Nama : Oky Tri Atmojo Nim : 17.05.51.0027 Kelas : A1 Judul Penelitian yang akan diajukan ( Bidang Manajemen Pemasaran ) PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA SWALAYAN JUWANA DI PATI JAWA TENGAH Review Penelitian Sebelumnya No Variabel Peneliti Dependen Hasil Independen Loyalitas 1. Yudha Pelanggan Diputra (Y) (2007) Kualitas pelayanan dan penetapan Kualitas Pelayanan Jasa harga berpengaruh positif pada loyalitas pelanggan (X) Loyalitas dipengaruhi secara positif Ahmad 2. Mardalis (2005) Loyalitas Pelanggan (Y) Kepuasan Pelanggan, oleh faktor kepuasan pelanggan, Kualitas Jasa, Citra kualitas jasa, citra, dan switching switching Barried barrier. (X) Loyalitas 3. Puji Astuti (2009) Pelanggan (Y) Harga Harga, lokasi, pelayanan, promosi Lokasi berpengaruh secara positif terhadap Pelayanan loyalitas Promosi (X) Marno Nugroho dan 4. Ratih Loyalitas Lokasi Pelanggan Keanekaragaman Barang berpengaruh positif terhadap keputusan (Y) (X) Loyalitas 5. Halim (2007) berbelanja, dan keputusan berbelanja berpengaruh Paramita Rizal Edy Lokasi dan keanekaragaman Pelanggan (Y) Kualitas Layanan Kualitas layanan dan kepuasan Kepuasan Pelanggan pelanggan berpengaruh positif Switching Cost terhadap loyalitas pelanggan, Switching cost memoderasi kepuasan pelanggan dngan loyalitas. RISET GEP VARIABEL X (Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan) Terhadap Variabel Y (Loyalitas Pelanggan) No Variabel 1. Peneliti Populasi/Sampel Bela Dwi Studi kasus pada Kuntari, PT Astra Srikandi Internasional Kumadji, dan Tbk – Daihatsu Kadirisman cabang Malang. Hasil Dependen Independen Loyalitas Kualitas Pelayanan Pelanggan Kepuasan (+) (Y) Pelanggan signifikan (X) Hidayat (2016) 2. Kusuma Nasabah Bank Wijayanto, Jateng Syariah Universitas cabang Muhammadiyah Surakarta (2015) Surakarta Loyalitas Pelanggan (Y) Kualitas Pelayanan Kepuasan (+) Pelanggan signifikan (X) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan sosial ekonomi yang terus terjadi dalam proses perkembangan suatu negara membuahkan tantangan baru dalam dunia bisnis. Para eksekutif pemasaran harus dapat mengembangkan konsep pemasaran yang berorientasi pada konsumen. Mereka harus dapat memenuhi tuntutan konsumen tentang pelayanan yang lebih baik dan memuaskan serta dapat menyediakan barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan para konsumen. Dari sudut pandang intern perusahaan, diperlukan suatu strategi agar dapat memenangkan persaingan dalam merebut pasar. Untuk itu dibutuhkan analisis perilaku konsumen untuk mengetahui sejauh mana tingkat kebutuhan, keinginan, dan kepuasan konsumen terhadap pemilihan suatu produk. Analisis perilaku dan kepuasan konsumen sangat diperlukan, mengingat keberhasilan suatu usaha bukan dibutuhkan oleh produsen saja, tetapi justru dikehendaki dan dibutuhkan konsumen. Swalayan merupakan tempat jual beli barang atau tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan jumlah penjual lebih dari satu, baik yang disebut sebagai toko tradisional maupun toko modern atau pusat perbelanjaan, pertokoan, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Tidak berbeda juga swalayan djawa tengah ini tepatnya didaerah juwana. Swalayan ini menjadi pusat perbelanjaan terpopuler didaerah tersebut dengan menyediakan hampir semua keperluan yang dibutuhkan rumah tangga masyarakat. Selain menyediakan fasilitas juga memberikan kualitas dan kepuasan pelanggan yang sangat baik kepada para pelanggan. Akan tetapi tepatnya dibulan maret Indonesia terjangkit wabah serius yang hampir seluruh daerah terjangkit wabah ini. Tidak terkecuali daerah juwana. Wabah yang sering disebut covid-19 ini sangat meresahkan masyarakat dan juga pemerintah khususnya dalam sektor ekonomi. Seperti halnya diswalayan juwana ini terdampak adanya wabah covid-19 ini yang menyebabkan sistem jual beli terkendala dan berujung berhenti total. Lantas hal ini menyebabkan pelanggan yang sebelumnya berbelanja diswalayan tersebut berpindah ketempat pasar tradisional. Hal ini berkaitan peraturan pemerintah dimana tempat usaha harus sesuai dengan protokol kesehatan. Selama kurang lebih 3 bulan swalayan juwana sepi pelanggan dikarenakan wabah ini. Lantas menyebabkan perubahan loyalitas pelanggan yang sebelumnya ke swalayan juwana berganti kepasar tradisional. Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan melihat pentingnya kepuasan dan loyalitas pelanggan bagi perusahaan, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA SWALAYAN ADA JUWANA DI PATI JAWA TENGAH”. 