Uploaded by Hai Ani

Fire risk analysis

advertisement
RESEARCH
Forest and Land Fire
Risk Analysis in Masigit
Kareumbi Game Reserve
(TBMK) and Surrounding
Areas
Hairatunnisa | 11514057
Advisers:
Dr. Elham Sumarga
Dr. Ichsan Suwandhi
School of Life Sciences and Technology,
Bandung Institute of Technology
INTRODUCTION
Background and Objectives
Photo source: flickr.com/photos/cifor
Background of the research
Kebakaran merupakan
gangguan yang umum
terjadi pada kawasan
hutan
Kebakaran tersebut juga
menjadi ancaman bagi
kelestarian kawasan
TBMK dan sekitarnya
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
Kebakaran
menimbulkan berbagai
kerugian secara
ekonomi dan juga
secara ekologi
Hairatunnisa
“Analisis
resiko
kebakaran”
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
Objective(s) of the research
To map forest and land fire risk in TBMK and surrounding areas
To analyze each variable which contribute to the fire risk map in
TBMK and surrounding areas
Hairatunnisa
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
METHODOLOGY
Location, materials and
methods
Photo source: flickr.com/photos/cifor
Time and location
The research was done in Desember 2017Mei 2018.
Berada pada tiga
kabupaten, yakni;
Kab. Sumedang,
Garut, dan
Bandung.
Luas 12.420,7 ha.
topografi : berbukit hingga bergunung-gunung
kemiringan : 20%-30%
curah hujan rata-rata :1.900 mm/tahun
temperatur rata-rata : 230C,
kelembaban udara : 60% - 90%
Hairatunnisa
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
Tools and materials
Tools
PC terinstal
Arc.Gis, MaxEnt
serta Microsoft
Excel, GPS, dan
Kamera
Citra Landsat 8 OLI
Citra Sentinel
Citra DEM SRTM
Peta Iklim
Peta RBI
Peta administrasi
Peta batas kawasan TBMK
Temuan kebakaran tahun 2015 di TBMK
Materials
Hairatunnisa
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
Methods
“MaxEnt merupakan suatu model statistik yang dapat
digunakan untuk membuat prediksi maupun kesimpulan
pada area kajian dari informasi kehadiran (presence)
berupa titik (Steven et.al, 2006 dalam Chingono dan
Mbohwa, 2015).”
Climate
Topography
Mean annual
precipitation
and
temperature
Aspect, slope,
and elevation
Hairatunnisa
Accessibility
Distance to
road,
settlement,
agriculture, and
plantation
Fuels
Vegetation
Index (NDVI)
Analisis Resiko Kebakaran Hutan dan Lahan di Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi (TBMK) dan sekitarnya
Uji Multikolinearitas
“Indikator yang menandakan
adanya hubungan multikolinearitas
didasarkan pada nilai Variance
Inflation Factor (VIF). Apabila nilai
VIF pada suatu variabel prediktor
>10 maka variabel tersebut dapat
menyebabkan permasalahan
multikolinearitas, sehingga salah
satu variabel dapat dihilangkan
(Suyono, 2018).”
1
VIF =
1−R²
Hairatunnisa
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Variabel Prediktor
Indeks Vegetasi (NDVI)
Temperatur tahunan rata-rata
Presipitasi tahunan rata-rata
Jarak dari jalan
Jarak dari pemukiman
Jarak dari sawah
Jarak dari perkebunan
Ketinggian
Arah lereng
Kelerengan
VIF
1,256
13,583
2,774
3,081
5,148
4,130
1,284
12,702
1,267
1,338
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Variabel Prediktor
Indeks Vegetasi (NDVI)
Presipitasi tahunan rata-rata
Jarak dari jalan
Jarak dari pemukiman
Jarak dari sawah
Jarak dari perkebunan
Ketinggian
Arah lereng
Kelerengan
VIF
1,244
2,622
3,072
4,987
4,078
1,283
2,279
1,207
1,333
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
Predictor variable
Hairatunnisa
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
Flowchart
DEM SRTM
Citra Sentinel
Analisis komposit
band untuk
vegetasi/bahan bakar
Peta
presipitasi
dan suhu
Analisis
terrain/topografi
Peta
aksesibilitas dan
land cover
Analisis
eucledian
distance
Analisis multikolinearitas
Titik kebakaran
Variabel prediktor
Analisis
MaxEnt
Hairatunnisa
Output
maxent
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
Methods
MODEL’S
PERFORM
Pengujian tingkat kemampuan model dalam memprediksi
resiko kebakaran hutan dan lahan di TBMK didasarkan pada
nilai AUC (Area under curve) dari kurva ROC (receiver
operating characteristic) dengan klasifikasi (Sweets, 1988
dalam Manel et.al, 2001);
 0,5–0,7 weak;
 0,7–0,9 useful; and
 >0,9 high
Hairatunnisa
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
RESULTS AND
DISCUSSION
Photo source: flickr.com/photos/cifor
Forest and land fire in TBMK
Fire is one of the disturbance in forest area in
Indonesia
Fire occurences 2015
69,23% in shrubland
19,23% in Pinus plantion
Pada area tersebut terjadi penetrasi
cahaya yang tinggi hingga pada lantai
hutan
Sisanya ditemukan di hutan heterogen
Source: Foto primer (2018)
Hairatunnisa
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
Fire risk mapping
Resiko tertinggi
berada di sekitar titik
kebakaran faktual.
