Uploaded by Nabila Dayani Datribs

EBOOK MARKETING OUTLOOK 2020

advertisement
Marketing Outlook 2020
The FALL and the RISE
It's Time to LEAP!!!
Strategy in time of MARKET INFLECTION
Media
Retail
Bank
Travel F&B
Digital
Disruption
Millennials
Yuswohady
Farid Fatahillah
Amanda Rachmaniar
Gilang Brillian
Yuji Rachmat
Disruption
Leisure
Disruption
CONTENT
10 BROKEN Industries
Media
Retail
Bank
7 LEAP
Strategies
Travel F&B
Digital
Disruption
Millennials
Disruption
Leisure
Disruption
3 Market MEGASHIFTS
G R O W T
LANDSCAPE SNAPSHOT 2020
IMF
Menteri-menteri baru Jokowi
berakrobat untuk cari muka kinerja.
3,4%
World Bank
2,7%
OECD
G L O B A L
DANGER OF
GLOBAL
RECESSION
TRADE
WAR
Trade war berlanjut,
Trump menyatakan negosiasi
tak ada deadline
3%
Current Account Deficit tak kunjung
menemukan solusi
THE NEW
CABINET ACTION
Musuh perang dagang AS meluas
tak hanya Cina, tapi juga EU dan
emerging countries.
Dunia di ambang resesi
SYSTEMIC
CAD PROBLEM
Goldman Sachs
3,4%
A.T. Kearney
Akankah Omnibus Law
menyingkirkan
birokrasi investasi?
2,8%
OMNI BUS
LAW
DIGITAL
DISRUPTION
LEISURE
DISRUPTION
2020
GOVT-DRIVEN
SPENDING
MILLENNIAL
DISRUPTION
Belanja pemerintah yang besar
untuk infrastruktur, pendidikan,
kesehatan, dana desa mampukah
mengeliatkan konsumsi domestik?
I N D O N E S I A
E C O N O M I C
I N D I C A T O R S
GDP
5,1 - 5,5
5,0
Infla on
3.0±1
3.0±1
HH
Consump.
4,9 - 5,3
5,2
Govt.
Consump on
3,0 - 3,4
Investment
5,4 - 5,8
5,2
Exports
2,3 - 2,7
2,5
Imports
0,9 1,3
3,0
%
BI
OECD
3,3
PILKADA
EFFECT
PLUMMET
COMMODITY PRICE
Turunnya harga komoditas global
merupakan ancaman serius Tahun 2020 diselenggarakan
current account deficit (CAD). Pilkada serentak. Berdampak
positif atau negatifkah
ke ekonomi dan bisnis?
THE RISE OF
DIGITAL ECONOMY
GEOPOLITIC
TENSIONS
Ketegangan geopolitik AS-Cina, Cina-Hong Kong,
Brexit, Iran, Korea Utara, Syria,
dll menciptakan ketidakmenentuan global
Unicorn menemukan
momentum pertumbuhannya
“I have no deadline. In some ways it’s better to wait until after
the election for the China deal," Donald Trump (3/12)
10
BROKEN
Industries
The FALL and the RISE
Ancaman disrupsi
itu nyata,
bukan cerita
1001 malam
Health &
Beauty Care
Finacial
Services
Automotive
Media
Retail
Disrupsi
F&B
Property
Travel
Education
Enter
the Radar
Energy
Satu-persatu Iindustri
masuk ke radar disrupsi
Media, Telco, Entertainment
Leap
FALL
RISE
Lab Billboard
Self Publisher
Newspaper
Non-Tangible
Product (Game
Top-up)
Book Store
Original Content
Streaming
by OTT
Services (Netflix)
Magazine
Voucher Game
Nostalgia
Community &
Performance
TV Cable
Music Album
(Full Album)
Print
Publisher
Subscription
Services
Ipod
Cinema/Theatre
Print Ads
Game
Top-up
Traditional Telco
(SMS & Voice
Services)
Rock Music
Individual Content
Creator (Published
via Youtube)
News Via Youtube
(Video Based)
Paper Concert
Tickets
Ride Hailing
Voucher
e
On Demand-App
(By. U)
Product, business, industry that SHRINK
On-Demand
Services
Podcast
2020
News From
Social Media
Smart TV
E-money
Voucher
Product, business, industry that GROW
Retail
Leap
FALL
RISE
On-Demand
Shopping
Wellness +
Beauty Store
Goods-Selling
Store
Cashback
Reward
Digital POS
Departement
Store
Multi-Brand
Beauty Store
Sneakers Store
(Our Daily Dose)
Single Channel
Store
Trade Centre
Omni Channel
Store
Smart
Kelontong
Artisan
Store/Shop
Subscription-Based
Shopping
Supermarket
Minimarkets
Online
Shopping
Plastic Bag
Halal Mart
Hypermarket
Fast Fashion
Store
Leisure Retail
Product, business, industry that SHRINK
2020
Low-Cost
Variety Retailer
(Miniso & Daiso)
Harbolnas Online
Shopping
Product, business, industry that GROW
Travel/Tourism
Leap
FALL
RISE
Chinese
Travellers
Concert & Festival
Human Ticketing
/Check-in
Locality
(Local Activities)
Budget Hotels
Travel Insurance
Nomadic Travellers
(Glamping, Lifeaboat,
Campervan)
Paper Travel Tickets
(Offline Ticket)
Inn Hotel
(Losmen)
HOTEL
Selfie/Instagramable
Destination
Staycation
Technology-Based
Accomodation
Marketplace
(AirBnb)
Digital Nomad
Group Tour
Traditional
Tour Guide
Bleisure
(Business + Leisure)
Travel
Booklet/Brochure
Non-Commercial
Hotels
Modern Art
Exhibition
Cabin/Capsule
Hotels
Old-Fashioned
Museum
Nomad
Concert/Festival
Traditional
Travel Agent
Product, business, industry that SHRINK
Augmented Reality
Travel Promotion
2020
Thematic
Boutique Hotels
Technology-Based
Accomodation
Management (Airy, OYO)
Product, business, industry that GROW
Financial Services
Leap
FALL
RISE
Branch Office
AI-Based
Credit Scoring
Card-Based
Payment
ATM
Financial
Planning
Online
Investment
Digital
Payment
ATM
Game Top-up
Internet Banking
(Web-Based)
Cash
Digital
Lending
0%
Customer Service
(Frontliner)
Instalment 0%
Riba Awareness
Online-Based
Application
Millennial-Friendly
Health Insurance
Traditional
Call Centre
e
Pay-Later
Behaviour
SMS Banking
Cryptocurrency
E-Commerce
Credit
E-Money
Product, business, industry that SHRINK
2020
Waqf
Product, business, industry that GROW
Education
Leap
FALL
RISE
Conventional
Curriculum
MOOCs
Soft Skill
Development
Course Class
(Bimbel)
Entrepreneurial
Curriculum
Blackboard/
Chalk
Vocational
School D1
VR/AR-Based
