Uploaded by Tabitha Nayla Saydina

CSMS

advertisement
CSMS
CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
APA YANG DIMAKSUD CSMS

CSMS adalah suatu Sistem Manajemen K3 yang diterapkan kepada
kontraktor, meliputi beberapa elemen K3 yang sesuai dengan
standar yang diacu oleh main contractor (ISRS, ANSI, OHSAS, dll).
CSMS sebagai bahan pertimbangan awal oleh perusahaan main
contractor untuk menilai kinerja Kontraktor yang akan diterimanya.
Mengapa Perusahaan Wajib
Menerapkan CSMS?

Syarat lolos prakualifikasi perusahaan main contractor

Meningkatkan profit perusahaan.

Mengurangi angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Membangun citra positif perusahaan
Kapan Perusahaan Wajib
Menerapkan CSMS?

A. Tahap Kualifikasi
1.
Penilaian Resiko
2.
Pra-kualifikasi
3.
Pemilihan

B. Tahap Pelaksanaan
1.
Aktivitas awal pekerjaan
2.
Pada saat pekerjaan berlangsung
3.
Evaluasi akhir
Elemen CSMS

Bagian 1 Kepemimpinan dan Komitmen

Bagian 2 Tujuan Kebijakan dan Strategi

Bagian 3 Organisasi, Tanggung Jawab, Sumber Daya, Standard dan
Dokumentasi

Bagian 4 Penanganan Bahaya dan Pengaruh

Bagian 5 Perencanaan dan Prosedur

Bagian 6 Pemantauan Implementasi dan Kinerja

Bagian 7 Audit dan Peninjauan

Bagian 8 Manajemen K3

Bagian 9 Prosedur Tanggap Darurat
Kepemimpinan dan komitmen

Lampirkan bukti keterlibatan aktif pimpinan tertinggi (Senior
Manager) dalam aspek HSE :

Laporan dan rencana perjalanan Manajemen meninjau lokasi

Info/ memo HSE dari Senior Manager

Daftar hadir Senior Manager dalam meeting HSE

Struktur organisasi.
Tujuan Kebijakan dan Strategi

Kebijakan HSE disebarluaskan dan dikomunikasikan kepada seluruh
karyawan melalui :

Papan pengumuman

E-mail atau surat pemberitahuan
Lampirkan bukti foto dan dokumentasinya.
HSE OBJECTIVE :
Salah satu alat fungsi kontrol manajemen yang digunakan
Sebagai alat ukur untuk menentukan sejauh mana program HSE telah
dilaksanakan
1.
2.
3.
4.
Dapat diukur
Dapat dicapai
Realistis
Dapat dilaksanakan
Pertimbangan :
•Tentukan masalah apa yang menjadi prioritas
•Standar apa yang digunakan, berapa elemen (elemen prioritas)
•Tentukan untuk berapa lama HSE objective tersebut
•Siapa yang memantau
Organisasi, Tanggung Jawab, Sumber Daya,
Standard dan Dokumentasi
 Program
Komunikasi dan Rapat K3
Bukti keterlibatan Manajemen dalam meeting HSE
yang dilakukan secara periodik, yaitu :
1. Program dan jadwal meeting HSE di semua level
organisasi
Lampirkan bukti MOM, daftar hadir, dan materi
rapat.
Organisasi, Tanggung Jawab, Sumber Daya,
Standard dan Dokumentasi
 Pelatihan
Staf
Matriks / rencana kebutuhan pelatihan HSE untuk
level staf beserta dokumentasi pelaksanaan pelatihan
untuk level staf
1. Matriks training untuk semua posisi / level jabatan.
Organisasi, Tanggung Jawab, Sumber Daya,
Standard dan Dokumentasi
 Kemampuan
Karyawan dan Pelatihan K3
Program HSE untuk karyawan dan karyawan baru,
yaitu :
1. Program pelatihan HSE.
2. Materi induksi dan orientasi karyawan baru.
3. Buku panduan HSE (jika ada).
4. Bukti program orientasi karyawan baru.
Organisasi, Tanggung Jawab, Sumber Daya,
Standard dan Dokumentasi
 Pelatihan Khusus
1.
2.
Rencana dan bukti pelaksanaan pelatihan HSE untuk
semua level jabatan, yang meliputi :
Daftar hadir
Sertifikat peserta pelatihan.
 Pelatihan Khusus
Program pelatihan HSE spesialis untuk karyawan
tertentu
 CV pimpinan
tertinggi HSE.
Penanganan Bahaya dan
Pengaruh
1.
Penilaian Bahaya dan Dampak
Prosedur penilaian risiko (risk assessment), JSA, HAZOP
2.
Bukti penilaian risiko untuk proses kegiatan di perusahaan Anda.

