Pengalaman Ruang - Celah diKepadatan Kota - Berhimpitan dengan pedagang, pejalan dan bahkan pengendara, saling menyerang Zona satu sama lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap manusia memiliki zona kekuasaannya masing – masing. Ketika zona-nya dimasuki oleh orang asing, dia akan merasa terancam dengan berbagai asumsi melayang dibenaknya, seakan hanya dialah yang memiliki zona tersebut. Bergerak bebas, leluasa melangkahkan kaki dan menempatkan posisi kita. Memberi kesan seakan kita hanyut terbuai dari jarak yang tercipta antar objek disebuah Celah. Bahkan, dapat dijadikan sebuah peluang bisnis keluarga, yang mengambil keuntungan dari para pejalan dan pengendara. Lorong – lorong sempit disebuah Kota memiliki berbagai wujud dari para warga Kota, bertahan dengan kemelut kemajuan Kota atau bahkan juga menolak dengan kemajuan Kota - Dapur - Cahaya merasuk perlahan, mengisi sebuah interaksi diPagi hari mengenai ‘Masak apa hari ini?’. Interaksi yang dapat mengingatkan kita suasana Ruangan diSebuah Rumah, ya, Dapur. Terjadi banyak interaksi dan memori pada Ruangan ini. Suka, karena Ibu akan memasak hidangan favorit sang anak, Duka, karena Ibu tidak akan memasak hidangan favorit sang anak. Kedekatan dan interaksi ini memang sangat terasa diRuangan ini, dibandingkan berbagai ruangan dirumah. Kerjasama yang baik antara Sang Ayah yang mengangkat gallon, Sang Ibu yang memasak Makanan, dan Sang Anak yang mencicipi hidangan Sang Ibu. Dapur, Sebuah ruang sederhana yang akan memberikan efek psikologis besar kepada seluruh anggota keluarga.