Persamaan maxwell Fenomena terbentuknya gelombang elektromagnetik terjadi antara medan magnetik dan medan listrik yang mengalami perubahan terhadap waktu. Persamaan Maxwell merupakan sintesa hasilhasil eksperimen (empiris) mengenai fenomena listrik ο magnet yang didapatkan oleh Faraday, Ampere, Gauss, Coulomb disamping yang dilakukan oleh Maxwell sendiri. Penggunaan persamaan tersebut dalam metoda MT telah banyak diuraikan dalam buku-buku pengantar geofisika khususnya yang membahas metoda EM (Keller & Frischknecht, 1966 ; Porstendorfer, 1975 ; Rokityansky, 1982 ; Kauffman & Keller, 1981 ; 1985). Persamaan-persamaan tersebut adalah sebagai berikut: π π0 (1) β = 0 ∇ .π΅ (2) ∇ . πΈβ = ∇ × πΈβ = − β ππ΅ ππ‘ (3) β β = π + ππ· ∇ × π΅ ππ‘ (4) πΈβ = kuat medan listrik (V/m) Dengan, β = rapat fluks magnet (W/m2) π΅ β = perpindahan listrik (C/m2) π· π = resistivitas (Ohm.m) π = rapat arus (A/m2) π0 = Konstanta dielektrik (F/m) Persamaan (1) merupakan hukum Gauss yang menyatakan bahwa fluks medan listrik yang melalui permukaan tertutup sama dengan (1/π0 ) dikalikan dengan muatan total pada permukaan tersebut. Hukum Coloumb menyatakan tidak ada monopol magnetik yang tertera pada persamaan (2). Persamaan (3) merupakan hukum Faraday yang menjelaskan perubahan fluks medan magnet terhadap waktu akan menimbulkan adanya medan listrik. Persamaan (4) merupakan persamaan yang menjelaskan hukum Ampere yaitu menjelaskan bahwa medan magnet tidak hanya muncul karena arus listrik akan tetapi akan terbentuk dari adanya medan listrik yang berubah terhadap waktu. Pada keadaan homogen isotropis berlaku persamaan hubungan intensitasantara medan listrik, medan magnet dengan fluks yang dinyatakan oleh persamaan berikut: β = ππΈβ π· (5) β = ππ» β π΅ (6) β πΈ π = ππΈβ = π (7) Dengan, π = konstantan dielektrik (F/m) π = permeabilitas magnet (H/m) π = konduktivitas, medium (S/m) π = resistivitas (Ohm.m) Dengan mengasumsikan bahwa bumi bersifat homogen isotropis (Grant and West, 1965), sifat fisik dari medium dianggap tidak bervariasi terhadap waktudan akumulasi muatan dalam tidak terjadi pada persamaan maxwell, maka dapat ditulis menjadi : ∇ . πΈβ = 0 (8) β = 0 ∇ .π» (9) ∇ × πΈβ = −π β ππ» ππ‘ (10) β β = ππΈβ + π ππΈ ∇ × π» ππ‘ (11) Operasi Curl dilakukan pada persamaan (10) dan (11) dengan mensubstitusikan besraan-besaran persamaan diatas, maka diperoleh persamaan gelombang untuk medan magnet (H) dan medan listrik (E) secara terpisah, dengan melalui penerapan identitas vektor ∇ × (∇ × x ) = (∇. ∇. π₯) − ∇2 π₯, dengan π₯ adalah bilangan-bilangan vektor (Simpson dan Bahr, 2005). Sebagai contoh, persamaan (11) tentang medan listrik diubah menjadi persamaan diffusion dengan menggunkan asumsi persamaan ∇ . πΈβ = 0, maka ππΈβ ππΈβ ∇. β πΈβ ∇ × (∇ × πΈβ ) = (∇. ) − ∇2 πΈβ = −π0 π ππ‘ − π0 π ππ‘ 0 (12) Persamaan (12) merupakan variasi nilai medan listrik terhadap waktudan akan dipresentasikan oleh fungsi periodik sinusoidal yaitu πΈβ = πΈβ0 π πππ‘ , maka persamaan (12)mmdapat dituliskan sebagai berikut: ∇2 πΈβ = πππ0 σπΈβ (13) Pada medan magnet dituliskan β = πππ0 σπ» β ∇2 π» (14) Penetrasi medan listrik kedalam bumi akan berkurang terhadap kedalamn atau sumbu z, maka persamaan (13) dapat ditulis menjadi: π2 πΈβ ππ§ 2 = πππ0 σπΈβ (15) Persamaan (12) merupakan persamaan diferensial orde keda dan dibuat solusi persamaan yaitu: πΈβ = πΈβ0 π −πππ‘ π −ππ§ (16) Dan k merupakan bilangan