Hal ini menurut Elith
et.al (2011) dapat
dikarenakan cara kerja
MaxEnt dalam
memprediksi
probabilitas kehadiran
adalah berdasarkan
informasi titik
kehadiran (presence
point) serta kondisi
lingkungan di titik
tersebut.
Nilai AUC = 0,976
(akurasi tinggi)
Hairatunnisa
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
Pemetaan Resiko Kebakaran
800
700
671
600
500
Very high
High
400
Moderate
283
300
Low
200
81
100
29
0
Tingkat resiko (Ha)
source: Olahan primer (2018)
Hairatunnisa
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
Hubungan Faktor-Faktor yang Berperan terhadap Peta
Resiko Kebakaran
No
Faktor
Pembatas
Variabel Prediktor
Kontribusi pada
Pembangunan Model(%)
1
Iklim
Presipitasi tahunan rata-rata
36
Kelerengan (slope)
10,5
Ketinggian (elevation)
12,5
Arah lereng (aspect)
6,2
Jarak dari jalan
6,9
Jarak dari pemukiman
3,2
Jarak dari sawah
11,2
Jarak dari perkebunan
11,9
2
3
4
Topografi
Aksesibilitas
Bahan Bakar
Indeks Vegetasi (NDVI)
Shrub 1,8
and Pine tress are fuel for
forest and fire due to its
source: Olahan primer (2018)
Hairatunnisa
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
Iklim (Presipitasi tahunan rata-rata)
“
Pada presipitasi tinggi, maka akan menyulitkan terjadinya kebakaran
dikarenakan kelembaban pada bahan bakar akan tinggi sehingga proses
Shrub and Pine tress are fuel for
penyalaan api dan pembakaran akan berlangsung lama (Sukmawati,
“ to its
forest 2006).
and fire due
Hairatunnisa
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
Topografi (Arah lereng, kelerengan, dan ketinggian)
“
Berdasarkan penelitian Miardini dan Nugroho (2013), arah lereng selatan
dan barat memiliki kerawanan kebakaran yang tinggi dikarenakan arah
Shrub and Pine tress are fuel for
tersebut menghadap matahari sehingga dapat mempercepatforest
proses
and fire due to its
pengeringan dan pemanasan bahan bakar.”
Hairatunnisa
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
Topografi (Arah lereng, kelerengan, dan ketinggian)
“
Resiko tertinggi terjadi di kelerengan rendah dapat dikarenakan tipe
Shrub berada
and Pine tress
are fuel for
vegetasi rawan kebakaran berupa savana pada umumnya
pada
forest and fire due to its
kelerengan relatif datar (Miardini dan Nugroho, 2013).
Hairatunnisa
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
Topografi (Arah lereng, kelerengan, dan ketinggian)
“
Menurut Jaiswal et.al (2002) perilaku penjalaran api terjadi lebih cepat ke
Shrub and Pine tress are fuel for
arah atas lereng dibandingkan ke bawah saat menuruni.”
forest and fire due to its
Hairatunnisa
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
Aksesibilitas (Jarak dari jalan, pemukiman, pertanian,
dan perkebunan)
“ Semakin jauh lokasi hutan dari pusat aktivitas manusia, maka resiko
Shrub and Pine tress are fuel for
forest and fire due to its
kebakaran akan berkurang dikarenakan sedikitnya intervensi manusia
terhadap daerah tersebut (Arianti, 2006 dalam Mardiani dan Nugroho, 2013).”
Hairatunnisa
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
Fuels (Vegetation index NDVI)
“
Resiko kejadian kebakaran semakin tinggi apabila indeks NDVI
meningkat, dimana hal ini dapat merepresentasikan bahwa apabila
jumlah bahan bakar yang tersedia melimpah maka kondisi bahan
bakar tersebut rentan mengalami kebakaran (Rasyid, 2014).”
