Uploaded by samuel Christian

1951 1585289496

advertisement
FM-UAP/AKD-13-10.rev.01
Ujian Tengah Semester / Ujian Akhir Semester *⁾
Semester Ganjil / Genap/ Antara *⁾
Tahun Akademik 2019/2020
*) coret yang tidak perlu
Fakultas
Mata Kuliah (MK)
Kode MK
Dosen Pengampu
Metodologi Penelitian
CEM3201
Dr. Susy F Rostiyanti,ST, M.Sc
Program Studi
Manajemen Rekayasa dan Konstruksi
SKS
Semester
Teori
Praktek
1
1
6
Sifat Ujian
Nama Mahasiswa
Tanggal Ujian
31/03/2020
NIM
Buka buku/1 lembar catatan/tutup buku/presentasi/lainnya (Jika buka
buku atau 1 lembar catatan, cantumkan rinciannya)
Soal 1
Sub CPMK: KA1, KA5
Bobot Nilai: 40
Perhatikan potongan dari dua artikel jurnal yang disajikan pada lampiran soal ini. Bagi mahasiswa ber-Nomor
Mahasiswa GANJIL, baca baik-baik potongan artikel “Analisa Faktor Resiko Construction Waste pada Proyek Konstruksi di Kota
Padang.” Sementara, mahasiswa ber-Nomor Mahasiswa GENAP, baca baik-baik potongan artikel “Pengendalian Biaya dan Waktu
Pada Proyek Konstruksi dengan Konsep Earned Value (Studi Kasus Proyek Pembangunan Jembatan Beringin-Kota Padang).”
1.
2.
3.
Asumsikan bahwa kedua artikel tersebut akan dimasukkan dalam daftar referensi penulisan kalian. Bagaimana cara penulisan
referensi untuk masing-masing artikel tersebut dengan menggunakan aturan APA. (8 points).
Perhatikan judul masing-masing artikel.
a. Tentukan kata-kata (bila ada) yang menunjukkan: Masalah (Problem), Metode (Method), serta Solusi (Solution) yang
dibahas dalam artikel. (8 points)
b. Guna mengikuti arahan di atas, maka menurut kalian judul artikel tersebut sebaiknya diubah menjadi bagaimana? (9
points).
Pada abstrak masing-masing, tuliskan kalimat yang menyatakan penjelasan (bila ada) mengenai: (15 points).
a. Bidang kajian (Field of Establishments)
b. Permasalahan (Problems)
c. Pemecahan masalah (Solutions)
d. Kontribusi (Contributions)
e. Evaluasi (Evaluations)
Soal 2
Sub CPMK: KA3
Bobot Nilai: 25
Dari kedua artikel ini, buatlah annotate bibliography untuk setiap artikel berdasarkan pembagian NIM di atas.
Keterangan:
Annotate bibliography dikembangkan dari Bab Hasil dan Kesimpulan.
Soal 3
Sub CPMK: KA5
Bobot Nilai: 35
Dari kedua artikel ini, buatlah kerangka berpikir penulis untuk setiap artikel berdasarkan pembagian NIM di atas.
Pengesahan
Penyusun soal
Ketua Program Studi
Tanda Tangan
Tanda Tangan
(Dr. Susy F Rostiyanti,ST, M.Sc)
(Ferdinand Fassa, ST, MT)
Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016
ISSN : 1858-3695
PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU
PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN KONSEP EARNED VALUE
(STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN BERINGIN –
KOTA PADANG)
Jajang Atmaja, Yan Parta Wijaya, Hartati
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang
ABSTRAK
Pada sebuah proyek konstruksi seringkali terjadi keterlambatan penyelesaian kegiatan proyek yang melebihi dari
waktu yang telah ditetapkan, maka untuk itu penerapan manajemen waktu pada sebuah proyek konstruksi sangat
diperlukan sekali agar semua kegiatan proyek dapat diselesaikan tepat pada waktu bahkan lebih cepat dari waktu
yang telah ditentukan. Konsep Earned Value merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pengelolaan proyek
yang mengintegrasikan biaya dan waktu. Konsep Earned Value menyajikan tiga dimensi yaitu penyelesaian fisik dari
proyek (the percent complete / BCWP) yang mencerminkan rencana penyerapan biaya (budgeted cost work
schedule / BCWS), biaya aktual yang sudah dikeluarkan (actual cost work performance / ACWP) serta apa yang
yang didapatkan dari biaya yang sudah dikeluarkan atau yang disebut (earned value).
Pada akhir peninjauan bulan September sampai dengan minggu ke - 12, nilai kinerja proyek SPI didapat sebesar
0.78 artinya proyek mengalami keterlambatan 14.53 % dari yang telah direncakan 67.33 % dan realisasi pekerjaan
49.54 %. Sedangkan dilihat dari segi kinerja biaya proyek, nilai CPI yang didapat sebesar 1.07 artinya biaya yang
dikeluarkan lebih kecil dari pretasi yang telah dicapai sebesar 3.26 % dengan pengeluaran 49.54 %. Apabila
kecendrungan kinerja waktu dan biaya proyek seperti pada minggu ke – 20 ( akhir waktu rencana ), maka dapat
diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek EDC selama 149 hari, yang berarti waktu lebih
lama dari yang direncakan 135 hari. Sedangkan perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek
sebesar Rp 4,639,922,265.76 dan nilai tersebut masih dibawah biaya yang dianggarkan Rp 5,193,981,939.27.
Kata Kunci: Earned Value, Kinerja Biaya dan Waktu
Pada sebuah proyek konstruksi seringkali terjadi
keterlambatan penyelesaian kegiatan proyek
PENDAHULUAN
nya
yang melebihi dari waktu yang telah ditetapkan,
memiliki durasi yang telah ditentukan, artinya
maka untuk itu penerapan manajemen waktu
proyek harus bisa diselesaikan tepat pada waktu
pada
atau
diperlukan sekali agar semua kegiatan proyek
Proyek
lebih
ditetapkan.
konstruksi
cepat
dari
pada
waktu
umum
yang
telah
sebuah
proyek
konstruksi
sangat
dapat diselesaikan tepat pada waktu bahkan
lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan.
