Uploaded by rizkadwiyan04

anggung jawab profesi

advertisement
anggung jawab profesi
Dimana seorang akuntan harus bertanggung jawab secara professional terhadap semua
kegiatan yang dilakukannya. Akuntan Internal PT. KAI kurang bertanggung jawab karena dia
tidak menelusuri kekeliruan dalam pencatatan dan memperbaiki kesalahan tersebut sehingga
laporan keuangan yang dilaporkan merupakan keadaan dari posisi keuangan perusahaan yang
sebenarnya.

Kepentingan Publik
Dimana akuntan harus bekerja demi kepentingan publik atau mereka yang berhubungan
dengan perusahaan seperti kreditur, investor, dan lain-lain. Dalam kasus ini akuntan PT. KAI
diduga tidak bekerja demi kepentingan publik karena diduga sengaja memanupulasi laporan
keuangan sehingga PT. KAI yang seharusnya menderita kerugian namun karena manipulasi
tersebut PT. KAI terlihat mengalami keuntungan. Hal ini tentu saja sangat berbahaya,
termasuk bagi PT. KAI. Karena, apabila kerugian tersebut semakin besar namun tidak
dilaporkan, maka PT. KAI bisa tidak sanggup menanggulangi kerugian tersebut.

Integritas
Dimana akuntan harus bekerja dengan profesionalisme yang tinggi. Dalam kasus ini akuntan
PT. KAI tidak menjaga integritasnya, karena diduga telah melakukan manipulasi laporan
keuangan.

Objektifitas
Dimana akuntan harus bertindak obyektif dan bersikap independen atau tidak memihak
siapapun. Dalam kasus ini akuntan PT. KAI diduga tidak obyektif karena diduga telah
memanipulasi laporan keuangan sehingga hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu yang
berada di PT. KAI.

Kompetensi dan kehati-hatian professional
Akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-hatian,
kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan
dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan. Dalam kasus ini, akuntan PT.
KAI tidak melaksanakan kehati-hatian profesional sehingga terjadi kesalahan pencatatan
yang mengakibatkan PT. KAI yang seharusnya menderita kerugian namun laporan keuangan
mengalami keuntungan.

Kerahasiaan
Akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya. Dalam kasusun ini akuntan sudah menerapkan prinsip kerahasiaan
karena hanya melaporkan laporan yang dapat dipublikasikan saja.

Perilaku professional
Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras dengan
reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya.
Dalam kasus ini akuntan PT. KAI diduga tidak berperilaku profesional yang menyebabkan
kekeliruan dalam melaporkan laporan keuangan, dan hal ini dapat mendiskreditkan
(mencoreng nama baik) profesinya.

