KULIAH 7: SANITASI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN INDUSTRI Pengertian dan ruang lingkup Sanitasi Industri Usaha-usaha Sanitasi Industri Pengendalian limbah industri: urgensi dan upaya-upaya pengendaliannya Penutup Tidak berbeda dengan pengertian sanitasi umum Merupakan usaha-usaha kesehatan lingkungan yang diterapkan dalam lingkungan industri Kesehatan lingkungan merupakan upaya-upaya penatalaksanaan komponen lingkungan (manusia-media-penyakit) yang dapat merugikan gangguan kesehatan pada manusia dan kualitas hidupnya Sanitasi Industri dan Pengendalian Limbah Upaya Tehnis Minimalisasi Pollutants Upaya Kesehatan Lingkungan Sasaran Lingkungan Industri Proses Produksi Tujuan Pencegahan Penyakit, Efisiensi, Produktivitas Kepatuhan peraturan, standar dan tanggung jawab sosial Lingkungan (Environment) Manusia (Host) Penyakit (Agent) Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 Tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan di tempat kerja 1.Penyediaan Air Bersih 2. Pengelolaan Kebersihan Makanan 3. Penyediaan Fasilitas Sanitasi 4. Pencegahan dan Pembasimian vektor dan rodent 5. Pengelolaan Limbah Industri Jenis peruntukannya Air minum Air Bersih Proses produksi (standar khusus) Standar Kualitas Mencegah penyakit menular Mencegah penyakit tidak menular Menjaga kualitas lingkungan Penyebaran penyakit melalui media air Virus Hepatitis A Polymyolitis Diare pada anak dll Hepatitis A Bakteri Vibrio colera Escherichia coli enteropatogenik Salmonella typhi Salmonella paratyphi Shigella dysen Protozoa Entamoeba histolytica Giardia lamblia Diare / dysenterie Binatang (rodent, serangga, lalat, dsb) Thypus abdominalis Makanan dan Minuman Paratyphus Dysenterie teriae Balantidia coli Human secreta Polio (myelitis anterior acutaCholera Dysentrie amoeba Balantidiasis Giardiasis Parameter Fisika: Bau, TDS, Kekeruhan, Rasa, Suhu, Warna Parameter Kimia: Anorganik Hg,Al, As, Ba, dll Dan Organik Aldrin, Dieldrin, Benzena, dll Standar Air minum Permenkes 416/1990 Parameter Biologi: Koliform Tinja dan Total Koliform Parameter Radioaktiv: Aktivitas alpha dan Beta Penyimpanan Makanan Penyajian makanan Pengangkutan makanan Pengolahan dan tempat pengolahan Tenaga Pengelola Makanan Pasal 8 1) Dapur, kamar makan dan alat keperluan makan harus selalu bersih dan rapi. 2) Dapur dan kamar makan tidak boleh berhubungan langsung dengan tempat kerja. 3) Dapur dan kamar makanan harus mendapat penerangan yang baik dan peredaran udara yang cukup 4) Makanan yang disediakan untuk buruh harus menurut menu yang memenuhi syarat-syarat kesehatan 5) Air yang dipergunakan untuk makan dan minum harus memenuhi syarat-syarat kesehatan Lantai Ventilasi Penerangan Suhu udara Toilet (WC) Syarat kebersihan Jumlah Tempat Cuci Tempat Mandi Ruang Ganti dan Penyimpa nan Baju Kerja Pasal 6 5) kakus-kakus harus mendapat penerangan yang cukup dan pertukaran udara yang baik 9) Kakus yang bersih ialah yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Tidak boleh berbau b. Tidak boleh ada kotoran yang terlihat c. Tidak boleh ada lalat, nyamuk atau serangga lainnya d. Harus selalu tersedia air bersih dan cukup untuk dipergunakan e. Harus dapat dibersihkan dengan mudah f. Paling sedikit harus dibersihkan 2-3x sehari 1. 2. 3. 4. Kakus-kakus yang terbuat dari bahan yang kuat harus disediakan untuk kaum buruh. Kakus-kakus tersebut harns terpisah untuk laki-laki dan perempuan, sehingga tidak memungkinkan terjadinya gangguan kesusilaan. Kakus-kakus itu tidak boleh berhubungan langsung dengan tempat kerja dan letaknya harus dinyatakan dengan jelas. Kakus-kakus itu harus selalu dibersihkan oleh pegawaipegawai tertentu. 5. Kakus.-kakus harus mendapat penerangan yang cukup dan pertukaran udara yang baik. 6. Jumlah kakus ada1ah sebagai berikut : Untuk 1 - 15 orang buruh = 1 kakus. Untuk 16 - 30 orang buruh = 2 kakus. Untuk 31 - 45 orang buruh = 3 kakus. Untuk 46 - 60 orang buruh = 4 kakus. Untuk 61 - 80 orang buruh = 5 kakus. Untuk 81- 100,orang buruh = 6 kakus. dan selanjutnya untuk tiap 100 orang 6 kakus. 7. Dinding kakus setjnggi 1,5 meter dari lantai harus terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan (diter atau ditegel marmer). 8. Lantai dan dinding kakus harus selalu terlihat bersih. 9. Kakus yang bersih ialah kakus yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. tidak boleh berbau. b. tidak boleh ada kotoran yang terlihat. c. tidak boleh ada lalat, nyamuk atau, serangga yang lain. d. harus selalu tersedia air bersih yang cukup untuk dipergunakan. e. harus dapat dibersihkan dengan mudah. f. paling sedikit harus dibersihkan 2 - 3 x sehari. 