FM-UAP/AKD-13-10.rev.01 Ujian Tengah Semester / Ujian Akhir Semester *⁾ Semester Ganjil / Genap/ Antara *⁾ Tahun Akademik 2019/2020 *) coret yang tidak perlu Fakultas Mata Kuliah (MK) Kode MK Dosen Pengampu Metodologi Penelitian CEM3201 Dr. Susy F Rostiyanti,ST, M.Sc Program Studi Manajemen Rekayasa dan Konstruksi SKS Semester Teori Praktek 1 1 6 Sifat Ujian Nama Mahasiswa Tanggal Ujian 31/03/2020 NIM Buka buku/1 lembar catatan/tutup buku/presentasi/lainnya (Jika buka buku atau 1 lembar catatan, cantumkan rinciannya) Soal 1 Sub CPMK: KA1, KA5 Bobot Nilai: 40 Perhatikan potongan dari dua artikel jurnal yang disajikan pada lampiran soal ini. Bagi mahasiswa ber-Nomor Mahasiswa GANJIL, baca baik-baik potongan artikel “Analisa Faktor Resiko Construction Waste pada Proyek Konstruksi di Kota Padang.” Sementara, mahasiswa ber-Nomor Mahasiswa GENAP, baca baik-baik potongan artikel “Pengendalian Biaya dan Waktu Pada Proyek Konstruksi dengan Konsep Earned Value (Studi Kasus Proyek Pembangunan Jembatan Beringin-Kota Padang).” 1. 2. 3. Asumsikan bahwa kedua artikel tersebut akan dimasukkan dalam daftar referensi penulisan kalian. Bagaimana cara penulisan referensi untuk masing-masing artikel tersebut dengan menggunakan aturan APA. (8 points). Perhatikan judul masing-masing artikel. a. Tentukan kata-kata (bila ada) yang menunjukkan: Masalah (Problem), Metode (Method), serta Solusi (Solution) yang dibahas dalam artikel. (8 points) b. Guna mengikuti arahan di atas, maka menurut kalian judul artikel tersebut sebaiknya diubah menjadi bagaimana? (9 points). Pada abstrak masing-masing, tuliskan kalimat yang menyatakan penjelasan (bila ada) mengenai: (15 points). a. Bidang kajian (Field of Establishments) b. Permasalahan (Problems) c. Pemecahan masalah (Solutions) d. Kontribusi (Contributions) e. Evaluasi (Evaluations) Soal 2 Sub CPMK: KA3 Bobot Nilai: 25 Dari kedua artikel ini, buatlah annotate bibliography untuk setiap artikel berdasarkan pembagian NIM di atas. Keterangan: Annotate bibliography dikembangkan dari Bab Hasil dan Kesimpulan. Soal 3 Sub CPMK: KA5 Bobot Nilai: 35 Dari kedua artikel ini, buatlah kerangka berpikir penulis untuk setiap artikel berdasarkan pembagian NIM di atas. Pengesahan Penyusun soal Ketua Program Studi Tanda Tangan Tanda Tangan (Dr. Susy F Rostiyanti,ST, M.Sc) (Ferdinand Fassa, ST, MT) Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016 ISSN : 1858-3695 PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN KONSEP EARNED VALUE (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN BERINGIN – KOTA PADANG) Jajang Atmaja, Yan Parta Wijaya, Hartati Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang ABSTRAK Pada sebuah proyek konstruksi seringkali terjadi keterlambatan penyelesaian kegiatan proyek yang melebihi dari waktu yang telah ditetapkan, maka untuk itu penerapan manajemen waktu pada sebuah proyek konstruksi sangat diperlukan sekali agar semua kegiatan proyek dapat diselesaikan tepat pada waktu bahkan lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan. Konsep Earned Value merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pengelolaan proyek yang mengintegrasikan biaya dan waktu. Konsep Earned Value menyajikan tiga dimensi yaitu penyelesaian fisik dari proyek (the percent complete / BCWP) yang mencerminkan rencana penyerapan biaya (budgeted cost work schedule / BCWS), biaya aktual yang sudah dikeluarkan (actual cost work performance / ACWP) serta apa yang yang didapatkan dari biaya yang sudah dikeluarkan atau yang disebut (earned value). Pada akhir peninjauan bulan September sampai dengan minggu ke - 12, nilai kinerja proyek SPI didapat sebesar 0.78 artinya proyek mengalami keterlambatan 14.53 % dari yang telah direncakan 67.33 % dan realisasi pekerjaan 49.54 %. Sedangkan dilihat dari segi kinerja biaya proyek, nilai CPI yang didapat sebesar 1.07 artinya biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari pretasi yang telah dicapai sebesar 3.26 % dengan pengeluaran 49.54 %. Apabila kecendrungan kinerja waktu dan biaya proyek seperti pada minggu ke – 20 ( akhir waktu rencana ), maka dapat diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek EDC selama 149 hari, yang berarti waktu lebih lama dari yang direncakan 135 hari. Sedangkan perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek sebesar Rp 4,639,922,265.76 dan nilai tersebut masih dibawah biaya yang dianggarkan Rp 5,193,981,939.27. Kata Kunci: Earned Value, Kinerja Biaya dan Waktu Pada sebuah proyek konstruksi seringkali terjadi keterlambatan penyelesaian kegiatan proyek PENDAHULUAN nya yang melebihi dari waktu yang telah ditetapkan, memiliki durasi yang telah ditentukan, artinya maka untuk itu penerapan manajemen waktu proyek harus bisa diselesaikan tepat pada waktu pada atau diperlukan sekali agar semua kegiatan proyek Proyek lebih ditetapkan. konstruksi cepat dari pada waktu umum yang telah sebuah proyek konstruksi sangat dapat diselesaikan tepat pada waktu bahkan lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan. 23 Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016 ISSN : 1858-3695 Sejalan dengan tingkat kompleksitas proyek Dalam proses mencapai tujuan proyek ada yang terjadi batasan yang harus dipenuhi yaitu besar biaya keterlambatan