Hairatunnisa
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
Nilai kurva respon variabel prediktor
No
Faktor
Pembatas
Variabel Prediktor
Nilai Kurva Respon
1
Iklim
Presipitasi tahunan rata-rata
2.250 – 2.700 mm/tahun
Kelerengan (slope)
0 – 35 %
Ketinggian (elevation)
1.300 – 1.800 mdpl
Arah lereng (aspect)
00 – 3600
Jarak dari jalan
250 – 1.125 m
Jarak dari pemukiman
0 – 1.875 m
Jarak dari sawah
500 – 1.500 m
Jarak dari perkebunan
1.250 – 2.750 m
2
3
4
Topografi
Aksesibilitas
Bahan Bakar
source: Olahan primer (2018)
Hairatunnisa
Indeks Vegetasi (NDVI)
>0,5
Shrub and Pine tress are fuel for
forest and fire due to its
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
Rekomendasi
Tindakan perlindungan dan
pengamanan diprioritaskan pada
daerah dengan resiko tingi;
Kecamatan Cicalengka, Cibugel,
Cimanggung, Blubur Limbangan,
dan Sumedang Selatan
Penanaman vegetasi pioner pada
area bekas kebakaran 2015, seperti;
Pinus merkusii, Trema orientalis,
Visenia umbellata, Schima wallichii,
dan Homolanthus populneus
Pengendalian Kebakaran
Patroli pengamanan
kawasan dan pembinaan
kepada masyarakat
Hairatunnisa
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
CLOSING
Photo source: flickr.com/photos/cifor
Conclusion
Secara umum resiko kebakaran di TBMK dan sekitarnya sangat rendah, namun hasil
pemetaan resiko kebakaran secara spasial menunjukkan bahwa resiko sangat tinggi (29
ha) dan tinggi (81 ha) terjadi di sekitar batas kawasan TBMK yakni; Kecamatan
Cicalengka, Blubur Limbangan, Slawi, Cibugel, Sumedang Selatan, dan Cimanggung.
Faktor-faktor yang mempengaruhi resiko kebakaran hutan dan lahan di TBMK dan
sekitarnya adalah iklim, topografi, bahan bakar dan aksesibilitas dimana faktor iklim
berupa presipitasi tahunan rata-rata memiliki kontribusi paling tinggi (36%) dalam
membangun peta resiko kebakaran sedangkan indeks vegetasi (NDVI) memiliki
kontribusi paling rendah (1,8%).
Hairatunnisa
Forest and Land Fire Risk Analysis in Gunung Masigit Kareumbi Game Reserve (TBMK) and surrounding areas
References
•
Chingono, Tatenda T dan C Mbohwa 2015. “Fire Hazard Modelling in Southern Africa.” Proceeding of the World Congress on
Engineering and Computer Science (WCECS) 2015, Volume 1, San Fransisco, USA 21-23 Oktober 2015.
•
Darwiati, W., dan Faisal D. Tuheteru. 2010. “Dampak Kebakaran Hutan terhadap Pertumbuhan Vegetasi.” Jurnal Tekno Hutan
Tanaman, Volume 3 (1), 27-32 pp.
•
Elith, J., Steven J. Phillips, Trevor H., Miroslav D., Yung E. C., dan Colin J. Yates. 2011. “A Statistical Explanation of MaxEnt for
Ecologists.” Journal Diversity and Distributions, 17: 43-57 pp.
•
Jaiswal, R.K, Saimitra Mukherjee, Kumaran D. Raju, dan Rajesh Saxena. 2002. “Forest Fire Risk Zone Mapping From Satellite Imagery
and GIS.” International Journal of Applied Earth Observation and Geoinformation, Volume 4, 1-10 pp.
•
Manel, S., H.C. Williams, dan S.J. Ormerod. 2001. “Evaluating Presence-Absence Models in Ecology: The Need to Account for
Prevalence.” Journal of Applied Ecology, Volume 38, 921-931 pp.
•
Miardini, A., dan Nunung P. Nugroho. 2013. “Pemetaan Kawasan Rawan Kebakaran Hutan dengan Menggunakan Teknologi
Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis: Studi Kasus di Taman Nasional Bali Barat.” Prosiding Seminar Nasional Hasil
Penelitian Teknologi Pengeloaan DAS, Kementerian Kehutanan, 12 Juni 2013.
•
Parwati, Any Zubaidah, Yenni Vetrita, Fajar Yulianto, Kusumaning Ayu DS, dan M. Rokhis Khomarudin. “Kapasitas Indeks Lahan
Terbakar Normalized Burn Ratio (NBR) dan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dalam Mengidentifikasi Bekas Lahan
Terbakar berdasarkan Data SPOT-4.” Jurnal Ilmiah Geomatika, Volume 18(1), 29-41 pp.
•
Rasyid, Fachmi. 2014. “Permasalahan dan Dampak Kebakaran Hutan.” Jurnal Lingkar Widyaiswara, Volume 1(4), 47-59 pp.
•
Sukmawati, Aprilia. 2006. “Hubungan Antara Curah Hujan dengan Titik Panas (Hotspot) sebagai Indikator terjadinya Kebakaran
Hutan dan Lahan di Kabupaten Pontianak Propinsi Kalimantan Barat.” Skripsi, Program Studi Budidaya Hutan, Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
•
Suwarsono, Rokhmatuloh, dan Tarsoen W. 2013. “Pengembangan Model Identifikasi Daerah Bekas Kebakaran Hutan dan Lahan
(Burned Area) menggunakan Citra Modis di Kalimantan.” Jurnal Penginderaan Jauh, Volume 10(2), 93-112 pp.
•
Suyono. 2018. Analisis Regresi untuk Penelitian. Yogyakarta: Deepublish.
•
Whitten, T., R. E. Soeriaatmadya, dan S. R. Afiff. 1996. The Ecology of Indonesia Series Volume 11: The Ecology of Java and Bali.
Singapore: Periplus Editions (HK) Ltd.
THANK YOU
Photo source: flickr.com/photos/cifor
Download