10.Pintu kakus harus dapat ditutup dengan mudah. Bibit penyakit: Virus, Bakteria, Protozoa Hewan Pembawa Penyakit: tikus, nyamuk, lalat, kecoa, lipas, dll Darah, selaput lendir, makanan/ minum Perencanaan Tindakan Perbaikan Pengawasan dan Pemantauan Pengorgani sasian Penentuan Pengendalian Memutus siklus hidup Membasmi langsung vektor dewasa Mengendalikan media penyebarannya PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI Bahan baku Proses Produksi Limbah & Pollutants Gangguan Kesehatan Manusia & Lingkungan Pencemaran Lingkungan Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan”. (UU No.23/1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup – pasal 1 ayat 16) Polutan adalah zat, energi dan mahluk hidup atau komponen lain yang dapat menyebabkan pencemaran ( polusi )”. ( Pengantar I. Lingkungan /p.87 – Ir. Valentinus Darsono, MS – 1995) Pencemaran Lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/ atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya”. (UU No.23/1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup – pasal 1 ayat 12) Padat Cair Gas/emisi Limbah Padat Organik (tdk B3) •Kompos •Biogas •Kombinasi Non- Organik •Daur Ulang •Incinerator B3 •Incinerator •Perlakuan Khusus Sumber: Ricki M. Mulia, 2003 Non-partikel Partikel Scrubber Filter Siklon EP Hood Stack Duct Air Cleaner Fan Sumber: Ricki M. Mulia, 2003 Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3 Pengelolaan B3 yang tidak termasuk dalam lingkup Peraturan Pemerintah ini adalah pengelolaan bahan radioaktif, bahan peledak, hasil produksi tambang serta minyak dan gas bumi dan hasil olahannya, makanan dan minuman serta bahan tambahan makanan lainnya, perbekalan kesehatan rumah tangga dan kosmetika, bahan sediaan farmasi, narkotika, psikotropika, dan prekursornya serta zat adiktif lainnya, senjata kimia dan senjata biologi Baku Mutu Lingkungan Hidup Ukuran batas atau kadar mahluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup Nilai Ambang Batas (NAB) Faktor Kimia Standard faktor-faktor lingkungan kerja yang dianjurkan di tempat kerja agar tenaga kerja masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Parameter Waktu pengukur an Baku Mutu (Kep.2/ME NKLH/88) Metode Analisis Alat NAB (SE01/MENAKER/ 97) 1 SO2 24 jam 0,01 ppm pararosanilin Spektrophotometer 2 ppm 2 CO 8 jam 20,00 ppm NIDR NIDR analizer 25 ppm 3 NOx 24 jam 0,05 ppm Saltzman Spektrophotometer 3 ppm (NO2) 25 ppm (NO) 4 Ox 1 jam 0,10 ppm Chem.lum. Spektrophotometer - 5 Debu 24 jam 0,26 mg/m3 Gravimetrik Hi-volume sampler 10 mg/m3(debu logam) 6 Pb 24 jam 0,06 mg/m3 Gravimetrik Hi-vol, AAS 0,1 mg/m3(TEL) 7 H2S 30 menit 0,03 ppm Hgthiocyanat Spektrophotometer 10 ppm 8 NH3 24 jam 2,00 ppm Nessler Spektrophotometer 25 ppm 9 HC 3 jam 0,24 ppm Flameionization Gas Chromatography - No Limbah Cair Padatan Primary treatment •Filter •Tangki sedimentasi •Koagulator B. Organik Secondary treatment •Reaktor lumpur aktif •Reaktor anaerobic Nutrisi Tertiary treatment •Zat Kimia •Bakteri Category Examples Sources 1.Causes health problem: Infectious Bacteria, viruses, parasites Human & animal excreta Pesticides, plastics, detergents, oil, and gasoline Industrial, household, and farm use Acids, caustics, salts, metals Industrial effluents, household cleansers, surface runoff Uranium, thorium, cesium, iodine, radon Mining and processing of ores, power plants, weapons production, natural resources Sediments Plant nutrients Soil, silt Nitrates, phosphates, ammonium Land erosion Agricultural and urban fertilizers, sewage, manure Oxygen demanding wastes Animal manure and plant Residues Sewage, agricultural runoff, paper mills, food processing Thermal Heat Power plants, industrial cooling Organic agents chemicals Inorganic chemicals Radioactive materials 2.Causes Ecosystem disruption: Klasifikasi Jenis kegiatan Primary treatment Perajangan ( Using physical operations to remove the floating & settleable solids) Penyaringan Memotong Absorbsi; eg.koagulan benda yg tdp dlm air limbah Menghilangkan zat padat Menghilangkan zat tersuspensi Membuat kondisi air limbah jadi seragam Menetralkan asam dan basa Membuat flock yg dpt mengendap Reaktor lumpur Menghilangkan bahan Pengendapan/pengapungan Tangki ekualisasi Tangki neutralisasi Secondary treatment Tujuan pengolahan aktif/aerasi organik ( Using biological & chemical process to remove organic matter) Tertiary treatment Nitrifikasi/denitrifikasi (Additional combination of unit operation & processes are used to remove other constituents) Biological P-removal Chemical P-removal Desinfeksi; eg.chlorinasi Air stripping; eg.scrubber Adsorbsi ; eg.carbon active Menghilangkan senyawa kimia secara biologis Menghilangkan senyawa Posfat secara biologis Menghilangkan senyawa Posfat secara kimia Membunuh mikroorganisme patogen Menghilangkan gas (mis: Amonik) Menghilangkan bau, benda yg tdk terurai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 1998 Peraturan yang berlaku secara regional dan industri sektoral Usaha sanitasi dan pengolahan limbah ditujukan untuk mencegah faktor-faktor yang menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan lingkungannya. Sanitasi & pengolahan limbah industri adalah upaya terpadu yang membutuhkan kesadaran bersama