penyelesaian dan pembengkakan (anggaran) yang dialokasikan, jadwal, serta biaya. mutu yang harus dipenuhi. Ketiga hal tersebut semakin besar, Berkaitan keberhasilan seringkali dengan dalam masalah melaksanakan ini, sebuah merupakan parameter penting proyek konstruksi tepat pada waktu yang telah penyelenggara ditentukan merupakan suatu tujuan yang paling diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga utama. Karena semakin lama kegiatan suatu batasan proyek (tripleconstrain) yaitu: konstruksi masalah yang maka semakin bermunculan. banyak Untuk pihak proyek diatas yang bagi disebut tiga sering kendala 1. Biaya kontrkator sendiri keuntungan dari penerapan Proyek harus diselesaikan dengan biaya manajeman biaya dan waktu pada sebuah yang tidak boleh melebihi anggaran. Untuk proyek proyek – proyek yang melibatkan dana konstruksi salah satu nya dapat menghemat biaya. dalam jumlah besar dan jadwal pengerjaan bertahun - tahun, anggaran nya tidak Berdasarkan kinerja biaya dan waktu ini, hanya ditentukan dalam total proyek, tetapi seorang manajer proyek dapat mengidentifikasi dipecah atas komponen – komponen nya kinerja keseluruhan proyek maupun kegiatan atau per periode tertentu yang jumlahnya pekerjaan di dalam proyek konstruksi dan disesuaikan dengan keperluan. Dengan kemudian memprediksi kinerja biaya dan waktu demikian, penyelesaian bagian – bagian penyelesaian proyek. Hasil dari evaluasi kinerja proyek harus memenuhi sasaran anggaran proyek tersebut dapat digunakan sebagai early per periode. warning jika terdapat inefisiensi kinerja dalam penyelesaian proyek sehingga dapat dilakukan kebijakan-kebijakan manajemen dan perubahan metode pelaksanaan kemungkinan kegiatan agar keterlambatan adanya serta mencarai percepatan pembengkakan penyelesaian biaya proyek durasi dan dapat diminimalisir. TINJAUAN PUSTAKA Proyek adalah gabungan dari sumber daya seperti manusia, material, peralatan dan biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan.( Abrar Husen. 2009 ). 2. Waktu Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan. 3. Mutu Produk atau hasil kegiatan harus memenuhi spesifikasi dan criteria yang syaratkan. Jadi, memnuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit fortheintendeduse. 24 Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016 ISSN : 1858-3695 Dari semua uraian diatas, Manajemen proyek dikeluarkan untuk menyelesaikan pekerjaan adalah dalam periode tertentu. penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan dan cara teknis dengan sumberdaya yang terbatas, untuk mencapai sasarn dan tujuan proyek yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu Berbekal ketiga indicator tersebut kemudian dilakukan analisis terhadap penyimpangan yang terjadi pada biaya dan waktu dengan cara mengukurnya, yang diuraikan dibawah ini : 1. Penyimpangan jadwal dan waktu dan waktu. a) SV ( Schedule Varians ) = BCWP – BCWS KONSEP EARNED VALUE Dalam penentuan kinerja waktu proyek dengan metoda Earned ini value, informasi yang ditampilkan berupa idikator – indicator dalam bentuk kuantitatif, yang menampilkan informasi progress biaya dan jadwal proyek. Indicator ini menginformasikan dalam jangka posisi waktu kemajuan tertentu serta proyek dapat memperkirakan proyeksi kemajuan proyek pada periode selanjutnya. Indicator tersebut adalalah : 1. BCWS ( Budgeted Cosf of Work Schedule ) BCWS merupakan anggaran biaya yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja terhadap waktu.BCWS dihitung dari akumulasi biaya yang direncanakan untuk pekerjaan dalam periode waktu tertentu. 2. BCWP ( Budgeted Cosf Of Work Performed ), BCWP adalah nilai yang diterima dari penyelesai pekerjaan selama periode waktu tertentu.BCWP ini dihitung berdasarkan akumulasi dari pekerjaan – pekerjaan yang telah diselesaikan. 3. ACWP ( Actual Cost of Work Performed ) ACWP adalah keseluruhan representasi pengeluaran yang dari telah Schedule untuk Variansdigunakan menhitung penyimpangan antara BCWP dangan BCWS. SV > 0, progress actual > rencana : terjadi pervepatan proyek terhadap rencana (Schedule Overrun). SV < 0, progress actual < rencana ; terjadi keterlambatan proyel terhadap rencana (schedule underrun). b) SPI ( Schedule Performance Index) = BCWP / BCWS Schedule Performance Index dalah factor efisiensi kinerja dalam menyelesaikan pekerjaan dapat diperlihatkan oleh perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik telah dikerjakan (BCWP) dengan rencana pengeluran biaya yang dikeluarkan berdasarkan rencana pekerjaan (BCWS). SPI > 1, Progres Aktual > rencana ; Terjadi percepatan proyek terhadap rencana (Schedule Overrun) SPI < 1, Progres Aktual < rencana ; Terjadi keterlambatan proyek terhadap rencana (Schedule Underrun) 25 Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016 ISSN : 1858-3695 2. Penyimpangan Biaya. a) CV (Cost Varians) = BCWP – ACWP Cost Variansadalah selisih antara nilai yang diperoleh setelah menyelesaikan paket – paket pekerjaan dengan biaya actual selama pelaksanaan proyek. CV > 0, pembiayaan actual < rencana (Cost Underrun) CV < 0, pembiayaan actual > rencana (Cost overrun) b) CPI (Cost Performance Index) = Cost Performance Index adalah factor efisiensi biaya yang telah dikeluarkan pelaksanaan proyek dapat diperlihatkan dengan membandingkan nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan 1. Perkiraan Jadwal Penyelesaian Proyek (Estimate Complete Date = ECD) ECD = (sisa waktu/SPI) + Waktu terpakai. BCWP / ACWP dalam Proyeksi Biaya dan Jadwal Akhir Proyek (BCWP) dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang sama (ACWP). CPI > 1, pembiayaan actual < rencana (Cost Underrun) Persentase keterlambayan / percepatan = 100% - ECD / jadwal rencana. 