Marketing Outlook 2020 The FALL and the RISE It's Time to LEAP!!! Strategy in time of MARKET INFLECTION Media Retail Bank Travel F&B Digital Disruption Millennials Yuswohady Farid Fatahillah Amanda Rachmaniar Gilang Brillian Yuji Rachmat Disruption Leisure Disruption CONTENT 10 BROKEN Industries Media Retail Bank 7 LEAP Strategies Travel F&B Digital Disruption Millennials Disruption Leisure Disruption 3 Market MEGASHIFTS G R O W T LANDSCAPE SNAPSHOT 2020 IMF Menteri-menteri baru Jokowi berakrobat untuk cari muka kinerja. 3,4% World Bank 2,7% OECD G L O B A L DANGER OF GLOBAL RECESSION TRADE WAR Trade war berlanjut, Trump menyatakan negosiasi tak ada deadline 3% Current Account Deficit tak kunjung menemukan solusi THE NEW CABINET ACTION Musuh perang dagang AS meluas tak hanya Cina, tapi juga EU dan emerging countries. Dunia di ambang resesi SYSTEMIC CAD PROBLEM Goldman Sachs 3,4% A.T. Kearney Akankah Omnibus Law menyingkirkan birokrasi investasi? 2,8% OMNI BUS LAW DIGITAL DISRUPTION LEISURE DISRUPTION 2020 GOVT-DRIVEN SPENDING MILLENNIAL DISRUPTION Belanja pemerintah yang besar untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dana desa mampukah mengeliatkan konsumsi domestik? I N D O N E S I A E C O N O M I C I N D I C A T O R S GDP 5,1 - 5,5 5,0 Infla on 3.0±1 3.0±1 HH Consump. 4,9 - 5,3 5,2 Govt. Consump on 3,0 - 3,4 Investment 5,4 - 5,8 5,2 Exports 2,3 - 2,7 2,5 Imports 0,9 1,3 3,0 % BI OECD 3,3 PILKADA EFFECT PLUMMET COMMODITY PRICE Turunnya harga komoditas global merupakan ancaman serius Tahun 2020 diselenggarakan current account deficit (CAD). Pilkada serentak. Berdampak positif atau negatifkah ke ekonomi dan bisnis? THE RISE OF DIGITAL ECONOMY GEOPOLITIC TENSIONS Ketegangan geopolitik AS-Cina, Cina-Hong Kong, Brexit, Iran, Korea Utara, Syria, dll menciptakan ketidakmenentuan global Unicorn menemukan momentum pertumbuhannya “I have no deadline. In some ways it’s better to wait until after the election for the China deal," Donald Trump (3/12) 10 BROKEN Industries The FALL and the RISE Ancaman disrupsi itu nyata, bukan cerita 1001 malam Health & Beauty Care Finacial Services Automotive Media Retail Disrupsi F&B Property Travel Education Enter the Radar Energy Satu-persatu Iindustri masuk ke radar disrupsi Media, Telco, Entertainment Leap FALL RISE Lab Billboard Self Publisher Newspaper Non-Tangible Product (Game Top-up) Book Store Original Content Streaming by OTT Services (Netflix) Magazine Voucher Game Nostalgia Community & Performance TV Cable Music Album (Full Album) Print Publisher Subscription Services Ipod Cinema/Theatre Print Ads Game Top-up Traditional Telco (SMS & Voice Services) Rock Music Individual Content Creator (Published via Youtube) News Via Youtube (Video Based) Paper Concert Tickets Ride Hailing Voucher e On Demand-App (By. U) Product, business, industry that SHRINK On-Demand Services Podcast 2020 News From Social Media Smart TV E-money Voucher Product, business, industry that GROW Retail Leap FALL RISE On-Demand Shopping Wellness + Beauty Store Goods-Selling Store Cashback Reward Digital POS Departement Store Multi-Brand Beauty Store Sneakers Store (Our Daily Dose) Single Channel Store Trade Centre Omni Channel Store Smart Kelontong Artisan Store/Shop Subscription-Based Shopping Supermarket Minimarkets Online Shopping Plastic Bag Halal Mart Hypermarket Fast Fashion Store Leisure Retail