Content Delivery
Desktop
Textbook
E-Book
Online
Course
Conventional
Library
Self Learning
Traditional
Lecturer
LCD projector
Blended
Learning
Ujian Nasional
Product, business, industry that SHRINK
2020
Job Connector
Platform
Product, business, industry that GROW
Food & Beverage
Leap
FALL
RISE
Healthy Food
(Vegan, Keto)
Modernized Local
Cuisine (Marco
Padang, Goola)
Chicken Geprek
Dining Out
Culinary Group
(CRP, Kulo Group,
Eatwell, Ismaya, Boga)
Taiwanese Effect
(Boba, Snack, Shihlin)
Home Kitchen
RTD
(Ready to Drink)
All you can eat
Coffee
Revolution
Frozen Food
Halal Food
Plastic Straw
On the Go-Outlet
Food Vlogger
Soda Drink
Ghost/Dark
Kitchen
ASMR & Mukbang
Bakery Shop
Food Delivery
Instant Coffee
Himalayan Salt
Product, business, industry that SHRINK
2020
FoodTech
(App-Based
F&B Services)
Artisan Culinary
(Coffee, Bakery,
Tea, Boba)
F&B Venture Capital
(Kopi Kenangan)
Product, business, industry that GROW
Health & Beauty Care
Leap
FALL
RISE
Medical Tourism
Beauty Content
Creator/Reviewer
Health Apps
Natural and
Environmental-Friendly
Frontliner
Hospital
IoMT
Brochure Health
Promotion
Halal Cosmetics
Home-care
service
Go-Med
Effect
PCP
Wearables and
mHealth
Modern
Barbershop
Online Doctor
Booking
Walk-in-Clinic
Product, business, industry that SHRINK
2020
Product, business, industry that GROW
Automotive
Leap
FALL
RISE
Retronomic Bike
(SuperCub,
Honda Monkey)
Sedan Car
Underbone Bike
(Motor Bebek)
Sport Bike
Classic Bike
(Royal Enfield,
Vespa, Lambretta)
Electric Car
SUV Car
Big Bike
(Moge)
Personal Car
Usage
SPLU
Automotive
(Stasiun Pengisian
Reviewer
Listrik Umum)
Cash Buying
Ride Hailing
Inter City Bus
Ride Sharing
Sunmori
(Sunday Morning Ride)
Feeder Mass
Transportation (Angkot)
Scrambler
Bike
Keyless Vehicles
Product, business, industry that SHRINK
2020
Product, business, industry that GROW
Property
Leap
FALL
RISE
Millennial-Friendly
Mortgage
Smart Home
Instragamable
House
Co-Housing/
Co-Living
Digital Hub
Micro House
Home Kitchen
Traditional
Property Agent
Virtual Office
Syariah Property
Product, business, industry that SHRINK
2020
TOD
(Transit-Oriented
Development)
Co-Working
Beyond
Location
Minimalist
Lifestyle
SOHO
Home Decor
Product, business, industry that GROW
Energy
Leap
FALL
RISE
LED Lamp
Solar PV
Distributive
Generation
Fossil Enegy
Energy Storage
Oil Stove
(Kompor Minyak)
Micro Grid
Centralized
Generation
Smart Grid
Clean Energy
Incandescent Lamp
(Lampu Pijar)
Induction Stove
(Kompor Induksi)
Product, business, industry that SHRINK
2020
Product, business, industry that GROW
3 MEGASHIFTS
Market
Digital
Millennial
Leisure
CASHIER
LESS
Tren Cashier Less ke depan akan semakin
massif penggunannya khususnya di
industri ritel dan F&B. Sebut saja
McDonalds atau Family Mart yang
menggunakan teknologi “Self ordering
kiosk”.
Seakan tidak mau kalah, tahun 2019
Warunk Upnormal juga men-launch
sebuah aplikasi yang memungkinkan
konsumen untuk memesan menu di
meja. Aplikasi “Pay at table” ini
memudahkan konsumen untuk
memesan menu hanya dengan men-scan
barcode yang ada di setiap meja
konsumen.
Tren Cashier less akan menjadi
”pembunuh berdarah dingin” bagi para
pemain sistem POS (Point of Sales) saat
ini, dan ke depan setiap gerai ritel dan
F&B sudah tidak memiliki pegawai kasir.
Digital
MARKETING OUTLOOK 2020
18
AI REVOLUTION
Tren penggunaan Artificial Intelligence (AI)
semakin masif belakangan ini. Banyak
platform, tools dan aplikasi yang
dikembangkan menggunakan machine
learning dan AI.
Digital
Mulai dari chatbot untuk customer service,
menulis berita menggunakan robot,
melakukan credit scoring, hingga seruseruan ala Tiktok. Bahkan, brand Ternakopi
punya Kaesang berkolaborasi dengan Astra
Digital mengembangkan pemesanan kopi
hanya dengan ekspresi wajah.
CLOUD
GENERATION
Teknologi Cloud computing saat ini
merupakan disrupsi bagi perusahaan
konvensional, karena meningkatkan
scalability tanpa harus mengeluarkan
biaya aset yang besar.
Teknologi Cloud juga umum digunakan
oleh perorangan, sebut saja produk
Google Suite yang di dalamnya terdapat
layanan seperti Google drive, Gmail, Docs
& Worksheet yang memudahkan
produktifitas perorangan.
Riset Deloitte mengenai “Tech Trend 2019”
mengatakan market value
cloud/serverless tahun 2023 akan
mencapai 3x lipat dibanding tahun 2018.
Hal ini akan mendorong pertumbuhan
ekonomi jika utilisasi Cloud computing
dapat dimanfaatkan dalam proses bisnis
perusahaan.
Digital
THE END
OF PRIVACY
Saat ini komoditas data merupakan sesuatu
yang paling bernilai di era digital, tapi
masyarakat di Indonesia seakan tidak peduli
dengan keamanan dan privasi data pribadi
mereka khususnya di social media.
Ketika Facebook terkena kasus terkait penyalah
gunaan data dan informasi pengguna nya pada
pemilihan presiden di Amerika beberapa tahun
lalu, atau ketika kita selalu melakukan pencarian
mengenai “rumah” di Google maka iklan yang
akan muncul di situs-situs yang kita kunjungi
ialah perusahaan properti dan pemberi kredit
rumah.
Apapun informasi yang kita bagikan di internet
saat ini semuanya akan menjadi milik publik,
dan kita harus merelakan tembok privasi
tersebut sudah tidak ada lagi di internet.
