No. LS Bidang Status Revisi Diterima / Ditolak Ada / Tidak *) *) PROPOSAL LAPORAN SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGKONDISIAN SUHU DAN KELEMBABAN TANAH PADA PROTOTYPE GREENHOUSE UNTUK BUNGA KRISAN POTONG BERBASIS INTERNET of THINGS (IoT) Oleh : Erdin Aulianta NIM: 1641170051 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2019 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Batu merupakan salah satu Kota di Provinsi Jawa Timur yang memiliki potensi utama dibidang pertanian. Bila dilihat, Kota Batu dengan jumlah penduduk 211.929 jiwa dan jumlah masyarakat yang pekerjaannya petani 29.855 orang dalam kata lain memiliki potensi sumber daya manusia yang sangat banyak. Di Kota Batu masih didominasi oleh petani yang menggunakan sistem konvesional atau non-organik dikarenakan sistem tersebut sudah menjadi tradisi mereka sejak dulu (Sumber Dokumen dari badan Pusat Statistika Kota Batu tahun 2017). Para petani konvensional atau non-organik di Kota Batu ini sering kali mengalami kesulitan pada saat mengkontrol dan memonitoring pembibitan pada bunga tertentu, hal ini disebabkan cuaca dan kondisi yang tidak dapat ditentukan dan membuat hasil panennya menjadi lebih lama juga dapat membuat rugi petani dari sisi penjualan. Salah satunya pada pertumbuhan bunga krisan potong (Chrysanthemum sp.). Krisan (Chrysanthemum sp.) merupakan salah satu bunga potong dengan nilai ekonomi yang tinggi dan potensial untuk dikembangkan secara komersial. Hal ini dibuktikan dengan tingginya produktivitas tanaman. Permintaan pasar akan produk bunga krisan potong ini rata-rata meningkat 10% per tahun (Pusat Data dan Informasi Pertanian 2014). Kualitas bunga krisan potong sangat ditentukan oleh penampilan luar dimulai dari tangkai, daun dan mahkota bunga. Faktor utama dalam menjaga kualitas bunga krisan potong adalah pengelolaan ketika panen dan pasca panen yang tepat sehingga memerlukan penanganan yang khusus pada saat pane maupun pasca panen. Peningkatan kualitas panen bunga krisan potong berperngaruh besar terhadap harga dan penilaian konsumen (Asmara, 2015) Untuk daerah tropis seperti di Indonesia suhu rata-rata harian didataran rendah terlalu tinggi untuk pemtumbuhan bunga krisan potong, suhu udara di siang hari yang ideal untuk pertumbuhan bunga krisan potong berkisar antara 20oC – 26oC dengan batas minimum 17oC dan batas maksimum 30oC (Hasim dan Reza, 1995). Kelembaban udara yang cocok untuk bunga krisan potong berkisar 70% -80% (untuk kondisi pembibitan) dan 90%- 95% (untuk kondisi pertumbuhan). Kelembaban yang 1 tinggi mengakibatkan transpirasi (penguapan air) dari tanaman menjadi kecil dalam waktu pendek. Keadaan ini membuat bunga krisan potong selalu dalam kondisi segar. Apabila kelembaban udara rendah menyebabkan transpirasi bunga krisan potong menjadi tinggi. Air menguap dengan cepat melalui pori-pori daun dan perakaran, ini berate menyerap air dari tanah dan akan menyebabkan mengeringnya tepian daun yang sudah dewasa (Hasim dan Reza, 1995). Kelembaban tanah yang cocok untuk bunga krisan potong berkisar 90%-95% RH untuk fase pertumbuhan dan 70%-80% -untuk fase pembungaan. (Abdurachman dan Hidayat, 1999). Internet of Things (IoT) adalah salah satu tren baru di dunia teknologi yang akan kemungkinan besar akan menjadi tren dimasa depan. Sederhananya, IoT menyambungkan alat-alat fisik seperti lampu, televisi, kulkas bahkan pintu rumah terhubung ke Internet secara terus-menerus dan dapat dikendalikan pada jarak jauh melalui gawai (smartphone) yang dipunyai seorang pengguna. Menurut Hardyanto (2017) Internet of Things (IoT) merupakan sebuah system yang terdiri dari smart device, termasuk sensor, actuator, mikrokontroller, yang memungkingkan untuk bertukar informasi dan komunikasi secara otomatis. IoT menggunakan smart device dapat meningkatkan optimalisasi kegiatan setiap hari dan berinteraksi dengan benda-benda tersebut dimanapun dan kapanpun Menurut (Sudarmodjo dan Sutioso. 