2. Perkiraan Biaya Penyelesain Proyek (Estimate at Complete) EAC = Sisa anggaran / CPI + ACWP = (Total biaya – BCWP) / CPI + ACWP Persentase biaya penambahan / penurunan biaya actual terhadap anggaran biaya. = 100 % - EAC / Total Biaya 3. Earned Value (Nilai Hasil) Earned Value = BCWP Total CPI < 1, pembiayaan actual > rencana (Cost overrun) PENGOLAHAN DATA DAN HASIL a) Evaluasi kemajuan prestasi proyek pada Tabel. 1 Parameter Earned Value Dari table diatas, dihasilkan analisis varians terpadu Tabel 2. Analisis Varians Terpadu bulan september ( minggu ke 9 s/d 12 ), bulan november ( minggu ke 17 s/d 19 ) dan bulan februari ( minggu ke 31 dan 32 ). b) Evaluasi keuangan aktual pelaksanaan proyek pada bulan september ( minggu ke 9 s/d 12 ), bulan november ( minggu ke 17 s/d 19 ) dan bulan februari ( minggu ke 31 dan 32 ). Bulan November - Minggu Ke – 9 BCWS = 44.48 % 26 Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016 BCWS = Anggaran x % Rencana = Rp 5,193,981,939.27 x 44.48 % ISSN : 1858-3695 6) SPI = 1.01 7) Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan (TEts) = Rp 2,310,243,331.37 TTOT TWP 135 59 54 Hari SPI 1.408 BCWP = 44.95 % BCWP = Anggaran x % Rencana ECD = Rp 5,193,981,939.27 x 44.95 % = 58 + 54 = Rp 2,334,453,199.84 = 112 hari ACWP = Rp 2,430,125,287.64 = 46.79 % Dari perhitungan diatas maka dapat dicari o CV (Cost Varians) CV = BCWP - ACWP parameter Earned Value, yaitu ; SV (Schedule Varians) = Rp - 95,672,087.80) o SV = BCWP – BCWS CPI ( Cost Performed Index) BCWP Rp 2,334,453, 199.84 0.96 ACWP Rp 2,430,125, 287.64 = Rp 24,209,868.47 SPI ( Schedule performed index ) BCWP Rp 2,334,452,199.84 1.01 BCWS Rp 2,310,243,331.37 ECD ( Estimate Completion Date ) 1) Rencana waktu pelaksanaan total (Ttotal) = 135 hari o EAC (Estimate at Completion) 1) Anggaran Biaya Proyek Total = Rp 5,193,981,939.27 2) Anggaran pekerjaan sisa 2) Waktu saat Evaluasi / monitoring (TAct) s/d minggu ke-9 = 58 hari 3) Bobot kumulatif rencana = 44.48 % = Rp 2,859,528,739 3) Prestasi Biaya ( CPI ) = 0.96 4) Perkiraan Biaya untuk pekerjaan sisa 4) Bobot kumulatif realisasi = 44.95 % Anggaran BCWP Rp 2,334,453, 199.84 CPI 0.96 5) Waktu yang seharusnya dicapai dengan = Rp 2,978,675,770 progres ini (TWP) TWP 58 x 44.95 % = 58 hari 44.48 % 5) Perkiraan Total Biaya Proyek (EAC) = Rp 2,430,125,287.64 + Rp 2,978,675,770 =Rp 5,408,801,058 dilihat dari segi kinerja biaya proyek, Hasil Analisis a) Evaluasi Bulan September o = TAct + TEts nilai CPI yang didapat sebesar 0,96, Pada awal peninjauan sampai dengan artinya biaya yang dikeluarkan melebihi minggu ke - 9, nilai kinerja proyek SPI biaya yang telah dianggarkan sebesar didapat sebesar 1.01 dengan artian 1.84 % dengan pengeluaran 46.79 %. proyek mengalami percepatan 0.47 % dari yang telah direncakan 44.48 % dan realisasi pekerjaan 44.95 %. Sedangkan o Pada akhir peninjauan bulan September sampai denagn minggu ke - 12, nilai kinerja proyek SPI didapat sebesar 0.78 27 Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016 artinya proyek ISSN : 1858-3695 mengalami dapat nilai kinerja proyek SPI sebesar keterlambatan 14.53 % dari yang telah 0.98artianya direncakan realisasi keterlambatan 2.22 % dari yang telah pekerjaan 49.54 %. Sedangkan dilihat direncanakan 100 % dengan realisasi dari segi kinerja biaya proyek, nilai CPI 93.82 %. Sedangkan dilihat dari kinerja yang didapat sebesar 1.07 dengan biaya proyek, nilai CPI yang didapat artian biaya yang dikeluarkan lebih kecil sebesar 1.04 dengan artian biaya yang daripretasi yang telah dicapai sebesar dikeluarkan lebih kecil dari biaya yang 3.26 % dengan pengeluaran 49.54 %. anggarkan sebesar 3.96 % dengan 67.33 % dan b) Evaluasi Bulan November o o mengalami pengeluaran 93.82 %. Evaluasi yang dilakukan sampai dengan akhir bulan November minggu ke – 20 di o Apabila kecendrungan kinerja waktu seperti sampai dengan minggu ke -32, dapat nilai kinerja proyek SPI sebesar maka dapat diperkirakan waktu untuk 0.72 menyelesaikan artianya proyek mengalami proyek membutuhkan keterlambatan 27.80 % dari yang telah penambahan waktu selama 148 hari direncanakan 100 % dengan realisasi dari waktu yang direncanakan selama 72.20 %. Sedangkan dilihat dari kinerja 135 biaya proyek, nilai CPI yang didapat dibutuhkan sebesar pekerjaan 1.12, artianya biaya yang hari. Perkiraan untuk 100 % biaya yang menyelesaikan sebesar Rp dikeluarkan lebih kecil dari biaya yang 5,181,632,137.47, artinya biaya yang dianggarkan sebesar 7.69 % dengan dibutuhkan masih dibawah biaya yang pengeluaran 64.51 %. anggarkan Rp 5,193,981,939.27. Apabila kecendrungan kinerja waktu dan biaya proyek seperti pada minggu ke – o Proyek berakhir pada minggu ke – 32 dengan realisasi pekerjaan sebesar 20 ( akhir waktu rencana ), maka dapat 97.78 % dengan pekerjaan sisa 2.22 %. diperkirakan