Exposure Pekerja
1.
Lampirkan mekanisme/ alur komunikasi pemaparan bahaya yang meliputi :
2.
Info HSE di papan pengumuman
3.
safety sign
4.
E-mail safety alert
5.
Laporan dari monitoring bahaya, seperti tingkat kebisingan, paparan bahan
kimia, temperatur dan pencahayaan.

Bahaya Yang Potensial (Bahan Kimia, Ancaman Biologis dan Fisik Seperti
Kebisingan, Radiasi, Uap, Uap Bahan Bakar, Suhu Yang Ekstrim).
Lampirkan bukti foto papan pengumuman yang berisi info HSE, poster tentang
bahaya kebisingan, radiasi, dan data MSDS.
Penanganan Bahaya dan
Pengaruh

PPE
1.
Prosedur standar PPE (Alat Pelindung Diri)
2.
List PPE
3.
Laporan distribusi dan inspeksi PPE
4.
Laporan pelatihan penggunaan PPE
5.
Bukti penyimpanan dan pemeliharaan PPE.
6.
Penanganan Limbah
Prosedur penanganan limbah (waste management procedure),
7.
Klasifikasi limbah
8.
Laporan manifes limbah.
Penanganan Bahaya dan
Pengaruh

Kesehatan Industri
1.
program dan kebijakan kesehatan industri, seperti program
housekeeping, ergonomi, Indoor Air Quality.
2.
Lampirkan bukti dari identifikasi bahaya kesehatan, seperti laporan
hasil MCU karyawan, pengukuran pencahayaan, temperatur dan
kebisingan, penyediaan PPE.
Penanganan Bahaya dan
Pengaruh

Minuman Keras dan Obat-Obatan
1.
Kebijakan Drugs & Alcohol serta bukti sosialisasi dan komunikasi
kebijakan tersebut dalam bentuk buletin, email dan papan
pengumuman.
2.
Program Drugs & Alcohol yang tercantum dalam penerimaan
karyawan bebas drugs & alcohol.
Perencanaan dan Prosedur

Buku Panduan K3 atau Operasi
Sebaiknya perlu dilampirkan prosedur dan manual HSE dengan
disertakan prosedur pengendalian dokumen yang selalu
diperbaharui.
1.
Pengawasan dan Pemeliharaan Peralatan
Program inspeksi
2.
Sertifikasi dan maintenance peralatan, laporan/ catatan inspeksi
peralatan.

Penanganan Keselamatan Transportasi
Prosedur transportasi darat dan bukti penerapannya, yang meliputi
pelatihan drivers, inspeksi dan maintenance kendaraan, program
pencegahan kecelakaan kendaraan.
Pemantauan Implementasi dan
Kinerja

Bagian 6.1 Pemantauan Terhadap Manajemen dan Kinerja Aktivitas
Lampirkan laporan prosedur monitoring performa HSE yaitu :
1.
Laporan tentang total jam kerja
2.
Jumlah kejadian kecelakaan
3.
Reward HSE
4.
Monitoring performa HSE dari klien dalam bentuk sertifikat/
penghargaan.
Pemantauan Implementasi dan
Kinerja

Program Keselamatan
Lampirkan program dan jadwal safety meeting yang dilakukan
secara teratur dan dihadiri oleh level supervisor/ Safety Officer
beserta dokumentasi pelaksanaannya

Insiden Yang Berhubungan Dengan Hukum, Kejadian berbahaya,
Tuntutan Perbaikan dan Pemberitahuan Pelarangan.
Lampirkan catatan dan laporan kejadian kecelakaan dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir.

Catatan Kinerja K3
Statistik catatan kinerja HSE dalam 5 tahun terakhir seperti annual
report.
Pemantauan Implementasi dan
Kinerja

Investigasi dan Pelaporan Insiden
1.
Prosedur investigasi dan pelaporan insiden/
kecelakaan
2.
Laporan insiden dan hasil investigasi
3.
follow up dari laporan inciden misalnya dalam
bentuk memo, email, safety alert.
Audit dan Peninjauan

Prosedur audit

Program audit yang meliputi jadwal audit,
lingkup audit, tim audit, laporan audit dan follow
up laporan audit.