2002) Greenhouse atau yang lebih dikenal dengan istilah rumah kaca di Indonesia ditinjau dari bentuknya, bahan bangunan dan sistem kontrolnya sangat beragam. Bentuk greenhouse harus sepenuhnya disesuaikan dengan iklim di tempat bangunnya greenhouse. Sehingga harapan terpenuhinya kuantitas, kualitas dan kontinyuitas produksi belum optimal. Oleh karenanya diperlukan upaya-upaya perbaikan kualitas greenhouse. Namun, untuk kontrol pada greenhouse itu sendiri memerlukan teknologi untuk memonitor dan mengontrol kondisi lingkungan agar dapat memberikan produk hasil yang optimal. Lingkungan yang dikontrol adalah di antaranya suhu dan kelembaban udara serta kontrol distribusi air. Pengontrolan greenhouse juga masih banyak menggukan system manual sehingga harapan terpenuhinya kuantitas, kualitas dan kontinuitas produksi belum optimal. 2 Pada penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan skripsi ini telah banyak dilakukan: Erwin Aulino (2014) membuat “Implementasi Xbee pada data recording kondisi suhu dan kelembaban yang di tampilkan pada bentuk grafik”. Ruang lingkup penelitian membahas mikrokontroller sebagai alat control dengan perlatan sensor suhu dan kelembaban (DHT 11) sebagai peralatan input dan output nya dalam bentuk grafik (Delphi) Sukandar Sawidin (2015) meneliti “Monitoring Kontrol Greenhouse untuk budidaya Tanaman bunga krisan dengan LabView”. Ruang lingkup penilitian membahas Arduino sebagai alat control dengan peralatan sensor suhu, kelembaban dan cahaya sebagai input kemudian dapat dimonitoring pada PC dengan LabView. Ratna Anjar Farida (2018) membuat “Pengendalian suhu dan kelembaban menggunakan metode PID pada Greenhouse berbasis IoT (Internet of Things). Ruang lingkup penelitian membahas bunga krisan pot sebagai objek yang dituju dan Raspberry Pi sebagai kontrollernya. Kondamudi Siva Sai Ram dan A.N.P.S.Gupta (2016) judul penelitian ini adalah “IoT Based Data Logger system for weather monitoring using wireless sensors networks”. Dalam penelitian ini IoT dalam bentuk data logger diaplikasikan untuk pengambilan data cuaca dan disimpan dalam bentuk data logger agar dapat di monitoring Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penilitian tentang “Implementasi Pengkondisian Bunga Krisan Potong Pada Prototype Greenhouse Berbasis Internet of Things (IoT)” dengan harapan dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin dan menghasilkan bunga krisan potong yang baik. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara mengontrol suhu pada prototype greenhouse untuk bunga krisan potong dengan menggunakan Internet of Things (IoT)? 2. Bagaimana cara mengontrol kelembaban tanah pada prototype greenhouse untuk bunga krisan potong dengan menggunakan Internet of Things (IoT)? 3. Bagaimana cara memilih mode komunikasi pada prototype greenhouse untuk bunga krisan potong ? 3 1.3 Batasan Masalah Pada Proposal Skripsi ini terdapat beberapa batasan masalah yang perlu ditekankan antara lain: 1. Pembuatan hardware berupa miniature (prototype) yang berfungsi untuk pengkondisian greenhouse pada bunga krisan potong. 2. Tidak membahas pembibitan bunga krisan potong dan media tanam. 