23
Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016
ISSN : 1858-3695
Sejalan dengan tingkat kompleksitas proyek
Dalam proses mencapai tujuan proyek ada
yang
terjadi
batasan yang harus dipenuhi yaitu besar biaya
keterlambatan penyelesaian dan pembengkakan
(anggaran) yang dialokasikan, jadwal, serta
biaya.
mutu yang harus dipenuhi. Ketiga hal tersebut
semakin
besar,
Berkaitan
keberhasilan
seringkali
dengan
dalam
masalah
melaksanakan
ini,
sebuah
merupakan
parameter
penting
proyek konstruksi tepat pada waktu yang telah
penyelenggara
ditentukan merupakan suatu tujuan yang paling
diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga
utama. Karena semakin lama kegiatan suatu
batasan
proyek
(tripleconstrain) yaitu:
konstruksi
masalah
yang
maka
semakin
bermunculan.
banyak
Untuk
pihak
proyek
diatas
yang
bagi
disebut
tiga
sering
kendala
1. Biaya
kontrkator sendiri keuntungan dari penerapan
Proyek harus diselesaikan dengan biaya
manajeman biaya dan waktu pada sebuah
yang tidak boleh melebihi anggaran. Untuk
proyek
proyek – proyek yang melibatkan dana
konstruksi
salah
satu
nya
dapat
menghemat biaya.
dalam jumlah besar dan jadwal pengerjaan
bertahun - tahun, anggaran nya tidak
Berdasarkan
kinerja
biaya
dan
waktu
ini,
hanya ditentukan dalam total proyek, tetapi
seorang manajer proyek dapat mengidentifikasi
dipecah atas komponen – komponen nya
kinerja keseluruhan proyek maupun kegiatan
atau per periode tertentu yang jumlahnya
pekerjaan di dalam proyek konstruksi dan
disesuaikan dengan keperluan. Dengan
kemudian memprediksi kinerja biaya dan waktu
demikian, penyelesaian bagian – bagian
penyelesaian proyek. Hasil dari evaluasi kinerja
proyek harus memenuhi sasaran anggaran
proyek tersebut dapat digunakan sebagai early
per periode.
warning jika terdapat inefisiensi kinerja dalam
penyelesaian proyek sehingga dapat dilakukan
kebijakan-kebijakan manajemen dan perubahan
metode
pelaksanaan
kemungkinan
kegiatan
agar
keterlambatan
adanya
serta
mencarai
percepatan
pembengkakan
penyelesaian
biaya
proyek
durasi
dan
dapat
diminimalisir.
TINJAUAN PUSTAKA
Proyek adalah gabungan dari sumber
daya seperti manusia, material, peralatan dan
biaya yang dihimpun dalam suatu wadah
organisasi sementara untuk mencapai sasaran
dan tujuan.( Abrar Husen. 2009 ).
2. Waktu
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan
kurun waktu dan tanggal akhir yang telah
ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk
baru, maka penyerahannya tidak boleh
melewati
batas
waktu
yang
telah
ditentukan.
3. Mutu
Produk
atau
hasil
kegiatan
harus
memenuhi spesifikasi dan criteria yang
syaratkan.
Jadi, memnuhi persyaratan
mutu berarti mampu memenuhi tugas yang
dimaksudkan atau sering disebut sebagai
fit fortheintendeduse.
24
Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016
ISSN : 1858-3695
Dari semua uraian diatas, Manajemen proyek
dikeluarkan untuk menyelesaikan pekerjaan
adalah
dalam periode tertentu.
penerapan
ilmu
pengetahuan,
keahlian dan keterampilan dan cara teknis
dengan sumberdaya yang terbatas, untuk
mencapai sasarn dan tujuan proyek yang
telah ditentukan agar mendapatkan hasil
yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu
Berbekal ketiga indicator tersebut kemudian
dilakukan analisis terhadap penyimpangan yang
terjadi pada biaya dan waktu dengan cara
mengukurnya, yang diuraikan dibawah ini :
1. Penyimpangan jadwal dan waktu
dan waktu.
a) SV ( Schedule Varians ) = BCWP –
BCWS
KONSEP EARNED VALUE
Dalam penentuan kinerja waktu proyek dengan
metoda
Earned
ini
value,
informasi
yang
ditampilkan berupa idikator – indicator dalam
bentuk kuantitatif, yang menampilkan informasi
progress biaya dan jadwal proyek. Indicator ini
menginformasikan
dalam
jangka
posisi
waktu
kemajuan
tertentu
serta
proyek
dapat
memperkirakan proyeksi kemajuan proyek pada
periode selanjutnya. Indicator tersebut adalalah :
1. BCWS
(
Budgeted
Cosf
of
Work
Schedule )
BCWS merupakan anggaran biaya yang
dialokasikan berdasarkan rencana kerja
terhadap
waktu.BCWS
dihitung
dari
akumulasi biaya yang direncanakan untuk
pekerjaan dalam periode waktu tertentu.
2. BCWP
(
Budgeted
Cosf
Of
Work
Performed ),
BCWP adalah nilai yang diterima dari
penyelesai pekerjaan selama periode waktu
tertentu.BCWP ini dihitung berdasarkan
akumulasi dari pekerjaan – pekerjaan yang
telah diselesaikan.
3. ACWP ( Actual Cost of Work Performed )
ACWP
adalah
keseluruhan
representasi
pengeluaran
yang
dari
telah
Schedule
untuk
Variansdigunakan
menhitung penyimpangan antara BCWP
dangan BCWS.
SV > 0, progress actual > rencana : terjadi
pervepatan
proyek
terhadap
rencana
(Schedule Overrun).
SV < 0, progress actual < rencana ; terjadi
keterlambatan proyel terhadap rencana
(schedule underrun).
b) SPI ( Schedule Performance Index) =
BCWP / BCWS
Schedule Performance Index dalah factor
efisiensi kinerja dalam menyelesaikan
pekerjaan
dapat
diperlihatkan
oleh
perbandingan antara nilai pekerjaan yang
secara fisik telah dikerjakan (BCWP)
dengan rencana pengeluran biaya yang
dikeluarkan
berdasarkan
rencana
pekerjaan (BCWS).
SPI > 1, Progres Aktual > rencana ;
Terjadi
percepatan
proyek
terhadap
rencana (Schedule Overrun)
SPI < 1, Progres Aktual < rencana ;
Terjadi keterlambatan proyek terhadap
rencana (Schedule Underrun)
25
Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016
ISSN : 1858-3695
2. Penyimpangan Biaya.
a) CV (Cost Varians) = BCWP – ACWP
Cost Variansadalah selisih antara nilai
yang diperoleh setelah menyelesaikan
paket – paket pekerjaan dengan biaya
actual selama pelaksanaan proyek.