Product, business, industry that SHRINK 2020 Low-Cost Variety Retailer (Miniso & Daiso) Harbolnas Online Shopping Product, business, industry that GROW Travel/Tourism Leap FALL RISE Chinese Travellers Concert & Festival Human Ticketing /Check-in Locality (Local Activities) Budget Hotels Travel Insurance Nomadic Travellers (Glamping, Lifeaboat, Campervan) Paper Travel Tickets (Offline Ticket) Inn Hotel (Losmen) HOTEL Selfie/Instagramable Destination Staycation Technology-Based Accomodation Marketplace (AirBnb) Digital Nomad Group Tour Traditional Tour Guide Bleisure (Business + Leisure) Travel Booklet/Brochure Non-Commercial Hotels Modern Art Exhibition Cabin/Capsule Hotels Old-Fashioned Museum Nomad Concert/Festival Traditional Travel Agent Product, business, industry that SHRINK Augmented Reality Travel Promotion 2020 Thematic Boutique Hotels Technology-Based Accomodation Management (Airy, OYO) Product, business, industry that GROW Financial Services Leap FALL RISE Branch Office AI-Based Credit Scoring Card-Based Payment ATM Financial Planning Online Investment Digital Payment ATM Game Top-up Internet Banking (Web-Based) Cash Digital Lending 0% Customer Service (Frontliner) Instalment 0% Riba Awareness Online-Based Application Millennial-Friendly Health Insurance Traditional Call Centre e Pay-Later Behaviour SMS Banking Cryptocurrency E-Commerce Credit E-Money Product, business, industry that SHRINK 2020 Waqf Product, business, industry that GROW Education Leap FALL RISE Conventional Curriculum MOOCs Soft Skill Development Course Class (Bimbel) Entrepreneurial Curriculum Blackboard/ Chalk Vocational School D1 VR/AR-Based Content Delivery Desktop Textbook E-Book Online Course Conventional Library Self Learning Traditional Lecturer LCD projector Blended Learning Ujian Nasional Product, business, industry that SHRINK 2020 Job Connector Platform Product, business, industry that GROW Food & Beverage Leap FALL RISE Healthy Food (Vegan, Keto) Modernized Local Cuisine (Marco Padang, Goola) Chicken Geprek Dining Out Culinary Group (CRP, Kulo Group, Eatwell, Ismaya, Boga) Taiwanese Effect (Boba, Snack, Shihlin) Home Kitchen RTD (Ready to Drink) All you can eat Coffee Revolution Frozen Food Halal Food Plastic Straw On the Go-Outlet Food Vlogger Soda Drink Ghost/Dark Kitchen ASMR & Mukbang Bakery Shop Food Delivery Instant Coffee Himalayan Salt Product, business, industry that SHRINK 2020 FoodTech (App-Based F&B Services) Artisan Culinary (Coffee, Bakery, Tea, Boba) F&B Venture Capital (Kopi Kenangan) Product, business, industry that GROW Health & Beauty Care Leap FALL RISE Medical Tourism Beauty Content Creator/Reviewer Health Apps Natural and Environmental-Friendly Frontliner Hospital IoMT Brochure Health Promotion Halal Cosmetics Home-care service Go-Med Effect PCP Wearables and mHealth Modern Barbershop Online Doctor Booking Walk-in-Clinic Product, business, industry that SHRINK 2020 Product, business, industry that GROW Automotive Leap FALL RISE Retronomic Bike (SuperCub, Honda Monkey) Sedan Car Underbone Bike (Motor Bebek) Sport Bike Classic Bike (Royal Enfield, Vespa, Lambretta) Electric Car SUV Car Big Bike (Moge) Personal Car Usage SPLU Automotive (Stasiun Pengisian Reviewer Listrik Umum) Cash Buying Ride Hailing Inter City Bus Ride Sharing Sunmori (Sunday Morning Ride) Feeder Mass Transportation (Angkot) Scrambler Bike Keyless Vehicles