3. Jenis bunga yang digunakan yaitu bunga krisan potong, bukan bunga krisan yang ditanam dalam pot. 1.4 Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan Proposal Skripsi ini sebagai berikut: 1. Mampu mendapatkan kualitas bunga krisan yang baik dengan jumlah 20 tangkai per 1 bulan. 2. Mampu memilih mode komunikasi pada prototype greenhouse untuk menghasilkan kualias bunga krisan potong yang baik. 1.5 Luaran Laporan Skripsi Luaran Proposal Skripsi ini menghasilkan luaran sebagai berikut: 1. Prototype Greenhouse bunga krisan potong 2. Laporan Skripsi 3. Jurnal 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Greenhouse Greenhouse merupakan suatu bangunan pertanian yang digunakan sebagai sarana penelitian untuk budidaya tanaman. Kondisi di dalam greenhouse yang dapat mengisolasi tanaman dibuat agar pencahayaan yang terjadi berlangsung secara baik dan optimum untuk pertumbuhan tanaman (Inayah, 2007). Menurut Morib (2012), konstruksi bangunan greenhouse terdiri dari bagian-bagian struktur yang saling menopang dan mendukung satu dan lainnya dalam menopang pembebanan yang terjadi untuk memberikan kekuatan dan kekakuan pada bangunan. Struktur bangunan yang baik merupakan struktur yang layak dalam memenuhi kebutuhan struktural bangunan sehingga dapat tercipta kondisi yang aman dan nyaman bagi penggunanya. Pengamatan pada greenhouse umumnya meliputi intensitas cahaya, suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin, serta kelembaban tanah yang terjadi di dalam greenhouse (Hariadi, 2007). Hasil penelitian Hasan (2016) menunjukkan suhu di dalam greenhouse dapat mencapai di atas 28-30oC yang menunjukkan bahwa kondisi tersebut memenuhi syarat tumbuh optimal untuk bunga krisan potong. 2.2 Krisan (Chrysanthemum sp.) Krisan (Chrysanthemum sp) merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan mempunyai peluang besar untuk meningkatkan taraf hidup petani (Wasito & Komar 2004). Banyaknya jenis, bentuk, dan warna bunga krisan menyebabkan krisan sangat populer di masyarakat. Dalam penggunaannya, krisan dapat dibedakan atas krisan bunga potong dan krisan pot. Kebutuhan pasar domestik yang cukup besar ini belum dapat dipasok dari produksi di dalam negeri sehingga diperlukan impor sekitar 10 persen dari total produksi (Ridwan, 2012). Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi kenampakan fenotif tanaman (Han, 2017). Krisan merupakan tanaman hari pendek. Jika tanaman ini mendapatkan panjang malam lebih dari 12 jam sehari maka fase vegetatif (pertambahan tinggi) tidak berlangsung lama dan menyebabkan tinggi bunga krisan pada waktu panen hanya 40-an cm. Untuk mempertahankan fase vegetatif tanaman krisan maka perlu dilakukan penambahan lama penyinaran di malam hari dengan demikian akan diperoleh 5 bunga krisan dengan kualitas yang diharapkan yaitu tinggi >70cm. Pengaruh lama penyinaran yang berbeda mempengaruhi morfologi tanaman krisan yang sekiranya membutuhkan 70-100 lux (Wediyanto, dkk., 2007).Untuk daerah tropis seperti di Indonesia suhu rata-rata harian didataran rendah terlalu tinggi untuk pemtumbuhan bunga krisan potong, suhu udara di siang hari yang ideal untuk pertumbuhan bunga krisan potong berkisar antara 20oC – 26oC dengan batas minimum 17oC dan batas maksimum 30oC (Hasim dan Reza, 1995). Kelembaban udara yang cocok untuk bunga krisan potong berkisar 70% -80% (untuk kondisi pembibitan) dan 90%- 95% (untuk kondisi pertumbuhan). Kelembaban yang tinggi mengakibatkan transpirasi (penguapan air) dari tanaman menjadi kecil dalam waktu pendek. Keadaan ini membuat bunga krisan potong selalu dalam kondisi segar. Apabila kelembaban udara rendah menyebabkan transpirasi bunga krisan potong menjadi tinggi. Air menguap dengan cepat melalui pori-pori daun dan perakaran, ini