Digital
SMART
TRAVELING
Gaya Smart Traveling saat ini dengan
perkembangan digitalisasi sudah sangat
memudahkan para wisatawan untuk mencari
rekomendasi destinasi wisatanya.
Google mencipatakan fitur Local Guides
dimana para user diajak untuk berkontribusi
untuk mengumpulkan informasi sebanyak
mungkin tentang apapun yang ada di internet
dengan sistem reviews.
Nantinya ini akan memudahkan para traveler
untuk mencari rekomendasi tempat wisata
mana yang bagus di suatu daerah,
rekomendasi tempat makan apa yang khas di
tempat tersebut, bahkan kita bisa melihat
bagaimana keindahan lokasi tersebut melalui
foto & video yang di unggah
Digital
MARKETING OUTLOOK 2020
22
EVERYONE
IS
A
BROADCASTER
Teknologi digital memicu demokratisasi media
dimana setiap orang bisa memiliki medianya
sendiri. “Now Everyone is a media company”.
Setiap orang kini bisa memiliki media, mencipta
(create), dan mengurasi (curate) konten sendiri
untuk para audiensnya.
Misalnya saat kita membuka Youtube, ada
banyak jenis konten yang dibagikan oleh para
penggunanya. Mulai dari mereka yang suka
berbagi review otomotif, ahli dalam kuliner
dengan konten food vlogger & review, sampai
tren beauty vlogger yang saat ini sangat
booming di media sosial.
Digital
MARKETING OUTLOOK 2020
23
HEALTHTECH
Digital
Sektor kesehatan kini berevolusi dengan teknologi dalam bentuk
health-tech. kini bermunculan startup yang memberikan solusi
kemudahan mengakses layanan kesehatan secara digital.
Contohnya Halodoc yang mengintegrasikan layanan konsultasi
dokter dan On-demand medicine bagi para pengguna aplikasinya.
Startup lainnya juga bermunculan seperti Alodokter, Klikdokter,
Konsula, Zenyum dan sebagainya.
MARKETING OUTLOOK 2020
24
EDTECH
INVASION
Hadirnya digital turut mengubah sector
pendidikan. Tren ini mengubah perilaku
belajar ke arah digital atau online learning.
Kini belajar tak harus di ruang kelas, tapi bisa
dengan mengakses ribuan konten yang ada
di platform Massive Open Online Courses
(MOOCs).
Sejalan dengan tren tersebut, perkembangan
industri Education Techology atau Edtech di
Indonesia beberapa tahun belakangan ini
menunjukan tren positif. Hadirnya
RuangGuru, Zenius, atau Quipper yang
berbasif MOOC perlahan menggantikan
‘bimbel’ konvensional.
Digital
MARKETING OUTLOOK 2020
25
DIGITAL
PAYMENT WAR
Persaingan ketat saat ini terjadi antara pemain
digital payment di Indonesia. Mulai dari Gopay, Ovo,
Linkaja, Dana, dan para pemain dompet digital
lainnya berlomba-lomba menawarkan keuntungan
dalam pemakaian transaksinya, dan salah satu
senjata ampuh promosi para pemain tersbut ialah
pemberian Cashback.
Tidak dipungkiri kita sebagai pengguna terkadang
tidak loyak dengan satu aplikasi dompet digital,
pengguna hanya memanfaatkan momen cashback
yang diberikan saat masa promosi. Ini adalah
tantangan para penyedia dompet digital yang ada di
indonesia, bagaimana mengubah perilaku pengguna
nya sehingga mereka tidak loyal hanya ketika
mereka memberikan cashback saat masa promosi
berlangsung.
Digital Payment War yang terjadi saat ini di
Indonesia menandakan bertumbuh pesatnya sektor
tersebut dengan berbagai tantangan yang sudah
menunggu di depan mata.
Digital
MARKETING OUTLOOK 2020
26
Perkembangan teknologi
wearable device saat ini sangat
memudahkan para pengguna
dalam melakukan aktifitasnya.
Setelah booming smartwatch,
tren terkini adalah wireless
headset yang memberikan
kenyamanan sehingga tidak
perlu terbatas dengan kabel yang
selama ini terpasang pada device
headset.
WEARABLE
DEVICE
EVERYWHERE
Penggunaan wearable device
tidak hanya digunakan pada
konsumsi publik saja, bahkan
saat ini sudah biasa digunakan
untuk kegiatan perusahaan
dalam mempermudah proses
bisnis mereka. Contohnya saja
penggunaan virtual reality pada
proyek-proyek arsitektur, ketika
melakukan visualiasai
perencanaan bangunan dan
interior.
Digital
MARKETING OUTLOOK 2020
27
Paylater Phenomenon:
“Beli Hari Ini, Bayar Nanti”
Sistem pembayaran digital semakin menemui
critical mass. Konsumen saat ini semakin
dimudahkan dengan adanya fitur Paylater. Melalui
fitur ini, konsumen dapat berbelanja secara
“ngutang” yang dibayarkan dalam jangka waktu
tertentu.
Konsep Paylater pada dasarnya sama dengan
kartu kredit yang dikemas lebih menarik.
Keunggulan Paylater tidak hanya menjadi salah
satu metode pembayaran di e-commerce tetapi
juga dapat digunakan untuk berbelanja di online
maupun offline merchant.
Tahun 2019 menjadi Paylater boom. Konsumen
mulai aware dengan hadirnya metode
pembayaran baru. OVO menempati posisi pertama
aplikasi Paylater top of mind .
Hadirnya Paylater merupakan salah satu respon
untuk memanfaatkan habit konsumtif generasi
Milenial. Misalnya Kredivo, dalam setiap iklan
selalu disertai dengan statement “beli dulu,
bayarnya bisa dicicil belakangan”.
Top of Mind Paylater Apps
Millennial
Bisnis paling ampuh adalah bisnis yang
setidaknya bisa memenuhi satu dari 7
Deadly Sins. FenomenaOnline food delivery
tidak hanya mengatasi satu tetapi dua
Deadly Sins sekaligus, yaitu kemalasan
(sloth) dan rakus (Gluttony).Benefit
kemudahan dan promo beragam dari
beberapa merchant semakin menciptakan
efek ketergantungan terhadap online food
delivery.
Mager Lifestyle
“Everything is Just One Click Away”
Preference for Online Food Delivery
Memesan makanan secara online
mendorong munculnya perilaku “Mager
Lifestyle”. Survei Nielsen (2019), 58% orang
Indonesia memesan makanan secara online.
Rata-rata konsumen melakukan order
makanan via smartphone sebanyak 2,6 kali
lipat per minggu. Alasan yang paling umum
ketika memesan makanan secara online
adalah menghemat waktu dan tenaga.
