1 PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR i PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA KEPALA LABORATORIUM KIMIA DASAR Dr. Ir. Hj. Andi Artiningsih., ST., MT., IPP KOORDINATOR LABORATORIUM KIMIA DASAR Ir. Muh Arman., ST,. MT Revisi Edisi Pertama 2019 Editor Sampul : Anjas Marta Penyusun : Anjas Marta Resky Windisari N Winda Novia Husnah Faradillah Sakina Ade Ulmu Kalsum Azimatul Afifah Mahdiyah Denisya Dirga Yudistirah Nur Atika Rahman Fitriyah Dwi Pratiwi Farma Fitria Andi Nurwidiyah M Muh. Fadel Ramadhan Nurul Fadilah Putri Elfira Usman Nurussarirah M Abuhaji Febrian PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR ii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatNya kami dapat menyelesaikan Penuntun Laboratorium Kimia Dasar ini dengan sebaikbaiknya. Penulisan Penuntun ini kami buat didasarkan pada hasil percobaan yang dilakukan di Laboratrium Kimia Dasar serta literatur-literatur yang ada baik dari buku maupun dari sumber lainnya. Dengan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihakpihak yang telah membantu, khususnya kepada : 1. Orang tua yang telah memberikan dukungan, baik secara material maupun spiritual. 2. Ketua Yayasan Wakaf UMI Bapak H.M Mokhtar Noer Jaya 3. Bapak Prof Dr. Basri Modding SE., M.Si Sebagai Rektor Universitas Muslim Indonesia 4. Bapak Dr. Ir. H. Zakir Sabara HW, ST.,MT.,ASEAN Eng. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia. 5. Bapak Dr.Ir Andi Suryanto, ST., MT.,IPM.,ASEAN Eng. Selaku ketua Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia. 6. Kepala Laboratorium Kimia Dasar Dr. Ir. Hj. Andi Artingsih.,ST.,MT.,IPP dan Koordinator Laboratorium Operasi Teknik Kimia Ir. Muh Arman.,ST,.MT 7. Asisten-asisten Laboratorium Kimia Dasar . Tim Penyusun menyadari dalam penyusunan Penuntun ini tidak menutup kemungkinan adanya kekeliriauan, untuk itu kami mohon maaf atas segala kekurangan tersebut dan tidak menutup diri terhadap segala saran, kritik serta masukan yang bersifat kontruktif bagi kami. Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi penulis sediri, institusi pendidikan dan masyarakat luas. Aamin ! Makassar, 2019 Tim Penyusun PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii TATA TERTIB ............................................................................................................ iv KETENTUAN PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM .............................................................................................................. vi PERCOBAAN I MEMBUAT LARUTAN ............................................................................................... 1 PERCOBAAN II STOIKIOMETRI ........................................................................................................... 5 PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT UNSUR ................................................................................................. 8 PERCOBAAN IV IKATAN KIMIA ........................................................................................................... 14 PERCOBAAN V KESETIMBANGAN ION ............................................................................................. 18 PERCOBAAN VI ELEKTROLISIS ............................................................................................................ 22 PERCOBAAN VII ANALISIS KADAR ASAM SITRAT DALAM LARUTAN ....................................... 28 PERCOBAAN VIII PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT (CH3COOH) DALAM CUKA DAGANG .......................................................................................... 31 PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR iv TATA TERTIB I. MASUK LABORATORIUM 1. Telah berada didepan Laboratorium Kimia Dasar 15 menit sebelum praktikum dimulai. 2. Membawa perlengkapan praktikum. a. Jas Laboratorium b. Lap kasar dan lap halus c. Masker kain d. Alat tulis e. Laporan yang telah di ACC f. Tugas Pendahuluan (TP) sesuai dengan judul percobaan g. Kartu Kontrol (Foto Wajib) h. Buku Penuntun (wajib diprint) i. Kalkulator ilmiah tiap kelompok 3. Menggunakan kemeja putih, celana kain hitam (laki – laki), rok hitam (perempuan), sepatu tertutup dan warna jilbab sesuai kesepakatan saat pengarahan Laboratorium. 4. Rambut laki – laki maksimal 2 cm, kuku harus pendek, dan tidak menggunakan perhiasan kecuali perhiasan. 5. Telah lulus respon pertama Tugas Pendahuluan di masing – masing asisten. II. DIDALAM LABORATORIUM 1. Berdo’a sebelum memulai praktikum. 2. Respon kedua Tugas Pendahuluan di asisten masing – masing. 3. Dilarang keluar masuk tanpa izin asisten. 4. Dilarang makan dan minum di dalam Laboratorium. 5. HP di silent dan disimpan dalam loker selama praktikum berlangsung. 6. Dilarang memasuki “Ruang Alat dan Bahan” tanpa seizin asisten. 7. Menggunakan bahan secukupnya dan membersihkan alat yang telah digunakan. 8. Mengisi bon alat dan log book Neraca Analitik. 9. Menjaga kebersihan Laboratorium. PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR v III. RESPON TUGAS PENDAHULUAN & ASISTENSI LAPORAN 1. Wajib menghubungi asisten 1 hari sebelum respond an asistensi. 2. Hanya ketua kelompok yang menghubungi asisten, jika ketua berhalangan yang menghubungi asisten adalah anggota yang ditunjuk. 3. Menggunakan pakaian sopan (kemeja) saat respon dan asistensi. 4. Telah menyelesaikan Tugas Pendahuluan secara lengkap sebelum respon. 