berate menyerap air dari tanah dan akan menyebabkan mengeringnya tepian daun yang sudah dewasa (Hasim dan Reza, 1995). Gambar 2.1 Bunga Krisan Potong didalam Greenhouse 2.3 Sistem IoT Menurut (Salahudin, & Kowanda, 2015) Internet of Things (IoT) adalah sebuah konsep/skenario dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi dari manusia ke manusia atau dari manusia ke komputer."A Things" pada Internet of Things dapat didefinisikan sebagai subjek misalkan orang dengan monitor implant jantung, hewan peternakan dengan transponder biochip, sebuah mobil yang telah dilengkapi built-in sensor untuk memperingatkan pengemudi ketika tekanan ban rendah. Sejauh ini, IoT paling erat hubungannya dengan komunikasi machine-to-machine (M2M) di bidang manufaktur dan listrik, perminyakan 6 dan gas. Produk dibangun dengan kemampuan komunikasi M2M yang sering disebut dengan sistem cerdas atau "smart". Ada 3 bagian penting dari pembuatan Internet of Things (IoT) yaitu: I. Web Server Gambar 2.2 Arsitektur Web Server Web server adalah software yang memberikan layanan data yang mempunyai fungsi untuk menerima permintaan HTTP (HyperText Transfer Protocol) atau HTTPS yang dikirim oleh klien melalui web browser dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML (HyperText Markup Language). Web server berguna sebagai tempat aplikasi web dan sebagai penerima request dari client (Indra Warman & Zahni, 2013). II. Android Gambar 2.3 Sistem Internet of Things pada Android Android merupakan sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat berlayar sentuh seperti halnya Smartphone atau Tablet. Sistem operasi ini dirilis secara resmi pada tahun 2007. Android merupakan OS yang bersifat opensource. Hampir semua bagian mulai dari setelan bawaan produk, framework aplikasi, dan aplikasi standar bersifat terbuka. Keuntungan ini memungkinkan untuk dimodifikasi secara bebas dan didistribusikan oleh para pembuat perangkat, operator nirkabel, dan pengembang aplikasi (Permana, 2017). 7 III. Node MCU NodeMCU pada dasarnya adalah pengambungan ESP 8266 dan NodeMCU V3. Pada NodeMcu dilengkapi dengan micro usb port yang berfungsi untuk pemorgaman maupun power supply. Selain itu juga pada NodeMCU di lengkapi dengan tombol push button yaitu tombol reset dan flash. NodeMCU menggunakan bahasa pemorgamanan sofware Arduino IDE dengan melakukan sedikit perubahan board manager pada Arduino IDE. Sebelum digunakan Board ini harus di Flash terlebih dahulu agar support terhadap tool yang akan digunakan.Untuk penggunaan tool loader Firmware yang di gunakan adalah firmware NodeMCU Gambar 2.4 Node MCU 2.4 Sensor Menurut (Permana, 2017) Sensor merupakan alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu. Berfungsi untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Di dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan yang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroler sebagai otaknya. Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan kualitas, yaitu: 1. Linieritas 2. Tidak tergantung pada temperatur 3. Kepekaan 4. Waktu/respon/tanggapan Ada beberapa sensor yang digunakan pada proposal skripsi ini, seperti berikut: 8 I. Suhu (DHT 11) Sensor DHT11 adalah module sensor yang berfungsi untuk mensensing objek suhu dan kelembaban yang memiliki output tegangan analog yang dapat diolah lebih lanjut menggunakan mikrokontroler. Kelebihan dari module sensor ini dibanding module sensor lainnya yaitu dari segi kualitas pembacaan data sensing yang lebih responsif yang memliki kecepatan dalam hal sensing objek suhu dan kelembaban, dan data yang terbaca tidak mudah terinterverensi. Sensor