CV > 0, pembiayaan actual < rencana
(Cost Underrun)
CV < 0, pembiayaan actual > rencana
(Cost overrun)
b) CPI
(Cost
Performance
Index)
=
Cost Performance Index adalah factor
efisiensi biaya yang telah dikeluarkan
pelaksanaan
proyek
dapat
diperlihatkan dengan membandingkan
nilai pekerjaan yang secara fisik telah
diselesaikan
1. Perkiraan
Jadwal
Penyelesaian
Proyek
(Estimate Complete Date = ECD)
ECD = (sisa waktu/SPI) + Waktu terpakai.
BCWP / ACWP
dalam
Proyeksi Biaya dan Jadwal Akhir Proyek
(BCWP)
dengan
biaya
yang telah dikeluarkan dalam periode
yang sama (ACWP).
CPI > 1, pembiayaan actual < rencana
(Cost Underrun)
Persentase keterlambayan / percepatan =
100% - ECD / jadwal rencana.
2. Perkiraan
Biaya
Penyelesain
Proyek
(Estimate at Complete)
EAC = Sisa anggaran / CPI + ACWP
=
(Total biaya – BCWP) / CPI +
ACWP
Persentase biaya penambahan / penurunan
biaya actual terhadap anggaran biaya.
= 100 % - EAC / Total Biaya
3. Earned Value (Nilai Hasil)
Earned Value = BCWP Total
CPI < 1, pembiayaan actual > rencana
(Cost overrun)
PENGOLAHAN DATA DAN HASIL
a) Evaluasi kemajuan prestasi proyek pada
Tabel. 1 Parameter Earned Value
Dari table diatas, dihasilkan analisis varians
terpadu
Tabel 2. Analisis Varians Terpadu
bulan september ( minggu ke 9 s/d 12 ),
bulan november ( minggu ke 17 s/d 19 )
dan bulan februari ( minggu ke 31 dan 32 ).
b) Evaluasi
keuangan
aktual
pelaksanaan
proyek pada bulan september ( minggu ke
9 s/d 12 ), bulan november ( minggu ke 17
s/d 19 ) dan bulan februari ( minggu ke 31
dan 32 ).
Bulan November - Minggu Ke – 9
BCWS = 44.48 %
26
Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016
BCWS = Anggaran x % Rencana
= Rp 5,193,981,939.27 x 44.48 %
ISSN : 1858-3695
6) SPI
= 1.01
7) Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan (TEts)
= Rp 2,310,243,331.37
TTOT  TWP
135  59

 54 Hari
SPI
1.408
BCWP = 44.95 %
BCWP = Anggaran x % Rencana
ECD
= Rp 5,193,981,939.27 x 44.95 %
= 58 + 54
= Rp 2,334,453,199.84
= 112 hari
ACWP = Rp 2,430,125,287.64
= 46.79 %
Dari perhitungan diatas maka dapat dicari
o
CV (Cost Varians)
CV = BCWP - ACWP
parameter Earned Value, yaitu ;

SV (Schedule Varians)
= Rp - 95,672,087.80)
o
SV = BCWP – BCWS
CPI ( Cost Performed
Index)
BCWP Rp 2,334,453, 199.84

 0.96
ACWP
Rp 2,430,125, 287.64
= Rp 24,209,868.47

SPI ( Schedule performed index )
BCWP Rp 2,334,452,199.84

 1.01
BCWS Rp 2,310,243,331.37

ECD ( Estimate Completion Date )
1) Rencana waktu pelaksanaan total (Ttotal)
= 135 hari
o
EAC (Estimate at Completion)
1) Anggaran Biaya Proyek Total = Rp
5,193,981,939.27
2) Anggaran pekerjaan sisa
2) Waktu saat Evaluasi / monitoring (TAct)
s/d minggu ke-9 = 58 hari
3) Bobot kumulatif rencana = 44.48 %
= Rp 2,859,528,739
3) Prestasi Biaya ( CPI ) = 0.96
4) Perkiraan Biaya untuk pekerjaan sisa
4) Bobot kumulatif realisasi = 44.95 %
Anggaran  BCWP Rp 2,334,453, 199.84

CPI
0.96
5) Waktu yang seharusnya dicapai dengan
= Rp 2,978,675,770
progres ini (TWP)
TWP 
58 x 44.95 %
= 58 hari
44.48 %
5) Perkiraan Total Biaya Proyek (EAC) =
Rp
2,430,125,287.64
+
Rp
2,978,675,770 =Rp 5,408,801,058
dilihat dari segi kinerja biaya proyek,
Hasil Analisis
a) Evaluasi Bulan September
o
= TAct + TEts
nilai CPI yang didapat sebesar 0,96,
Pada awal peninjauan sampai dengan
artinya biaya yang dikeluarkan melebihi
minggu ke - 9, nilai kinerja proyek SPI
biaya yang telah dianggarkan sebesar
didapat sebesar 1.01 dengan artian
1.84 % dengan pengeluaran 46.79 %.
proyek mengalami percepatan 0.47 %
dari yang telah direncakan 44.48 % dan
realisasi pekerjaan 44.95 %. Sedangkan
o
Pada akhir peninjauan bulan September
sampai denagn minggu ke - 12, nilai
kinerja proyek SPI didapat sebesar 0.78
27
Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016
artinya
proyek
ISSN : 1858-3695
mengalami
dapat nilai kinerja proyek SPI sebesar
keterlambatan 14.53 % dari yang telah
0.98artianya
direncakan
realisasi
keterlambatan 2.22 % dari yang telah
pekerjaan 49.54 %. Sedangkan dilihat
direncanakan 100 % dengan realisasi
dari segi kinerja biaya proyek, nilai CPI
93.82 %. Sedangkan dilihat dari kinerja
yang didapat sebesar 1.07 dengan
biaya proyek, nilai CPI yang didapat
artian biaya yang dikeluarkan lebih kecil
sebesar 1.04 dengan artian biaya yang
daripretasi yang telah dicapai sebesar
dikeluarkan lebih kecil dari biaya yang
3.26 % dengan pengeluaran 49.54 %.
anggarkan sebesar 3.96 % dengan
67.33
%
dan
b) Evaluasi Bulan November
o
o
mengalami
pengeluaran 93.82 %.
