Uploaded by Cornelia Clarissa Marjono

SIM BAB 8

advertisement
MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“SISTEM BISNIS PERUSAHAAN”
Oleh :
Giovani Evan Susanto - 3203016160
Helena Tiffani Marie Jiewandana – 3203016181
Saferiana Friska Dian Arif – 3203016182
Cornelia Clarissa Marjono – 3203016183
Sintong Josua P. S. - 3203016295
KELAS A
MAHASISWA FAKULTAS BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
ANGKATAN 2016-2017
SISTEM BISNIS PERUSAHAAN
Manajemen hubungan pelanggan, perencanaan sumber daya, dan manajemen rantai
pasokan adalah sistem perusahaan yang ditujukan untuk membantu tiga operasi terbesar
perusahaan. Masing-masing operasi ini membutuhkan fokus yang unik, dan juga sistem unik
yang dapat mendukungnya, tetapi mereka semua memiliki satu tujuan yang sama yaitu membuat
seluruh organisasi tersusun dan menuju ke arah yang sama.
A. MANAJEMEN HUBUNGAN PELANGGAN: FOKUS BISNIS
1. Apakah yang Dimaksud CRM?
Nilai bisnis yang utama dari hubungan pelanggan saat ini adalah tidak terbantahkan.
Bisnis yang berfokus pelanggan merupakan salah satu strategi bisnis puncak yang dapat
didukung oleh teknologi informasi. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang melaksanakan
inisiatif bisnis manajemen hubungan pelanggan (Customer Relationship Management–CRM)
dan sistem informasi sebagai bagian dari fokus pelanggan atau strategi berpusat pelanggan untuk
mengembangkan kesempatan mereka bagi kebrhasilan di lingkungan bisnis yang kompetitif saat
ini.
Banyak manfaat bisnis dari CRM contohnya seperti perangkat lunak CRM yang
memungkinkan pelaku penjualan dan pemasaran untuk meningkatkan pendapatan penjualan
dengan menyediakan layanan yang lebih dan lebih baik lagi untuk pelanggan dan calon
pelanggan. Manajemen hubungan perusahaan (customer relationship management-CRM)
menggunakan teknologi informasi untuk menciptakan sistem perusahaan lintas fungsional yang
mengintegrasikan dan mengotomatisasi banyak proses pelayanan pelanggan dalam penjualan,
pemasaran, dan layanan pelanggan yang berinteraksi dengan pelanggan perusahaan.
Sasaran utama dari CRM adalah untuk meningkatkan pertumbuhan jangka panjang dan
profitabilitas perusahaan melalui pengertian yang lebih baik terhadap kebiasaan (behavior)
pelanggan. CRM mencakup metode dan teknologi yang digunakan perusahaan untuk mengelola
hubungan mereka dengan pelanggan. Proses otomasi dalam CRM digunakan untuk
menghasilkan personalisasi pemasaran otomatis berdasarkan informasi pelanggan yang
tersimpan di dalam sistem. Berikut ini adalah beberapa komponen aplikasi utama dari sistem
CRM.
1. Manajemen Kontak dan Akun
Perangkat lunak CRM membantu pelaku penjualan, pemasaran, dan layanan menangkap
dan melacak data relevan mengenai setiap kontak di masa lalu. Informasi ditangkap dari seluruh
titik sentuh pelanggan, seperti telepon, faks, surat elektronik, situs perusahaan, toko ritel, kios,
dan kontak pribadi. Sistem CRM menyimpan data dalam basis data pelanggan yang
mengintegrasikan seluruh akun informasi pelangan dan membuatnya tersedia di seluruh
perusahaan.
2. Penjualan
Sebuah sistem CRM menyediakan perwakilan penjualan dengan alat perangkat lunak dan
sumber data perusahaan yang mereka butuhkan untuk mendukung dan mengelola aktivitas
penjualan mereka, dan mengoptimalkan penjualan silang dan penjualan keatas. Contohcontohnya meliputi penjualan informasi produk, konfigurasi produk, dan kemampuan penghasil
penawar penjualan. CRM juga memberikan mereka akses seketika ke tinjauan tunggal umum
bagi pelanggan, memungkinkan mereka untuk mengecek seluruh aspek dari status akun dan
historis pelanggan sebelum menjadwalkan panggilan penjualan.
3. Pemasaran dan Pemenuhan
Sistem CRM membantu pelaku pemasaran mencapai kampanye pemasaran langsung
dengan otomatisasi seperti tugas sebagai arahan-arahan yang memenuhi syarat untuk target
pemasaran, serta penjadwalan dan pelacakan surat pemasaran langsung. CRM juga membantu
dalam pemenuhan dari calon pembeli dan respons pelanggan, dan meminta dengan cepat
menjadwalkan kontak penjualan dan menyediakan informasi yang tept dari produk dan layanan
kepada mereka, sementara menangkap informasi yang relevan untuk basis data CRM.
4. Layanan dan Dukungan Pelanggan
Sebuah sistem CRM menyediakan layanan dengan alat perangkat lunak dan akses
seketika pada basis data pelanggan biasa yang dibagi oleh pelaku penjualan dan pemasaran.
CRM membantu manajer layanan pelanggan dalam membuat, menugaskan, dan mengelola
permintaan bagi layanan dari pelanggan. Layanan mandiri berbasis situs memungkinkan
pelanggan dalam mengakses informasi dukungan pribadi dengan mudah di situs perusahaan,
sementara layanan ini memberikan mereka sebuah pilihan untuk menerima bantuan online yang
lebih lanjut atau melalui telepon dari personel layanan pelanggan.
5. Retensi dan Program Loyalitas
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan seperti hal-hal berikut ini:

Biaya enam kali lebih untuk menjual kepada pelanggan baru daripada menjual kepada
yang sudah ada.

Pelanggan yang umum tidak puas akan menyampaikan kepada delapan sampai
sepuluh orang mengenai pengalamannya.

Sebuah perusahaan dapat menaikkan keuntungannya sampai 85 persen dengan
menambah retensi pelanggan tahunannya hanya sebesar 5 persen.

Habatan dari menjual sebuah produk kepada pelanggan baru sebesar 15 persen, di
mana hambatan dari menjual sebuah produk kepada pelanggan yang sudah ada
sebesar 50 persen.

Tujuh puluh persen dari keluhan pelanggan akan melakukan bisnis dengan
perusahaan kembali apabila masalah layanan ini segera diurus.
Inilah mengapa meningkatkan dan mengoptimalisasi retensi dan loyalitas pelanggan
merupakan strategi bisnis utama dan objek dasar dari manajemen hubungan pelanggan. CRM
digunakan untuk mengidentifikasi pelanggan yang menguntungkan dan loyal dan langsung serta
mengevaluasi target pemasaran perusahaan dan program hubungan terhadapnya.
2. Tiga Tahapan CRM
CRM adalah sebuah sistem terintegrasi dari alat perangkat lunak berbantu situs dan basis
data yang menyelesaikan berbagai proses bisnis yang berfokus pada pelanggan yang mendukung
tiga tahapan dari hubungan antara sebuah bisnis dengan pelanggannya.

Mendapatkan
Sebuah bisnis mengandalkan alat perangkat lunak CRM dan basis data untuk
membantunya mendapatkan pelanggan baru dengan melakukan pekerjaan yang lebih
tinggi dari manajemen kontak, prospek penjualan, penjualan, pemasaran langsung, dan
pemenuhan. Tujuan dari fungsi CRM ini adalah membantu pelanggan memahami nilai
dari sebuah produk superior yang ditawarkan oleh perusahaan terkemuka. Mendapatkan
pelanggan baru dapat dilakukan dengan cara memberikan kemudahan pengaksesan
informasi, inovasi baru, dan pelayanan yang menarik.

Meningkatkan
Manajemen akun berbantu situs dan layanan pelanggan, serta alat pendukung
membantu menjaga pelanggan tetap puas oleh layanan unggul dari tim penjualan yang
responsif dalam jaringan dan layanan khusus, serta mitra bisnis. Perusahaan berusaha
menjalin hubungan dengan pelanggan melalui pemberian pelayanan yang baik terhadap
pelanggannya (customer service).