Product, business, industry that SHRINK 2020 Product, business, industry that GROW Property Leap FALL RISE Millennial-Friendly Mortgage Smart Home Instragamable House Co-Housing/ Co-Living Digital Hub Micro House Home Kitchen Traditional Property Agent Virtual Office Syariah Property Product, business, industry that SHRINK 2020 TOD (Transit-Oriented Development) Co-Working Beyond Location Minimalist Lifestyle SOHO Home Decor Product, business, industry that GROW Energy Leap FALL RISE LED Lamp Solar PV Distributive Generation Fossil Enegy Energy Storage Oil Stove (Kompor Minyak) Micro Grid Centralized Generation Smart Grid Clean Energy Incandescent Lamp (Lampu Pijar) Induction Stove (Kompor Induksi) Product, business, industry that SHRINK 2020 Product, business, industry that GROW 3 MEGASHIFTS Market Digital Millennial Leisure CASHIER LESS Tren Cashier Less ke depan akan semakin massif penggunannya khususnya di industri ritel dan F&B. Sebut saja McDonalds atau Family Mart yang menggunakan teknologi “Self ordering kiosk”. Seakan tidak mau kalah, tahun 2019 Warunk Upnormal juga men-launch sebuah aplikasi yang memungkinkan konsumen untuk memesan menu di meja. Aplikasi “Pay at table” ini memudahkan konsumen untuk memesan menu hanya dengan men-scan barcode yang ada di setiap meja konsumen. Tren Cashier less akan menjadi ”pembunuh berdarah dingin” bagi para pemain sistem POS (Point of Sales) saat ini, dan ke depan setiap gerai ritel dan F&B sudah tidak memiliki pegawai kasir. Digital MARKETING OUTLOOK 2020 18 AI REVOLUTION Tren penggunaan Artificial Intelligence (AI) semakin masif belakangan ini. Banyak platform, tools dan aplikasi yang dikembangkan menggunakan machine learning dan AI. Digital Mulai dari chatbot untuk customer service, menulis berita menggunakan robot, melakukan credit scoring, hingga seruseruan ala Tiktok. Bahkan, brand Ternakopi punya Kaesang berkolaborasi dengan Astra Digital mengembangkan pemesanan kopi hanya dengan ekspresi wajah. CLOUD GENERATION Teknologi Cloud computing saat ini merupakan disrupsi bagi perusahaan konvensional, karena meningkatkan scalability tanpa harus mengeluarkan biaya aset yang besar. Teknologi Cloud juga umum digunakan oleh perorangan, sebut saja produk Google Suite yang di dalamnya terdapat layanan seperti Google drive, Gmail, Docs & Worksheet yang memudahkan produktifitas perorangan. Riset Deloitte mengenai “Tech Trend 2019” mengatakan market value cloud/serverless tahun 2023 akan mencapai 3x lipat dibanding tahun 2018. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi jika utilisasi Cloud computing dapat dimanfaatkan dalam proses bisnis perusahaan. Digital THE END OF PRIVACY Saat ini komoditas data merupakan sesuatu yang paling bernilai di era digital, tapi masyarakat di Indonesia seakan tidak peduli dengan keamanan dan privasi data pribadi mereka khususnya di social media. Ketika Facebook terkena kasus terkait penyalah gunaan data dan informasi pengguna nya pada pemilihan presiden di Amerika beberapa tahun lalu, atau ketika kita selalu melakukan pencarian mengenai “rumah” di Google maka iklan yang akan muncul di situs-situs yang kita kunjungi ialah perusahaan properti dan pemberi kredit rumah. Apapun informasi yang kita bagikan di internet saat ini semuanya akan menjadi milik publik, dan kita harus merelakan tembok privasi tersebut sudah tidak ada lagi di internet. Digital SMART TRAVELING