1.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan di swalayan Ada Pati?. 2. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan di swalayan Ada Pati?. 3. Apakah kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan di swalayan Ada Pati?. 4. Di antara variabel kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan, variabel manakah yang paling berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan di swalayan Ada Pati?. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan 2. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan 3. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan secara bersama-sama terhadap loyalitas pelanggan di swalayan Ada Pati. 4. Untuk menganalisis di antara kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap loyalitas pelanggan. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Untuk mengetahui tanggapan dari konsumen tentang kepuasan terhadap pelayanan sehingga pihak toko swalayan dapat menerapkan strategi yang tepat untuk meningkatkan kualitas pelayanannya agar konsumen/pelanggan loyal terhadap swalayan. 2. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang diteliti serta memperoleh gambaran yang lebih rinci mengenai kinerja pelayanan perusahaan. 3. Bagi Pihak Lain Sebagai masukan untuk perkembangan penelitian lebih lanjut dan sumbangan pemikiran dalam bentuk skripsi untuk menambah referensi bagi penelitian yang sejenis. BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Menurut David Loudon dan Bitta dalam Amirullah (2002:2) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa. James F. Engel et all dalam Amirullah (2002:2) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan Yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Menurut American Marketting Association dalam Amirullah (2002:2) perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka sendiri. 2.1.3 Pengertian Kualitas Layanan Menurut Garvin dan Davis dalam buku Nasution (2015:2) mendefinisikan kualitas sebagai suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. Menurut Feigenbaum dalam buku Nasution (2015:2) mengatakan bahwa kualitas adalah kepuasaan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk berkualitas apabila dapat memberi kepuasaan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atgas suatu produk. Menurut Crosby dalam buku Nasution (2015:2) mengatakan bahwa kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi dan bahan jadi. Menurut Davis dalam Yamit (2005:8) “ kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.” 2.1.4 Pengertian Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan adalah hasil (outcome) yang dirasakan atas penggunaan produk dan jasa, sama atau melebihi harapan yang diinginkan. (Yamit,2005:8) Tingkat kepuasan konsumen dapat ditentukan berdasar pada lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh sebuah perusahaan (Lau dan Lee dalam Putro(2009), yaitu: 1. Kualitas Produk Konsumen akan merasa puas apabila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. 2. Kualitas Pelayanan Konsumen akan merasa puas apabila mereka mendapatkan pelayanan yang sesuai yang diharapkan, terutama untuk industri jasa. 3. Emosional Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap konsumen tersebut apabila menggunakan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. 4. Harga Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai lebih tinggi kepada konsumennya. 5. Biaya Konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut. 2.1.4 Pengertian Loyalitas Pelanggan Oliver dalam Adam (2015:61) menjelaskan loyalitas sebagai komitment yang kuat untuk membeli kembali atau mempolakan ulang secara konsisten produk atau jasa yang digunakan di waktu yang akan datang, yang menyebabkan pembelian merek yang berulang walaupun ada pengaruh situasional dan stimulus pemasaran yang berpotensial menyebabkan perubahan perilaku. Schiffman et al dalam Adam (2015:61) loyalitas merupakan komitment dari seorang pelanggan terhadap suatu produk atau jasa yang diukur dengan pembelian ulang atau attitudinal commitment. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa loyalitas pelanggan tidak akan terjadi tanpa melakukan pembelian terlebih dahulu dan tanpa memliki pengalaman menggunakan. Loyalitas mengacu pada komitmen yang dimiliki oleh pelanggan untuk sebuah jasa. Menurut Chumpitaz, Ruben dan Paparoidamis, Nicholas dalam Handayani (2013) untuk membangun dan meningkatkan loyalitas pelanggan, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya : 1. Kepercayaan (Trust) 2. Perlindungan (Length of patronage) 3. Kepuasaan Akumulatif (Overall satisfaction) 2.2 Review Penelitian Terdahulu 2.3 Pengembangan Hipotesis 2.3.1 Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Pelanggan Penelitian yang dilakukan oleh Delgado dan Munuera(2001) dalam Putro (2009) mengemukakan konsumen menerima kualitas pelayanan yang lebih baik dari uang yang dikeluarkannya, mereka percaya menerima nilai yang baik (good value), dimana hal ini akan meningkatkan loyalitasnya kepada penyedia jasa. Konsumen juga seringkali dapat menarik kesimpulan mengenai kualitas suatu jasa (service) atau pelayanan berdasarkan penilaian mereka terhadap tempat atau lokasi, orang, peralatan, alat komunikasi dan harga yang mereka lihat sebelum mereka memutuskan untuk melakukan pembelian kembali dimasa mendatang (Kotler dalam Putro 2009). Berdasarkan uraian tersebut maka diturunkanlah hipotesis sebagai berikut: H1 : Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. 2.3.2 Pengaruh Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan Studi yang dilakukan oleh Lau dan Lee dalam Putro (2009) menemukan bahwa kepuasan pelanggan mempunyai hubungan positif yang kuat dengan loyalitas pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan faktor utama atau mempunyai pengaruh yang paling kuat terhadap loyalitas pelanggan (Anderson dan Fornell; Rust dan Zahorik, dalam Putro 2009). Dalam hal ini perusahaan perlu memonitor dan meningkatkan kepuasan pelanggannya karena makin tinggi kepuasan pelanggan, berarti makin besar pula kemungkinan pelanggan tetap setia (Kartajaya, 2006 dalam Putro, 2009). Berdasarkan uraian tersebut maka diturunkanlah hipotesis sebagai berikut : H2 : Kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. 2.4 Kerangka Pemikiran Berdasarkan tinjauan pustaka teori diatas, dapat disusun suatu kerangka pemikiran sebagai sebuah model penelitian empiris untuk menjelaskan bagaimana pengaruh kinerja bank, sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut : Kualitas Produk Loyalitas Pelanggan ( X1 ) (Y) Kepuasan Pelanggan ( X2 ) Model penelitian empirik yang disajikan diatas menjelaskan bahwa pengaruh kinerja bank ditentukan oleh faktor kualitas produk dan kepuasan pelanggan seperti yang telah dihipotesiskan diatas. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek Penelitian dalam hal ini adalah kualitas layanan, , kepuasaan pelanggan, dan loyalitas pelanggan. 3.2 Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data primer menggunakan metode survei. Survei merupakan proses pengukuran yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner Subjek dan Objek Penelitian. 3.3 Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2014:148) Pada penelitian ini populasinya adalah semua pelanggan Swalayan Juwana. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014:149) Jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 100 responden. Penentuan jumlah sampel ditentukan berdasarkan pendapat Solimun dalam Irnandha (2016) mengemukakan bahwa untuk analisis multivariat besarnya sampel adalah antara 100 hingga 200 dengan minimumnya adalah 50. 3.4 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data penelitian ini yaitu: 1. Data primer Data primer yaitu data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau pengisian kuesioner. 2. Data sekunder Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber yang dipublikasikan untuk tambahan informasi. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori – teori yang mendukung dan sumber informasi lain seperti internet, surat kabar, dan majalah. 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data : 1. Field Research Yaitu penelitian secara langsung dengan mengadakan pengamatan (observasi), wawancara, dan membagikan kuesioner kepada responden yang dianggap memenuhi syarat dapat memberi informasi yang cukup. 2. Library Research Yaitu penelitian dengan studi kepustakaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini dilakukan dengan mencari data dari buku, jurnal, serta hasil penulisan lain yang mendukung. 