Mempertahankan
Perangkat lunak dan basis data analitis CRM membantu perusahaan
mengidentifikasi secara proaktif dan menghargai pelanggannya yang paling loyal dan
menguntungkan serta memperluas bisnis mereka melalui target pemasaran dan program
hubungan pemasaran. Tahap ini merupakan usaha mendapatkan loyalitas pelanggan
dengan mendengarkan pelanggan dan berusaha memenuhi keinginan pelanggan.
3. Manfaat dan Tantangan dari CRM
Manfaat bisnis yang potensial dari manajemen hubungan pelanggan

CRM memungkinkan sebuah bisnis untuk mengidentifikasi dan membuat target bagi
pelanggannya yang terbaik sehingga mereka dapat dipertahankan sebagai pelanggan
abadi untuk mendapatkan layanan yang lebih banyak dan lebih menguntungkan.

CRM memungkinkan kustomisasi seketika dan personalisasi dari produk dan layanan
berdasarkan keinginan, kebutuhan, dan kebiasaan memberi dari pelanggan dan siklus
hidupnya.

CRM dapat melacak kapan pelanggan menghubungi perusahaan terlepas dari titik kontak.

CRM dapat memudahkan sebuah perusahaan untuk menyediakan pengalaman pelanggan
yang konsisten dan layanan dan dukungan superior di seluruh titik kontak yang dipilih
pelanggan.
Kegagalan atau ketidakpuasan dari gagasan CRM adalah karena kurangnya pemahaman
dan persiapan. Seringkali, manajer bisnis bergantung pada aplikasi baru yang utama dari
teknologi informasi untuk menyelesaikan masalah bisnis tanpa terlebih dahulu mengembangkan
perubahan proses bisnis dan mengubah program manajemen yang dibutuhkan.
4. Tren dalam CRM
Empat jenis atau kategori dari CRM yang telah diimplementasikan oleh banyak
perusahaan saat ini adalah CRM operasional, CRM analitis, CRM kolaboratif, dan CRM berbasis
portal. Kebanyakan bisnis memulai dengan sistem operasional CRM seperti otomatisasi tenaga
penjualan dan pusat layanan pelanggan. Kemudian, aplikasi CRM analitis diimplementasikan
dengan menggunakan beberapa alat pemasaran analitis, seperti penggalian data, untuk
mengambil data penting mengenai pelanggan dan calon pelanggan untuk target kampanye
pemasaran.
Bisnis kemudian bergerak ke sistem CRM kolaboratif untuk melibatkan mitra bisnis dan
pelanggan dalam layanan pelanggan kolaboratif. Pada akhirnya banyak bisnis mengembangkan
internet, intranet, dan ekstranet portal CRM berbasis situs sebagai gerbang untuk berbagai level
akses pada semua informasi pelanggan, sebagaimana alat CRM operasional, analitis, dan
kolaboratif bagi pelanggan, karyawan, dan mitra bisnis.
B. PERENCANAAN SUMBER DAYA PERUSAHAAN: KEKUATAN BISNIS
Berbagai maacam bisnis saat ini telah mengimplementasikan sistem perencanaan sumber
daya perusahaanaan (enterprise resource planning—ERP). ERP bertindak sebagai kekuatan
transaksional lintas fungsional yang mengintegrasikan dan mengotomatisasi banyak proses bisnis
internal dan sistem informasi dalam fungsi pabrikasi, logistik, distribusi, akuntansi, dan sumber
daya manusia dalam sebuah perusahaan. ERP juga bertindak sebagai mesin perangkat lunak
yang penting dibutuhkan untuk mengintegrasikan dan mencapai proses lintas fungsional yang
dihasilkan.
1. Apakah yang dimaksud dengan ERP?
Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah bahasa
Inggrisnya, enterprise resource planning, adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi
perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan
proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan
bersangkutan. ERP merupakan kekuatan teknologis dari bisnis elektronik, sebuah kerangka kerja
transaksi di seluruh perusahaan berkaitan dalam pengolahan pesanan penjualan, manajemen dan
pengendalian persediaan, perencanaan produksi dan distribusi, dan keuangan. Perencanaan
sumber daya perusahaan adalah sistem perencanaan fungsional yang dibawa oleh seperangkat
modul perangkat lunak terintegrasi yang mendukung proses dasar bisnis internal dari sebuah
perusahaan.
ERP memberikan perusahaan tampilan seketika yang terintegrasi dari proses bisnis
utamanya, seperti produksi, pengolahan pesanan, dan manajemen persedian, bergabung bersamasama dalam aplikasi perangkat lunak ERP dan basis data yang dikelola oleh sistem manajemen
basis data. Sistem ERP melacak sumber daya bisnis, dan status komitmen yang dibuat
departemen manapun yang telah memasukan data ke dalam sistem.
2. Manfaat dan tantangan dari ERP
Nilai bisnis utama dalam penggunaan ERP pada beberapa cara dasar :

Kualitas dan Efisiensi
ERP membuat sebuah kerangka kerja untuk mengintegrasikan dan meningkatkan
proses bisnis internal perusahaan yang menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam
kualitas dan efisiensi layanan pelanggan, produksi, dan distribusi.