Gaya Smart Traveling saat ini dengan perkembangan digitalisasi sudah sangat memudahkan para wisatawan untuk mencari rekomendasi destinasi wisatanya. Google mencipatakan fitur Local Guides dimana para user diajak untuk berkontribusi untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang apapun yang ada di internet dengan sistem reviews. Nantinya ini akan memudahkan para traveler untuk mencari rekomendasi tempat wisata mana yang bagus di suatu daerah, rekomendasi tempat makan apa yang khas di tempat tersebut, bahkan kita bisa melihat bagaimana keindahan lokasi tersebut melalui foto & video yang di unggah Digital MARKETING OUTLOOK 2020 22 EVERYONE IS A BROADCASTER Teknologi digital memicu demokratisasi media dimana setiap orang bisa memiliki medianya sendiri. “Now Everyone is a media company”. Setiap orang kini bisa memiliki media, mencipta (create), dan mengurasi (curate) konten sendiri untuk para audiensnya. Misalnya saat kita membuka Youtube, ada banyak jenis konten yang dibagikan oleh para penggunanya. Mulai dari mereka yang suka berbagi review otomotif, ahli dalam kuliner dengan konten food vlogger & review, sampai tren beauty vlogger yang saat ini sangat booming di media sosial. Digital MARKETING OUTLOOK 2020 23 HEALTHTECH Digital Sektor kesehatan kini berevolusi dengan teknologi dalam bentuk health-tech. kini bermunculan startup yang memberikan solusi kemudahan mengakses layanan kesehatan secara digital. Contohnya Halodoc yang mengintegrasikan layanan konsultasi dokter dan On-demand medicine bagi para pengguna aplikasinya. Startup lainnya juga bermunculan seperti Alodokter, Klikdokter, Konsula, Zenyum dan sebagainya. MARKETING OUTLOOK 2020 24 EDTECH INVASION Hadirnya digital turut mengubah sector pendidikan. Tren ini mengubah perilaku belajar ke arah digital atau online learning. Kini belajar tak harus di ruang kelas, tapi bisa dengan mengakses ribuan konten yang ada di platform Massive Open Online Courses (MOOCs). Sejalan dengan tren tersebut, perkembangan industri Education Techology atau Edtech di Indonesia beberapa tahun belakangan ini menunjukan tren positif. Hadirnya RuangGuru, Zenius, atau Quipper yang berbasif MOOC perlahan menggantikan ‘bimbel’ konvensional. Digital MARKETING OUTLOOK 2020 25 DIGITAL PAYMENT WAR Persaingan ketat saat ini terjadi antara pemain digital payment di Indonesia. Mulai dari Gopay, Ovo, Linkaja, Dana, dan para pemain dompet digital lainnya berlomba-lomba menawarkan keuntungan dalam pemakaian transaksinya, dan salah satu senjata ampuh promosi para pemain tersbut ialah pemberian Cashback. Tidak dipungkiri kita sebagai pengguna terkadang tidak loyak dengan satu aplikasi dompet digital, pengguna hanya memanfaatkan momen cashback yang diberikan saat masa promosi. Ini adalah tantangan para penyedia dompet digital yang ada di indonesia, bagaimana mengubah perilaku pengguna nya sehingga mereka tidak loyal hanya ketika mereka memberikan cashback saat masa promosi berlangsung. Digital Payment War yang terjadi saat ini di Indonesia menandakan bertumbuh pesatnya sektor tersebut dengan berbagai tantangan yang sudah menunggu di depan mata. Digital MARKETING OUTLOOK 2020 26 Perkembangan teknologi wearable device saat ini sangat memudahkan para pengguna dalam melakukan aktifitasnya. Setelah booming smartwatch, tren terkini adalah wireless headset yang memberikan kenyamanan sehingga tidak perlu terbatas