Evaluasi yang dilakukan sampai dengan
akhir bulan November minggu ke – 20 di
o
Apabila kecendrungan kinerja waktu
seperti sampai dengan minggu ke -32,
dapat nilai kinerja proyek SPI sebesar
maka dapat diperkirakan waktu untuk
0.72
menyelesaikan
artianya
proyek
mengalami
proyek
membutuhkan
keterlambatan 27.80 % dari yang telah
penambahan waktu selama 148 hari
direncanakan 100 % dengan realisasi
dari waktu yang direncanakan selama
72.20 %. Sedangkan dilihat dari kinerja
135
biaya proyek, nilai CPI yang didapat
dibutuhkan
sebesar
pekerjaan
1.12,
artianya
biaya
yang
hari.
Perkiraan
untuk
100
%
biaya
yang
menyelesaikan
sebesar
Rp
dikeluarkan lebih kecil dari biaya yang
5,181,632,137.47, artinya biaya yang
dianggarkan sebesar 7.69 % dengan
dibutuhkan masih dibawah biaya yang
pengeluaran 64.51 %.
anggarkan Rp 5,193,981,939.27.
Apabila kecendrungan kinerja waktu dan
biaya proyek seperti pada minggu ke –
o
Proyek berakhir pada minggu ke – 32
dengan
realisasi
pekerjaan
sebesar
20 ( akhir waktu rencana ), maka dapat
97.78 % dengan pekerjaan sisa 2.22 %.
diperkirakan
Dan biaya yang dikeluarkan sebesar
untuk
waktu yang
menyelesaikan
dibutuhkan
proyek
EDC
selama 149 hari, yang berarti waktu
lebih lama dari yang direncakan 135 hari.
Sedangkan
perkiraan
biaya
yang
93.82 %
d) Penyimpangan Biaya dan Waktu
o
Minggu ke – 1 s/d minggu ke-9 terjadi
didapat nilai CV negative ( - ) yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek
disebabkan oleh penyedian material,
sebesar Rp 4,639,922,265.76 dan nilai
peralatan
tersebut masih dibawah biaya yang
biaya tidak langsung lain nya.
dianggarkan Rp 5,193,981,939.27.
c) Evaluasi Bulan Februari
o
proyek
o
penunjang
pekerjaan
dan
Pada minggu ke – 10 s/d minggu ke –
20 akhir waktu rencana didapat nilai SV
Evaluasi yang dilakukan sampai dengan
negative ( - ) yang disebabkan oleh
akhir bulan November minggu ke – 32 di
masalah pembebasan lahan yang belum
28
Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016
selesasi sehinggai kontraktor pelaksana
Selama kegiatan proyek berlangsung
tidak diizin oleh beberapa masyarakat
kinerja proyek menjadi kurang baik
sekitar
disebabkan
lokasi
pekerjaan
untuk
masyarakat dan akses kelokasi proyek
Berdasarkan hasil SPI yang didapat,
proyek
berlangsung kurang memuaskan. Hal ini
ditunjukan
oleh
waktu
pelaksanaan
kegiatan lebih lama dari waktu yang
direncanakan.
Ditinjau
dari
standar
penerapan
konsep
aspek
dalam
Earned
Value,
kontraktor lemah dari aspek organisasi
( OBS ), penyusunan urutan pekerjaan
pekerjaan ( WBS ) dan revisi dan
perbaikan data seperti data perubahan
seperti laporan harian, mingguan dan
bulanan
serta
berhubungan
Sehingga
data
–
data
dengan
penyelesain
pekerjaan
yang
pekerjaan,
percepatan
dalam
sulit
untuk
dilakukan.
Terhadap
Konsultan
Pengawas
/
Owner
Selama kegiatan proyek berlangsung
kinerja
konsultan
pengawas/
Owner
kurang memuaskan.Hal ini ditinjau dari
permasalahan
yang
timbul
selama
kegiatan proyek berlangsung dan lemah
terhadap revisi dan perbaikan data,
seperti adanya perubahan spesifikasi
teknik,
dan
perubahan
pekerjaan.
o
sosial,
yang sulit.
Terhadap Kinerja Kontraktor
selama
permasalahan
non
baru di mulai pada minggu ke – 12.
kontraktor
seperti
permasalahan
teknis
kinerja
o
oleh
melakukan pekerjaan dan pekerjaan
e) Hasil SPI Terhadap Kinerja Proyek
o
ISSN : 1858-3695
volume
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data
yang telah
dilakukan
dengan menggukaan
konsep earned valuepada studi kasus pada
Pryek Pembangunan Jembatan Beringin Kota
Padang yang dilaksanakan oleh PT. HANDARU
ADHIPUTRA di dapat beberapa kesimpulan
pada penelitian ini, diantaranya adalah:
a) Pada akhir peninjauan minggu ke-32, SPI
( Schedule Performance Index )< 1, Artinya
proyek mengalami keterlambatan dan nilai
CPI ( Cost Performance Index )>1, artinya
biaya proyek yang dikeluarkan kecil dari
biaya yang telah direncanakan.
b) Pada akhir peninjauan minggu ke-32, nilai
CV ( Cost Varians ) menunjukan nilai positif
( + ) yaituRp 205,783,869.27 ( 3.96 % ) dari
prestasi pekerjaan 97.78 % yang artinya
proyek
mendapatkan
keuntungan.
Sedangkan nilai SV ( Schedule Varians )
menunjukan nilai negative ( - ) yaitu 2.22 %
yang menandakan proyek berjalan lebih
lambat dari yang telah direncakan.
c) Berdasarkan analisa yang telah dikalukan
sampai dengan minggu ke-20 ( akhir waktu
rencana proyek ) di perkirakan biaya yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
adalah sebesar Rp 4,639,922,265.76dan
waktu yang dibutuhkan selama 149 hari.
Kondisi Lapangan
29
Rekayasa Sipil Volume XIII Nomor 1, April 2016
Sedangkan dilihat dari hasil peninjauan
sampai
dengan
untuk Pengelolaan Proyek Konstruksi”.
proyek ), apa bila kecendrungan kinerja
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,
waktu seperti minggu ini, maka waktu yang
Institut Teknologi Bandung. Bandung
pekerjaan
untuk
100
ke-32(
Biemo W. Soemardi, dkk, “Konsep Erned Value
akhir
dibutuhkan
minggu
ISSN : 1858-3695
menyeselsaikan
%
memerlukan
waktu
Didip Dimas P.B dan Reni Widiyastuti W.S,
“Laporan Tugas Akhir : Perencanaan
tambahan selema 148 hari dari waktu yang
Teknis
direncanakan
Pengendalian Proyek dengan Metode
135
hari
dengan
biaya
sebesar Rp 5,181,632,137.47.
dan
Kajian
Sistem
Erned Value pada Bendung Susukan
Kabupaten Magelang”. 2009. Jurusan
Saran
Teknik
Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian
Universitas Diponegoro. Semarang.
ini antara lain adalah :
yang
Fakultas
Teknik,
Ervianto, W., I (2004), Teori Aplikasi Manajemen
a) Untuk mendapatkan hasil kinerja biaya dan
waktu
Sipil
optimal,
maka
diperlukan
Proyek Konstruksi, Andi, Yogyakarta.