yang dinyatakan π = ±(1 − π)√ ππ0 π 2 (17) Maka penjalaran medan listrik didalam bumi dapat dituliskan sebagai berikut: 1 ππ π − ππ π πΈβ = πΈβ0 π −πππ‘ π √ 20 − π √ 20 (18) Persamaan (18) dapat diturunkan menjadi nilai skin depth. Skin depth didefinisikan sebagi jarak pelemahan gelombang elektromagnetik yang menjalar dlaam medium homogen sehingga amplitudo gelombang mengalami pelemahan sebesar 1/e atau 37% amplitudo permukaan. Persamaan k mengandung komponen real dan imaginer maka untuk dapat mendefinisikan skin − depth, diperlukaannya komponen real yaitu π √ ππ0 π 2 , sehingga nilai skin depth dapat dituliskan sebagai beikut: − π√ ππ0 π = π −1 2 π = 2ππ dan π = 4π × 10−7 , maka persamaan akin depth dapat ditulis sebagai berikut: 2 π πΏ=√ = 503√ πππ π ∇ × πΈβ = −π β ππ» ππ‘ (10) β β = ππΈβ + π ππΈ ∇ × π» ππ‘ (11) Tampak bahwa persamaan maxwell tersebut hanya terdapat dua variabel yaitu medan listik (E) dan medan magnet (H). Dengan operasi Curl terhadap persamaan tersebut serta mendistribusikan besaran-besaran yang telah diketahui maka akan diperoleh pemisahan E dan H sehingga persamaannya dapat dituliskan sebgai berikut: ππΈβ ππΈβ β β ∇ × (∇ × πΈβ ) = −π0 π ππ‘ − π0 π ππ‘ (12) β ) = −π0 π ππ» − π0 π ππ» ∇ × (∇ × π» ππ‘ ππ‘ (12) Dengan memperhatikan identitas vektor ∇ × (∇ × x ) = (∇. ∇. π₯) − ∇2 π₯ dimana x adalah E dan H, serta hubungan yang dinyatakan oleh persamaan tersebut, maka didapatkan persamaan gelombang (persamaan Helmoltz) untuk medan listrik dan medan magnet sebagai berikut: ππΈβ ππΈβ + π0 π ππ‘ ππ‘ β β ππ» ππ» ∇2 π» = π0 π + π0 π ππ‘ ππ‘ Jika variasi terhadap waktu dapat direpresentasikan oleh fungsi periodik sinusoidal maka: ∇2 πΈ = π0 π πΈ(π, π‘) = πΈ0 (π)π πππ‘ π»(π, π‘) = π»0 (π)π πππ‘ Dimana πΈ0 dan π»0 masing-masing adalah amplitudo medan listrik dan medan magnet, serta π adalah frekuensi gelombang elektromagnetik. Dengan demikian persamaan tersebut menjadi sebagai berikut: ∇2 πΈ = (iωμσ − π2 ππ)πΈ ∇2 π» = (iωμσ − π2 ππ)π» Eliminasi kebergantungan medan terhadap waktu selain dimaksudkan untuk menyederhanakan persamaan juga untuk lebih mengeksplisitkan aproksimasi keadaan kuasi-stasioner tersebut. Dengan demikian persamaan gelomabng diatas menjadi persamaan difusi sebagai berikut: ∇2 πΈ = π 2 πΈ ∇2 π» = π 2 π» Dimana π = √πππ0 π adalah bilangan gelombang. Apparent Resestivity Karena kerambatan medan magnetotellurik dibawah permukaan bumi pada dasarnya merambat dengan frekuensi rendah maka parameter fisika yang digunakan adalah permeabilitas magnetik (μ), konduktivitas (π), dan (ω). Menurut Cadniard (1953), untuk gelombang yang terpolarisasi dalam bidang horizontal dan merambat kebawah permukaan, maka besarnya apparent seristivity (ππ ) sebanding dengan nilai kuadrat dari impedansi magnetotelurik (π(π)). ππ = 1 |π(π)| ππ0 Dengan π(π) sama dengan (πΈπ₯ /π»π¦ ) atau (πΈπ¦ /π»π₯ ) yang merupakan perbandingan komponen orthogonal dari medan listrik dan medan magnet. Berdasarkan teori tersebut maka diperoleh hubungan tahanan jenis suatu lapisan dengan asumsi bahwa bumi bersifat isotropis dan homogen (apparent resistivity) sehingga dapat dituliskan persamaannya sebagai berikut: πΈ 2 π = 0,2π | | ππ‘ππ’ π = 0,2π|π|2 π» Dengan π merupakan tahanan jenis semu (Ohm.m), T adalah periode (s), E adalah kuat medan listrik (Volt/m), dan H adalah kuat medan magnet (T) (okbiyanti, 2009). Skin depth Skin depth adalah jarak pelemahan gelombang