tahun. Namun, anak-anak memiliki
interaksi dan pengalaman yang rendah dengan lingkungannya, sehingga sense of place-nya rendah
(visualisasi tempat/image), lamanya tinggal juga dipilih setidaknya satu tahun, karena, lamanya tinggal
mempengaruhi visualisasi tempat/image (Newell dan Canessa, 2015). Instrumen penelitian yang
digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket/kuesioner (Aedi, 2010).
Identitas responden diperoleh dengan menggunakan checklist, sedangkan untuk mendapatkan place
2
image dari responden terhadap TLG digunakan kuesioner terbuka/isian. Digunakan google form untuk
memperoleh data. Dari sisi spatiality-nya, akan dipertimbangkan menggunakan pandangan postmodern
bagaimana pelabelan tempat yang lebih baik, apakah hanya dengan sebuah label atau tidak, dijelaskan
dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif.
3. Hasil dan Diskusi
Responden
Firstspace
Secondspace
Thirdspace
1
Taman dengan banyak tanaman dan kolam Taman
untuk Kunjungan Pertama
(pengalaman)
melestarikan alam
Latihan drama, bersantai di depan
(ekspektasi)
Danau Taman Lembah Gurame
Taman
rekreasi (pengalaman)
(pengalaman)
2
Tempat yang bersih dan nyaman (ekspektasi)
Taman agak kotor
(pengalaman 1)
3
dengan
danau
Taman
bermain Kunjungan Pertama
(pengalaman 1)
buatan
Bermain dengan teman
Taman
yang (pengalaman 1)
menarik
(pengalaman 2)
Taman biasa yang memiliki banyak pohon dan Ruang
sosial
terdapat banyak permainan (ekspektasi)
(pengalaman 1 dan
2)
Taman yang memiliki banyak fasilitas (pengalaman
1)
SMA
Kunjungan Pertama
Hangout bersama teman karena
jajanannya bermacam (pengalaman
1 dan 2)
Taman memiliki lebih banyak fasilitas lebih
menarik (pengalaman 2)
4
Taman yang ramai dan tertata rapih (pengalaman)
5
Taman yang asri (Ekspektasi)
6
7
Tempat bersantai Kunjungan Pertama
(pengalaman)
Sering bermain dengan teman di sini
(pengalaman)
Taman
bermain Kunjungan Pertama
dan
olahraga
Taman yang indah dengan berbagai pembaruan, (pengalaman)
Bermain, olahraga, dll (pengalaman)
taman yang memiliki luas lebih besar dibandingkan
taman di Depok lainnya (pengalaman)
Taman dengan banyak pepohonan (Ekspektasi)
Tempat
budaya Kunjungan Pertama
(pengalaman 1)
Taman dengan berbagai ikon Kota Depok, sarana
Olahraga, bermain, senam, piknik,
olahraga, tempat memancing, dan taman hiburan Tempat budaya, dll (pengalaman 1 dan 2)
sosial,
dan
(pengalaman 1)
ekonomi
Bermunculan penjual dan pedagang (pengalaman 2) (pengalaman 2)
Taman yang memiliki infrastruktur penunjang yang Sebagai fasilitas Kunjungan Pertama
baik (ekspektasi)
umum
Ruang
Bermain, olahraga, belajar, quality
terbuka
hijau
time dengan keluarga, sahabat
Taman memiliki fasilitas yang kurang baik, banyak
(pengalaman 1)
(pengalaman 1 dan 2)
kerusakan, dan kotor, taman memiliki simbol
lembah gurame (pengalaman 1)
Fasilitas
umum
yang
kurang
Papan simbol rusak, tumbuhan liar (pengalaman 2) ikonik
(pengalaman 2)
3
8
9
10
Taman kota dengan fasilitas olahraga (ekspektasi)
Tempat
Kunjungan Pertama
Rekreasi/Olahraga
Taman dengan dua kolam yang saling berhadapan (pengalaman 1 dan Permainan futsal, skateboarding,
perkumpulan remaja, dan rekreasi
dengan bunga teratai dan ikan-ikan (pengalaman 1) 2)
keluarga (pengalaman 1 dan 2)
Musholla diperbaiki dan ada spot baru untuk
berkumpul di bawah pohon rindang (pengalaman 2)
Taman dengan tata letak yang rapih, dengan tempat Tempat
yang Kunjungan Pertama
duduk, lapangan futsal, kolam (pengalaman 1)
kurang memadai
Bersantai di gazebo bersama teman
untuk berkumpul
dan sering senam setiap minggu pagi
Kolam memiliki tulisan Lembah Gurame di tahun
karena
(pengalaman 1 dan 2)
2019 (pengalaman 2)
sebelumnya
merupakan tempat
pemancingan
(ekspektasi
dari
berita)
Ruang
sosial
(pengalaman 1 dan
2)
Taman pada umumnya (ekspektasi)
Tempat mengisi Kunjungan Pertama
waktu
luang,
Di tengah taman terdapat air mancur tidak berkumpul,
Olahraga, rapat, berkumpul, photo
beroperasi, tempat untuk pertunjukan (pengalaman) olahraga, hunting hunting, dan bermain (pengalaman)
foto, dan bermain
(pengalaman)
Tabel 2. Proses Formatif Image
Dari jawaban responden, diketahui bahwa ekspektasi lebih banyak dibentuk oleh epistemologi
firstspace. Diketahui bahwa apabila pertama kali image dibentuk oleh epistemologi firstspace, praktik
spasialnya akan dituntun oleh pengetahuan yang akan ia peroleh ke depannya (Li dan Zhou, 2018).