Husen Abrar.
2009.
Manajemen
Proyek
:
identifikasi permaslahan dan penyelesain
Perencanaan,
masalah
pengendalian proyek. Andi.Yogyakarta.
yang
menyebabkan
proyek
penjadwalan
dan
terlambat secepatnya, sehingga proyek
tidak mengalami keterlambatan.
b) Melakukan optimalisasi pekerjaan dengan
caramembuat
perencanaan
kegiatan
pekerjaan untuk mengejar keterlambatan
pekerjaan
dengan
mempertimbangkan
biaya yang dibutuhkan.
c) Untuk mendapatkan hasil prediksi biaya
dan waktu yang dibutuhkan saat melakukan
evalusi dibutuhkan peninjauan dari awal
sampai proyek selesai dan dibutuhkan
system manajemen yang lengkap sehingga
hasil pengendalian bisa lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Alfian Rismawan, dkk, “Kajian Pengendalian
Biaya
dan
Waktu
Menggunakan
Metode Earned Value, Studi Kasus
Proyek The Grove Apartement. 2007.
HK-PP JO”.
30
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 2, Oktober 2017
ISSN : 1858-3695
ANALISA FAKTOR RESIKO CONSTRUCTION WASTE
PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA PADANG
Monika Natalia1), Yan Partawijaya2), Zulfira Mirani3)
1
Teknik Sipil, Politeknik Negeri Padang
monikanatalia75@gmail.com
2
Teknik Sipil, Politeknik Negeri Padang
yan_parta21@yahoo.com
3
Teknik Sipil, Politeknik Negeri Padang
raninawaf@gmail.com
Abstrak
Waste atau disebut juga nonvalue-adding activity adalah semua aktivitas yang tidak
memberikan nilai tambah dimata customer pada suatu produk yang diproses (Hines dan
Taylor, 2000). Tujuan penelitian ini adalah melakukan identifikasi waste yang terjadi pada
proyek konstruksi di Kota Padang.
Metode Penelitian yang digunakan analisis deskriptif menggunakan quisioner dengan
data proyek konstruksi yang sedang atau sudah dikerjakan di Kota Padang. Adapun
respondennya adalah proyek manager, site manager, site engineer, quality control,
supervisor, pelaksana lapangan dan pengawas lapangan. Dari quisioner yang kembali,
dilakukan pengujian data dengan menggunakan SPSS. Pengujian data meliputi uji validasi, uji
reliabilitas dan uji korelasi. Selanjutnya dilakukan analisis regresi linier variabel berganda,
yang bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang berpengaruh besar terhadap waste.
proyek konstruksi di kota Padang.
Quisioner yang disebarkan sebanyak 25 quisioner. Response rate 100%. Dari data
penelitian terdapat 7 faktor dengan 44 variabel. Hasil uji validasi, didapatkan 5 faktor dan 37
variabel yang valid. Hasil uji reliabilitas, teridentifikasi 5 faktor dengan 14 variabel yang
reliable. Hasil uji korelasi, semua variable reliable juga terkorelasi dengan kuat. Analisa
regresi dilakukan dengan uji R2, uji F dan uji t. Dari hasil uji R2, didapatkan besarnya
kontribusi 14 variabel terhadap waste konstruksi sebesar 91,6%. Hasil uji F memperlihatkan
secara simultan semua variabel mampu menjelaskan hubungannya terhadap penyimpangan
biaya dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh signifikasi < 5%. Hasil dari uji t,
teridentifikasi 5 faktor dengan 8 variabel yang signifikan. Variabel tersebut adalah adalah
waktu menunggu revisi gambar/perubahan desain sebesar 0,782, mutu pengawasan rendah
sebesar 0,430, kesalahan pada saat pelaksanaan pekerjaan sebesar 1,957, keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan sebesar 2,122, pekerjaan rework dan repair sebesar 0,556,
perencanaan dan penjadwalan yang buruk sebesar 2,730, perubahan desain sebesar 0,863 dan
cuaca sebesar 0,966. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat sebagai bahan
pertimbangan untuk semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek konstruksi guna
menghindari biaya-biaya tambahan yang tidak diinginkan dan menghindari keterlambatan
penyelesaian proyek akibat waste konstruksi.
Kata kunci : waste, non-value adding activities, proyek konstruksi
39
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 2, Oktober 2017
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Waste adalah setiap bentuk in-efisiensi
sebagai akibat dari penggunaan alat, material,
tenaga kerja atau modal dalam jumlah yang
besar lebih dari yang seharusnya (Koskela,
1992). Waste dalam industri konstruksi
diantaranya adalah penundaan, quality cost,
kurangnya keamanan, mengulang pekerjaan,
aktivitas
yang
tidak
perlu,
lokasi
proses/tahapan antar pekerjaan jaraknya
berjauhan, pemilihan yang tidak tepat untuk
metode pekerjaan/alat yang digunakan,
buruknya proses pekerjaan itu sendiri
(Serpell, 1995).
Waste yang ditimbulkan selama proses
konstruksi tidak hanya mempengaruhi
produktivitas proyek, tetapi juga memberikan
dampak yang tidak baik terhadap lingkungan
di sekitarnya. Oleh karena itu, perlu diadakan
penelitian tentang faktor-faktor penyebab
terjadinya waste pada proyek konstruksi,
khususnya di Kota Padang, sehingga resiko
waste yang terjadi dapat diminimalisir
secepat mungkin.
Nantinya penelitian ini diharapkan
dapat menjadi masukan bagi pengajar dan
mahasiswa, dan bagi kontraktor dengan
diketahui penyebab terjadinya waste maka
resiko pada saat pelaksanaan proyek
konstruksi untuk dapat dikurangi sehingga
meningkatkan produktivitas proyek.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bentuk waste atau pemborosan apa saja
yang sering terjadi pada proyek konstruksi
di Kota Padang?
2. Waste
apa
saja
yang
memiliki
efek/dampak
tertinggi
terhadap
pelaksanaan proyek konstruksi?
3. Waste mana yang dianggap paling penting
oleh responden?