dengan kabel yang selama ini terpasang pada device headset. WEARABLE DEVICE EVERYWHERE Penggunaan wearable device tidak hanya digunakan pada konsumsi publik saja, bahkan saat ini sudah biasa digunakan untuk kegiatan perusahaan dalam mempermudah proses bisnis mereka. Contohnya saja penggunaan virtual reality pada proyek-proyek arsitektur, ketika melakukan visualiasai perencanaan bangunan dan interior. Digital MARKETING OUTLOOK 2020 27 Paylater Phenomenon: “Beli Hari Ini, Bayar Nanti” Sistem pembayaran digital semakin menemui critical mass. Konsumen saat ini semakin dimudahkan dengan adanya fitur Paylater. Melalui fitur ini, konsumen dapat berbelanja secara “ngutang” yang dibayarkan dalam jangka waktu tertentu. Konsep Paylater pada dasarnya sama dengan kartu kredit yang dikemas lebih menarik. Keunggulan Paylater tidak hanya menjadi salah satu metode pembayaran di e-commerce tetapi juga dapat digunakan untuk berbelanja di online maupun offline merchant. Tahun 2019 menjadi Paylater boom. Konsumen mulai aware dengan hadirnya metode pembayaran baru. OVO menempati posisi pertama aplikasi Paylater top of mind . Hadirnya Paylater merupakan salah satu respon untuk memanfaatkan habit konsumtif generasi Milenial. Misalnya Kredivo, dalam setiap iklan selalu disertai dengan statement “beli dulu, bayarnya bisa dicicil belakangan”. Top of Mind Paylater Apps Millennial Bisnis paling ampuh adalah bisnis yang setidaknya bisa memenuhi satu dari 7 Deadly Sins. FenomenaOnline food delivery tidak hanya mengatasi satu tetapi dua Deadly Sins sekaligus, yaitu kemalasan (sloth) dan rakus (Gluttony).Benefit kemudahan dan promo beragam dari beberapa merchant semakin menciptakan efek ketergantungan terhadap online food delivery. Mager Lifestyle “Everything is Just One Click Away” Preference for Online Food Delivery Memesan makanan secara online mendorong munculnya perilaku “Mager Lifestyle”. Survei Nielsen (2019), 58% orang Indonesia memesan makanan secara online. Rata-rata konsumen melakukan order makanan via smartphone sebanyak 2,6 kali lipat per minggu. Alasan yang paling umum ketika memesan makanan secara online adalah menghemat waktu dan tenaga. Mager Lifestyle menggerakkan tumbuhnya layanan on-demand berbasis aplikasi. Tanpa mengeluarkan banyak tenaga, milenial bisa menyelesaikan banyak hal dalam satu waktu. Selain memesan makanan, beberapa aplikasi juga menyediakan jasa cleaning service, belanja bulanan bahkan servis kendaraan yang semuanya bisa dipesan melalui smartphone. 29 MARKETING OUTLOOK 2020 Millennial Bagi milenial yang menyukai personalisasi, luas lahan tidak menjadi concern. Milenial lebih senang berkreasi membuat rumah yang “instagrammable” dengan dekorasi yang merepresentasikan karakter mereka. Fenomena ini mendorong toko-toko seperti IKEA ramai pengunjung dan startup interior seperti dekoruma, fabelio mulai bermunculan. Micro-Housing: “Quality over Quantity” Selain itu, generasi milenial adalah generasi yang peka terhadap isu lingkungan. Konsep Smart Home mulai banyak diterapkan karena lebih menghemat konsumsi listrik. Preferensi konsumen milenial terhadap properti sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Milenial adalah generasi yang mengutamakan quality over quantity. 