3.5 Definisi Konsep, Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Tabel 3.5 Definisi Konsep dan Operasional Variabel Variabel Definisi Konsep Indikator 1. Bukti nyata Kualitas Layanan (X1) 2. Kehandalan 3. Daya tanggap Definisi Operasional kualitas pelayanan berupa sarana fisik perkantoran, komputerisasi administrasi, ruang tunggu, tempat informasi. kemampuan dan keandalan untuk menyediakan pelayanan yang terpercaya Kesanggupan untuk membantu dan menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat, serta tanggap terhadap Pengukuran Skala Likert 1-5 1: STS 2: TS 3: N 4: S 5: SS Variabel Definisi Konsep Indikator 4. Jaminan 1. Kinerja 2. Fiture Kepuasan Pelanggan (X2) 3. Konformasi 4. Estetika Definisi Operasional keinginan konsumen. Pengukuran Kemampuan dan keramahan serta sopan santun pegawai dalam meyakinkan kepercayaan konsumen. Karakteristik operasi dasar dari suatu produk / jasa Skala Likert 1-5 1: STS 2: TS 3: N 4: S 5: SS Karakteristik pelengkap khusus yang dapat menambah pengalaman pemakain produk Tingkat kesesuaian produk / jasa dengan standar yang telah ditetapkan Penampilan produk / jasa yang bisa dinilai dengan panca indera Skala Likert 1-5 1: STS 2: TS 3: N 4: S 5: SS 3.5.1 Skala Pengukuran Variabel Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial, Sugiyono (2011). Pengukuran yang digunakan dalam penelitian adalah dengan perhitungan skor sebagai berikut: 1. Jawaban Sangat Setuju bernilai 5 poin. 2. Jawaban Setuju bernilai 4 poin. 3. Jawaban Kurang Setuju bernilai 3 poin. 4. Jawaban Tidak Setuju bernilai 2 poin 5. Jawaban Sangat Tidak Setuju bernilai 1 poin. 3.6 Pengujian Instrumen Penelitian 3.6.1 Uji Validitas Menurut Sugiyono (2008:348) instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Penelitian ini menggunakan validitas isi yang dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan dan pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator (Sugiyono, 2014:212). Berikut adalah kriteria pengujian untuk menentukan apakah instrument tersebut valid atau tidak: Jika r hitung> r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = n-2, maka instrument tersebut dikatakan valid Jika r hitung< r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = n-2, maka instrument tersebut dikatakan tidak valid. 3.6.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama (Sekaran dalam Putro, 2009). untuk mengukur reliabilitas alat pengkuran, teknik yang digunakan adalah Alpha Cronbach. 3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Analisis Statistika Deskriptif Analisis statistika deskriptif adalah menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2014:238) Tujuannya untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak untuk pengujian hipotesis. 3.7.2 Deskripsi variabel Analisis variabel untuk mendapatkan gambaran tentang variabel mean,median, dan modus. Berikut tahapannya: Menghitung nilai mean, median, dan modus setiap variabel. Membuat kategori nilai mean dengan cara: Menentukan skor minimum = 1 Menentukan skor maksimum = 5 Menentukan rentang kategori dengan cara skor maksimum – skor minimum dibagi dengan alternatif jawaban. 3.8 Uji Asumsi Klasik I. Uji Normalitas Uji normalitas adalah membandingkan antara data yang kita miliki dan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Uji normalitas merupakan salah satu syarat pengujian parametic-test. Dalam uji normalitas penentu suatu data normal atau tidak dapat dilihat dari sig. Pada bagian Kolmogrov-Smirnov, apabila angka sig. menunjukkan ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal. Sebaliknya, jika angka Sig. menunjukkan ≤ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Sarjono dan Julianita, 2011:53) II. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Bila variabel-variabel bebas berkorelasi dengan sempurna maka disebut multikolinierit. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Uji Multikolinearitas ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terjadi atas dua atau lebih variabel bebas, dimana akan diukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan atau pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r). Untuk menguji ada tidak multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance (a) dan lawannya, yaitu dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Dimana tolerance mengukur variabel- variabel bebas yang terpilih tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF= I/Tolerance) dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Untuk mengetahui terjadi tidaknya muktikolinieritas, digunakan ketentuan yaitu, jika VIF ≥ 10 maka terjadi multikolinieritas dan jika VIF ≤ 10, maka tidak terjadi muktikolinieritas. Dilihat dari nilai tolerance jika lebih kecil dari 0,10 maka terjadi multikolinieritas dan jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka tidak terjadi multikolinieritas (Sola, 2017:39). III. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari nilai residual pada suatu periode pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik atau memenuhi persyaratan adalah tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Sementara itu, jika terjadinya gejala atau masalah heteroskedastisitas ini akan berakibat pada sebuah keraguan (ketidakakuratan) pada suatu analisis regresi yang dilakukan. Dalam analisis statistik ada beberapa cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas, antara lain dengan melakukan uji gletser, uji koefisien korelasi spearman, melihat pola gambar scatterplots, dan uji park. Dalam penelitian ini menggunakan pola scatterplots untuk melihat ada tidaknya gejala heteroskedastitas. Tidak terjadi gejala atau masalah heterokedastitas jika : Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0. Titik tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. Penyebaran titik-titik data tidak berpola atau tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. IV. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada sifat hubungan yang linear atau tidak antara variabel bebas dengan variabel terikat. Data yang baik seharusnya terdapat hubungan yang linear antara variabel bebas dan variabel terikat. Uji linearitas merupakan syarat sebelum dilakukannya uji regresi linear. Kriteria pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: Dengan melihat nilai signifikansi Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05), maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dan sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig < 0,05), maka kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0. Titik tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. Penyebaran titik-titik data tidak berpola atau tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. V. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada sifat hubungan yang linear atau tidak antara variabel bebas dengan variabel terikat. Data yang baik seharusnya terdapat hubungan yang linear antara variabel bebas dan variabel terikat. Uji linearitas merupakan syarat sebelum dilakukannya uji regresi linear. Kriteria pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: Dengan melihat nilai signifikansi Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05), maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dan sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig < 0,05), maka kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dengan melihat Fhitung dan Ftabel Jika nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel (Fhitung < Ftabel), maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat. 3.9 Analisis Linier Berganda Sinaga (2010) Dalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Regression). Analisis regresi linier berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independen minimal 2. Analisis regresi linear berganda digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen yaitu kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan terhadap variabel dependen yaitu loyalitas pelanggan. 3.10 Uji F Uji f pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara semua variabel bebas dan variabel terikat, apakah variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama – sama terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan, terhadap loyalitas pelanggan sebagai variabel terikatnya (Sinaga, 2010). 3.11 Uji T Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen (Imam Ghozali dalam Sinaga, 2010). Langkah-langkah Uji Hipotesis untuk Koefisien Regresi adalah: Perumusan Hipotesis Nihil ( H0 ) dan Hipotesis Alternatif ( H1) H0 : β1 = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan dari maisng-masing variabel bebas ( X1, X2 ) terhadap variabel terikat ( Y ) H1 :β0> 0 Ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel bebas ( X1, X2 ) terhadap variabel terikat ( Y ). Penentuan harga t tabel berdasarkan taraf signifikansi dan taraf derajat kebebasan : Taraf signifikansi = 5% (0,05) Derajat kebebasan = (n-1-k). 3.12 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nila (R2yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Imam Ghozali dalam Sianaga, 2010).