4. Apa factor-faktor yang sering menjadi
penyebab terjadinya waste pada proyek
konstruksi di Kota Padang?
ISSN : 1858-3695
1.3. Hipotesis
Terjadinya
penambahan/pembengkakan
biaya proyek dan terjadinya keterlambatan
waktu penyelesaian proyek di Kota Padang,
disebabkan oleh waste pada saat pelaksanaan.
Hipotesis awal, disebabkan oleh :
1. Penundaan pekerjaan
2. kurangnya keamanan,
3. Mengulang pekerjaan,
4. lokasi proses/tahapan antar pekerjaan
jaraknya berjauhan,
5. Pemilihan metode pelaksanaan yang tidak
tepat
1.4. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bentuk waste atau pemborosan
yang sering terjadi pada proyek konstruksi
di Kota Padang.
2. Mengetahui waste atau pemborosan yang
paling mempengruhi kinerja pelaksanaan
proyek konstruksi di Kota Padang.
3. Mengetahui waste dengan tingkat bobot
tertinggi pada proyek konstruksi di Kota
Padang.
4. Mengetahui factor-faktor yang sering
menjadi penyebab terjadinya waste atau
pemborosan pada proyek konstruksi di Kota
Padang.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Dapat memberikan informasi mengenai
waste atau pemborosan yang terjadi beserta
factor-faktor penyebabnya pada proyek
konstruksi di Kota Padang.
2. Dengan mengetahui bentuk waste dan
factor penyebabnya, pihak-pihak yang
berperan dalam berlangsungnya suatu
proyek konstruksi diharapkan dapat
mengurangi terjadinya waste dalam
pelaksanaan proyek konstruksi nantinya,
sehingga dapat meningkatkan performa dan
prosuktivitas proyek.
40
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 2, Oktober 2017
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Waste (Pemborosan)
Waste didefenisikan sebagai semua
aktivitas yang memerlukan biaya, secara
langsung
maupun
tidak
langsung,
memerlukan waktu, sumber daya atau
membutuhkan persediaan yang tidak
memberikan nilai tambah (Alarcon, 1994).
Waste dapat juga digambarkan sebagai
segala aktivitas manusia yang menyerap
sumber daya dalam jumlah tertentu tetapi
tidak menghasilkan nilai tambah, seperti
kesalahan yang membutuhkan pembetulan,
hasil produksi yang tidak diinginkan oleh
pengguna, proses atau pengolahan yang tidak
perlu, pergerakan tenaga kerja yang tidak
berguna dan menunggu hasil akhir dari
kegiatan-kegiatan sebelumnya (Womack and
Jones, 2006).
Ohno (1988) mengklasifikasikan pemborosn
(waste) dalam 7 kategori :
1. Waste of Waiting, waktu menunggu
adalah
pemborosan
(misalnya
:
menunggu material datang, menunggu
instruksi dan lain-lain).
2. Waste of Overproduction, membuat
produk yang lebih banyak dari
permintaan.
3. Waste of Overprocessing, proses yang
lebih dari yang diinginkan (misalnya :
inventory yang rusak akibat penyimpanan
atau transportasi sehingga memerlukan
proses tambahan re-packing.
4. Waste of Defect, reject atau repair
merupakan pemborosan yang dapat
secara langsung bisa dilihat.
5. Waste of Motion, gerakan yang tidak
perlu dan tidak ergonomis sehingga
menambah waktu proses.
6. Waste of Inventory, semakin banyak
persediaan
disimpan akan semakin
banyak
pemborosan
berupa
nilai
persediaan yang diam (tidak produktif),
nilai ruang yang harus disediakan, beban
administrasi pengelolaan dan lain-lain.
ISSN : 1858-3695
7. Waste of Transportation, pemborosan yang
diakibatkan oleh transportasi yang tidak
teratur.
2.2. Waste pada Proyek Konstruksi
Waste pada bidang konstruksi dapat
diartikan sebagai kehilangan atau kerugian
berbagai sumber daya yaitu material, waktu dan
modal/materi, yang diakibatkan oleh kegiatankegiatan yang membutuhkan biaya secara
langsung maupun tidak langsung tetapi tidak
menambah nilai kepada produk akhir bagi
pihak pengguna jasa konstruksi (Formoso et al,
2002).
Waste
juga merupakan bentuk
ketidakefisienan
yang
terjadi
akibat
penggunaan peralatan, tenaga kerja, material,
biaya yang melebihi/tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan
dalam
pelaksanaan
proyek
konstruksi. Menurut Alwi et al (2002), kategori
waste yang utama dalam bidang konstruksi
adalah reworks/repair, rusak/cacat, pemborosan
material
yang
tidak
perlu,
pergerakan/perpindahan yang tidak perlu,
ketidaktepatan dalam pemilihan metode kerja
dan manajemen peralatan. Waste pada proyek
konstruksi akan mempengaruhi tingkat
produktivitas pelaksanaan proyek.
Menurut Al Moghany (2008), waste (non
value-adding activity) dapat dibagi menjadi :
1. Contributory Activities
Merupakan aktivitas/bagian pekerjaan yang
tidak secara langsung menambah nilai
tambah pada hasil akhir namun dibutuhkan
dan terkadang merupakan hal penting dalam
proses pelaksanaannya.
Contoh : Penanganan material di lokasi,
membaca gambar, menerima
instruksi dan sebagainya.
Namun jika aktivitas tersebut dilaksanakan
dengan tidak tepat/efisien, maka aktivitas
tersebut
dapat
menghambat
proses
pekerjaan dan menjadi bentuk atau
penyebab waste.
2. Unproductive Activities
41
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 2, Oktober 2017
Merupakan aktivitas yang sama sekali
tidak dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan dan seharusnya dihindari.
Contoh : Pergerakan/perpindahan tenaga
kerja dan material yang tidak
perlu, menganggur, pekerjaan
ulang (rework) karena adanya
kesalahan dan lain-lain.
2.3. Faktor Penyebab Waste
Menurut
Alwi
et
al
(2002),
variable/factor yang dapat menyebabkan
waste adalah :
1. Poor conditions of something (equipment,
materials, environment)
2. A lack of doing something (methods,
ineffective, misuse)
3. Poor conditions of human resources
(behaviors,
skills,
qualifications,
experience)
Alwi et al (2002) membagi factor penyebab
waste dalam enam kelompok yaitu :
1. Manusia
2. Manajemen
3. Desain dan Dokumentasi
4. Material
5. Pelaksanaan
6. Eksternal
Menurut Asiyanto, khusus tentang waste
material terjadi karena disebabkan oleh :
1. Penyusutan Quantity
Penyusutan quantity dapat terjadi pada
saat transportasi ke site dan pada saat
pembongkatan
material
untuk
ditempatkan pada gudang atau lokasi
penumpukan. Penyusutan quantity juga
dapat terjadi pada proses pemindahan
material dari satu tempat ke tempat lain
dalam lokasi proyek terutama untuk
material lepas seperti pasir dan kerikil.