5. Wajib memahami Prosedur Kerja sebelum memasuki Laboratorium. 6. Membawa kartu kontrol. 7. Dilarang menggunakan HP saat respon dan asistensi berlangsung. 8. Respon dan asistensi dilakukan jika anggota kelompok telah lengkap, jika berhalangan hadir, wajib menghubungi asisten yang bersangkutan beberapa jam sebelumnya. 9. Waktu respon hari Senin – Sabtu (08.00 - 17.00 Wita). 10. Melakukan asistensi maksimal 3x (Tergantung ketetapan masing – masing Asisten). 11. Wajib membawa kalkulator tiap kelompok saat asistensi. PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR vi KETENTUAN PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM 1. Laporan disusun diatas kertas ukuran A4 jenis tulisan Times New Roman, ukuran font 12 dan Spasi 1,5 (Sampul) 2. Sampul laporan ( lihat Lamp. 1) 3. Bagian isi: Judul bab dari bagian inti adalah sebagai berikut: 1. Bab I (PENDAHULUAN) (Lamp. 2) Bagian pendahuluan memuat hal-hal sebagai berikut: 4.1 Latar Belakang Berisi gambaran umum mengenai Penetapan. Sumber harus dari buku/ jurnal dari 5 Tahun terakhir. 4.2 Tujuan Percobaan Berisi uraian dari tujuan dilakukannya praktikum dari penetapan yang dilakukan. 2. Bab II (TINJAUAN PUSTAKA) Bagian Tinjauan Pustaka memuat hal-hal sebagai berikut: 1) Materi yang di muat berisi uraian-uraian yang menyangkut dengan penetapan. 2) Sumber yang di masukkan harus dari sumber pustaka primer seperti jurnal penelitian, buletin, buku, prosiding seminar, maupun internet (situs resmi) 5 tahun terakhir. 3. Bab III ( PROSEDUR PERCOBAAN) (Lamp. 2) Bagian Prosedur Percobaan memuat hal-hal sebagai berikut: 3.1 Alat Gambar alat harus jelas dan disertai keterangan nama alat. 3.2 Bahan Bahan harus dilengkapi nama, rumus senyawa dan konsentrasinya. 3.3 Cara Kerja Cara kerja berupa kalimat aktif dalam bentuk paragraf, serta kerja harus dilengkapi dengan Diagram Alir. 4. Bab IV (HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN) Bagian hasil perhitungan dan pembahasan memuat hal-hal sebagai berikut: 1) Menuliskan data pengamatan sesuai dengan penetapan. PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR vii 2) Jika data pengamatan dalam bentuk tabel, tidak menggunakan garis vertical, hanya menggunakan garis horizontal. 3) Pembahasan harus mempunyai sumber pustaka primer seperti jurnal penelitian, buletin, buku, prosiding seminar, maupun internet (situs resmi). 5. Bab V (PENUTUP) Bagian penutup memuat hal-hal sebagai berikut: 4.1 Kesimpulan Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan percobaan. 4.2 Saran Saran terdiri dari dua yaitu saran untuk laboratorium dan saran untuk asisten. 6. DAFTAR PUSTAKA (Lamp. 3) 1) Daftar Pustaka memuat referensi yang telah disitasi di dalam laporan. 2) Jumlah pustaka minimal 5 referensi (2 buku dan 3 jurnal). 3) Format penulisan sitasi/ catatan kaki dan Daftar Pustaka dalam bentuk Harvard Style. 7. Ayat yang Berhubungan (Lamp. 4) Ayat yang berhubungan ditulis latin dan harus sesuai dengan isi percobaan. PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR viii Lampiran 1 Format Sampul Nama : Dirga Yudistirah Stambuk : 09220160031 Kelas/Kelompok : C2/ 1 (Satu) Asisten 2019 PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR ix Lampiran 2. Bab I PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR x Lampiran 2. Bab 3 BAB III PROSEDUR PERCOBAAN Lampiran 3. Daftar Pustaka PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR xi Lampiran 4. Ayat yang Berhubungan PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 1 PERCOBAAN I MEMBUAT LARUTAN A. TUJUAN PERCOBAAN Mempelajari cara membuat larutan dari bahan cair dan bahan padat dengan konsentrasi tertentu. B. PENDAHULUAN Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat dalam komposisi yang bervariasi. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut. Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan. Sebagai contoh, jika sejumlah gula dilarutkan dalam air dan diaduk dengan baik, maka campuran tersebut pada dasarnya akan seragam (sama) di semua bagian (Putri, Laili Mei Ari.,dkk, 2017). Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya. Untuk menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah konsentrasi larutan yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Untuk jumlah terlarut yang berbeda pada setiap larutan, maka dibutuhkan energi panas yang berbeda pula, yang nantinya akan mempengaruhi titik didih larutan tersebut. Titik didih suatu larutan merupakan suhu larutan pada saat tekanan uap jenuh larutan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan yang diberikan pada permukaan cairan) (Putri.,dkk, 2017). Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer (Puspita, 2013). Untuk menyatakan konsentrasi suatu larutan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut (Nurrahmaniah, 2013): a. Persen berat → satuannya (%) gram zat terlarut % b b= x 100 % gram larutan PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 2 b. Persen volume → satuannya (%) % v⁄v = ml zat terlarut ml larutan x 100 % c. Persen berat volume → satuannya (%) %b v= gram zat terlarut ml larutan x 100 % d. Kemolaran (M) → satuannya (mol L) W M = Mr x V gram = gr mol x L = mol L e. Kenormalan (N) → satuannya ( N L) W = Be x V gram = gr eq x L = eq L f. Kemolalan (n) → ( M eq = W Mr x kg mol) 1000 p gram 1000 kg/gr = gr x gram mol = kg mol g. Part per million (ppm) atau bagian perjuta ppm = ppm = mg zat terlarut L pelarut x 106 mg L PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 3 h. Part per billion (ppb) atau bagian permiliar ppb = ppb = mg zat terlarut L pelarut x 109 mg L i. Fraksi mol (X) X zat terlarut = X pelarut = jumlah mol zat terlarut jumlah mol zat terlarut +jumlah mol pelarut jumlah mol pelarut jumlah mol zat terlarut +jumlah mol pelarut C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Labu ukur 100 mL b. Gelas piala 100 mL c. Pipet skala d. Botol semprot e. Pipet tetes f. Batang pengaduk g. Neraca analitik h. Corong i. Spatula 2. Bahan a. Padatan NaOH (Natrium Hidroksida) atau NaCl (Natrium Klorida atau Garam dapur) b. Larutan CH3COOH (Asam Asetat) atau HCl (Asam Klorida) pekat c. Aquadest (H2O) D. CARA KERJA 1. Bahan Padat a. Sediakan alat dan bahan yang digunakan PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 4 b. Timbang gelas piala 100 mL dalam keadaan kosong, catat. c. Timbang NaOH atau NaCl dengan berat tertentu ke dalam gelas piala 100 mL, catat. d. Larutkan NaOH atau NaCl dengan aquadest dan masukkan kedalam labu ukur 100 mL, dengan bantuan corong. e. Himpitkan hingga tanda garis atau miniskus. f. Larutan kemudian dihomogenkan dan diberi label sesuai dengan konsentrasinya. 2. Bahan Cair a. Sediakan alat dan bahan yang digunakan a. Pipet larutan CH3COOH atau HCl pekat (konsentrasi 37% dan bj 1,18 g/mL) dengan volume tertentu kedalam labu ukur 100 mL yang telah berisi aquadest ± setengah volume labu ukur tersebut. b. Tambahkan aquadest hingga garis miniskus (dihimpitkan) kemudian didinginkan. c. Larutan kemudian dihomogenkan dan diberi label sesuai dengan konsentrasinya. E. DAFTAR PUSTAKA Nurrahmaniah, Waode . 2013 “Kimia Dasar I SMK Negeri SMAK Makassar” . Kementrian Perindustrian : Makassar. Putri, Laili Mei Ari., et al . 2017. “Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan’. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP . Universitas Jember . Jember, pp 1-3. Puspita, Fika . 2013 . “Pembuatan Larutan” . Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Universitas Jendral Sudirman . Purwokerto PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 5 PERCOBAAN II STOIKIOMETRI A. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan titik stoikiometri sistim H2SO4 dan NaOH. B. PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari kita pernah melihat sesorang yang sedang membuat kue. Perlu diketahui bahwa kue dibuat menurut resep atau formula tertentu, yaitu perbandingan antara bahan-bahan yang diperlukan. Hal yang kira-kira sama juga berlaku dalam reaksi kimia. Setiap senyawa kimia memiliki komposisi tertentu. Sehingga, untuk membuat suatu senyawa melalui reaksi kimia, harus diperhitungkan campuran bahan-bahan dalam perbandingan tertentu. Hal inilah yang menjadi pembahasan dalam makalah ini. Hal-hal yang akan dibahas yaitu tentang perbandingan unsur-unsur dalam senyawa, serta perbandingan zat-zat dalam reaksi kimia (Indrawan, 2011). Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat tersusun atas partikel-partikel yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Susunan dan sifat partikel setiap zat berbeda-beda. Susunan dan sifat partikel sangat menentukan wujud zat. Zat cair mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan volumenya tetap. Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat dalam komposisi yang bervariasi (Petrucci. 1985). Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut. Sebagai contoh, jika sejumlah gula dilarutkan dalam air dan diaduk dengan baik, maka campuran tersebut pada dasarnya akan seragam (sama) di semua bagian (Laili Mei Ari Putri, Trapsilo Prihandono, 2017). Hal yang pertama kita sebut stoikiometri senyawa, sedangkan yang kedua kita sebut stoikiometri reaksi. Istilah stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata stoicheion yang berarti unsur, dan metron yang berarti mengukur. Jadi, stoikiometri berarti perhitungan kimia. Konsep-konsep yang mendasari perhitungan kimia adalah massa atom relatif, rumus kimia, persamaan reaksi, dan konsep mol (Indrawan, 2011). PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 6 C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat-alat a. Gelas piala b. Batang pengaduk c. Termometer d. Pipet ukur 3. Bahan-bahan e. Larutan NaOH (Natrium Hidroksida) 1 M f. Larutan H2SO4 (Asam Sulfat) 0,5 M D. CARA KERJA 1. Masukkan 20 ml NaOH ke dalam gelas piala dan catat temperaturnya 2. Sementara diaduk tambahkan larutan 5 ml H2SO4. Sebelum ditambahkan H2SO4 ukur dulu temperaturnya (usahakan sama dengan temperatur NaOH). 3. Setiap pencampuran amati temperatur maksimumnya. Nomor 1 2 3 4 Volume NaOH (ml) 20 15 10 5 Volume H2SO4 5 10 15 20 Volume Total (ml) 25 25 25 25 1. Buat kurva antara temperatur rata-rata dengan volume H2SO4 atau volume NaOH. 2. Tentukan titik stoikiometri E. PENGAMATAN Volume NaOH (mL) Volume H2SO4 (mL) 20 5 15 10 10 15 5 20 Temperatur mula-mula Temperatur akhir PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR Temperatur rata-rata 7 F. PERHITUNGAN Grafik hubungan antara temperatur dan volume G. DAFTAR PUSTAKA Indrawan, Muh. Rasyid (2011) ‘Stoikiometri’ . Universitas Mulawarman : Semarang Laili Mei Ari Putri, Trapsilo Prihandono, B. S. (2017) ‘Pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju kenaikan suhu larutan’. Universitas Jember., Jurnal Pembelajaran Fisika, 6(2), pp. 151–157. PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 8 PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT UNSUR A. TUJUAN PERCOBAAN Mempelajari sifat-sifat unsur golongan Alkali (IA) dan Alkali tanah (IIA). B. PENDAHULUAN Unsur kimia adalah sebuah zat yang hanya mengandung 1 (satu) jenis atom. Variasi yang luar biasa yang mengelilingi jagat raya tersusun atas substansi-substansi yang bisa juga disebut dengan unsur. Singkatnya unsur adalah suatu bahan murni yang terdiri dari proton, neutron, dan elektron sebagai pembentuk unsur. Unsur tersebut harus berkombinasi dahulu baru dapat membentuk senyawa unsur kimia (Dwinata, 2016). 