Dan biaya yang dikeluarkan sebesar untuk waktu yang menyelesaikan dibutuhkan proyek EDC selama 149 hari, yang berarti waktu lebih lama dari yang direncakan 135 hari. Sedangkan perkiraan biaya yang 93.82 % d) Penyimpangan Biaya dan Waktu o Minggu ke – 1 s/d minggu ke-9 terjadi didapat nilai CV negative ( - ) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek disebabkan oleh penyedian material, sebesar Rp 4,639,922,265.76 dan nilai peralatan tersebut masih dibawah biaya yang biaya tidak langsung lain nya. dianggarkan Rp 5,193,981,939.27. c) Evaluasi Bulan Februari o proyek o penunjang pekerjaan dan Pada minggu ke – 10 s/d minggu ke – 20 akhir waktu rencana didapat nilai SV Evaluasi yang dilakukan sampai dengan negative ( - ) yang disebabkan oleh akhir bulan November minggu ke – 32 di masalah pembebasan lahan yang belum 28 Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016 selesasi sehinggai kontraktor pelaksana Selama kegiatan proyek berlangsung tidak diizin oleh beberapa masyarakat kinerja proyek menjadi kurang baik sekitar disebabkan lokasi pekerjaan untuk masyarakat dan akses kelokasi proyek Berdasarkan hasil SPI yang didapat, proyek berlangsung kurang memuaskan. Hal ini ditunjukan oleh waktu pelaksanaan kegiatan lebih lama dari waktu yang direncanakan. Ditinjau dari standar penerapan konsep aspek dalam Earned Value, kontraktor lemah dari aspek organisasi ( OBS ), penyusunan urutan pekerjaan pekerjaan ( WBS ) dan revisi dan perbaikan data seperti data perubahan seperti laporan harian, mingguan dan bulanan serta berhubungan Sehingga data – data dengan penyelesain pekerjaan yang pekerjaan, percepatan dalam sulit untuk dilakukan. Terhadap Konsultan Pengawas / Owner Selama kegiatan proyek berlangsung kinerja konsultan pengawas/ Owner kurang memuaskan.Hal ini ditinjau dari permasalahan yang timbul selama kegiatan proyek berlangsung dan lemah terhadap revisi dan perbaikan data, seperti adanya perubahan spesifikasi teknik, dan perubahan pekerjaan. o sosial, yang sulit. Terhadap Kinerja Kontraktor selama permasalahan non baru di mulai pada minggu ke – 12. kontraktor seperti permasalahan teknis kinerja o oleh melakukan pekerjaan dan pekerjaan e) Hasil SPI Terhadap Kinerja Proyek o ISSN : 1858-3695 volume Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan dengan menggukaan konsep earned valuepada studi kasus pada Pryek Pembangunan Jembatan Beringin Kota Padang yang dilaksanakan oleh PT. HANDARU ADHIPUTRA di dapat beberapa kesimpulan pada penelitian ini, diantaranya adalah: a) Pada akhir peninjauan minggu ke-32, SPI ( Schedule Performance Index )< 1, Artinya proyek mengalami keterlambatan dan nilai CPI ( Cost Performance Index )>1, artinya biaya proyek yang dikeluarkan kecil dari biaya yang telah direncanakan. b) Pada akhir peninjauan minggu ke-32, nilai CV ( Cost Varians ) menunjukan nilai positif ( + ) yaituRp 205,783,869.27 ( 3.96 % ) dari prestasi pekerjaan 97.78 % yang artinya proyek mendapatkan keuntungan. Sedangkan nilai SV ( Schedule Varians ) menunjukan nilai negative ( - ) yaitu 2.22 % yang menandakan proyek berjalan lebih lambat dari yang telah direncakan. c) Berdasarkan analisa yang telah dikalukan sampai dengan minggu ke-20 ( akhir waktu rencana proyek ) di perkirakan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan adalah sebesar Rp 4,639,922,265.76dan waktu yang dibutuhkan selama 149 hari. Kondisi Lapangan 29 Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016 Sedangkan dilihat dari hasil peninjauan sampai dengan untuk Pengelolaan Proyek Konstruksi”. proyek ), apa bila kecendrungan kinerja Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, waktu seperti minggu ini, maka waktu yang Institut Teknologi Bandung. Bandung pekerjaan untuk 100 ke-32( Biemo W. Soemardi, dkk, “Konsep Erned Value akhir dibutuhkan minggu ISSN : 1858-3695 menyeselsaikan % memerlukan waktu Didip Dimas P.B dan Reni Widiyastuti W.S, “Laporan Tugas Akhir : Perencanaan tambahan selema 148 hari dari waktu yang Teknis direncanakan Pengendalian Proyek dengan Metode 135 hari dengan biaya sebesar Rp 5,181,632,137.47. dan Kajian Sistem Erned Value pada Bendung Susukan Kabupaten Magelang”. 2009. Jurusan Saran Teknik Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian Universitas Diponegoro. Semarang. ini antara lain adalah : yang Fakultas Teknik, Ervianto, W., I (2004), Teori Aplikasi Manajemen a) Untuk mendapatkan hasil kinerja biaya dan waktu Sipil optimal, maka diperlukan Proyek Konstruksi, Andi, Yogyakarta. Husen Abrar. 2009. Manajemen Proyek : identifikasi permaslahan dan penyelesain Perencanaan, masalah pengendalian proyek. Andi.Yogyakarta. yang menyebabkan proyek penjadwalan dan terlambat secepatnya, sehingga proyek tidak mengalami keterlambatan. b) Melakukan optimalisasi pekerjaan dengan caramembuat perencanaan kegiatan pekerjaan untuk mengejar keterlambatan pekerjaan dengan mempertimbangkan biaya yang dibutuhkan. c) Untuk mendapatkan hasil prediksi biaya dan waktu yang dibutuhkan saat melakukan evalusi dibutuhkan peninjauan dari awal sampai proyek selesai dan dibutuhkan system manajemen yang lengkap sehingga hasil pengendalian bisa lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Alfian Rismawan, dkk, “Kajian Pengendalian Biaya dan Waktu Menggunakan Metode Earned Value, Studi Kasus Proyek The Grove Apartement. 