DHT11 pada umumya memiliki fitur kalibrasi nilai pembacaan suhu dan kelembaban yang cukup akurat. Gambar 2.5 Sensor DHT 11 II. Kelembaban Tanah (Soil Moisture) Soil Moisture Sensor merupakan module untuk mendeteksi kelembaban tanah, yang dapat diakses menggunakan microcontroller Sensor kelembaban tanah ini dapat dimanfaatkan pada sistem pertanian, perkebunan, maupun sistem hidroponik mnggunakan hidroton.Sensor ini mempunyai potensiometer yang digunakan untuk penyesuaian sensitivitas output digital (D0). Selain itu terdapat output Analog atau tegangan analog jika ingin mengkonversi output tersebut menjadi data menggunakan ADC. Gambar 2.6 Sensor Soil Moisture III. Cahaya (Light Dependent Resistor) Sensor Cahaya (Light Dependent Resistor) adalah salah satu jenis resistor yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami perubahan penerimaan cahaya. Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri. Resistansi LDR pada tempat yang gelap biasanya mencapai sekitar 10 9 MΩ, dan ditempat terang LDR mempunyai resistansi yang turun menjadi sekitar 150 Ω. Gambar 2.7 Sensor Cahaya (LDR) IV. Water Level Alat yang digunakan untuk memberikan signal kepada alarm / automation panel bahwa permukaan air telah mencapai level tertentu. Sensor akan memberikan signal dry contact (NO/NC) ke panel. Detector ini bermanfaat untuk memberikan alert atau untuk menggerakkan perangkat automation lainnya. 2.5 Ardunio Mega Arduino adalah Board berbasis mikrokontroler atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau IC (integrated circuit) yang bisa diprogram menggunakan computer. Tujuan menanamkan program pada mikrokontroler adalah agar rangkaian elektronik dapat membaca input, memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan output sesuai yang diinginkan. Jadi mikrokontroler bertugas sebagai otak yang mengendalikan proses input, dan output sebuah rangkaian elektronik. Gambar 2.8 Arduino Mega Pada gambar 2.8 merupakan jenis Arduino Mega type 2560, Arduino Mega 2560 adalah papan pengembangan mikrokontroller yang berbasis Arduino dengan menggunakan chip ATmega 2560. Board ini memiliki pin I/O yang cukup banyak, sejumlah 54 buah digital I/O pin (15 pin diantaranya adalah PWM), 16 pin analog input, 4 pin UART (serial port hardware). Arduino Mega 2560 dilengkapi dengan sebuah oscillator 16 Mhz sebuah port USB, power jack DC, ICSP header, dan tombol reset. 10 Board ini sudah sangat lengkap, sudah memiliki segala sesuatu yang dibutuhkan untuk sebuah mikrokontroller. Dengan penggunaan yang cukup sederhana, anda tinggal menghubungkan power dari USB ke PC anda atau melalui adaptor AC/DC ke jack DC (Sumber: ArduinoMega2560Datasheet.pdf). 2.6 Pompa Air Pompa Air adalah alat untuk memindahkan fluida dari tempat satu ketempat lainnya yang bekerja atas dasar mengkonversikan energi mekanik menjadi energi kinetik. Energi mekanik yang diberikan alat tersebut digunakan untuk meningkatkan kecepatan, tekanan atau elevasi (ketinggian). Pada umumnya pompa digerakkan oleh motor, mesin atau sejenisnya. Gambar 2.9 Pompa Air 2.7 Lampu Pijar Lampu Pijar atau disebut juga Incandescent Lamp adalah jenis lampu listrik yang menghasilkan cahaya dengan cara memanaskan Kawat Filamen di dalam bola kaca yang diisi dengan gas tertentu seperti nitrogen, argon, kripton atau hidrogen. Kita dapat menemukan Lampu Pijar dalam berbagai pilihan Tegangan listrik yaitu Tegangan listrik yang berkisar dari 1,5V hingga 300V. Lampu Pijar yang dapat bekerja pada Arus DC maupun Arus AC ini banyak digunakan di Lampu Rumah dan Greenhouse. Gambar 2.10 Lampu Pijar. 