1. Golongan Alkali (IA) Golongan 1 – lithium, natrium, kalium, rubidium dan cesium. Kelektronegatifan merupakan ukuran kecenderungan sebuah atom untuk menarik sepasang elektron ikatan. Keelektronegatifan biasanya diukur dalam skala Pauling, dimana pada skala ini unsur yang paling elektronegatif (fluorine) diberi nilai kelektronegatifan 4,0. Semua unsur pada gambar di atas memiliki kelektronegatifan yang sangat rendah. (Zulfina, 2011). 2. Golongan Alkalli Tanah (IIA) Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang termasuk ke dalam golongan II A yaitu : Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Unsur-unsur golongan IIA disebut juga alkali tanah sebab unsur-unsur tersebut bersifat basa dan banyak ditemukan dalam mineral tanah. Logam alkali tanah umumnya reaktif, tetapi kurang reaktif jika dibandingkan dengan logam alkali. Unsurunsur Golongan 2 Alkali Tanah Logam: Konfigurasi Elektron : Berelium (Be) = 1s2 2s2 Magnesium (Mg) = 1s2 2s2 2p6 3s2 Kalsium (Ca) = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 Stronsium (Sr) = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 Barium (Ba) = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 9 Golongan alkali tanah elemennya semua adalah logam yang mengilap, warna putih keperakan. Logam alkali tanah yang tinggi dalam rangkaian reaktivitas logam, tapi tidak setinggi logam alkali golongan 1A. a. Sifat Fisik 1. Lebih keras dan padat dibandingkan natrium dan kalium 2. Memiliki titik leleh yang lebih tinggi. Disebabkan oleh kehadiran dua valensi elektron pada setiap atom, yang mengarah pada ikatan logam yang lebih kuat daripada terjadi di golongan 1A. 3. Tiga elemen ini memberikan karakteristik warna ketika dipanaskan dalam api: Putih cemerlang : Mg Merah bata : Ca Merah : Sr Hijau : Ba 4. Jari-jari atom dan ion semakin besar (dari atas ke bawah). Jari-jari ion jauh lebih kecil daripada jari-jari atom. Hal ini karena atom mengandung dua elektron dalam tingkat s relatif jauh dari nukleus, dan inilah elektron yang dikeluarkan untuk membentuk ion. Sisa elektron dengan demikian dalam tingkat lebih dekat ke inti, dan di samping meningkatnya biaya nuklir efektif menarik elektron menuju inti dan mengurangi ukuran ion. b. Sifat Kimia Sifat-sifat kimia unsur-unsur kelompok 2 didominasi oleh mengurangi tenaga yang kuat dari logam. Unsur-unsur menjadi semakin turun elektropositif di golongan. (Zulfina, 2011). C. ALAT DAN BAHAN a. Alat-alat 1. Tabung reaksi 2. Pipet tetes 3. Spritus 4. Rak tabung 5. Pipet skala PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 10 b. Bahan-bahan 1. MgCl2, CaCl2, SrCl2, BaCl2, dengan konsentrasi 0,5 M 2. Magnesium dan Kalsium 3. H2SO4 0,5 M 4. NaOH 0,5 M 5. Aquadest D. CARA KERJA 1. Reaktifitas unsur a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. b. Disiapakan dua buah tabung reaksi, kemudian diisi dengan 2 mL aquadest. c. Magnesium dan kalsium dalam jumLah tertentu dimasukkan kedalam tabung reaksi. d. Diamati reaksi yag terjadi, jika tidak terjadi reaksi (ditandai dengan adanya gelembung-gelembung gas), tabung reaksi kemudian dipanaskan hingga terjadinya reaksi. e. Didinginkan tabung reaksi, kemudian ditambahkan indikator fenoftalin, dan diamati perubahan yang terjadi. 2. Kelarutan garam sulfat 1. Disiapkan 4 buah tabung reaksi. 2. Tabung reaksi (I) diisi dengan larutan MgCl2, tabung reaksi (II) dengan larutan CaCl2, tabung reaksi (III) dengan larutan SrCl2, dan pada tabung reaksi (IV) diisi dengan larutan BaCl2, masing-masing diisi larutan sebanyak 1 mL. 3. Setiap tabung reaksi ditambahkan dengan larutan H2SO4 0,5M sebanyak 1 mL. 4. Diamati setiap perubahan yang terbentuk, dan kemudian dibandingkan dengan endapan yang terbentuk pada setiap tabung. 3. Kelarutan garam hidroksida 1. Disiapakan 4 buah tabung reaksi. 2. Pada tabung reaksi (I) diisi dengan larutan MgCl2, tabung reaksi (II) diisi dengan larutan CaCl2, tabung reaksi (III) diisi dengan larutan SrCl2, dan tabung reaksi (IV) diisi dengan larutan BaCl2. Kemudian pada setiap tabung diisi larutan sebanyak 1 mL. 3. Setiap tabung reaksi ditambahkan larutan NaOH 0,5 M sebanyak 1 mL. PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 11 5. Diamati endapan yang terbentuk, dan kemudian dibandingkan dengan endapan yang terbentuk pada setiap tabung. E. PENGAMATAN a. Reaktifitas unsur Unsur Aquadest Pemanasan Penambahan PP keterangan Magnesium Kalsium b. Pengandapan garam sulfat Larutan Penambahan H2SO4 Keterangan MgCl2 CaCl2 SrCl2 BaCl2 c. Pengendapan garam hidroksida Larutan Penambahan NaOH MgCl2 CaCl2 SrCl2 BaCl2 PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR Keterangan 12 F. REAKSI a. b. c. Mg + H2O Ca + H2O MgCl2 + H2SO4 CaCl2 + H2SO4 SrCl2 + H2SO4 BaCl2 + H2SO4 MgCl2 + NaOH CaCl2 + NaOH SrCl2 + NaOH BaCl2 + NaOH G. DAFTAR PUSTAKA Dwinata, R. A. D. (2016) ‘Rancangan bangun Aplikasi Tabel Periodik Unsur dan Perumusan Senyawa Kimia dari Unsur imia dasar Berbasis Android’, Jurnal Rekursif. Teknik Informatika. Fakultas Teknik. Universitas Bengkulu, 4(2 Juni 2016, ISSN 2303-0755), pp. 176–183. Zulfina .