Kemudian, dari ekspektasi tersebut terbentuk secara beruntut image yang dilandasi epistemologi
firstspace, secondspace, dan thirdspace dari hasil kunjungan sebagai praktik hidupnya. Setelah itu dapat
berubah/tidak, bergantung pada perubahan dari lima aspek pembentuk image (brand, visual image,
reputasi, sense of place, dan identitas) (Clouse, C., dan Dixit, A., 2017) .
Tingkat kedetailan seseorang terhadap sebuah tempat dapat berbeda-beda, sehingga image
dengan epistemologi firstspace juga berbeda. Place image yang dibentuk oleh epistemologi
secondspace lebih subjektif, yang terbentuk adalah fungsi dari sebuah tempat atau deskripsi dari tempat
tersebut. Kemudian pertemuan dari ruang yang bersifat fisik dan mental ini terbentuk image yang
dibentuk oleh epistemologi thirdspace. Karena image yang dibentuk oleh epistemologi secondspace
selalu kontinu, TLG tidak dapat dilabelkan. TLG sebagai RTH dalam UU No. 27 Tahun 2006 tidak
dapat digunakan secara umum (Fitriandini, 2018).
4
Tempat dengan banyak pepohonan,
berbagai ikon Kota Depok, sarana olahraga,
tempat memancing, dan taman hiburan, dan
bermunculan penjual dan pedagang
(firstspace)
Tempat dengan banyak pepohonan,
berbagai ikon Kota Depok, sarana
olahraga, tempat memancing, dan taman
hiburan (firstspace)
Olahraga, bermain, senam, piknik,
membeli jajanan di sekitar TLG
(thirdspace)
Tempat
budaya, sosial,
dan ekonomi
(secondspace)
Olahraga, bermain, senam, piknik, dll (thirdspace)
Tempat budaya
Pengalaman 2
Pengalaman 2
(secondspace)
Kunjungan (thirdspace)
Taman dengan banyak pepohonan
(firstspace)
Ekspektasi
Dinamika Trialectics of Spatiality Responden ke-6
4. Kesimpulan
Spatiality manusia bersifat dinamis, tidak perlu melabelkan sebuah tempat secara spesifik. Image
dengan Trialectics of spatiality dalam individu akan selalu berubah dan berbeda satu sama lain.
Thirdspace dapat menjadi titik mula pembentukan spatiality manusia yang sempurna melalui
kunjungan pertama terhadap sebuah tempat.
5
Daftar Pustaka
Aedi, N. (2010). Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan
UPI.
Camprubi, R. (2011). Tourism image fragmentation: The case of Perpignan. Tour and Hospitality
Research, 12(1), 43 – 49
Clouse, C., dan Dixit, A. (2017). Defining Place Image. Advances in Hospitality, Tourism, and the
Services Industry, 1 – 20.
Day, J.; Skidmore, S.; Koller, T. (2002). Image selection in destination positioning: A new approach.
Journal of Vacation Marketing, 8(2), 177 – 186.
Fitriandini, S. (2014). Efektivitas Pemanfaatan Taman Kota Lembah Gurame di Kota Depok. Jurnal
Desain Konstruksi, 13(2), 1 – 11.
Harvey, D. (2010).Social Justice, Postmodernism and the City. International Journal of Urban and
Regional Research, 16(4), 588 – 601.
Kahn, L., dan Norman, W. (2012). Move it: Increasing Young People’s Participation in Sport. London:
The Young Foundation.