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Studi Literatur Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan proposal skripsi ini diantaranya adalah melakukan pengumpulan dan mempelajari semua literatur yang berhubungan dengan pengontrolan menggunakan Internet of Things dengan mikrokontroller ATmega 2560 dari skripsi - skripsi sebelumnya. Studi literatur yang digunakan adalah dengan mencari jurnal maupun teks book yang berhubungan dengan pengkondisian untuk bunga krisan potong pada prototype greenhouse berbasis IoT. 3.2 Metode Penelitian Metode yang dilakukan menggunakan experimential (teknik observasi) dengan melakukan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang Nampak pada objek penelitian. Menurut Sugiyono (2009:107) “Metode penelitian eksperiman adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan” 3.3 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2013:58) “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Variabel tersebut dibagi menjadi dua, yaitu: I. Variabel Bebas ( Variabel Independen) Menurut Sugiyono (2013:39) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel Independen (Bebas) dalam proses penelitian ini adalah: II. Suhu dan Kelembaban Tanah Variabel Terikat (Variabel Dependen) Menurut Sugiyono (2013:39) variabel terikat adalah variable yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel independen. Variabel dependen (Terikat) dalam proses peneiltian ini adalah: Hasil Bunga 12 3.4 Pengambilan Data Pengujian data hasil penelitian dilakukan dengan implementasi pada alat. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu udara dan kadar air didalam greenhouse. Beberapa pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pengujian Komponen a. Pengujian Sensor Suhu. b. Pengujian Sensor Kelembaban Tanah. c. Pengujian Sensor Cahaya. 2. Pengujian Alat Pengujian dilakukan untuk mengetahui alat yang sudah dibuat berjalan dengan baik. 3. Menganalisa Data 4. Menginterpretasi hasil, perumusan kesimpulan, analisa dan pembuatan laporan 3.5 Informasi web server dan android meliputi desain web server dan android Pada perancangan tampilan web server dan android akan dibuat tampilan sendiri dari tampikan halaman splash/ halaman awal, tampilan halaman monitoring, tampilan halaman mode manual dan tampilan grafik. 3.5.1 Perancangan Tampilan pada Android I. Tampilan Halaman Awal Gambar 3.1 Perancangan Tampilan Halaman Awal 13 Pada Gambar 3.1 merupakan tampilan halaman awal pada saat membuka aplikasi. Halaman ini dibuat untuk mengetahui informasi aplikasi berupa judul/ nama aplikasi, identitas pembuat serta judul skripsi yang dikerjakan. II. Tampilan Halaman Monitoring Gambar 3.2 Perancangan Tampilan Halaman Monitoring Pada Gambar 3.2 merupakan tampilan halaman kedua pada aplikasi sistem kendali. Halaman ini dibuat untuk memonitor nilai yang terbaca oleh sensor dan dapat mengontrol respon secara mode manual. Selain itu terdapat grafik yang akan ditampilkan pada aplikasi ini III. Tampilan Halaman Mode Manual Gambar 3.3 Perancangan Tampilan Halaman Mode Manual Pada Gambar 3.3 merupakan tampilan halaman mode manual pada aplikasi. Pada halaman ini terdapat tampilan detail pada yaitu terdapat menu yang dibuat untuk mengontrol respon yang terjadi jika indikasi sensor terbaca tidak sesuai standart parameter yang telah ditentukan secara manual. Pada mode manual ini terdapat control pompa on/off dan valve on/off. 14 IV. Tampilan Grafik Gambar 3.4 Perancangan Tampilan Halaman Grafik Pada Gambar 3.4 merupakan tampilan halaman grafik. Pada halaman ini akan ditampilkan grafik yang datanya telah tersimpan pada firebase (data logger). Pada halaman ini juga terdapat 3 menu pilihan untuk mengecek grafik yaitu nilai suhu, nilai kelembaban tanah dan nilai level. 