Mager Lifestyle menggerakkan tumbuhnya
layanan on-demand berbasis aplikasi. Tanpa
mengeluarkan banyak tenaga, milenial bisa
menyelesaikan banyak hal dalam satu
waktu. Selain memesan makanan, beberapa
aplikasi juga menyediakan jasa cleaning
service, belanja bulanan bahkan servis
kendaraan yang semuanya bisa dipesan
melalui smartphone.
29
MARKETING OUTLOOK 2020
Millennial
Bagi milenial yang menyukai personalisasi,
luas lahan tidak menjadi concern. Milenial
lebih senang berkreasi membuat rumah
yang “instagrammable” dengan dekorasi
yang merepresentasikan karakter mereka.
Fenomena ini mendorong toko-toko seperti
IKEA ramai pengunjung dan startup interior
seperti dekoruma, fabelio mulai
bermunculan.
Micro-Housing:
“Quality
over
Quantity”
Selain itu, generasi milenial adalah generasi
yang peka terhadap isu lingkungan. Konsep
Smart Home mulai banyak diterapkan
karena lebih menghemat konsumsi listrik.
Preferensi konsumen milenial terhadap
properti sangat berbeda dengan generasi
sebelumnya. Milenial adalah generasi yang
mengutamakan quality over quantity.
30
MARKETING OUTLOOK 2020
Millennial
Instagram User
Triadic Reciprocal
Behaviour
The Era of IGoT:
“Instagram
of
Things”
Instagram bisa dikatakan telah mengendalikan hidup milenial.
Instagramable telah menjadi sebuah “standar”. Segala jenis bisnis di era
milenial ini jika ingin sukses harus bisa memenuhi standar tersebut. Pola
perilaku user di Instagram bisa dijelaskan sebagai hasil triadic reciprocal.
Instagram memanfaatkan aspek psikologis manusia yang “haus”
pengakuan. Milenial senang berbagi apapun di sosial media dan Instagram
menjadi panggung untuk mereka show off.
Tanpa disadari, Instagram telah membentuk konstruksi berpikir yang
membentuk habit . Situasi ini yang kemudian melahirkan fenomenafenomena bisnis seperti kafe, rumah, destinasi wisata, OOTD (Outfit of The
Day), hingga resepsi pernikahan harus instagrammble.
31
MARKETING OUTLOOK 2020
Millennial
MelFin Generation
“Fintech + Insurtech Boom”
Milenial adalah generasi yang antisipatif. Mereka takut
memiliki masa depan tidak jelas. Hal ini mendorong
milenial mulai melek literasi financial. Milenial lebih
memilih mengalokasikan pendapatannya ke hal-hal
yang sifatnya produktif sebagai bekal investasi masa
depan. Tren menunjukkan milenial mulai aware
terhadap beberapa platform investasi online. Mereka
juga mulai sadar proteksi diri melalui asuransi
khususnya kesehatan.
Hal ini lah yang membuat industri fintech berbasis
investasi maupun insurtech (asuransi) tumbuh pesat,
sebut saja Bareksa, Bibit, hingga Tokopedia. Pun profesi
financial planner kini semakin naik daun, khususnya
yang aktif di media social seperti Jouska, Zap Finance
atau Big Alpha.
Millennial’s
Online
Investment
Choice
Millennial
Retronomic
Belakangan lagu “Berharap Tak Berpisah”
dari Reza Artamevia yang hits di akhir
90an, mendadak popular kembali. Lagu
ini tiba-tiba menjadi 'anthem' di berbagai
Instastory para selebgram yang sedang
party. Gelombang kerinduan pada
momen-momen tahun 90an semakin
masif beberapa tahun terakhir, khususnya
di generasi milenial yang tumbuh besar di
era itu.
Festival musik mengenang tahun 90an
selalu ramai dipadati penonton, misalnya
90s Festival atau Tama90chill. Band-band
tahun 90an pun bereuni untuk konser lagi
mengobati kerinduan fans mereka di
tahun 90an, sebut saja Westlife,
Backstreet Boys, hingga Dewa 19.
Kami menyebut fenomena ini sebagai
“Retronomic”, dimana semangat nostalgia
masa lalu selalu relevan.
33
MARKETING OUTLOOK 2020
Millennial
Green
Awareness
Setiap tahunnya terjadi
kebakaran hutan, penumpukan
sampah plastik, dan pemanasan
global terus meningkat,
membuat kalangan tertentu
khususnya generasi milenial
lebih sadar akan pentingnya
kesadaran lingkungan yang
kami sebut dengan Green
Awareness.
Nyatanya dari 565 responden
berusia minimal 17 tahun yang
diselenggarakan Litbang
Kompas (Agustus 2019),
menunjukkan bahwa sebagian
besar generasi milenial telah
melakukan diet plastik selama
tiga bulan terakhir.
34
MARKETING OUTLOOK 2020
Millennial
Fenomena ini membentuk pola pikir baru
kepada para milenial secara cepat akan
pentingnya penggunaan plastik yang
berlebih, dan akan membentuk lifestyle
baru yang lebih eco-friendly. Hingga para
produsen harus memikirkan atribut ecofriendly pada produk mereka.
35
MARKETING OUTLOOK 2020
Millennial
Sebutan gig economy bukanlah sesuatu yang
baru dikalangan masyarakat dunia, hal ini juga
merupakan dampak dari industri 4.0 yang
menekankan efisiensi dan efektivitas melalui
kehadiran teknologi. Istilah tersebut merujuk
pada on-demand worker.
Gig
Economy
Bagaimana dengan Indonesia? Mengacu pada
data Bloomberg, dari 127 juta masyarakat
Indonesia yang bekerja. Dari sepertiga angka
tersebut, lebih dari 30 juta masyarakat
Indonesia bekerja paruh waktu. Dan survei
Deloitte menunjukkan, 92% milenial
menempatkan fleksibilitas kerja sebagai
prioritas utama.
Dengan kehadiran teknologi yang terus
berkembang dapat membentuk pola kerja
yang mengarah kepada “freelancer” dan
“remote working” dimana nantinya akan
terbentuk gig economy sepenuhnya di
Indonesia.
36
MARKETING OUTLOOK 2020
Millennial
Media On
Demand Service
Teknologi digital turut mengubah perilaku mengkonsumsi media, khususnya di
generasi milenial. Media yang sifatnya satu arah dan konvensional semakin
ditinggalkan. Media berbasis cetak tinggal menunggu waktu kematiannya, TV free to
air pun senasib sepenanggungan.
Di era digital, Netizen bebas menentukan informasi seperti apa yang mereka
inginkan. Mereka lebih memilih informasi yang on-demand daripada “dicekokin”.