Bukti pelaksanaan audit
Manajemen K3
 bukti
perusahaan Anda menjadi anggota
Asosiasi HSE atau sejeneisnya, misalnya
sertifikat keanggotaan GAPENSI,
GAPEKSINDO, AKLI, KADIN, APINDO, IAKKI,
AK3, BSC. dll
Prosedur Tanggap Darurat
 Prosedur
 Struktur
Emergency Response Plan (ERP)
ERP
 Program
ERP
 Pengumuman
tentang ERP.
7 langkah yang dapat diterapkan oleh pemilik
bisnis dalam mengelola K3 kontraktor.

Pertama, dengan melakukan manajemen kualifikasi dan kontrak
kontraktor. Maksudnya adalah memberikan kelas-kelas kualifikasi
yang berbeda bagi kelas kontraktor yang berbeda. Ini dilakukan
supaya kontraktor yang dipilih oleh perusahaan dipastikan
memenuhi ekspektasi kinerja K3 dan beban pekerjaan di bisnis
tersebut. Semakin tinggi risiko aktivitas pekerjaan, maka dibutuhkan
kontraktor dengan kinerja K3 yang tinggi pula.
7 langkah yang dapat diterapkan oleh pemilik
bisnis dalam mengelola K3 kontraktor.

Kedua, dengan melakukan kick-off meeting dan bridging dokumen
K3. Setelah memilih kontraktor, langkah selanjutnya adalah
melakukan pertemuan awal antara pebisnis dan kontraktor
sebelum kontraktor bekerja.
7 langkah yang dapat diterapkan oleh pemilik
bisnis dalam mengelola K3 kontraktor.

Ketiga, dilakukan contractor on boarding. Untuk mempermudah
pemahaman, mari kita ambil contoh Masa Orientasi Siswa (MOS)
yang harus dilalui oleh siswa baru di sebuah sekolah. Sama dengan
itu, pekerja kontraktor sebelum bekerja di lokasi proyek harus melalui
masa orientasi untuk mengenal dan diberi pembekalan mengenai
informasi mengenai keselamatan, kesehatan, lingkungan, IT, dan
keamanan di lokasi proyek baru tersebut.
7 langkah yang dapat diterapkan oleh pemilik
bisnis dalam mengelola K3 kontraktor.

Keempat, menerapkan sistem izin kerja (permit to work). Biasanya
sehari sebelum bekerja, pekerja kontraktor diberi izin bekerja di
fasilitas tersebut. Hal ini untuk memastikan bahwa kontraktor yang
bekerja telah siap bekerja dengan segala persyaratan K3 yang
diperlukan untuk bekerja di pekerjaan tersebut.
7 langkah yang dapat diterapkan oleh pemilik
bisnis dalam mengelola K3 kontraktor.

Kelima, dilakukan verifikasi kompetensi lapangan. Pemilik bisnis tidak
seharusnya membiarkan dan melepas pekerja kontraktor pada fase
work-in-progress. Pemilik bisnis harus melakukan langkah untuk
memverifikasi bahwa orang yang dipekerjakan tersebut bekerja
dengan memenuhi persyaratan K3. Hasil dari verifikasi ini adalah
safety passport yang berisi kompetensi apa saja yang telah ia
kuasai ditandai dengan cap lulus.
7 langkah yang dapat diterapkan oleh pemilik
bisnis dalam mengelola K3 kontraktor.

Keenam, dengan membangun database kinerja K3 kontraktor.
Kinerja dan aktivitas K3 kontraktor direkam dalam suatu database.
Melalui database ini, pemilik bisnis mampu memonitor kinerja K3.
Jika tidak sesuai ekspektasi, pemilik bisnis juga dapat melakukan
intervensi sesuai dengan prosedurnya.
7 langkah yang dapat diterapkan oleh pemilik
bisnis dalam mengelola K3 kontraktor.

Terakhir, dengan menerapkan sistem penghargaan dan hukuman
(rewards and punishments). Tujuan utama diterapkannya sistem ini
adalah sebagai motivasi sekaligus pecut supaya kontraktor tetap
menerapkan prinsip K3 selama bekerja, meski tidak sedang diawasi.
Penghargaan diberikan kepada kontraktor atas performa baiknya
dalam K3 sedangkan hukuman diberikan kepada para kontraktor
yang lalai dalam memenuhi persyaratan dan kewajiban K3.
Download