2. Quantity yang ditolak
Penerimaan material yang kurang teliti di
site dapat mengkibatkan ditolaknya
sebagian material yang tidk memenuhi
ISSN : 1858-3695
persyaratan mutu, bentuk, warna dan lainlain.
3. Quantity yang rusak
Penyimpanan materil yang kurang baik
dapat menyebabkan kerusakan khususnya
untuk material yang sangat dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan (temperature,
kelembaban udara, tekanan dan lain-lain).
Kerusakan material juga dapat terjadi
karena
kegiatan
pengambilan,
pengangkutan,
pengangkatan
dan
pemasangan yang kurang baik.
4. Quantity yang hilang
Material-material yang mudah dijual di
pasaran atau banyak diperlukan oleh
masyarakat (seperti semen dan lain-lain)
rawan hilang akibat pencurian. Sistem
pengamanan yang lemah dengan system
control yang lemah akan memperbesar
kemungkinan hilangnya material-material
tersebut. Material fiktif (quantity ada tapi
fisiknya tidak ada), termasukdalam
kelompok quantity yang hilang.
5. Quantity akibat kelebihan penggunaan
Waste jenis ini biasanya dilakukan oleh
pelaksana yang menggunakan material
secara langsung, waste ini juga dapat
disebabkan oleh over method, over quality
atau ketidaktelitian tentang ukuran/dimensi,
sehingga dimensi pekerjaan yang terjadi
lebih besar dari gambar. Kelebihan
penggunaan material juga dapat disebabkan
oleh metode yang kurang efisien dan juga
akibat pekerjaan berulang.
3. METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Penelitian
dilakukan
pada
proyek
konstruksi di Kota Padang, baik yang sudah
selesai maupun yang sedang berjalan dalam
kurun waktu 4 tahun terakhir.
3.2. Metode Penelitian
Metode yang dipakai dalam adalah metode
Studi Kasus. Desain penelitian adalah logika
keterkaitan antara data yang harus dikumpulkan
42
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 2, Oktober 2017
buruk
Mutu pengawasan rendah
Kemampuan sub kontraktor yang
rendah
Tenaga kerja yang menganggur
dan pertanyaan awal suatu penelitian.
3.3. Metode Pengumpulan dan Pengujian
Data
3.3.1. Metode Pengumpulan Data
Metodologi dalam pengumpulan data
adalah quisioner. Respondennya adalah
semua pihak yang terlibat dalam proyek
konstruksi seperti site manager, project
manager, kepala pelaksana dan pelaksana.
Butir-butir
pertanyaan
quisioner
merupakan faktor-faktor (yang dianggap
sebagai variabel bebas = Xi) dapat dilihat
pada Tabel 2.1. Sedangkan skala yang
dipakai adalah skala Likert (Nazir, 1988)
yaitu :
 Sangat tidak berpengaruh……….(nilai 1)
 Tidak berpengaruh………………(nilai 2)
 Sedang…………………………...(nilai 3)
 Berpengaruh……………………..(nilai 4)
 Sangat berpengaruh……………...(nilai 5)
Sedangkan sebagai variable terikatnya (Y)
adalah perbedaan estimasi
biaya awal
dengan biaya pelaksanaan.
4
No
1
2
3
Waktu
Tunggu
Material
/
Bahan
Sumber
Daya
Manusia
Sub Faktor Waste
Waktu menunggu instruksi
Waktu menunggu material
Waktu menunggu perbaikan
peralatan
Waktu menunggu datangnya alat
ke lokasi
Waktu menunggu datang nya
pekerja ke lokasi
Waktu menunggu perbaikan
Waktu menunggu revisi
gambar/perubahan desain
Kelebihan material/bahan
Material tidak sesuai dengan
spesifikasi
Kehilangan material di lokasi
Penumpukan material di lokasi
Sering terjadi pemindahan material
di lokasi
Sisa material/bahan berserakan
Kerusakan material/bahan di lokasi
Pekerja yang lambat/tidak
efektif/tidak disiplin
Kurangnya skill tenaga kerja
Pendistribusian tenaga kerja yang
Variabel
Bebas
Pelaksa
naan
Konstru
ksi
(nilai 1)
5
6
X1
X2
Manaje
men
Desain
dan
Dokume
ntasi
X18
X19
X20
Kesalahan instruksi pekerjaan
X21
Kesalahan pada saat pelaksanaan
pekerjaan
X22
Terjadi kecelakaan kerja
X23
Peralatan sering rusak
X24
Peralatan tidak bisa diandalkan
X25
Keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan
Tidak lengkapnya dokumen
kontrak
Pengukuran dilapangan tidak
akurat
Terjadi penambahan jenis
pekerjaan
Pekerjaan rework dan repair
Tabel 2.1. Faktor-Faktor Construction Waste
Faktor
Waste
ISSN : 1858-3695
Perencanaan dan penjadwalan
yang buruk
Informasi yang diberikan kurang
jelas
Koordinasi yang buruk diantara
pihak-pihak yang terlibat dalam
proyek
Pengambilan keputusan yang
lambat
Metode konstruksi yang tidak
tepat/tidak sesuai
X26
X27
X28
X29
X30
X31
X32
X33
X34
X35
Spesifikasi yang tidak jelas
X36
Gambar kerja yang tidak jelas
X37
Pendetailan gambar yang rumit
X38
Revisi dan distribusi gambar yang
lambat
X39
Perubahan desain
X40
Desain yang buruk
X41
Kondisi lokasi yang tidak bagus
X42
Cuaca
X43
Kerusakan/kehilangan oleh pihak
lain
X44
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
7
Ekstern
al
Faktor Penyebab Construction Waste
Y
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
X17
3.3.2. Metode Pengujian Data
Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan program statistik SPSS (Statistic
Program for Social Science) ver 16, meliputi :
1. Pengujian Validitas
43
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 2, Oktober 2017
Menurut Chang (2002), variabel dikatakan
valid jika mempunyai nilai corrected
item-total correlation ≥ 0,360.