Standar teknis
Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi standar
teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhatihati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa
selama penugasan tersebut
Prinsip Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional dan
yang menjadi dasar kepercayaan publik
KAP Andersen dianggap menlanggar prinsip integritas dikarenakan tidak dapat memelihara
dan meningkatkan kepentinganpublik sebagai KAP yang termasuk kategori The Big Five
seperti yang terungkap pada kasus Enron bahwa KAP Andersen telah memanipulasi laporan
keuangan dan penghancuran dokumenatas kebangkrutan Enron.
2. Prinsip Perilaku Profesional
KAP Andersen dikatakan tidak bererilaku profesional serta konsisten dengan reputassi
profesi dalam mengaudit laporan keuangan dengan melakukanpenyamaran data, karena
kerugian perusahaan sebesar $644juta yang disebabkan hutang perusahaan yang tidak
dilaporkan.
3. Prinsip Standar Teknis
KAP Andersen juga melanggar prinsip standar teknis karena tidak melanksanakan juga
profesionlanya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.
Bagaimana pendapat anda atas pernyataan Todung yang merasa bahwa dirinya tidak
melanggar kode etik advokat ?
Saya tidak setuju atas pernyataan Todung yang merasa bahwa dirinya tidak melanggar kode
etik advokat, karena sudah jelas dari hasil keputusan Majelis Kehormatan menilai Todung
Mulya Lubis melanggar pasal 4j dan pasal 3b Kode Etik Advokad Indonesia. Pelanggaran
tersebut dilakukan ketika Todung menjadi kuasa hukum Salim Group terkait kasus Sugar
Group Company di pengadilan Kotabumi dan PN Gunung Sugih, Lampung.
II. Jelaskan pendapat anda apakah kejadian – kejadian berikut ini melanggar Kode
Etik atau tidak!
a. Ketua BPK RI, sebagaimana dikutip media massa, beberapa kali mengatakan bahwa KAP
mengeluarkan laporan yang tidak bisa dipercaya alias “tukang rekayasa”.
Jawaban : Melanggar Kode Etik, karena KAP bertugas dalam mengeluarkan laporan hasil
audit secara benar, akurat, independen dan dapat dipercaya bagi pihak internal maupun pihak
eksternal.
b. Sebuah KAP di depan kantornya memasang papan nama berukuran 5 x 5m.
Jawaban : Tidak melanggar Kode Etik, karena itu adalah salah satu sarana pemberitahu
dan memperkenalkan kegunaan jasa KAP bagi klien yang membutuhkan.
c. Sebuah KAP memasang iklan dalam rangka ulangtahunnya yang antara lain menyebutkan
KAP tersebut adalah “The Best Public Accounting Firms During 50 years” dan mengundang
perusahaan-perusahaan yang berminat untuk mengikuti seminar sehari gratis yang diadakan
KAP tersebut di sebuah hotel bintang 5.
Jawaban : Tidak melanggar Kode Etik, karena kegiatan itu juga bisa menjadi media dalam
memperkenalkan secara lebih mendalam lagi mengenai jasa apa saja yang dapat diberikan
oleh KAP tentunya secara independent, akurat dan dapat dipercaya kepada perusahaan –
perusahaan (klien) yang tentunya akan memberikan dampak yang baik pula nantinya bagi
kegiatan operasional perusahaan itu sendiri.
d. Dalam rangka memperoleh klien, sebuah KAP mengadakan kerja sama dengan sebuah
bank pemerintah, salah satu pointnya akan memberikan komisi 25% untuk setiap klien yang
diberikan pihak bank.
Jawaban : Melanggar Kode Etik, karena usaha KAP dalam memperoleh klien
menggunakan cara yang tidak professional (tidak independent) karena memberikan komisi
25% per klien kepada pihak Bank karena sudah membantu auditor dalam memperoleh klien
itu sama saja dapat dikatakan sebagai suapan.
e. Untuk mencari klien, sebuah KAP menggunakan agen pemasaran atas dasar commission
free. Selain itu melakukan door to door activities yaitu memasukan surat penawaran jasa
audit KAP-nya ke kantor-kantor di jalan Sudirman & Thamrin.
Jawaban : Melanggar Kode Etik, karena tidak seharusnya KAP dalam memperoleh klien –
kliennya menggunakan cara yang tidak profesional seperti yang disebutkan tadi yaitu
melalui commission fee maupun door to door activities yang justru nantinya akan berdampak
dengan ketidakpercayaan lagi bagi pihak-pihak yang ingin menggunakan jasa KAP itu
sendiri.
f. KAP XYZ mengaudit PT ABC untuk tahun buku 2005. Untuk periode yang sama, KAP
XYZ diminta memberi jasa konsultasi pajak.
Jawaban : Tidak melanggar Kode Etik, karena sesuai aturan yang ada bahwa auditor
diperbolehkan menerima lebih dari 1 tugas pekerjaan yang masih dalam lingkup bidang
kajian auditor, contohnya memberi jasa konsultasi pajak pada perusahaan yang sama dimana
auditor tersebut mengaudit juga, dalam waktu yang bersamaan (masih dalam kurun waktu 1
tahun).
g. Partner KAP membeli kendaraan di sebuah showroom yang menjadi kliennya &
memperoleh diskon 30%.
Jawaban : Melanggar Kode Etik, karena bisa saja diskon 30% itu dianggap oleh kliennya
sebagai binus untuk pihak KAP sehingga dapat mempengaruhi sikap ke independenan dari
auditor tersebut.
Dalam kasus diatas, akuntan yang bersangkutan banyak melanggar kode etik profesi akuntan.
· Kode etik pertama yang dilanggar yaitu prinsip pertama tentang tanggung jawab profesi.
Prinsip tanggung jawab profesi ini mengandung makna bahwa akuntan sebagai pemberi jasa
professional memiliki tanggung jawab kepada semua pemakai jasa mereka termasuk
masyarakat dan juga pemegang saham.
Dalam kasus ini, dengan menerbitkan laporan palsu, maka akuntan telah menyalahi
kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada mereka selaku orang yang dianggap dapat
dipercaya dalam penyajian laporan keuangan.
· Kode etik kedua yang dilanggar yaitu prinsip kepentingan publik.
Prinsip kepentingan publik adalah setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak
dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
Dalam kasus ini, para akuntan dianggap telah menghianati kepercayaan publik dengan
penyajian laporan keuangan yang direkayasa.
· Kode etik yang ketiga yang dilanggar yaitu prinsip integritas
Prinsip integritas yaitu untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap
anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya, dengan integritas setinggi
mungkin.
Dalam kasus ini, sembilan KAP tersebut tidak bersikap jujur dan berterus terang kepada
masyarakat umum dengan melakukan koalisi dengan kliennya.
· Kode etik keempat yang dilanggar yaitu prinsip objektifitas.
Prinsip objektifitas yaitu setiap anggota harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari
benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
Dalam kasus ini, sembilan KAP dianggap tidak objektif dalam menjalankan tugas. Mereka
telah bertindak berat sebelah yaitu, mengutamakan kepentingan klien dan mereka tidak dapat
memberikan penilaian yang adil, tidak memihak, serta bebas dari benturan kepingan pihak
lain.
Download