Mending nonton Youtube daripada TV konvensional, baca berita dari aggregator news
hingga update berita dari social media seperti Lambe Turah yang fenomenal.
Menurut hasil kajian Idn Times dalam Indonesia Millennial Report 2019, 70,4%
milenial mengakses media digital untuk mengetahui berita terkini. Kemudahan akses,
multi-tasking, dan kecepatan menjadi alasan utama untuk memilih media digital.
Leisure
#1of
Things
Di tengah boomingnya era leisure economy,
terjadi pergeseran perilaku konsumsi
(khususnya generasi milenial) dari goods ke
experience. Banyak brand atau perusahaan
berusaha tetap relevan ke milenial dengan
me-leisure-isasi produknya, agar tercipta
emotional connection dan engagement.
Misalnya yang dilakukan oleh Hana Bank
yang core businessnya adalah bank,
berinovasi mengubah konsep kantor
cabangnya menjadi seperti kafe bekerja
sama dengan Kopi Kenangan. Atau
Pegadaian yang berinisiatif masuk bisnis
hospitality dengan Hotel Pesonna dan The
Gade Café sebagai channel baru jualan
emas.
Leisure
Leisure
MARKETING OUTLOOK 2020
39
The
#2 Rise
of E-Sport
Indonesia menjadi salah satu pasar video game terbesar di Asia Pasifik, dengan angka
mencapai US$941 juta (sekitar Rp13 triliun). Maka bukan hal mengherankan jika
industri e-sport juga ikut berkembang pesat. E-sport adalah permainan video
game yang bersifat kompetitif.
Apabila sebelumnya e-sport identik dengan game untuk PC dan konsol, kini telah
menjamah ranah game mobile.
Salah satu indikasi industri e-sport tanah air makin berkembang adalah kian
menjamurnya kompetisi lokal yang bermunculan di berbagai kota. Skalanya pun
beragam, mulai dari tingkat kota hingga provinsi.
40
MARKETING OUTLOOK 2020
Leisure
Leisure
MARKETING OUTLOOK 2020
41
Leisure
MARKETING OUTLOOK 2020
42
Milenial adalah generasi yang lebih menyukai access daripada ownership. Mereka
lebih memilih platform berbasis sharing daripada harus memiliki. Tak terkecuali
dalam hal entertainment, kini mereka lebih menyukai platform streaming untuk
menikmati hiburan kapanpun dan dimanapun.
Setelah layanan streaming film, Netflix, hadir dan menjadi "idola" baru di kalangan
milenial, kini bermunculan layanan serupa seperti Disney+, Amazon Prime maupun
pemain lokal seperti HOOQ, iflix, VIU, hingga GoPlay dari Gojek. Dalam hal musik
pun, kini Youtube merilis Youtube Music untuk menantang kejayaan Joox dan
Spotify di tanah air.
Q1. Do you listen to music streamed
through the internet?
#3
Streaming
Lifestyle
NO: 12%
Music
Streaming
Habits
51,05%
YES: 88%
Q2. How often do you listen to streaming music
(whwther free or pay-to-play) in
the last six (6) months?
26,08%
11,58%
total Respondents: 1955
Almost 90% of respondents listen streaming music within the last
six months. And of those regular listeners, most (51.05%) listen to between 1
to 14 hours of streaming per week. We can pretty much say that streaming
music has gone mainstream in Indonesia. At least among smartphone
owners.
Less than 1 hour
per week
Between 1 to 14
hours per week
Between 14 to 28
hours per week
11,29%
More than 28
hours per week
Subscribing to Music Streaming
Q3. Do you currently subscribe to
a pay-to play streaming music
YES: 52%
Q4. Do you currently use a FREE digital music streaming
service from the following providers?
(Multiple answer permitted)
None of these service
10,65%
BandCamp
3,84%
HypeMachine
4,42%
ShoutCast
4,77%
iHeartRadio
SoundCloud
7,16%
26,43%
51,69%
Google Play Music-streaming radio
NO: 48%
Total Respondents: 1718
Leisure
68,16%
Joox
Total Respondents: 1718
MARKETING OUTLOOK 2020
44
Coffee
#4
of Things
Gelombang tren kopi belakangan
semakin massif dan menjadi basic needs,
khususnya di kalangan milenial. Perilaku
bergeser dari minum kopi sachet ke
minum kopi di coffee shop fancy atau
delivery kopi susu kekinian. Data dari
Nielsen menunjukkan terjadi penurunan
penjualan kopi sachet, namun
pertumbuhan delivery kopi susu
meningkat pesat.
Leisure
Boomingnya kopi kekinian membuat
brand-brand ingin tetap relevan di mata
milenial. Dunkin Donuts melakukan
rebranding brandnya dengan
menghilangkan kata donuts dan mulai
serius ke produk kopi. Bakmi GM yang
terkenal dengan bakmi kini juga mulai
membuat kopi susu kemasan. Brand
seperti Pegadaian atau Shell juga
menjadikan coffe shop sebagai channel
baru untuk menggaet segmen milenial.
MARKETING OUTLOOK 2020
46
Indonesia Total Grocery | Total 58 FMCG Categories | YTD July 19 vs. YTD July 18
Instant Noodles
Biscuit
8,4
7,5
Powder Milk
Coffe
7,4
49,2
Cooking Oil
6,0
Mineral Water
5,5
Liquid Milk
5,2
Tea-RTD
3,9
Baby Diapers
3,5
Others
3,5
Coffee
-6,5%
Value Growth vs LY
Leisure
MARKETING OUTLOOK 2020
47
Leisure
#5 Culinary Value
Innovation:
AYCE
Salah satu sektor yang tumbuh signifikan di
era leisure economy adalah Food & Beverage.
Dining out memberikan kontribusi yang
signifikan dalam spending konsumen dan
tumbuh setiap tahunnya. Berbagai pemain
masuk bisnis ini dengan mengusung konsepkonsep restoran yang inovatif. Sebut saja
Ismaya Group atau Boga Group yang
menguasai tenant F&B di mal-mal.
Salah satu inovasi nilai yang sedang naik daun
belakangan adalah restoran dengan konsep
all you can eat (AYCE) atau buffet. Setelah
pemain-pemain besar seperti Hanamasa,
Kintan-Shaburi, dan sebagainya, kini muncul
pemain-pemain baru yang menawarkan
konsep yang sama namun lebih terjangkau.
Hadirnya resto AYCE baru seperti Pochajjang,
Manse Grill, atau Onokabe memberikan value
yang more for less dan digemari konsumen
khususnya generasi milenial.