30 MARKETING OUTLOOK 2020 Millennial Instagram User Triadic Reciprocal Behaviour The Era of IGoT: “Instagram of Things” Instagram bisa dikatakan telah mengendalikan hidup milenial. Instagramable telah menjadi sebuah “standar”. Segala jenis bisnis di era milenial ini jika ingin sukses harus bisa memenuhi standar tersebut. Pola perilaku user di Instagram bisa dijelaskan sebagai hasil triadic reciprocal. Instagram memanfaatkan aspek psikologis manusia yang “haus” pengakuan. Milenial senang berbagi apapun di sosial media dan Instagram menjadi panggung untuk mereka show off. Tanpa disadari, Instagram telah membentuk konstruksi berpikir yang membentuk habit . Situasi ini yang kemudian melahirkan fenomenafenomena bisnis seperti kafe, rumah, destinasi wisata, OOTD (Outfit of The Day), hingga resepsi pernikahan harus instagrammble. 31 MARKETING OUTLOOK 2020 Millennial MelFin Generation “Fintech + Insurtech Boom” Milenial adalah generasi yang antisipatif. Mereka takut memiliki masa depan tidak jelas. Hal ini mendorong milenial mulai melek literasi financial. Milenial lebih memilih mengalokasikan pendapatannya ke hal-hal yang sifatnya produktif sebagai bekal investasi masa depan. Tren menunjukkan milenial mulai aware terhadap beberapa platform investasi online. Mereka juga mulai sadar proteksi diri melalui asuransi khususnya kesehatan. Hal ini lah yang membuat industri fintech berbasis investasi maupun insurtech (asuransi) tumbuh pesat, sebut saja Bareksa, Bibit, hingga Tokopedia. Pun profesi financial planner kini semakin naik daun, khususnya yang aktif di media social seperti Jouska, Zap Finance atau Big Alpha. Millennial’s Online Investment Choice Millennial Retronomic Belakangan lagu “Berharap Tak Berpisah” dari Reza Artamevia yang hits di akhir 90an, mendadak popular kembali. Lagu ini tiba-tiba menjadi 'anthem' di berbagai Instastory para selebgram yang sedang party. Gelombang kerinduan pada momen-momen tahun 90an semakin masif beberapa tahun terakhir, khususnya di generasi milenial yang tumbuh besar di era itu. Festival musik mengenang tahun 90an selalu ramai dipadati penonton, misalnya 90s Festival atau Tama90chill. Band-band tahun 90an pun bereuni untuk konser lagi mengobati kerinduan fans mereka di tahun 90an, sebut saja Westlife, Backstreet Boys, hingga Dewa 19. Kami menyebut fenomena ini sebagai “Retronomic”, dimana semangat nostalgia masa lalu selalu relevan. 33 MARKETING OUTLOOK 2020 Millennial Green Awareness Setiap tahunnya terjadi kebakaran hutan, penumpukan sampah plastik, dan pemanasan global terus meningkat, membuat kalangan tertentu khususnya generasi milenial lebih sadar akan pentingnya kesadaran lingkungan yang kami sebut dengan Green Awareness. Nyatanya dari 565 responden berusia minimal 17 tahun yang diselenggarakan Litbang Kompas (Agustus 2019), menunjukkan bahwa sebagian besar generasi milenial telah melakukan diet plastik selama tiga bulan terakhir. 34 MARKETING OUTLOOK 2020 Millennial Fenomena ini membentuk pola pikir baru kepada para milenial secara cepat akan pentingnya penggunaan plastik yang berlebih, dan akan membentuk lifestyle baru yang lebih eco-friendly. Hingga para produsen harus memikirkan atribut ecofriendly pada produk mereka. 