3.5.2 Perancangan Tampilan pada Web Server I. Tampilan Halaman Utama Gambar 3.5 Perancangan Tampilan Halaman Utama Pada Gambar 3.5 merupakan tampilan halaman utama pada saat membuka web server. Halaman ini dibuat untuk mengetahui informasi web server berupa judul, identitas pembuat serta judul skripsi yang dikerjakan. 15 II. Tampilan Halaman Mode Manual Gambar 3.6 Perancangan Tampilan Halaman Mode Manual Pada Gambar 3.6 merupakan tampilan halaman mode manual pada web server. Pada halaman ini terdapat tampilan detail pada yaitu terdapat menu yang dibuat untuk mengontrol secara manual. Terdapat 2 mode manual yaitu control pompa on/off dan valve on/off. III. Tampilan Grafik Gambar 3.7 Perancangan Tampilan Halaman Grafik Pada Gambar 3.7 merupakan tampilan halaman grafik pada web server. Pada halaman ini akan ditampilkan grafik serta nilai dalam bentuk chart yang datanya telah tersimpan pada firebase (data logger). Pada halaman ini juga terdapat 3 grafik dan 3 chart yaitu suhu, kelembaban tanah dan level. 16 3.6 Analisa Data Setelah melakukan perancangan mekanik, elektronik, dan software akan dilakukan pengujian alat. Setelah pegujian alat maka didapatkan data yang selanjutnya akan dianalisa. Analisa dalam skripsi seperti: I. Grafik perbedaan suhu dan kelembaban tanah antara bunga krisan potong dalam greenhouse yang dikontrol secara sistematis dan yang dikontrol secara manual. II. Perbedaan hasil bunga krisan potong yang dikontrol secara sistematis dengan yang di control secara manual. 3.7 Penarikan Kesimpulan Setelah tahap ujicoba system menghasilkan kinerja yang baik, akan mengarah ke tahap akhir pada penilitian ini, yaitu penarikan kesimpulan. Kesimpulan merupakan ringkasan akhir dari permasalahan yang timbul. Penarikan kesimpulan ini dilakukan setelah dilakukan analisis data. Setelah kesimpulan didapat, maka saran untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat di penelitian ini. 3.8 Perancanaan Alat Perancangan sistem ini meliputi perancangan hardware, Software, Elektrik dan Diagram Blok perencanaan alat, serta prinsip kerja alat. Di dalam Diagram Blok perencanaan alat akan menjelaskan bagian- bagian dari input, controller maupun output dalam proses pengkondisian greenhouse serta menjelaskan prinsip kerja dari keseluruhan greenhouse. 3.8.1 Kerangka Konsep Pelaksanaan Skripsi Dalam skripsi ini ada beberapa kerangka konsep yang akan dilakukan untuk melakukan pelaksanaan skripsi. Kerangka konsep tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 17 Mulai Studi Literatur, Greenhouse, Arduino, Node MCU, Sensor Suhu (DHT 11), Sensor Kelembaban Tanah, Sensor Cahaya, dan Sensor Water Level A B Persiapan perakitan alat dan bahan Pengambilan Data Pengujian Sistem Analisa Data Perancangan Sistem dan Desain Mekanik Grennhouse dan Mini Tangki NO Perancangan Sistem dan Desain Software Metode PID dan IoT (Internet of Things) Pembuatan Laporan Hasil Pengujian Sistem Keseluruhan Berhasil ? YES Perancangan Sistem dan Desain Elektrik Arduino Node MCU, Sensor Suhu, Sensor Kelembaban Tanah, Sensor Cahaya,dan Sensor Water Level B Selesai A Gambar 3.8 Flowchart kerangka penelitian 3.8.2 Diagram Blok Gambar 3.9 Diagram Blok Perencanaan Alat Berikut ini adalah keterangan Diagram Blok Perencanaan Alat pada Gambar 3.9: 1. Input : Sensor Suhu, Sensor Kelembaban Tanah, Sensor Cahaya dan Sensor Water Level 2. Proses : Arduino Mega, Internet 3. Output : Lampu pijar, Pompa air ,Valve, Web Server dan Andorid. 