Leisure
#6 Movie
Boom
Booming leisure economy berdampak sangat
signifikan terhadap pesatnya perfilman
tanah air. Industri film di Indonesia
belakangan sangat menggeliat dan cukup
menjanjikan. Hal ini seiring dengan
pertumbuhannya yang mencengangkan, baik
dari sisi jumlah penonton, layar lebar, serta
banyaknya film-film Indonesia yang ditonton
oleh jutaan pemirsa. Menurut Bekraf,
pertumbuhan jumlah penonton di bioskop
mencapai 230 persen dalam lima tahun
terakhir.
Selain itu, jumlah layar di studio juga tumbuh
cepat dari 800 layar lebar (screen) menjadi
1.800 layar dalam tempo tiga tahun terakhir.
Bahkan, Indonesia dikenal sebagai pasar
50
MARKETING OUTLOOK 2020
untuk film-film box office terbesar ke-16 di
dunia dengan nilai pasar US$ 345 juta atau
sekitar Rp 4,8 triliun.
Karena itu, tidak mengherankan jika semakin
banyak investor dan perusahaan film
mancanegara melirik pasar negara.
Contohnya, produser Fox Internasional
Productions dari 20th Century Fox Film
Corporation terlibat dalam produksi film
Wiro Sableng.
Bahkan, jagad sinema tanah air kini semakin
diramaikan dengan proyek besar Bumilangit
Universe yang mengangkat superhero lokal
seperti Gundala, Sri Asih, Si Buta, dan
sebagainya.
Leisure
Fenomena Museum MACAN yang naik daun beberapa waktu terakhir, membuat tumbuhnya
pameran-pameran seni kontemporer serupa. Kini mulai banyak bermunculan pameran seni
maupun instalasi dengan konsep yang instagramable sehingga digemari generasi milenial yang
haus akan pengakuan (esteem).
Diawali dengan ARTJOG di Jogja yang belakangan selalu membeludak, hingga Museum MACAN,
kini pameran-pameran modern art berkonsep instalasi mulai merambah ke mal-mal. Sebut saja
Haluu World di Plaza Indonesia yang antrian masuknya bisa berjam-jam, atau CASA Indonesia
yang rutin pameran di Pacific Place, menjadi wisata selfie bagi para pengunjungnya.
#7
Leisure
Leis-Art
Exhibition
#8 Street Wear
Sneakers Attack
Kalangan milenial kini sedang gandrung gaya
busana streetwear atau busana jalanan. Tapi
streetwear ini tak sembarangan, dari atas ke
bawah dengan menggunakan brand ternama
harganya bisa mencapai jutaan rupiah.
Khususnya sneakers mendadak booming dan
diburu kalangan milenial, terutama keluaran
brand-brand yang dianggap cool seperti Adidas,
Nike, Vans, Converse hingga brand lokal seperti
Compass. Bahkan, Presiden Jokowi pun gemar
menggunakan sneaker dalam berbagai
kesempatan.
Beberapa brand juga membuat kolaborasi
dengan seniman untuk membuat produk yang
limited edition. Misalnya Adidas Yeezy hasil
kolaborasi dengan Kanye West, atau Nike OffWhite dengan Virgil Abloh. Produk-produk yang
diproduksi terbatas ini menjadi buruan
komunitas Hypebeast walaupun harga resalenya selangit.
Leisure
MARKETING OUTLOOK 2020
53
#9 Beauty
Perkembangan industri kecantikan di Indonesia
cukup pesat sejak beberapa tahun ke belakang. Pada
tahun 2018, nilai pasarnya adalah £13,5 miliar atau
Rp243 triliun, dan tumbuh hampir 17% dalam lima
tahun terakhir, lonjakan penjualan terutama didorong
oleh influencers di media social seperti Instagram dan
Youtube. Lembaga riset AC Nielsen mengemukakan
tren ini karena terjadi pergeseran perilaku konsumen
khususnya di kalangan milenial adalah indulgence
dan looks good.
Leisure
Hal ini berdampak pada tumbuhnya retailer khusus
beauty yang mulai berjamuran. Misalnya Sephora
yang memposisikan diri sebagai retailer khusus
beauty. Beberapa retailer lain yang sebelumnya fokus
di farmasi/apotek kini mulai merambah produkproduk kosmetik dan skincare seperti Watson atau
Guardian. Para selebritis pun tak mau ketinggalan
dengan masuk ke bisnis ini dengan mengembangkan
brand sendiri seperti Cathy Sharon, Ussy Sulistiowaty,
Laudya Chintya Bella dan sebagainya.
MARKETING OUTLOOK 2020
54
#10
Staycation
Beberapa tahun belakangan, istilah 'staycation' atau
kependekan dari 'stay-vacation', menjadi tren yang
semakin berkembang di kalangan wisatawan.
liburan musim panas, atau hanya sekedar 'staycation'
dan melakukan liburan singkat di akhir pekan tanpa
harus bepergian ke tempat jauh.
Jika dulu liburan identik dengan perjalanan panjang ke
kota, pulau, atau negara lain, kini wisatawan mencari
cara untuk bisa berlibur di kota sendiri. Salah satu
caranya adalah dengan 'staycation', yaitu menginap di
hotel sambil memanjakan diri di sela-sela rutinitas.
Tren ini didukung juga dengan semakin tingginya
variasi hotel dan penginapan yang menawarkan
fasilitas lengkap untuk memanjakan para wisatawan.
Hotel-hotel ini menawarkan paket-paket dengan
atraksi yang lengkap sehingga wisatawan tak perlu
keluar hotel untuk memanjakan diri dan mencari
hiburan.
Menurut data dari lembaga non-profit AARP, hampir
setengah generasi milenial (49%) memiliki rencana
liburan domestik, entah itu dengan liburan keluarga,
Leisure
MARKETING OUTLOOK 2020
55
7
LEAP
Strategies
1 First, UNLEARN!
2 Avoid FoD (Fear of Disruption)
3 REFRAME the Old Mindset
4 RESKILL for Future Digital Competencies
5 REINVENT Your Industry
6 Think Like a MILLENNIAL
7 LEISURIZE Your Business
#1. First,
UNLEARN!
LEAP Strategy diawali dengan UNLEARN, yaitu menganggap
diri kita “tak tahu semuanya”. Survive dari disrupsi itu bukanlah
semata masalah teknologi digital atau inovasi model bisnis.
Yang terpenting justru adalah masalah mindset.
Yaitu mindset yang menganggap bahwa kita telah “tahu
semuanya”.
Ketika kita sudah merasa tahu semuanya maka semakin sulit
pula kita menanggalkannya.
Itu sebabnya disruptor di industri otomotif bukanlah Toyota
yang “tahu semuanya” tentang otomotif, tapi oleh Tesla dan
Google. Disruptor perhotelan bukan Hilton tapi Airbnb yang
“tak tahu semuanya”. Disruptor layanan taksi bukanlah Blue
Bird tapi Uber.