Berkurangnya biaya
Pengurangan yang signifikan dalam biaya pengolahan transaksi dan perangkat
keras, perangkat lunak, dan staf pendukung TI dibandingkan dengan warisan sitem yang
tidak terintegrasi.

Pendukung keputusan
ERP menyediakan informasi lintas fungsional yang penting atas kinerja bisnis dan
manajer dengan cepat untuk memperbaiki kemampuan
mereka dalam membuat
keputusan yang lebih baik dengan cara yang terjadwal di seluruh bisnis perusahaan.

Ketangkasan perusahaan
Menghasilkan struktur organisasi yang lebih fleksibel, tanggung jawab manajerial
dan aturan kerja, dan untuk organisasi yang lebih tangkas dan adaptif serta tenaga kerja
yang lebih memanfaatkan kesempatan bisnis baru.
Biaya-biaya ERP
Biaya perangkat lunak dan perangkat keras hanya merupakan bagian kecil dari total
biaya, dan biaya pengembangan proses bisnis baru (rekayasa ulang) dan menyiapkan karyawan
untuk sistem baru (pelatihan dan manajemen perubahan) membuat sebagian besar
pengimplementasian sistem ERP. Berikut ini adalah gambar biaya-biaya yang umumnya
diperlukan dalam pengimplementasian sebuah sistem ERP baru.
Penyebab kegagalan ERP
Yang menyebabkan kegagalan ERP adalah :
1. Manajer bisnis dan pelaku TI dari perusahaan-perusahaan ini meremehkan komplesitas
dari perencanaan, pengembangan, dan pelatihan yang dibutuhkan untuk menyiapkan
sistem ERP baru yang akan mengubah bisnis dan sistem informasi mereka secara
radikal.
2. Kegagalan dalam melibatkan karyawan yang terkena dampak dalah tahap perencanaan
dan pengembangan dan untuk mengubah program manajemen.
3. Mencoba melakukan banyak hal dan terlalu cepat dalam proses konversi.
4. Pelatihan yang tidak mencukupi dalam tugas pekerjaan baru yang dibutuhkan dalam
sistem ERP.
5. Kegagalan melakukan konversi dan pengetesan data yang memadai.
6. Kepercayaan yang berlebihan dari perusahaan atau manajemen TI atas pernyataan
penjual perangkat lunak ERP.
3. Tren dalam ERP
Perusahaan yang memasang sistem ERP menekan penjual perangkat lunak untuk
mengadopsinya untuk lebih terbuka, fleksibel, arsitektur perangkat lunak berbasis standar. Ini
membuat perangkat lunak lebih mudah untuk diintegrasikan dengan program aplikasi lain dari
pengguna bisnis.
Perangkat lunak berbantu situs merupakan pengembangan kedua dalam evolusi ERP.
Pertumbuhan internet, intranet dan ekstranet korporat mendesak perangkat lunak perusahaan
untuk menggunakan teknologi internet untuk membangun antarmuka situs dan kemampuan
jaringan ke dalam sistem ERP. Fitur ini membuat sistem ERP lebih mudah digunakan dan
dihubungkan pada aplikasi internal lainnya. Konektivitas internet ini telah membawa pada
pengembangan dari sistem ERP antarperusahaan yang menyediakan tautan berbantu situs antara
kunci sistem bisnis dan perusahaan dan pelanggannya, pemasok, distributor, dan lain-lain.
Seluruh pengembangan ini telah memberikan momentum bisnis dan teknologi untuk
integrasi fungsi ERP ke dalam sederetan bisnis elektronik. Perusahaan perangkat lunak ERP
yang utama telah mengembangkan modul, deretan perangkat lunak berbantu situs yang
mengintegrasikan ERP, manajemen hubungan pelanggan, manajemen rantai pasokan,
pengadaan, pendukung keputusan, portal perusahaan, serta aplikasi dari fungsi bisnis yang lain.
C. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN: JARINGAN BISNIS
1. Apa yang Dimaksud SCM?
Manajemen
rantai
pasokan
(supply
chain
management–SCM)
adalah
sistem
antarperusahaan lintas fungsional yang menggunakan teknologi informasi untuk membantu
mendukung dan mengelola hubungan antara beberapa kunci proses bisnis sebuah perusahaan
dengan pemasok, pelanggan, dan mitra bisnis. Tujuan dari SCM adalah untuk membuat jaringan
hubungan bisnis yang cepat, efisien, dan berbiaya rendah, atau rantai pasokan, untuk