(2011). Struktur Senyawa Anorganik Alkali Dan Alkali Tanah Sifat Fisik dan Sifat Atom dari Unsur-unsur Golongan 1. http://www.chem-is- try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/logam-alkali- dan-alkali-tanah/ PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 13 PERCOBAAN IV IKATAN KIMIA A. TUJUAN PERCOBAAN Membedakan Reaksi senyawa – senyawa berikut : 1. Senyawa yang berikatan elektrovalen dan ikatan kovalen 2. Reaksi Pembentukan senyawa kompleks dan non kompleks B. PENDAHULUAN Ikatan ion terbentuk akibat adanya melepas atau menerima elektron oleh atom-atom yang berikatan. Atom-atom yang melepas elektron menjadi ion positif (kation) sedang atom-atom yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion biasanya disebut ikatan elektrovalen. Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam dan nonlogam. Atom unsur logam cenderung melepas elektron membentuk ion positif, dan atom unsur nonlogam cenderung menangkap elektron membentuk ion negatif. Contoh: NaCl, MgO, CaF2, Li2O, dan lain-lain (Himawan, 2012). Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh atom-atom yang berikatan. Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan elektronikatan (PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut pasangan elektron bebas (PEB). Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom unsur nonlogam, bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2, I2) dan berbeda jenis (contoh: H2O, CO2, dan lain-lain). Senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen disebut senyawa kovalen. Senyawa kompleks terdiri dari ion kompleks dan counter ion pembuat netral. Ion kompleks mempunyai atom pusat yang mengikat ligan berupa molekul netral atau anion dimana memiliki satu atau lebih atom penyumbang untuk berpasangan. Bentuk senyawa kompleks yang paling sering dijumpai adalah octahedral. Rumus kimia dan penamaan dari senyawa kompleks mengikuti aturan yang ditetapkan. Alfred Werner adalah orang yang pertama kali menemukan struktur dari senyawa kompleks. Senyawa kompleks dapat memperlihatkan fenomena isomerisasi, bisa berupa stereoisomer ataupun constitutional isomers (Himawan, 2012). PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 14 Teori medan Kristal menjelaskan warna dan sifat kemagnetan dari kompleks. Karena dipengaruhi oleh ligan-ligan disekitarnya, energy pada orbital d terpisah. Besarnya energy pemisahan tergantung dari ion logam dan kekuatan dari ligannya. Semakin kuat ligannya maka semakin besar energy pemisahannya dan sebaliknya (Himawan, 2012). C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Tabung reaksi b. Pipet tetes c. Gelas piala d. Pipet skala 2. Bahan D. a. NaCl h. AgNO3 b. CH3COOH i. C2H5OH c. CuSO4 j. FeCl3 d. CCl4 k. K3Fe(CN)6 e. K4Fe(CN)6 l. Aqudest f. NH4OH g. BaCl2 CARA KERJA 1. Ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen a. Disiapkan tiga buah tabung reaksi b. Masing – masing tabung reaksi diisi dengan 1 mL AgNO3 0,1 M c. Tabung reaksi (1) ditetesi dengan NaCl, tabung reaksi (2) dengan CCl4 dan tabung reaksi (3) dengan C2H5OH masing – masing sebanyak 3-6 tetes. d. Diperhatikan dan dicatat perubahan yang terjadi. 2. Ikatan kompleks dan non kompleks a. Disiapkan dua buah tabung reaksi b. Masing – masing tabung reaksi diisi dengan 1mL CuSO4 c. Tabung reaksi (1) ditetesi dengan BaCl2 tabung reaksi (2) dengan larutan K4Fe(CN)6 masing – masing sebanyak 3-6 tetes. PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 15 d. Diperhatikan dan dicatat perubahan yang terjadi. e. Kemudian setelah dicatatan kedua tabung rekasi tersebut ditambahkan dengan larutan NH4OH. 3. Ikatan kompleks dan non kompleks a. Disiapkan tiga buah tabung reaksi b. Masing – masing tabung reaksi diisi dengan 1 mL KCNS c. Tabung reaksi (1) ditetesi dengan FeCl3, tabung reaksi (2) dengan K3Fe(CN)6 masing – masing sebanyak 3-6 tetes. d. Diperhatikan dan dicatat perubahan yang terjadi. E. PENGAMATAN a. Ikatan kovalen dan ikatan elektrovalen Pereaksi Larutan AgNO3 Keterangan NaCl CCl4 C2H5OH b. Ikatan kompleks dan non kompleks Pereaksi Larutan CuSO4 + NH4OH Larutan CuSO4 Keterangan BaCl2 K4Fe(CN)6 c. Ikatan kompleks dan non kompleks Pereaksi Larutan KCNS Keterangan FeCl3 K3Fe(CN)6 F. REAKSI a. Ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen NaCl + AgNO3 ………. + ……… CCl4 + AgNO3 ………. + ……… PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 16 C2H5OH + AgNO3 ………. + ……… b. Ikatan kompleks dan non kompleks CuSO4 + NH4OH …a…. + …b… (a) + BaCl2 ………. + ……… (b) + K4Fe(CN)6 ………. + ……… c. Ikatan kompleks dan non kompleks NaCl + AgNO3 ………. + ……… CCl4 + AgNO3 ………. + ……… G. DAFTAR PUSTAKA Himawan,Ahmad Andika (2012),”Kimia Organik”,Teknik Kimia Undip,Semarang. PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 17 PERCOBAAN V KESETIMBANGAN ION A. MAKSUD DAN TUJUAN a. Memperkirakan nilai pH dari berbagai macam larutan dengan menggunakan larutan indikator. b. Menentukan tetapan disosiasi dari suatu larutan yang pH-nya diketahui. B. PENDAHULUAN Kesetimbangan kimia adalah proses dinamis ketika reaksi ke depan dan reaksi balik terjadi pada laju yang sama tetapi pada arah yang berlawanan. Konsentrasi pada setiap zat tinggal tetap pada