Mindset “tahu semuanya” telah membutakan mata, hati, dan
pikiran kita mengenai hal baru yang tidak kita ketahui.
Di tengah disrupsi, mindset yang diperlukan bukanlah “tahu
semuanya”, tapi justru sebaliknya “tak tahu semuanya”.
Kita tak cukup sebatas LEARNING tapi juga UNLEARNING yaitu
mengosongkan hal-hal usang yang selama berpuluh tahun
kita ketahui dan kita yakini kebenarannya.
Unlearning akan mengosongkan isi pikiran kita sebersih
mungkin sebersih kanvas kosong.
LEARN
RELEARN
NORMAL
L
OL D
UNLEARN
A
LEARN
UNLEARN
RELEARN
CYCLE
DI
SR
UP
TE
DN
OR
W
NE
RM
O
N
MAL
WHAT
TO DO
Accumulating the
established
knowledge & skill
Emptying the knowledge
experience, belief, habit
THE
CHALLENGES
Brake the inertia
Forget the known
Keep the curiousity
WHAT
TO BE
Continuous learner
Agile learner
Fast learner
Setback & reflect
Exploring &
experimenting:
fail-fast, learn-fast
Inventure
58
MARKETING OUTLOOK 2020
#2. Avoid FoD (Fear of Disruption)
Saat ini kata DISRUPTION telah menjadi momok menakutkan bagi
pelaku bisnis. Ketika pebisnis diliputi ketakutan, maka keputusan yang
mereka ambil cenderung blunder. Mereka cenderung mengambil
jalan teraman dengan terus WAIT & SEE... Tak melakukan apa-apa.
Di tengah ketakutan mereka cenderung:
Melihat gelas “setengah kosong”, bukan “setengah penuh”.
Ÿ Menyikapi disruption sebagai THREAT, bukan OPPORTUNITY.
Ÿ Meresponnya secara REAKTIF, bukan PROAKTIF.
yang telah dimiliki, karena itu mati-matian ia tak akan melepaskannya
(LOSS AVERSION).
Para inkumben tak rela jika perusahaannya “digembosi” oleh startup
digital milik kids jaman now. Loss aversion yang berlebihan ini
menjadikan mereka semakin kalut, kalap, dan tidak tahu bagaimana
cara menghadapi dan mengelola disrupsi.
Ÿ
Ketakutan di tengah disrupsi menciptakan ENDOWMENT EFFECT, yaitu
tendensi dimana orang secara irrational menilai terlalu tinggi apa-apa
So, avoid...
FEAR of DISRUPTION
PANIC-driven EXECUTIONS
LEAD by IGNORANCE
MARKETING OUTLOOK 2020
59
#3. REFRAME
the
Old
Mindset
Di tengah disrupsi, model bisnis lama dalam posisi UNDER ATTACK
oleh startup digital.
Setiap pemain harus siap melakukan BUSINESS MODEL
INNOVATION agar relevan di NEW NORMAL.
Kunci melakukan inovasi model bisnis adalah REFRAMING, yaitu
“membalik mindset” bagaimana kita mencipta nilai (value
creation), dari logika industri lama ke logika yang baru.
Contohnya, perusahaan taksi tradisional dibangun dengan
mindset lama bahwa OWNERSHIP of assets (kendaraan dan
pengemudi) adalah faktor kunci memenangkan persaingan.
Namun startup digital seperti GoJek atau Grab menggunakan
mindset baru bahwa ACCESS lebih penting dari ownership.
REFRAMING dari ownership ke access adalah dasar kita melakukan
inovasi model bisnis yang menjamin relvansi kita di lanskap
industri yang baru (new normal). Follow these FOUR steps:
#1. Identify the CORE BELIEFS of the existing industry
#2. Map the SUPPORTING BELIEFS the dominant business model
#3. Think the OPPOSITE
#4. Invent the REFRAMED BELIEFS
MARKETING OUTLOOK 2020
60
Dengan menggunakan metode
REFRAMING, Anda harus
mengubah model bisnis dari
paradigma lama ke baru:
We must own
Taxis & their
Drivers
2
SUPPORTING
BELIEF
winning
is abou
t
owners
hip
1
CORE
BELIEF
REFRAMING
TAXI
SERVICES
OPPOSITE
3
we dont
need to
own the
taxis &
drivers
REFRAMED
CORE BELIEF
4
we create
partnership to
access taxis &
drivers
61
MARKETING OUTLOOK 2020
#3. REFRAME
the
Old
Mindset
RESKILL
#4 the Future
for
Digital
Competencies
2020 adalah tahun dimana REVOLUSI INDUSTRI
4.0 mulai menemukan CRITICAL SCALE. 2020
adalah juga tahun RESKILLING karyawan
dimana kompetensi harus memadukan
kemampuan HUMAN+ROBOT.
Seperti saat peralihan dari Revolusi Industri 1.0 ke 2.0 dimana pekerjaan pertanian
bergeser ke manufaktur; memasuki Revolusi 4.0 pekerjaan akan bergeser dan didominasi
oleh digitisasi, otomasi, AI, data analytics, dll. Kompetensi karyawan harus diperbarui
secara radikal. RESKILL or DIE
62
MARKETING OUTLOOK 2020
https://www.lifewire.com/the-robots-are-coming-are-you-ready-4691939
#5.REINVENT
Your
Industry
(with the Digital Way of Thinking)
#1. Key Partner: Fulfilment -> COCREATION
Partner kini berperan tak hanya menjadi enabler pemenuhan kebutuhan
konsumen, tapi secara strategis melakukan kokreasi untuk memberikan solusi
terbaik ke konsumen.
#2. Key Activity: Efficiency -> INTELLIGENCE
Google dan Tesla tidak mengejar efisiensi, tapi intelijen. Semakin banyak kita
menggunakan mesin pencari Google, makin ia akan semakin pintar. Begitu pula
semakin banyak kita menggunakan mobil Tesla, maka mobil itu akan semakin
cerdas. Welcome to the era of artificial intelligence.
#3. Key Resource: Ownership -> ACCESS
Logika lama mengatakan, untuk memenangkan persaingan perusahaan harus
menguasai dan memiliki aset dan sumber daya. Namun aset jika tidak dikelola
mumpuni justru menjadi beban overhead yang berat. Bisnis zaman now justru
menggunakan prinsip asset-light dimana akses lebih penting dari kepemilikan
aset.
#4. Value Proposition: Product -> PLATFORM
Android tidak menawarkan produk tapi platform yang memungkinkan pihak lain
yaitu para pengembang aplikasi berkreasi mengembangkan beragam varian
produk yang memenuhi kebutuhuhan unik/customized dari setiap pengguna
smartphone.