18 Dari Diagram Blok Perencanaan Alat diatas dapat dijelaskan kegunakaannya seperti berikut: 1) Sensor Suhu Digunakan untuk membaca nilai suhu. Sensor suhu disini sebagai umpan balik yang nilai pembacaannya akan dibandingkan dengan set point. Perbandingan ini akan menghasilkan nilai error dan akan di kendalikan datanya dengan control PID. 2) Sensor Kelembaban Tanah Digunakan untuk membaca nilai kelembaban tanah. Sensor kelembaban tanah akan diumpan balik yang nilai pembacaannya akan dikendalikan secara IoT dengan dinilai set point ditentukan oleh user. 3) Sensor Cahaya Digunakan untuk mendeteksi adanya cahaya matahari atau tidak. 4) Sensor Water Level Digunakan untuk mendeteksi ketinggian air pada mini tangki. 5) Arduino Mega Digunakan sebagai pengontrol system kerja rangkaian melalui software. 6) Internet of Things (IoT) Digunakan sebagai penyimpan data base dari 2 nilai sensor (suhu udara dan kelembaban tanah) yang terhubung dengan Node MCU. 7) Lampu Digunakan untuk memanaskan objek (bunga krisan potong) yang dikenai sinar dari lampu pijar. 8) Pompa Digunakan untuk menambah kelembaban tanah pada objek (bunga krisan potong) yang akan disiram dengan air. 9) Valve Digunakan untuk membuka atau menutup aliran yang masuk ke mini tangki. 10) Web Server dan Android Digunakan sebagai interface user agar dapat memonitoring dan mengontrol suhu, kelembaban tanah dan level air pada tangki. 19 3.8.3 Prinsip Kerja Prinsip kerja dari pengkondisian untuk bunga krisan potong pada prototype greenhouse berbasis IoT adalah Sensor suhu akan mengukur pada ruangan dan mengirimkan sinyal kontrol pada rangkaian kontrol. Rangkaian kontrol akan mengolah sinyal tersebut dan menyesuaikan suhu yang dibaca dengan suhu yang ini dicapai. Kemudian rangkaian kontrol akan mengirim sinyal output yang akan digunakan untuk mengatur daya dari lampu sebagai elemen pemanas untuk mencapai suhu yang dituju. Panas dari lampu di kontrol melalui Internet of Things menggunakan Arduino Uno dan Node MCU. Lalu data logger nantinya akan memproses untuk mengambil dan menyimpan data keadaan suhu didalam ruangan greenhouse kemudian masuk ke web server dan android yang akan di olah menjadi data grafik. Sensor kelembaban tanah juga akan mengukur kelembaban tanah bunga krisan potong dengan menggunakan Internet of Things. Pertama mengirimkan sinyal kontrol ke rangkaian kontrol. Kemudian Rangkaian control akan mengolah sinyal tersebut dan disesuaikan secara IoT dengan jumlah debit air yang dibutuhkan. Kemudian rangkaian kontrol akan mengirim sinyal output ke web server dan android dalam bentuk nilai yang dirubah menjadi grafik. user dapat memonitoring dan mengontrol melalui web server dan android untuk menentukan jumlah debit air sesuai kebutuhan agar mencapai nilai kelembaban tanah yang diinginkan. Sensor cahaya disini berfungsi untuk mendeteksi adanya cahaya matahari ketika siang hari. Jika terdeteksi adanya sinar cahaya matahari, maka lampu akan secara otomatis mati, begitupun sebaliknya. Jika tidak terdeteksi sinar cahaya matahari maka, lampu akan tetap menyala. Sensor Water Level disini berfungsi sebagai pendeteksi jumlah debit air yang ada di mini tangki. Sensor water level disini mengirim sinyal control pada rangkaian control. Rangkaian control akan megolah sinyal tersebut dan menyesuaikan dengan set poin yang diinginkan. Set point nya hanya dibaca ketika kondisi habis total (0) dan penuh total (1). Jika kondisi mini tangki habis total (0), maka valve akan aktif dan membuka secara perlahan untuk pengisian mini tangki sampai kondisi mini tangki penuh. Pada saat mini tangki sudah terisi penuh, maka valve akan secara perlahan menutup aliran air tersebut. 20 1 2