35 MARKETING OUTLOOK 2020 Millennial Sebutan gig economy bukanlah sesuatu yang baru dikalangan masyarakat dunia, hal ini juga merupakan dampak dari industri 4.0 yang menekankan efisiensi dan efektivitas melalui kehadiran teknologi. Istilah tersebut merujuk pada on-demand worker. Gig Economy Bagaimana dengan Indonesia? Mengacu pada data Bloomberg, dari 127 juta masyarakat Indonesia yang bekerja. Dari sepertiga angka tersebut, lebih dari 30 juta masyarakat Indonesia bekerja paruh waktu. Dan survei Deloitte menunjukkan, 92% milenial menempatkan fleksibilitas kerja sebagai prioritas utama. Dengan kehadiran teknologi yang terus berkembang dapat membentuk pola kerja yang mengarah kepada “freelancer” dan “remote working” dimana nantinya akan terbentuk gig economy sepenuhnya di Indonesia. 36 MARKETING OUTLOOK 2020 Millennial Media On Demand Service Teknologi digital turut mengubah perilaku mengkonsumsi media, khususnya di generasi milenial. Media yang sifatnya satu arah dan konvensional semakin ditinggalkan. Media berbasis cetak tinggal menunggu waktu kematiannya, TV free to air pun senasib sepenanggungan. Di era digital, Netizen bebas menentukan informasi seperti apa yang mereka inginkan. Mereka lebih memilih informasi yang on-demand daripada “dicekokin”. Mending nonton Youtube daripada TV konvensional, baca berita dari aggregator news hingga update berita dari social media seperti Lambe Turah yang fenomenal. Menurut hasil kajian Idn Times dalam Indonesia Millennial Report 2019, 70,4% milenial mengakses media digital untuk mengetahui berita terkini. Kemudahan akses, multi-tasking, dan kecepatan menjadi alasan utama untuk memilih media digital. Leisure #1of Things Di tengah boomingnya era leisure economy, terjadi pergeseran perilaku konsumsi (khususnya generasi milenial) dari goods ke experience. Banyak brand atau perusahaan berusaha tetap relevan ke milenial dengan me-leisure-isasi produknya, agar tercipta emotional connection dan engagement. Misalnya yang dilakukan oleh Hana Bank yang core businessnya adalah bank, berinovasi mengubah konsep kantor cabangnya menjadi seperti kafe bekerja sama dengan Kopi Kenangan. Atau Pegadaian yang berinisiatif masuk bisnis hospitality dengan Hotel Pesonna dan The Gade Café sebagai channel baru jualan emas. Leisure Leisure MARKETING OUTLOOK 2020 39 The #2 Rise of E-Sport Indonesia menjadi salah satu pasar video game terbesar di Asia Pasifik, dengan angka mencapai US$941 juta (sekitar Rp13 triliun). Maka bukan hal mengherankan jika industri e-sport juga ikut berkembang pesat. E-sport adalah permainan video game yang bersifat kompetitif. Apabila sebelumnya e-sport identik dengan game untuk PC dan konsol, kini telah menjamah ranah game mobile. Salah satu indikasi industri e-sport tanah air makin berkembang adalah kian menjamurnya kompetisi lokal yang bermunculan di berbagai kota. Skalanya pun beragam, mulai dari tingkat kota hingga provinsi. 40 MARKETING OUTLOOK 2020 Leisure Leisure MARKETING OUTLOOK 2020 41 Leisure MARKETING OUTLOOK 2020 42 Milenial adalah generasi yang lebih menyukai access daripada ownership. Mereka lebih memilih platform berbasis sharing daripada harus memiliki. Tak terkecuali dalam hal entertainment, kini mereka lebih menyukai platform streaming untuk menikmati hiburan kapanpun dan dimanapun. Setelah layanan streaming film, Netflix, hadir dan menjadi "idola" baru di kalangan milenial, kini bermunculan layanan serupa seperti Disney+, Amazon Prime maupun pemain lokal seperti HOOQ, iflix, VIU, hingga GoPlay dari Gojek. Dalam hal musik pun, kini Youtube merilis Youtube Music untuk menantang kejayaan Joox dan Spotify di tanah air. Q1. Do you listen to music streamed through the internet? #3 Streaming Lifestyle NO: 12% Music Streaming Habits 51,05% YES: 88% Q2. How often do you listen to streaming music (whwther free or pay-to-play) in the last six (6) months? 