2007. HK-PP JO”. 30 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 2, Oktober 2017 ISSN : 1858-3695 ANALISA FAKTOR RESIKO CONSTRUCTION WASTE PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA PADANG Monika Natalia1), Yan Partawijaya2), Zulfira Mirani3) 1 Teknik Sipil, Politeknik Negeri Padang monikanatalia75@gmail.com 2 Teknik Sipil, Politeknik Negeri Padang yan_parta21@yahoo.com 3 Teknik Sipil, Politeknik Negeri Padang raninawaf@gmail.com Abstrak Waste atau disebut juga nonvalue-adding activity adalah semua aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dimata customer pada suatu produk yang diproses (Hines dan Taylor, 2000). Tujuan penelitian ini adalah melakukan identifikasi waste yang terjadi pada proyek konstruksi di Kota Padang. Metode Penelitian yang digunakan analisis deskriptif menggunakan quisioner dengan data proyek konstruksi yang sedang atau sudah dikerjakan di Kota Padang. Adapun respondennya adalah proyek manager, site manager, site engineer, quality control, supervisor, pelaksana lapangan dan pengawas lapangan. Dari quisioner yang kembali, dilakukan pengujian data dengan menggunakan SPSS. Pengujian data meliputi uji validasi, uji reliabilitas dan uji korelasi. Selanjutnya dilakukan analisis regresi linier variabel berganda, yang bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang berpengaruh besar terhadap waste. proyek konstruksi di kota Padang. Quisioner yang disebarkan sebanyak 25 quisioner. Response rate 100%. Dari data penelitian terdapat 7 faktor dengan 44 variabel. Hasil uji validasi, didapatkan 5 faktor dan 37 variabel yang valid. Hasil uji reliabilitas, teridentifikasi 5 faktor dengan 14 variabel yang reliable. Hasil uji korelasi, semua variable reliable juga terkorelasi dengan kuat. Analisa regresi dilakukan dengan uji R2, uji F dan uji t. Dari hasil uji R2, didapatkan besarnya kontribusi 14 variabel terhadap waste konstruksi sebesar 91,6%. Hasil uji F memperlihatkan secara simultan semua variabel mampu menjelaskan hubungannya terhadap penyimpangan biaya dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh signifikasi < 5%. Hasil dari uji t, teridentifikasi 5 faktor dengan 8 variabel yang signifikan. Variabel tersebut adalah adalah waktu menunggu revisi gambar/perubahan desain sebesar 0,782, mutu pengawasan rendah sebesar 0,430, kesalahan pada saat pelaksanaan pekerjaan sebesar 1,957, keterlambatan pelaksanaan pekerjaan sebesar 2,122, pekerjaan rework dan repair sebesar 0,556, perencanaan dan penjadwalan yang buruk sebesar 2,730, perubahan desain sebesar 0,863 dan cuaca sebesar 0,966. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat sebagai bahan pertimbangan untuk semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek konstruksi guna menghindari biaya-biaya tambahan yang tidak diinginkan dan menghindari keterlambatan penyelesaian proyek akibat waste konstruksi. Kata kunci : waste, non-value adding activities, proyek konstruksi 39 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 2, Oktober 2017 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waste adalah setiap bentuk in-efisiensi sebagai akibat dari penggunaan alat, material, tenaga kerja atau modal dalam jumlah yang besar lebih dari yang seharusnya (Koskela, 1992). Waste dalam industri konstruksi diantaranya adalah penundaan, quality cost, kurangnya keamanan, mengulang pekerjaan, aktivitas yang tidak perlu, lokasi proses/tahapan antar pekerjaan jaraknya berjauhan, pemilihan yang tidak tepat untuk metode pekerjaan/alat yang digunakan, buruknya proses pekerjaan itu sendiri (Serpell, 1995). Waste yang ditimbulkan selama proses konstruksi tidak hanya mempengaruhi produktivitas proyek, tetapi juga memberikan dampak yang tidak baik terhadap lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian tentang faktor-faktor penyebab terjadinya waste pada proyek konstruksi, khususnya di Kota Padang, sehingga resiko waste yang terjadi dapat diminimalisir secepat mungkin. Nantinya penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengajar dan mahasiswa, dan bagi kontraktor dengan diketahui penyebab terjadinya waste maka resiko pada saat pelaksanaan proyek konstruksi untuk dapat dikurangi sehingga meningkatkan produktivitas proyek. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bentuk waste atau pemborosan apa saja yang sering terjadi pada proyek konstruksi di Kota Padang? 2. Waste apa saja yang memiliki efek/dampak tertinggi terhadap pelaksanaan proyek konstruksi? 3. Waste mana yang dianggap paling penting oleh responden? 4. Apa factor-faktor yang sering menjadi penyebab terjadinya waste pada proyek konstruksi di Kota Padang? ISSN : 1858-3695 1.3. Hipotesis Terjadinya penambahan/pembengkakan biaya proyek dan terjadinya keterlambatan waktu penyelesaian proyek di Kota Padang, disebabkan oleh waste pada saat pelaksanaan. Hipotesis awal, disebabkan oleh : 1. Penundaan pekerjaan 2. kurangnya keamanan, 3. Mengulang pekerjaan, 4. lokasi proses/tahapan antar pekerjaan jaraknya berjauhan, 5. Pemilihan metode pelaksanaan yang tidak tepat 1.4. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui bentuk waste atau pemborosan yang sering terjadi pada proyek konstruksi di Kota Padang. 