2. Pengujian Reliabilitas
Teknik uji reliabilitas yang dapat
digunakan adalah teknik konsistensi
internal dengan metode stabilitas alpha
cronbach. Instrumen tersebut dinyatakan
reliabel atau cukup handal apabila
memiliki cronbach alpha lebih dari 0,60
(Chang, 2002).
3. Pengujian Korelasi
Besaran tingkat hubungan korelasi
dianggap kuat jika mempunyai nilai koefisien
korelasi (R) ≥ 0.5 (Santoso, 1999).
3.4. Analisis Data
Analisa data diselesaikan dengan analisa
regresi linier berganda. Model persamaan
regresi adalah:
Y = a + b1 . X1 + b2 . X2 + .................. +
bn . Xn
dimana :
Y = Variabel Terikat
X = Variabel Bebas
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
Uji Model Regresi :
1. Uji R2
R² test digunakan untuk mengukur
besarnya kontribusi variabel bebas X
terhadap variasi (naik turunnya) variabel
terikat Y.(Santoso, 1999).
2. Uji F
Uji ini dilakukan untuk menentukan
signikasi pengaruh variabel bebas
bersama-sama terhadap variabel terikat.
Jika tingkat signifikan ≤ 0,05, berarti
variabel bebas mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel terikat.
3. Uji t
Tujuan dari Uji t (Student-t Distribution)
adalah untuk mengetahui tingkat
kepercayaan tiap variabel bebas dalam
ISSN : 1858-3695
persamaan atau model regresi yang
digunakan dalam memprediksi nilai Y.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Y
=
3,866 + 0,782X7 + 0,430X18 +
1,957X22 + 2,122X26 + 0,556X30 +
2,730X31 + 0,863X40 + 0,966X43
4.2. Pembahasan
Teridentifikasi 7 faktor dan 44 variabel
penyebab waste konstruksi. Setelah dilakukan
uji validasi, dari 7 faktor dan 44 variabel
tersebut hanya 5 faktor dan 37 variabel yang
valid. Setelah dilanjutkan dengan pengujian
reliabilitas, didapatkan 5 faktor dan 14 variabel
yang reliabel. Hasil uji korelasi, teridentifikasi
5 faktor dan 14 variabel yang mempunyai
hubungan yang kuat (semua yang reliable
terkorelasi dengan kuat).
Setelah dilakukan pengujian validasi,
reliabilitas dan korelasi, dilanjutkan dengan
analisa regresi. Analisa regresi dilakukan
dengan uji R2, uji F dan uji t. Dari hasil uji R2,
didapatkan besarnya kontribusi 14 variabel
terhadap variasi waste konstruksi sebesar
91,6%. Hasil uji F memperlihatkan secara
simultan semua variabel mampu menjelaskan
hubungannya terhadap waste konstruksi
dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh
signifikasi < 5%. Dari 5 faktor dan 14 variabel,
setelah dilakukan uji t, teridentifikasi 5 faktor
dan 8 variabel yang signifikan.
Dari persamaan regresi, didapatkan besarnya
variabel yang memberikan kontribusi terhadap
waste konstruksi pelaksanaan proyek adalah X7
(waktu menunggu revisi gambar/perubahan
desain) sebesar 0,782, X18 (mutu pengawasan
rendah) sebesar 0,430; X22 (kesalahan pada saat
pelaksanaan pekerjaan) sebesar 1,957; X26
(keterlambatan pelaksanaan pekerjaan) sebesar
2,122;
X30 (pekerjaan rework dan repair)
44
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 2, Oktober 2017
sebesar 0,556;
X31 (perencanaan dan
penjadwalan yang buruk) sebesar 2,730; X40
(perubahan desain) sebesar 0,863 dan X43
(cuaca) sebesar 0,966.
5. KESIMPULAN
1. Waste konstrusi dapat berpengaruh buruk
terhadap pelaksanaan konstruksi terutama
berhubungan dengan biaya dan waktu
pelaksanaan pekerjaan.
2. Metode penelitian adalah studi kasus
dengan menyebarkan quisioner yang berisi
butir-butir pertanyaan tentang waste
konsruksi, sebanyak 25 quisioner. Dan
responden rate adalah 100%.
3. Hasil uji validasi, dari 7 faktor dan 44
variabel, teridentifikasi hanya 5 faktor dan
37 variabel yang valid.
4. Hasil uji reliabilitas, dari 5 faktor dan 37
variabel, teridentifikasi 5 faktor dan 14
variabel yang reliabel.
5. Hasil uji korelasi, semua variable yang
reliable ternyata semua teridentifikasi
kuat yaitu 5 faktor dan 14 variabel.
6. Hasil uji R2, didapatkan besarnya
kontribusi 14 variabel terhadap waste
konstruksi sebesar 91,6%.
7. Hasil uji F memperlihatkan secara
simultan 14 variabel tersebut mampu
menjelaskan
hubungannya
terhadap
penyimpangan biaya dengan sangat baik.
8. Hasil uji t, didapat bahwa bahwa variabel
yang memberikan kontribusi terbesar
terhadap waste konstruksi pelaksananan
proyek adalah waktu menunggu revisi
gambar/perubahan desain sebesar 0,782,
mutu pengawasan rendah sebesar 0,430,
ISSN : 1858-3695
kesalahan pada saat pelaksanaan pekerjaan
sebesar 1,957, keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan sebesar 2,122, pekerjaan rework
dan repair sebesar 0,556, perencanaan dan
penjadwalan yang buruk sebesar 2,730,
perubahan desain sebesar 0,863 dan cuaca
sebesar 0,966.
DAFTAR PUSTAKA
Asiyanto (2005), ”Construction Project Cost
Manajement”, Pradnya Paramita, Jakarta.
Hadiman, 2014, “Evaluasi Waste pada Proyek
Gedung di Wilayah Semarang”
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-189433108203005-Presentation.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/1234/1/0TS13008.pdf
http://eprints.undip.ac.id/46371/
Kaming Peter F, 2014, “Construction Waste
pada Proyek-Proyek Konstruksi di Daerah
Istimewa Yogyakarta”
Messah Y, 2011, “Kajian Hubungan Waste
Material Konstruksi dan Organisasi Proyek
Konstruksi”
Purnatha
J,
2013,
“Studi
Mengenai
Construction Waste pada Proyek Konstruksi di
Kabupaten Badung”
Santoso, S (1999), “SPSS – Mengolah Data
Secara Professional” , Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Trisiana A, 2011, “Analisa Faktor Resiko
Waste pada Proyek Konstruksi Gedung di Kota
Jember”
45
Download