suatu suhu konstan. Banyak reaksi kimia tidak sampai berakhir dan mencapai satu titik konsentrasi zat-zat bereaksi dan produk tidak ada lagi berubah dengan berubahnya waktu. Molekul-molekul tetap berubah dari produk menjadi pereaksi tetap tanpa perubahan nefto konsentrasinya (Stephen,2016). Kebanyakan reaksi kimia berlangsung secara reversible. Ketika reaksi itu baru mulai proses reversible hanya berlangsung ke arah pembentukan produk, namun ketika molekul produk telah terbentuk maka proses sebaliknya yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk mulai berjalan. Kesetimbangan kimia tercapai bila kecepatan reaksi tekanan telah sama dengan kecepatan reaksi ke kiri dan konsentrasi reaktan dan konsentrasi produk tidak berubah lagi. Kesimpulannya, kesetimbangasn kimia adalah proses dinamis (Purwoko,2016). Dua model kesetimbangan yang sangat luas digunakan adalah model isoterm Langmuir dan isoterm Freundlich. Bila nilai tetapan pada masing masing persamaan diketahui maka pada keadaan setimbangan untuk setiap konsentrasi larutan akan memberikan konsentrasi terjerap yang tertentu. Tetapan yang ada dimasing-masing persamaan dicari dengan cara membandingkan data kesetimbangan hasil penelitian dengan hasil perhitungan. Penentuan waktu kesetimbangan merupakan langkah awal karena semua data kesetimbangan diambil pada waktu dimana kesetimbangan dianggap telah tercapai (Heltina dan Indriani,2017). Topik kesetimbangan kimia merupakan bagian esensial dalam kimia, karena mendasari konsep kimia lanjut misalnya kesetimbangan larutan, kesetimbangan fasa, dan kesetimbangan reaksi sel elektrokimia. Konsep esensial dalam kesetimbangan kimia adalah PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 18 mol dan stoikhiometri, konsentrasi dan tetapan kesetimbangan, prinsip Le Chatelier's dan reaksi fasa gas dan hukum gas ideal. Definisi konsentrasi berlebih pada sistem kesetimbangan adalah jumlah mol yang tidak bereaksi (bagi pereaksi) atau jumlah mol yang dihasilkan pada reaksi kimia (bagi hasil reaksi). Apabila produk reaksi sudah ada sebelum keadaan setimbang terjadi, maka konsentrasi setimbang konsentrasi zat yang dihasilkan oleh reaksi dan zat yang ada sebelum reaksi berlangsung (Mutiah, 2017). Kesetimbangan kimia didalamnya terdapat konsep pereaksi, hasil reaksi, reaksi reversible, dan laju reaksi. Laju reaksi merupakan dasar pemahaman kesetimbangan kimia. Untuk memahami kesetimbangan kimia dengan benar diperlukan pemahaman dengan benar tentang konsep-konsep lain yang mendasarinya, yaitu konsep pereaksi, hasil reaksi, reaksi reversible, dan laju reaksi. Pada saat mempelajari laju reaksi, pengaruh temperatur melibatkan konsep energi kinetik dan teori tumbukan, yaitu peningkatan temperatur akan meningkatkan kecepatan gerakan molekul, peningkatan gerakan molekul akan meningkatkan energi kinetik dan laju tumbukan molekul. Reaktan dapat bereaksi menghasilkan produk jika molekul yang bertumbukan memiliki energi kinetik total sama atau lebih besar dari energi aktivasi (Umam dkk.,2017). C. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Alat a. Tabung Reaksi b. Pipet Tetes c. Gelas Piala 100 mL 2. Bahan a. Na2CO3 0,2 M b. NaCl 0,2 M c. CH3COOH 0,2 M d. NH4Cl 0,2 M e. Larutan Indikator MM, MO, MV, BTB, Alizarin (Al), dan Kuning Titan (KT). 3. Cara Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Menyiapkan tabung reaksi (sesuai jumlah yang diperlukan) dan isilah dengan larutan Na2CO3 0,2 M masing -masing 5 mL (5 tetes). PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 19 3. Tambahkan masing -masing tabung reaksi dengan larutan indikator (2 tetes) yang tersedia. 4. Catat perubahan warnanya dan tentukan harga pH masing-masing larutan dalam tabung reaksi. f. Ulangi prosedur diatas, dengan menggunakan larutan NaCl 0,2 M, CH3COOH 0,2 M, dan NH4Cl 0,2 M. D. DATA PENGAMATAN Larutan MV MO MM BTB PP Al KT Na2CO3 NaCl CH3COOH NH4Cl Keterangan : isi kotak diatas sesuai warna dengan indikator larutan E. GRAFIK DAN PERHITUNGAN 1. Grafik Asam : Arah Panah Kiri Basa : Arah Panah Kanan Sumbu x : Nilai pH Larutan Sumbu y : Larutan Indikator 2. Perhitungan a. Reaksi b. Menghitung pH larutan (Sumbu Berpotongan) c. Menghitung pH masing -masing larutan untuk mengetahui konsentrasi senyawa d. Mencari nilai Ka sesuai pH masing- masing larutan PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 20 F. DAFTAR PUSTAKA Heltina,D. and Indriani,R.,2009.Biosorpsi Pb (II) Pada Jamur Trichoderma Asperrellum TNJ- 63. Jurnal Rekayasa Prosel, 3(1), pp.1-4. Mutiah.,2007.Analisis Miskonsepsi Mahasiswa pada Empat Konsep Esensial Kesetimbangan Kimia.Jurnal Pijar Mipa, 7(1), pp.1-6. Purwoko.2006.Kimia Universitas.Jakarta : Erlangga. Stephen.2002.Istilah Kimia Umum.Jakarta : Erlangga. Umam,Y.I., Iskandar,S.M. and Budiasih,E.,2015.Analisis Dampak Kesalahan Konsep Laju Reaksi Terhadap Kesalahan Kesetimbangan Pendidikan, 3(2), pp.68-73. PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR Pada Siswa SMA.Jurnal 21 PERCOBAAN VI ELEKTROLISIS A. TUJUAN PERCOBAAN Mempelajari proses elektrolisis larutan KI dan FeCl3 B. PENDAHULUAN Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif) dan anoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif). Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu anion (ion negatif) ditarik oleh anoda sehingga jumlah elektronnya berkurang atau bilangan oksidasinya bertambah (Penyusun, 2013). Proses penyepuhan logam-logam merupakan proses elektrolisis. Untuk terjadinya proses elektrolisis diperlukan energi listrik dari sumbernya. Dengan demikian, pada elektrolisis terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi kimia. Reaksi redoks yang mengakibatkan terjadinya perubahan energi kimia menjadi energi listrik, atau sebaliknya merupakan proses elektrokimia. Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas di masyarakat. Baterai aki yang dapat diisi ulang merupakan salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan seharihari. Baterai aki yang sedang diisi kembali (recharge) mengubah energi listrik yang diberikan menjadi produk berupa bahan kimia yang diinginkan. Air, H2O, dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam sel elektrolisis. Proses ini akan mengurai air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : 2 H2O(l) ——> 2 H2(g) + O2(g) Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis larutan. Pada proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti teroksidasi di anoda. (Setiasih, 2014). PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 22 C. ALAT DAN BAHAN a. Alat-alat 1. Pipa U 2. Sumber arus searah 3. Elektroda 4. Stopwatch 5. Gelas piala 6. Tabung reaksi 7. Standar tabung b.Bahan-bahan 1. Larutan KI 0,25 M 2. Larutan FeCl3 3. Indikator PP 4. NH4OH 5. CHCl3 D. CARA KERJA a. Elektrolisis Larutan KI 4. Masukkan larutan KI 0,25 M ke dalam tabung U 5. Pasan elektroda dan hubungkan denan sumberarus searah 6 volt selama 5 menit, lalu putuskan arusnya. 6. Catat perubahan yang terjadi dalam ruangan anoda dan katoda. 7. Siapkan 3 buah tabung reaksi. 8. Tabung reaksi (1) dan (2) di isi 2 mL larutan dalam ruan katoda, dan tabun reaksi (3) diisi 2 mL larutan dalam anoda. 9. Tabung reaksi (1) ditambahkan 1 mL larutan FeCl3 dan tabung raksi (3) ditambahkan 1 mL larutan CHCl3. 10. Kocok dan amati perubahan yang terjadi. b. Elektrolisis Larutan FeCl3 1. Kerjakan sepertih prosedur kerja 1-3 diatas (KI diganti dengan larutan FeCl3) 2. Siapkan empat buah tabung rekasi PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 23 3. Tabung reaksi (1) dan (2) di sis 2 ml larutan dalam ruan katoda, dan tabun reaksi (3) dan (4) diisi 2 ml larutan dalam anoda. 4. Tabung reaksi (1) dan (3) ditambahkan 1 tetes indikator pp, tabung rekasi (2) dan (4) ditambahkan 2 ml larutan NH4OH. 5. Amati dan catat perubahan yang terjadi. 6. Bandingkan larutan aslinya (FeCl3 yang belum dielektrolisa). E. PENGAMATAN 1. Elektolisis Larutan KI Ruang Warna Larutan Setelah Setelah Setelah ditambahkan ditambahkan ditambahkan PP FeCl3 NH4OH Katoda Anoda KI 2. Elektrolisis Larutan FeCl3 Ruang Warna Larutan Setelah Setelah ditambahkan ditambahkan NH4OH PP Katoda Anoda FeCl3 F. REAKSI 1. Untuk larutan KI a. Di katoda :........ b. Di anoda :........ c. Reaksi Sel : PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 24 ....................+ FeCl3............. ....................+ CHCl3............ 2. Untuk Larutan FeCl3 a. Di katoda :........ b. Di anoda :........ c. Reaksi Sel : ....................+ NH4OH.......... G. DAFTAR PUSTAKA : Penyusun, tim (2013) ‘Elektrokimia’, in Elektrolisis, pp. 1–8. Setiasih, S. (2014) Sel Elektrolisis. PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 25 PERCOBAAN VII ANALISIS KADAR ASAM SITRAT DALAM LARUTAN A. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan kadar asam sitrat dalam larutan dengan larutan basa menggunakan metode back titration (titrasi kembali). B. TEORI Asam sitrat (C6H8O7) merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (Jeruk). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa dalam siklus asam sitrat yang terjadi di dalam mitokondria, yang terpenting dalam metabolisme makhluk hidup. Zat ini juga dapat sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan. Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi yang tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan jeruk limau (Putri, 2016). Titrimetri adalah suatu cara analisis yang berdasarkan pengukuran volume larutan yang diketahui konsentrasinya secara teliti (titran/penitar/larutan baku) yang direaksikan dengan larutan sampel yang akan ditetapkan kadarnya. Berdasarkan jalannya reaksi yang terjadi, titrasi dapat dibedakan atas: a. Titrasi langsung (Direct titration), yaitu larutan sampel dapat langsung dititrasi dengan larutan standar/ baku. b. Titrasi tidak langsung (Indirect titration), yaitu larutan sampel direaksikan dulu dengan pereaksi yang jumlah kepekatannya tertentu, kemudian hasil reaksi dititrasi dengan larutan standar/ baku. c. Titrasi kembali (Back titration), cara ini dilakukan bila sampel tidak bereaksi dengan larutan baku atau reaksinya lambat. Dalam hal ini ditambahkan zat ketiga yang telah diketahui kepekatannya dan jumlahnya diukur tetapi berlebihan dan kelebihannya dititrasi dengan larutan baku. d. Titrasi penggantian (Displacement titration), cara ini dilakukan bila analat atau unsur yang akan ditetapkan tidak bereaksi langsung dengan larutan baku, tidak bereaksi PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 26 secara stokiometri dengan larutan baku, dan tidak saling mempengaruhi (not interact) dengan larutan penunjuk (Rusgiyono et al., 2013). C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat 2. Buret 3. Erlenmeyer 4. Labu ukur 5. Pengaduk 6. Gelas piala 7. Corong 8. Pipet ukur 2. Bahan 1. Asam sitrat 2. Aquades 3. KOH standar 4. HCl standar 5. Indikator PP D. CARA KERJA 1. Larutan asam sitrat dengan volume tertentu dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan beberapa tetes indicator PP 2. Larutan asam sitrat tersebut dititrasi dengan larutan KOH standar secara berlebih, catat volumenya. 