2. Mengetahui waste atau pemborosan yang paling mempengruhi kinerja pelaksanaan proyek konstruksi di Kota Padang. 3. Mengetahui waste dengan tingkat bobot tertinggi pada proyek konstruksi di Kota Padang. 4. Mengetahui factor-faktor yang sering menjadi penyebab terjadinya waste atau pemborosan pada proyek konstruksi di Kota Padang. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Dapat memberikan informasi mengenai waste atau pemborosan yang terjadi beserta factor-faktor penyebabnya pada proyek konstruksi di Kota Padang. 2. Dengan mengetahui bentuk waste dan factor penyebabnya, pihak-pihak yang berperan dalam berlangsungnya suatu proyek konstruksi diharapkan dapat mengurangi terjadinya waste dalam pelaksanaan proyek konstruksi nantinya, sehingga dapat meningkatkan performa dan prosuktivitas proyek. 40 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 2, Oktober 2017 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Waste (Pemborosan) Waste didefenisikan sebagai semua aktivitas yang memerlukan biaya, secara langsung maupun tidak langsung, memerlukan waktu, sumber daya atau membutuhkan persediaan yang tidak memberikan nilai tambah (Alarcon, 1994). Waste dapat juga digambarkan sebagai segala aktivitas manusia yang menyerap sumber daya dalam jumlah tertentu tetapi tidak menghasilkan nilai tambah, seperti kesalahan yang membutuhkan pembetulan, hasil produksi yang tidak diinginkan oleh pengguna, proses atau pengolahan yang tidak perlu, pergerakan tenaga kerja yang tidak berguna dan menunggu hasil akhir dari kegiatan-kegiatan sebelumnya (Womack and Jones, 2006). Ohno (1988) mengklasifikasikan pemborosn (waste) dalam 7 kategori : 1. Waste of Waiting, waktu menunggu adalah pemborosan (misalnya : menunggu material datang, menunggu instruksi dan lain-lain). 2. Waste of Overproduction, membuat produk yang lebih banyak dari permintaan. 3. Waste of Overprocessing, proses yang lebih dari yang diinginkan (misalnya : inventory yang rusak akibat penyimpanan atau transportasi sehingga memerlukan proses tambahan re-packing. 4. Waste of Defect, reject atau repair merupakan pemborosan yang dapat secara langsung bisa dilihat. 5. Waste of Motion, gerakan yang tidak perlu dan tidak ergonomis sehingga menambah waktu proses. 6. Waste of Inventory, semakin banyak persediaan disimpan akan semakin banyak pemborosan berupa nilai persediaan yang diam (tidak produktif), nilai ruang yang harus disediakan, beban administrasi pengelolaan dan lain-lain. ISSN : 1858-3695 7. Waste of Transportation, pemborosan yang diakibatkan oleh transportasi yang tidak teratur. 2.2. Waste pada Proyek Konstruksi Waste pada bidang konstruksi dapat diartikan sebagai kehilangan atau kerugian berbagai sumber daya yaitu material, waktu dan modal/materi, yang diakibatkan oleh kegiatankegiatan yang membutuhkan biaya secara langsung maupun tidak langsung tetapi tidak menambah nilai kepada produk akhir bagi pihak pengguna jasa konstruksi (Formoso et al, 2002). Waste juga merupakan bentuk ketidakefisienan yang terjadi akibat penggunaan peralatan, tenaga kerja, material, biaya yang melebihi/tidak sesuai dengan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Menurut Alwi et al (2002), kategori waste yang utama dalam bidang konstruksi adalah reworks/repair, rusak/cacat, pemborosan material yang tidak perlu, pergerakan/perpindahan yang tidak perlu, ketidaktepatan dalam pemilihan metode kerja dan manajemen peralatan. Waste pada proyek konstruksi akan mempengaruhi tingkat produktivitas pelaksanaan proyek. Menurut Al Moghany (2008), waste (non value-adding activity) dapat dibagi menjadi : 1. Contributory Activities Merupakan aktivitas/bagian pekerjaan yang tidak secara langsung menambah nilai tambah pada hasil akhir namun dibutuhkan dan terkadang merupakan hal penting dalam proses pelaksanaannya. Contoh : Penanganan material di lokasi, membaca gambar, menerima instruksi dan sebagainya. Namun jika aktivitas tersebut dilaksanakan dengan tidak tepat/efisien, maka aktivitas tersebut dapat menghambat proses pekerjaan dan menjadi bentuk atau penyebab waste. 2. Unproductive Activities 41 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 2, Oktober 2017 Merupakan aktivitas yang sama sekali tidak dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dan seharusnya dihindari. Contoh : Pergerakan/perpindahan tenaga kerja dan material yang tidak perlu, menganggur, pekerjaan ulang (rework) karena adanya kesalahan dan lain-lain. 2.3. Faktor Penyebab Waste Menurut Alwi et al (2002), variable/factor yang dapat menyebabkan waste adalah : 1. Poor conditions of something (equipment, materials, environment) 2. A lack of doing something (methods, ineffective, misuse) 3. Poor conditions of human resources (behaviors, skills, qualifications, experience) Alwi et al (2002) membagi factor penyebab waste dalam enam kelompok yaitu : 1. Manusia 2. Manajemen 3. Desain dan Dokumentasi 4. Material 5. Pelaksanaan 6. Eksternal Menurut Asiyanto, khusus tentang waste material terjadi karena disebabkan oleh : 1. Penyusutan Quantity Penyusutan quantity dapat terjadi pada saat transportasi ke site dan pada saat pembongkatan material untuk ditempatkan pada gudang atau lokasi penumpukan. Penyusutan quantity juga dapat terjadi pada proses pemindahan material dari satu tempat ke tempat lain dalam lokasi proyek terutama untuk material lepas seperti pasir dan kerikil. 