Kosari, M., dan Amoori, A. (2018). Thirdspace: The Trialectics of the Real, Virtual, and Blended
Spaces. Journal of Cyberspace Studies, 2(2), 163 – 185.
Lesh, J. P. (2017). From Modern to Postmodern Skyscraper Urbanism and the Rise of Historic
Preservation in Sydney, Melbourne, and Perth, 1969–1988. Journal of Urban History, 45(1), 1
– 24.
Li, Xin., dan Zhou, S. (2018). The Trialectics of Spatiality: The Labeling of a Historical Area in Beijing.
Sustainability, 10(1542).
Newell, R., dan Canessa, R. (2018). From Sense of Place to Visualization of Place: Examining PeoplePlace Relationships for Insight on Developing Geovisualizations. Heliyon, 4(2).
Schmickle, B., dan William, E. Preservation Politics: Keeping Historic Districts Vital. Lanham:
AltaMira Press: Lanham.
Soja, E. W. (1996). Thirdspace: Journeys to Los Angeles and Other Real-and-Imagined Places.
Massachusetts: Blackwell Publishers Inc.
Taherdoost, H. (2016). Sampling Methods in Research Methodology; How to Choose a Sampling
Technique for Research. International Journal of Academic Research in Management, 5(2), 18
– 27.
Urry, J. (2008). Gazing on History. Cities and Society, 195–214.
Wylie, J. (2007). Landscape. Routledge: Abingdon
6
7
Lampiran
No.
Pertanyaan
1. Dimana tempat lahir Anda dan tanggal berapa Anda
lahir?
2. Apa jenjang Pendidikan yang saat ini anda tempuh?
3. Menurut gambaran Anda Taman Lembah Gurame
merupakan tempat? (mis. bersejarah, budaya, sosial,
politik)
4. Apa alasan Anda mengatakan bahwa lembah gurami
merupakan tempat yang demikian ? (mis. bersejarah,
budaya, sosial, politik)
5. Sejak kapan Anda mengetahui keberadaan Taman
Lembah Gurame?
6. Sudah berapa lama Anda tinggal di sekitar lembah
Gurame?
7. Darimana Anda mengetahui Taman Lembah Gurame
untuk pertama kalinya?
8. Bagaimana gambaran ekspektasimu terhadap Taman
Lembah Gurame sebelum berkunjung langsung? (mis.
kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan politik)
9. Bagaimana perspektifmu terhadap Taman Lembah
Gurame setelah berkunjung langsung, bagaimana
perubahannya? (mis. kondisi sosial, budaya, ekonomi,
dan politik)
10. Apakah Taman Lembah Gurame memiliki identitas
khas tertentu dapatkah kamu menjelaskannya? (mis.
yang membedakannya dengan taman lainnya)
11. Apakah identitas tersebut mengalami perubahan
menurut Anda, dapatkah dijelaskan (sejak awal
mengenal Taman Lembah Gurame hingga sekarang)?
12. Pernahkah Anda membaca mengenai Taman Lembah
dari data sekunder, bagaimana pandangan Anda?
13. Apa saja aktivitas yang Anda lihat di Taman Lembah,
bagaimana kondisinya?
14. Pernahkah
Anda
mengalami
pengalaman
menarik/buruk di Taman Lembah?
15. Apa perubahan pandangan mengenai Taman Lembah
dalam dirimu setelah mengalami pengalaman menarik
itu? (mis. sejarah, budaya, sosial, ekonomi, dan politik)
16. Apakah perubahan pandangan mengenai Taman
Lembah dalam dirimu setelah Mengalami pengalaman
buruk itu? (mis. sejarah, budaya, sosial, ekonomi, dan
politik)
18. Dari semua perubahan yang ada, dapatkah kamu
meringkas terkait perubahan perspektif Taman Lembah
Gurame beserta sebabnya dalam skala waktu-waktu?
Atribut
Kelompok Umur
Kelompok Pendidikan
Image TLG umum
Mengurangi bias jawaban
pertanyaan ketiga
Waktu mengetahui
Kelompok lamanya tinggal
Epistemologi pertama kali
yang digunakan
Epistemologi firstspace
Pengalaman 1, Epistemologi
secondspace
Epistemologi firstspace
Pengalaman 2, Perubahan
epistemologi firstspace
Perubahan
epistemologi
secondspace
Epistemologi Thirdspace
Pengalaman 3
Pengalaman 3, epistemologi
secondspace
Perubahan
secondspace
epistemologi
Proses perubahan image
8
Download