3. Kelebihan dari KOH dititrasi dengan larutan HCl standar hingga titik akhir catat volumenya. E. REAKSI O OH OH O C C C OH O CH2 CH2 C + OH PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 3KOH 27 O KO KO O C C C O CH2 O C C C CH2 OH CH2 C C 3H2O C + 3HCl + 3KCl KO O C + O OH O C KO O KO KO CH2 O CH2 CH2 C OH OH F. PERHITUNGAN %C6H8O7 = fp x (V1 . N1 - V2 . N2) x BE C6H8O7 bobot contoh Ket : Fp = faktor pengenceran V1 = volume awal (mL) V2 = volume akhir (mL) N = normalitas (eq/L) x 100% Bobot contoh = (mg) G. DAFTAR PUSTAKA Putri, E. W. (2016) ‘Penentuan Kadar Pada Asam Sitrat’, Jurnal Teknik Kimia. Rusgiyono, A. et al. (2013) ‘Pemetaan Produksi dan Komposisi Garam’, pp. 241–247. PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 28 PERCOBAAN VIII PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT (CH3COOH) DALAM CUKA DAGANG A. TUJUAN PERCOBAAN Untuk Menentukan kadar asam asetat yang terkandung didalam cuka (cuka dagang) B. PENDAHULUAN Cuka merupakan salah satu produk dari hasil fermentasi. cuka biasanya digunakan sebagai bahan penyedap rasa untuk menambah rasa keasaman pada makanan. Cuka memiliki banyak manfaat dalam berbagai industri. Seperti farmasi, masakan, dan pembersih komersil. Cuka yang mengandung asam asetat adalah larutan asam yang dibuat dari reaksi oksidasi etanol. Asam asetat yang merupakan asam lemah ini memiliki kadar yang berbedabeda pada setiap merk cuka komersil. Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3–COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat pekat (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16,7°C. Asam asetat adalah komponen utama cuka (3– 9%) selain air. Asam asetat berasa asam dan berbau menyengat. Selain diproduksi untuk cuka konsumsi rumah tangga, asam asetat juga diproduksi sebagai prekursor untuk senyawa lain seperti polivinil asetat dan selulosa asetat. Meskipun digolongkan sebagai asam lemah, asam asetat pekat bersifat korosif dan dapat menyerang kulit. Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan merupakan nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari kata bahasa Latin: acetum, yang berarti cuka. Nama sistematis dari senyawa ini adalah asam etanoat. Dalam praktikum ini, akan dilakukan penentuan kadar asam asetat dalam cuka dengan analisa volumetri. Analisa volumetri adalah suatu teknik yang melibatkan pengukuran volume suatu larutan untuk menentukan kandungan senyawa dalam larutan lain secara PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 29 kuantitatif. Reaksi yang dilakukan untuk melakukan analisa ini adalah titrasi asam basa. Titrasi bertujuan mencari titik ekuivalen dari kedua reaktan yang bereaksi, sehingga dapat ditentukan volume reaktan nantinya. Pada percobaan ini, titran yang digunakan adalah NaOH yang sebelumnya mengalam reaksi standarisasi dan indikator yang digunakan bersifat asam, yaitu fenolftalein yang akan berubah warna menjadi merah muda jika sudah mengalami titik akhir titrasi (Solennel,2014) C. BAHAN DAN ALAT Bahan : 1. Cuka Dagang 2. Aquadest 3. NaOH Padat 4. Asam Oksalat Kristal p.a (H2C2O4) 5. Indikator Alat : 1. Buret 50 mL 2. Labu Ukur 500 mL dan 100 mL 3. Neraca Analitik 4. Gelas Arlogi 5. Pipet Volume 6. Corong 7. Pipet Tetes 8. Batang Pengaduk D. CARA KERJA 1. Mula – mula dibuat larutan standar NaOH 0,1 N dengan cara menimbang 2 gr NaOH padat 2. Lalu dilarutkan dengan aquadest dalam labu ukur sampai mencapai volume 500 mL. setelah itu larutan ini distandarisasi dengan asam oksalat Kristal p.a 3. Timbang sekitar 0,63 gr Kristal asam oksalat dengan gelas arloji. Lalu dilarutkan denagan aquades dalam labu ukur sampai volumenya mencapai 100 mL PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 30 4. Pipet 25 mL asam oksalat dengan menggunakan pipet volume. 5. Masukkan asam oksalat tadi ke dalam Erlenmeyer dan tambahkan indikator PP. Lalu dititrasi menggunakan larutan NaOH, titrasi berakhir ditandai dengan adanya perubahan warna (Titrasi diulangi sampai 3 kali) 6. Pipet Cuka Dagang sebanyak 15 mL, masukkan ke dalam labu ukur 100 Ml 7. Encerkan dengan aquadest sampai volumenya memcapai 100 Ml 8. Ambil larutan asam asetat encer sebanyak 5 mL dengan pipet volume dan masukkan, ke dalam Erlenmeyer, lalu tambahkan indikator PP. 9. Titrasi asam asetat tadi dengan larutan NaOH, titrasi berakhir ditandai dengan adanya perubahan warna (titrasi diulangan sampai 3 kali). E. DATA PENGAMATAN 1. Volume Titrasi NaOH : 2. Volume Asam Asetat : 3. Normalitas NaOH : 4. Faktor Pengenceran : 5. BE Asam Oksalat : 6. BE Asam Asetat (CH3COOH) : F. REAKSI Tuliskan reaksi yang terjadi saat pengamatan. G. PERHITUNGAN N NaOH = N As.Oksalat = % CH3COOH = × × × × × × PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR 31 H. DAFTAR PUSTAKA Hasibuan,Maharani (2015) “Penetapan Kadar Asam Asetat Dalam Larutan Cuka Makanan Dengan Metode Titrimetri”, Departemen Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan. PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR KARTU KONTROL LABORATOIRUM KIMIA DASAR NAMA : KELAS : KELOMPOK : NO Judul Percobaan PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR Respon Asistensi FOTO 2X3 ACC