2. Quantity yang ditolak Penerimaan material yang kurang teliti di site dapat mengkibatkan ditolaknya sebagian material yang tidk memenuhi ISSN : 1858-3695 persyaratan mutu, bentuk, warna dan lainlain. 3. Quantity yang rusak Penyimpanan materil yang kurang baik dapat menyebabkan kerusakan khususnya untuk material yang sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan (temperature, kelembaban udara, tekanan dan lain-lain). Kerusakan material juga dapat terjadi karena kegiatan pengambilan, pengangkutan, pengangkatan dan pemasangan yang kurang baik. 4. Quantity yang hilang Material-material yang mudah dijual di pasaran atau banyak diperlukan oleh masyarakat (seperti semen dan lain-lain) rawan hilang akibat pencurian. Sistem pengamanan yang lemah dengan system control yang lemah akan memperbesar kemungkinan hilangnya material-material tersebut. Material fiktif (quantity ada tapi fisiknya tidak ada), termasukdalam kelompok quantity yang hilang. 5. Quantity akibat kelebihan penggunaan Waste jenis ini biasanya dilakukan oleh pelaksana yang menggunakan material secara langsung, waste ini juga dapat disebabkan oleh over method, over quality atau ketidaktelitian tentang ukuran/dimensi, sehingga dimensi pekerjaan yang terjadi lebih besar dari gambar. Kelebihan penggunaan material juga dapat disebabkan oleh metode yang kurang efisien dan juga akibat pekerjaan berulang. 3. METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian dilakukan pada proyek konstruksi di Kota Padang, baik yang sudah selesai maupun yang sedang berjalan dalam kurun waktu 4 tahun terakhir. 3.2. Metode Penelitian Metode yang dipakai dalam adalah metode Studi Kasus. Desain penelitian adalah logika keterkaitan antara data yang harus dikumpulkan 42 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 2, Oktober 2017 buruk Mutu pengawasan rendah Kemampuan sub kontraktor yang rendah Tenaga kerja yang menganggur dan pertanyaan awal suatu penelitian. 3.3. Metode Pengumpulan dan Pengujian Data 3.3.1. Metode Pengumpulan Data Metodologi dalam pengumpulan data adalah quisioner. Respondennya adalah semua pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi seperti site manager, project manager, kepala pelaksana dan pelaksana. Butir-butir pertanyaan quisioner merupakan faktor-faktor (yang dianggap sebagai variabel bebas = Xi) dapat dilihat pada Tabel 2.1. Sedangkan skala yang dipakai adalah skala Likert (Nazir, 1988) yaitu : Sangat tidak berpengaruh……….(nilai 1) Tidak berpengaruh………………(nilai 2) Sedang…………………………...(nilai 3) Berpengaruh……………………..(nilai 4) Sangat berpengaruh……………...(nilai 5) Sedangkan sebagai variable terikatnya (Y) adalah perbedaan estimasi biaya awal dengan biaya pelaksanaan. 4 No 1 2 3 Waktu Tunggu Material / Bahan Sumber Daya Manusia Sub Faktor Waste Waktu menunggu instruksi Waktu menunggu material Waktu menunggu perbaikan peralatan Waktu menunggu datangnya alat ke lokasi Waktu menunggu datang nya pekerja ke lokasi Waktu menunggu perbaikan Waktu menunggu revisi gambar/perubahan desain Kelebihan material/bahan Material tidak sesuai dengan spesifikasi Kehilangan material di lokasi Penumpukan material di lokasi Sering terjadi pemindahan material di lokasi Sisa material/bahan berserakan Kerusakan material/bahan di lokasi Pekerja yang lambat/tidak efektif/tidak disiplin Kurangnya skill tenaga kerja Pendistribusian tenaga kerja yang Variabel Bebas Pelaksa naan Konstru ksi (nilai 1) 5 6 X1 X2 Manaje men Desain dan Dokume ntasi X18 X19 X20 Kesalahan instruksi pekerjaan X21 Kesalahan pada saat pelaksanaan pekerjaan X22 Terjadi kecelakaan kerja X23 Peralatan sering rusak X24 Peralatan tidak bisa diandalkan X25 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan Tidak lengkapnya dokumen kontrak Pengukuran dilapangan tidak akurat Terjadi penambahan jenis pekerjaan Pekerjaan rework dan repair Tabel 2.1. Faktor-Faktor Construction Waste Faktor Waste ISSN : 1858-3695 Perencanaan dan penjadwalan yang buruk Informasi yang diberikan kurang jelas Koordinasi yang buruk diantara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek Pengambilan keputusan yang lambat Metode konstruksi yang tidak tepat/tidak sesuai X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35 Spesifikasi yang tidak jelas X36 Gambar kerja yang tidak jelas X37 Pendetailan gambar yang rumit X38 Revisi dan distribusi gambar yang lambat X39 Perubahan desain X40 Desain yang buruk X41 Kondisi lokasi yang tidak bagus X42 Cuaca X43 Kerusakan/kehilangan oleh pihak lain X44 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 7 Ekstern al Faktor Penyebab Construction Waste Y X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 3.3.2. Metode Pengujian Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program statistik SPSS (Statistic Program for Social Science) ver 16, meliputi : 1. Pengujian Validitas 43 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 2, Oktober 2017 Menurut Chang (2002), variabel dikatakan valid jika mempunyai nilai corrected item-total correlation ≥ 0,360. 