Uploaded by Theresia Eva

CASE DISCUSSION SESSION 2-Kelompok 4 Kelas C

advertisement
CASE DISCUSSION SESSION 2
SISTEM KONTROL MANAJEMEN MASKAPAI PENERBANGAN DALAM
MENGHADAPI COVID-19
Dosen Pengampu: Dr. Muthmainah, M.Si., Ak.
Disusun oleh Kelompok 4:
Aulia Rahmah Sari
F0317021
Rofik Prihantono
F0317090
Theresia Eva Suryandari
F0317104
Victory Cindy Maylana
F0317109
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
A. RINGKASAN FAKTUAL
a
B. PERNYATAAN MASALAH
a
C. ANALISIS MASALAH
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengakui bahwa wabah
corona (covid-19) sangat memengaruhi dunia penerbangan. Bahkan ada yang
memprediksi akan banyak maskapai bangkrut dalam beberapa waktu ke depan. Hal
tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen Garuda Indonesia untuk
melakukan berbagai strategi agar bisa bertahan.
Wabah virus corona memaksa banyak airlines menghentikan penerbangannya.
Sehingga berdampak bagi maskapai penerbangan di Indonesia yang tidak dapat
melakukan aktivitas seperti biasanya. Hal ini mengakibatkan penurunan aktivitas
penerbangan yang signifikan akibat banyaknya maskapai yang melakukan grounded
hingga penghentian operasi. Akibatnya timbul ketidakpastian yang signifikan
terhadap bisnis ini seiring dengan peningkatan ketidakpastian ekonomi global.
Menghadapi dampak pandemi corona, Maskapai Garuda Indonesia (Persero)
melakukan beberapa strategi untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya.
Seperti dikutip dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis
(23/4/2020), emiten berkode GIAA ini memaparkan usaha perseroan untuk tetap
menjaga keberlangsungan selama 6 bulam ke depan.
Maskapai plat merah ini menyebutkan bahwa arus kas merupakan hal yang
penting untuk menjaga keberlangsungan perusahaan. Garuda Indonesia sendiri
mempunyai dua kategori biaya yang sangat berpengaruh terhadap pengeluaran kas
yaitu biaya tetap yang meliputi biaya sewa pesawat, biaya pegawai, biaya
administrasi kantor pusat dan cabang. Ada pula biaya variabel penerbangan yang
meliputi biaya bahan bakar, biaya kestasiunan, biaya catering, biaya navigasi, dan
biaya tunjangan terbang bagi awak pesawat.
Garuda juga memberikan kepastian kepada masyarakat bahwa akan tetap
memprioritaskan keamanan dam keselamatan dalam situasi dan kondisi apapun.
Pihaknya melarang keras kemungkinan opsi untuk melakukan rekayasa dalam hal
perawatan pesawat. Garuda merupakan perusahaan penerbangan yang mempunyai
pasar domestik yang sangat kuat.
D. SOLUSI
Untuk mempertahankan operasionalnya, Garuda Indonesia akan melakukan
beberapa strategi, diantaranya:
1. Garuda melakukan negosisasi dengan lessor untuk penundaan pembayaran
sewa pesawat (lease holiday).
2.
Melakuan perpanjangan masa sewa pesawat untuk mengurangi biaya sewa
per bulan.
3. Mengusahakan financing dari perbankan dalam dan luar ataupun pinjaman
lainnya.
4. Negosiasi terkait kewajiban perseroan yang akan jatuh tempo dengan pihak
ketiga.
5. Efisiensi biaya kurang lebih 15-20% dari total biaya operasional dengan tetap
memprioritaskan keselamatan dan keamanan penerbangan dan pegawai serta
layanan.
6. Mengoptimalkan frekuensi dan kapasitas penerbangan, baik penerbangan
internasional maupun domestik.
7. Menutup rute-rute yang tidak menghasilkan profit.
8. Mengoptimalkan layanan kargo dan charter pesawat.
9. Menunda kedatangan 4 pesawat Airbus A 330-900 di tahun 2020.
10. Mengembangkan hubungan internasional (Amsterdam dan Jepang) agar
layanan Garuda Indonesia menjangkau seluruh dunia dengan mengoptimalkan
layanan interline.
Dengan adanya perombakan dan perubahan strategis ini, diharapkan Garuda
Indonesia akan tetap bisa bertahan bahkan memperbaiki cash flow-nya secara
perlahan namun pasti. Hal ini tentunya membutuhkan dukungan dari seluruh stake
holders Penerbangan Sipil Nasional. Secara interal, pihak Garuda juga harus legawa
dalam menjalankan segala langkah konkrit dengan konsisten. Selain itu, pemerintah
juga perlu mempermudah segala proses regulasi serta memberikan dukungan politis.
E. SOLUSI YANG DISARANKAN
a
F. IMPLEMENTASI
a
Download