mendapatkan produk perusahaan dari konsep ke pasar.
Manajemen rantai suplai adalah koordinasi dari bahan, informasi dan arus keuangan
antara perusahaan yang berpartisipasi. Manajemen rantai suplai bisa juga berarti seluruh jenis
kegiatan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir ke konsumen untuk mendaur ulang
produk yang sudah dipakai.
Gambar ini mengilustrasikan proses-proses bisnis dasar dalam siklus hidup rantai
pasokan dan proses SCM fungsional yang mendukung mereka. Gambar tersebut juga
menekankan banyak perusahaan saat ini merekayasa ulang proses rantai pasokan mereka,
berbantu teknologi internet dan perangkat lunak manajemen rantai pasokan. Perangkat lunak
SCM dapat membantu meningkatkan koordinasi antarperusahaan di antara pemain-pemain
proses rantai pasokan. Hasilnya adalah distribusi yang lebih efektif dan saluran jaringan di antara
mitra bisnis.
Pertukaran Data Elektronik
Pertukaran data elektronik (electronic data interchange-EDI) adalah salah satu
penggunaan paling awal dari teknologi informasi untuk manajemen rantai pasokan. EDI
melibatkan pertukaran dokumen transaksi bisnis melalui internet dan jaringan lainnya antara
mitra dagang rantai pasokan (organisasi dan pelanggan mereka serta pemasok). Umumnya
perangkat lunak EDI digunakan untuk mengubah format dokumen perusahaan ke dalam format
EDI yang terstandardisasi secara spesifik melalui berbagai industri dan peraturan internasional.
2. Peranan SCM
Ilustrasi gambar diatas membantu memahami peranan dan aktivitas dari manajemen
rantai pasokan dalam bisnis dengan jelas. Tiga tingkat teratas dalam gambar dibawah
menunjukkan tujuan dan hasil strategis, taktis, dan operasional dari perencanaan SCM, yang
kemudian dicapai dengan mitra bisnis dalam sebuah rantai pasokan di tingkat pelaksanaan SCM.
Peranan teknologi informasi dalam SCM adalah untuk mendukung tujuan-tujuan ini dengan
sistem informasi antar perusahaan yang menghasilkan banyak dari hasil-hasil sebuah bisnis
perlukan untuk mengelola rantai pasokannya secara efektif.
3. Manfaat dan Tantangan SCM
Tabel di bawah ini menekankan manfaat bisnis utama yang mungkin dengan sistem
manajemen rantai pasokan yang efektif. Perusahaan mengetahui bahwa sistem tersebut dapat
memberi mereka kunci manfaat bisnis seperti pengolahan pesanan yang lebih cepat dan lebih
akurat; pengurangan level persediaan; percepatan waktu ke pasar; biaya transaksi dan bahan
yang lebih rendah; dan hubungan strategis dengan pemasok mereka. Semua manfaat tersebut di
tujukan untuk membantu perusahaan mencapai ketangkasan dan kepekaan dalam memenuhi
permintaan pelanggan dan kebutuhan mitra bisnis lainnya.
Fungsi SCM
Hasil SCM
Perencanaan
Desain rantai pasokan

Mengoptimalkan jaringan pemasok, pabrik dan pusat
distribusi
Perencanaan permintaan dan

pasokan secara kolaboratif
Mengembangkan
pertimbangan
yang
akurat
terhadap
permintaan pelanggan dengan membagikan perkiraan
permintaan pasokan segera di seluruh deretan ganda

Skenario kolaboratif berbantu internet,seperti perencanaan,
perkiraan,
dan
penambahan
yang
kolaboratif
serta
persediaan yang di kelolah penjual
Pelaksanaan
Manajemen bahan

Membagi informasi persediaan dan pengadaan pesanan
dengan akurat

Memastikan bahan yang digunakan untuk produksi tersedia
di tempat yang benar di waktu yang tepat

Mengurangi pengeluaran bahan mentah, pengadaan biaya,
keamanaan stock , serta persediaan bahan mentah dan
barang jadi
Pabrikasi kolaboratif

Perencanaan
dan
jadwal
yang
optimal
saat
mempertimbangkan bahan, dan kendala ketergantungan
Pemenuhan kolaboratif

Berkomitmen untuk pengiriman tepat pada waktunya

Memenuhi pesananan semua saluran tepat waktu dengan
manajemen
pesanan, perencanaan transportasi, dan
penjadwalan mesin.