2. Pengujian Reliabilitas Teknik uji reliabilitas yang dapat digunakan adalah teknik konsistensi internal dengan metode stabilitas alpha cronbach. Instrumen tersebut dinyatakan reliabel atau cukup handal apabila memiliki cronbach alpha lebih dari 0,60 (Chang, 2002). 3. Pengujian Korelasi Besaran tingkat hubungan korelasi dianggap kuat jika mempunyai nilai koefisien korelasi (R) ≥ 0.5 (Santoso, 1999). 3.4. Analisis Data Analisa data diselesaikan dengan analisa regresi linier berganda. Model persamaan regresi adalah: Y = a + b1 . X1 + b2 . X2 + .................. + bn . Xn dimana : Y = Variabel Terikat X = Variabel Bebas a = Konstanta b = Koefisien Regresi Uji Model Regresi : 1. Uji R2 R² test digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variabel bebas X terhadap variasi (naik turunnya) variabel terikat Y.(Santoso, 1999). 2. Uji F Uji ini dilakukan untuk menentukan signikasi pengaruh variabel bebas bersama-sama terhadap variabel terikat. Jika tingkat signifikan ≤ 0,05, berarti variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. 3. Uji t Tujuan dari Uji t (Student-t Distribution) adalah untuk mengetahui tingkat kepercayaan tiap variabel bebas dalam ISSN : 1858-3695 persamaan atau model regresi yang digunakan dalam memprediksi nilai Y. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Y = 3,866 + 0,782X7 + 0,430X18 + 1,957X22 + 2,122X26 + 0,556X30 + 2,730X31 + 0,863X40 + 0,966X43 4.2. Pembahasan Teridentifikasi 7 faktor dan 44 variabel penyebab waste konstruksi. Setelah dilakukan uji validasi, dari 7 faktor dan 44 variabel tersebut hanya 5 faktor dan 37 variabel yang valid. Setelah dilanjutkan dengan pengujian reliabilitas, didapatkan 5 faktor dan 14 variabel yang reliabel. Hasil uji korelasi, teridentifikasi 5 faktor dan 14 variabel yang mempunyai hubungan yang kuat (semua yang reliable terkorelasi dengan kuat). Setelah dilakukan pengujian validasi, reliabilitas dan korelasi, dilanjutkan dengan analisa regresi. Analisa regresi dilakukan dengan uji R2, uji F dan uji t. Dari hasil uji R2, didapatkan besarnya kontribusi 14 variabel terhadap variasi waste konstruksi sebesar 91,6%. Hasil uji F memperlihatkan secara simultan semua variabel mampu menjelaskan hubungannya terhadap waste konstruksi dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh signifikasi < 5%. Dari 5 faktor dan 14 variabel, setelah dilakukan uji t, teridentifikasi 5 faktor dan 8 variabel yang signifikan. Dari persamaan regresi, didapatkan besarnya variabel yang memberikan kontribusi terhadap waste konstruksi pelaksanaan proyek adalah X7 (waktu menunggu revisi gambar/perubahan desain) sebesar 0,782, X18 (mutu pengawasan rendah) sebesar 0,430; X22 (kesalahan pada saat pelaksanaan pekerjaan) sebesar 1,957; X26 (keterlambatan pelaksanaan pekerjaan) sebesar 2,122; X30 (pekerjaan rework dan repair) 44 Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 2, Oktober 2017 sebesar 0,556; X31 (perencanaan dan penjadwalan yang buruk) sebesar 2,730; X40 (perubahan desain) sebesar 0,863 dan X43 (cuaca) sebesar 0,966. 5. KESIMPULAN 1. Waste konstrusi dapat berpengaruh buruk terhadap pelaksanaan konstruksi terutama berhubungan dengan biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan. 2. Metode penelitian adalah studi kasus dengan menyebarkan quisioner yang berisi butir-butir pertanyaan tentang waste konsruksi, sebanyak 25 quisioner. Dan responden rate adalah 100%. 3. Hasil uji validasi, dari 7 faktor dan 44 variabel, teridentifikasi hanya 5 faktor dan 37 variabel yang valid. 4. Hasil uji reliabilitas, dari 5 faktor dan 37 variabel, teridentifikasi 5 faktor dan 14 variabel yang reliabel. 5. Hasil uji korelasi, semua variable yang reliable ternyata semua teridentifikasi kuat yaitu 5 faktor dan 14 variabel. 6. Hasil uji R2, didapatkan besarnya kontribusi 14 variabel terhadap waste konstruksi sebesar 91,6%. 7. Hasil uji F memperlihatkan secara simultan 14 variabel tersebut mampu menjelaskan hubungannya terhadap penyimpangan biaya dengan sangat baik. 8. Hasil uji t, didapat bahwa bahwa variabel yang memberikan kontribusi terbesar terhadap waste konstruksi pelaksananan proyek adalah waktu menunggu revisi gambar/perubahan desain sebesar 0,782, mutu pengawasan rendah sebesar 0,430, ISSN : 1858-3695 kesalahan pada saat pelaksanaan pekerjaan sebesar 1,957, keterlambatan pelaksanaan pekerjaan sebesar 2,122, pekerjaan rework dan repair sebesar 0,556, perencanaan dan penjadwalan yang buruk sebesar 2,730, perubahan desain sebesar 0,863 dan cuaca sebesar 0,966. DAFTAR PUSTAKA Asiyanto (2005), ”Construction Project Cost Manajement”, Pradnya Paramita, Jakarta. Hadiman, 2014, “Evaluasi Waste pada Proyek Gedung di Wilayah Semarang” http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-189433108203005-Presentation.pdf http://e-journal.uajy.ac.id/1234/1/0TS13008.pdf http://eprints.undip.ac.id/46371/ Kaming Peter F, 2014, “Construction Waste pada Proyek-Proyek Konstruksi di Daerah Istimewa Yogyakarta” Messah Y, 2011, “Kajian Hubungan Waste Material Konstruksi dan Organisasi Proyek Konstruksi” Purnatha J, 2013, “Studi Mengenai Construction Waste pada Proyek Konstruksi di Kabupaten Badung” Santoso, S (1999), “SPSS – Mengolah Data Secara Professional” , Elex Media Komputindo, Jakarta. Trisiana A, 2011, “Analisa Faktor Resiko Waste pada Proyek Konstruksi Gedung di Kota Jember” 45