#5. Customer Relationship: Loyalty -> EMPOWERMENT
Era customer loyalty telah lewat. Cara terbaik untuk mempertahankan
konsumen kini justru dengan membebaskan dan membuat mereka berdaya
(empowered). Google AdSense misalnya, membuat para pemilik blog berdaya
dalam mendatangkan trafik. Ini good untuk mereka, dan tentu good untuk
Google.
#6. Channel: Intermediary -> ECOSYSTEM
GoJek menjangkau konsumennya dengan pendekatan ekosistem. Itu sebabnya
GoJek begitu agile bergerak dari layanan transportasi penumpang ke pengiriman
barang, pengiriman makanan, layanan pijat, penjualan tiket, hingga sistem
pembayaran.
#7. Customer Segment: Customer -> PROSUMER
Wikipedia tidak menulis sendiri jutaan konten bermutu yang disajikan ke kita.
Wikipedia menyerahkan penulisan itu kepada kita semua. Artinya, kita tidak
hanya menjadi konsumen Wikipedia, tapi sekaligus juga produsen. Istilah
kerennya: Prosumer.
#8. Cost Structure: Low Cost -> ZERO
Model bisnis free tercipta karena teknologi digital memungkinkan beberapa
konsumen mengonsumsi produk digital secara bersamaan dengan marginal cost
yang mendekati nol. Belajar online (MOOC: Massive Open Online Course)
misalnya, bisa dilakukan bersamaan oleh jutaan mahasiswa tanpa ada
tambahan biaya berarti.
#9. Revenue Stream: Direct -> INDIRECT
Google, Facebook, atau Twitter menggratiskan layanannya ke konsumen. Kita tak
perlu membayar untuk memakai Google Search, Gmail, atau Google Map. Lalu
dari mana Google dapat duit? Dari pengiklan (indirect).
#5. DIGITAL WAY OF THINKING
Sumber: Osterwalder, McKinsey, Inventure analysis
KEY
ACTIVITIES
KEY
PARTNER
From
LOYALTY
To
EMPOWERMENT
From
EFICIENCY
To
INTELLIGENCE
From
FULFILMENT
To
COCREATION
(Tesla,Traveloka)
KEY
RESOURCE
From
OWNERSHIP
To
ACCESS
(Netflix,AirBnB)
COST STRUCTURE
From LOW COST To
ZERO
(Google, Whatsapp)
(YouTube,
Google adsense)
From
UCT
PROD
To
FORM
PLAT
From
CUSTOMER
To
PROSUMER
CHANEL
)
ndroid
zon,A
(Ama
(GitHub,Instagram)
CUSTOMER
SEGMENT
CUSTOMER
RELATIONSHIP
VALUE
PRPOSITION
(wikipedia,Tripadvisor)
From
IDIARY
INTERM
To
TEM
ECOSYS
Alibaba)
(Gojek,
REVENUE STREAM
From DIRECT To
INDIRECT
(Facebook, Twitter)
Reinvent your industry berarti mengubah paradigma berpikir daridari fisik (atoms) ke digital (bits)
#6
THINK LIKE A MILLENNIAL
Apapun produk dan bisnisnya, Anda harus menggunakan
perspektif berpikir milenial. Produk dan bisnis Anda harus millennial-friendly
Neocortex
More for Less
Bagi milenial access
lebih penting dari ownership.
Mereka adalah penggerak
sharing economy.
Milenial minta banyak
benefit dengan cost
serendah mungkin
Limbic
Re
Peers adalah key influencer
milenial dalam membentuk
preferensi, sikap, dan pengambilan
keputusan pembelian.
pt
ilia
n
Speed
Simplicity
Convenience
Kecepatan, kesimpelan, dan
bebas-repot adalah
kemutlakan bagi milenial.
Welcome convenience revolution
65
MARKETING OUTLOOK 2020
Milenial adalah Instagram
generation yang mencari
aktualisasi, pengakuan,
dan eksistensi diri
Milenial adalah happiness-seeker
dan experience-seeker, karena itu fun,
mindfulness, dan wellbeing
penting bagi mereka.
#7. LEISURIZE Your Business
Offer Experience+Connection
Di era LEISURE REVOLUTION Anda tak cukup hanya menawarkan UTILITY,
tapi harus menciptakan EXPERIENCE+CONNECTION kepada konsumen.
U lity
ENGAGING
Connec on
Experience
ENGAGING
Inventure
#7. LEISURIZE Your Business
Apapun produk dan bisnis anda, Ciptakanlah
MEMORABLE MOMENT
Connec on
Feature
Benefit
Solu on
Moment of
Liking
Moment of
Sa sfac on
Moment of
Tranforma on
Cogni on
Emo on
Ac on
Moment of
Crea vity
Moment of
Happiness
Moment of
Absorp on
Iden ty
Esteem
Meaning
Moment of
Exprssion
Moment of
Recogni on
Moment of
Significance
Inventure
ENGAGING
Experience
U lity
ENGAGING
Sumber Foto
h ps://twi er.com/andumpi/status/1057855635448979456
h ps://www.halodoc.com/
Fintech Reports, Daily Social (2019)
Understanding Indonesia’s Online Food Market, Nielsen (2019)
freshome.com
Fintech Reports, Daily Social (2019)
Instagram.com/barasuara
Sumber: kompas
h ps://www.personneltoday.com/wp-content/uploads/sites/8/2018/10/remote-workers.jpg
h ps://www.youtube.com/watch?v=PHH2J6-SCKg
h ps://pergikuliner.com/restaurants/jakarta/kopi-kenangan-scbd
h ps://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/07/30/e-sports-indonesia-olahraga-atau-main-gim
h ps://makanterusss.com/2019/04/04/pochajjang-all-you-can-eat-korean-bbq-halal-jakarta/
h ps://www.sukasinema.com/joko-anwar-memperkenalkan-para-pemain-jagat-sinema-bumilangit-jilid-1/
h ps://www.youtube.com/watch?v=kd_FDDnWcqQ (Ian Vins)
h ps://www.thejakartapost.com/life/2018/03/04/jokowi-shows-love-for-local-products-at-jakarta-sneaker-day.html
h ps://headtopics.com/id/data-sephora-online-bocor-indonesia-terdampak-7218079
Yuswohady
yuswohady@gmail.com
Yuswohady
Farid
Fatahillah
yuswohady@gmail.com
Faridferre@gmail.com
Farid
Fatahillah
Gilang
Brillian
Faridferre@gmail.com
gilangpopo.@gmail.com
Amanda Rachmaniar
mandarachmnr@gmail.com
Gilang Brillian
gilangpopo@gmail.com
Yuji Rachmat
yujirachmats@gmail.com
Design e-book:
Muhammad Ikbal
ikbaal23@gmail.com
Download