Mendukung
keseluruhan
proses
produksi,
termasuk
penjemputan, pengemasan, pengapalan, dan pengiriman ke
luar negeri.
Manajemen rantai pasokan

Mengawasi setiap tahapan dari proses rantai pasokan, mulai
dari penawaran harga sampai saat pelanggan menerima
produk,dan menerima pemberitahuan ketika timbul masalah.
Manajemen kinerja rantai
pasokan

Melaporkan pengukuran kunci dalam rantai pasokan seperti
tariff pengisian, siklus waktu pesanan, dan pemanfaatan
kapasitas.
Bagaimana pun mengembangkan sistem SCM yang baik telah terbukti menjadi aplikasi
teknologi informasi yang kompleks dan sulit bagi operasi bisnis. Jadi untuk mencapai nilai bisnis
dan sasaran nilai pelanggan serta tujuan manajemen rantai pasokan menjadi tantangan utama
untuk perusahaan.
Ada pula hal-hal yang menyebabkan masalah dalam manajemen rantai pasokan seperti:

Kurangnya pengetahuan perencanaan permintaan yang tepat, alat dan petunjuk. Hal ini
merupakan penyebab utama dari kegagalan SCM. Perkiraan permintaan yang tidak akurat
dan terlalu optimis akan menyebabkan produksi utama, persediaan, dan masalah bisnis
lainnya, walaupun proses manajemen yang sudah ada sudah cukup efisien.

Kurangnya kolaborasi yang cukup antara produksi, pemasaran, dan departemen
manajemen persediaan dalam perusahaan, dan dengan pemasok, distributor, dan lainnya.
Hal ini dapat menyebabkan rusaknya system SCM. System SCM pun dianggap belum
matang, tidak lengkap dan sulit diimplementasikan.
4. Tren dalam SCM
Tren dalam rantai pasokan melalui tiga tahap yang dimungkinkan dalam implementasi system
SCM pada perusahaan.
-
Tahap pertama: perusahaan berkonsentrasi untuk membuat pengembangan pada proses
rantai pasokan internal dan eksternalnya serta hubungan dengan pemasok dan pelanggan.
Hal ini dilakukan dengan memberikan akses ke katalog online dan informasi rantai
pasokan mereka sebagai dukungan terbatas mereka ketransaksi online.
-
Tahap kedua: perusahaan menyelesaikan aplikasi manajemen rantai pasokan yang
substansial dengan menggunakan program perangkat lunak SCM terseleksi secara
internal, dan eksternal melalui tautan intranet dan ekstranet antar pemasok, distributor,
pelanggan, dan mitra dagang lain. Di tahap ini perusahaan berkonsentrasi pada perluasan
jaringan bisnis dari situs berbantu SCM yang memampukan mitra perdagangan dalam
rantai pasokan mereka untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasionalnya dalam
memenuhi tujuan strategis bisnis mereka.
-
Tahap ketiga: perusahaan mu;ai mengembangkan dan mengimplementasikan mengurangi
sisi aplikasi manajemen rantai penjualan kolaboratif menggunakan perangkat lunak SCM
lanjutan, layanan penuh tautan-tautan ekstranet, dan pertukaran perdagangan komersial
pribadi dan umum. Contohnya seperti CPFR. Dalam tahap ini perusahaan berusaha
mengoptimalisasikan pengembangan dan manajemen dari rantai pasokan mereka untuk
memenuhi nilai pelanggan strategis dan pasaran nilai bisnis mereka.
Daftar Pustaka:

https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_hubungan_pelanggan

http://mymarketing5.blogspot.co.id/2011/06/tahapan-customer-relationship.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan_sumber_daya_perusahaan

https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_rantai_suplai
Download