elektromagnetik dalam medium homogen. Skin depth merupakan kemampuan sinyal elektromagnetik untuk menembus kedalam bumi. Besarnya skin depth pada medium konduktif bergantung dari permeabilitas medium, tahanan jenis, dan frekuensi gelombang elektromagnetik yang melalui medium. Persamaan skin depth didefinisikan sebagai kedalaman pada suatu medium homogen yan amplitudo gelombangnya telah tereduksi menjadi 1/e dari amplitudonya dipermukaan bumi. Persamaan tersebut dirumuskan sebagai berikut: πΏ= 1 2 =√ π πππ 1 Dengan nilai π = π0 = 4π. 10−7 , π = 2ππ πππ π = π, sehingga persamaan skin depth dapat dituliskan menjadi sebagai berikut: (Unsworth, 2008). π πΏ = 503√ π Impedansi Parameter yang diukur saat pengambilan data magnetotelurik adalah medan listik dan medan magnetik bumi yang bervariasi terhadap waktu. Pada gelombang leektromagnetik, medan listrik dan medan magnet selalu tegak lurus satu sama lain dan gelombang leketromagnetik mencapai bumi dalam bentuk gelombang planar. Rasio dari kuat medan listrik dan medan magnet dapat didefinisikan sebagi impedansi gelombang (z) dari suatu medium. Hal ini menunjukkan saat penjalaran gelombang planar, rasio tersebut hanya bergantung pada karakteristik listrik disutu medium dan frekuensi gelombangnya. Secara dimensional, impedansi gelomban diekspresikan dalam satuan ohmmdan dapat dituliskan pada persamaan sebagai berikut: (Simpson & Bhr, 2005) π= πΈπ₯ −πππ π΄π π¦π§ + π΅π −π¦π§ = π»π¦ πΎ π΄π π¦π§ − π΅π −π¦π§ Untuk merekam gelombang leektromagnetik tersebut maka digunakan dua buah sensor, yaitu sensor elektrik dan sensor magnetik yang saling tegak lurus. Cara peletakan sensor elektrik dan sensor magnetik menghasilkan dua jenis modus pengukuran. Pertama adalah transfer elektric mode (TE) dimana komponen medan listrik searah dengan arah strike (arah x) dan komponen medan magnet berada pada bidang y-z. Kedua adalah transfer magnetic mode (TM) dimana komponen medan magnet searah dengan arah strike (arah x) dan komponen medan listrik tegak lurus dengan arah berada pada bidang y-z. Penjalaran gelombang elektromagnetik dibumi dapat dijelaskan dengan anggapan awal bahwa struktur sejajar dengan sumbu x. Kedua modus tersebut dapat dari persamaan maxwell berikut: ∇ × π΅ = πππΈ πππ ∇ × πΈ = ππ΅ ππ‘ Persamaan tersebut dapat dipisahkan menjadi dua subyek yang independen. Subyek yang pertama adalah Ex, By dan Bz yang mana medan listrik terpolarisasi sejajar dengan arah struktur (Ex), sedangkan komponen medan magnet berada pada bidang y-z (By dan Bz). Subyek ini disebut sebagai Te mode dengan persamaan berikut: dari persamaan maxwell berikut: π 2 πΈπ₯ (π¦, π§) π 2 πΈπ₯ (π¦, π§) + = πππΈπ₯ (π¦, π§) ππ¦ 2 ππ§ 2 Subyek kedua adalah Bx, Ey dan Ez yang maan medan magnet terpolarisasi sejajar dengan arah struktur (Bx) sedangkan komponen medan listrik berada pada bidang y-z (Ey dan Ez). Subyek kedua ini disebut dengan TM mode dengan persamaan sebgai berikut: π 2 π΅π₯ (π¦, π§) π 2 π΅π₯ (π¦, π§) + = πππ΅π₯ (π¦, π§) ππ¦ 2 ππ§ 2 Parameter yang dianalisis adalah apparent resestivity dan phase. Persamaan apparent resistivity didasari oleh nilai impedansi gelombang. Dan karena terdapat dua modus pengukuran, maka terdapat dua nilai apparent resistivity juga yaitu ππ₯π¦ (TE) dan ππ¦π₯ (TM) (simpson & Bahr, 2005) 1 πΈ 2 1 π» ππ₯π¦ = ππ |π»π₯ | πππ ππ¦π₯ = ππ |πΈπ₯ | π¦ 2 π¦ πΈ 2 π» ∅π₯π¦ = π‘ππ−1 |π»π₯ | πππ ∅π¦π₯ = π‘ππ−1 |πΈπ₯ | π¦ π¦ 2