26,08% 11,58% total Respondents: 1955 Almost 90% of respondents listen streaming music within the last six months. And of those regular listeners, most (51.05%) listen to between 1 to 14 hours of streaming per week. We can pretty much say that streaming music has gone mainstream in Indonesia. At least among smartphone owners. Less than 1 hour per week Between 1 to 14 hours per week Between 14 to 28 hours per week 11,29% More than 28 hours per week Subscribing to Music Streaming Q3. Do you currently subscribe to a pay-to play streaming music YES: 52% Q4. Do you currently use a FREE digital music streaming service from the following providers? (Multiple answer permitted) None of these service 10,65% BandCamp 3,84% HypeMachine 4,42% ShoutCast 4,77% iHeartRadio SoundCloud 7,16% 26,43% 51,69% Google Play Music-streaming radio NO: 48% Total Respondents: 1718 Leisure 68,16% Joox Total Respondents: 1718 MARKETING OUTLOOK 2020 44 Coffee #4 of Things Gelombang tren kopi belakangan semakin massif dan menjadi basic needs, khususnya di kalangan milenial. Perilaku bergeser dari minum kopi sachet ke minum kopi di coffee shop fancy atau delivery kopi susu kekinian. Data dari Nielsen menunjukkan terjadi penurunan penjualan kopi sachet, namun pertumbuhan delivery kopi susu meningkat pesat. Leisure Boomingnya kopi kekinian membuat brand-brand ingin tetap relevan di mata milenial. Dunkin Donuts melakukan rebranding brandnya dengan menghilangkan kata donuts dan mulai serius ke produk kopi. Bakmi GM yang terkenal dengan bakmi kini juga mulai membuat kopi susu kemasan. Brand seperti Pegadaian atau Shell juga menjadikan coffe shop sebagai channel baru untuk menggaet segmen milenial. MARKETING OUTLOOK 2020 46 Indonesia Total Grocery | Total 58 FMCG Categories | YTD July 19 vs. YTD July 18 Instant Noodles Biscuit 8,4 7,5 Powder Milk Coffe 7,4 49,2 Cooking Oil 6,0 Mineral Water 5,5 Liquid Milk 5,2 Tea-RTD 3,9 Baby Diapers 3,5 Others 3,5 Coffee -6,5% Value Growth vs LY Leisure MARKETING OUTLOOK 2020 47 Leisure #5 Culinary Value Innovation: AYCE Salah satu sektor yang tumbuh signifikan di era leisure economy adalah Food & Beverage. Dining out memberikan kontribusi yang signifikan dalam spending konsumen dan tumbuh setiap tahunnya. Berbagai pemain masuk bisnis ini dengan mengusung konsepkonsep restoran yang inovatif. Sebut saja Ismaya Group atau Boga Group yang menguasai tenant F&B di mal-mal. Salah satu inovasi nilai yang sedang naik daun belakangan adalah restoran dengan konsep all you can eat (AYCE) atau buffet. Setelah pemain-pemain besar seperti Hanamasa, Kintan-Shaburi, dan sebagainya, kini muncul pemain-pemain baru yang menawarkan konsep yang sama namun lebih terjangkau. Hadirnya resto AYCE baru seperti Pochajjang, Manse Grill, atau Onokabe memberikan value yang more for less dan digemari konsumen khususnya generasi milenial. Leisure #6 Movie Boom Booming leisure economy berdampak sangat signifikan terhadap pesatnya perfilman tanah air. Industri film di Indonesia belakangan sangat menggeliat dan cukup menjanjikan. Hal ini seiring dengan pertumbuhannya yang mencengangkan, baik dari sisi jumlah penonton, layar lebar, serta banyaknya film-film Indonesia yang ditonton oleh jutaan pemirsa. Menurut Bekraf, pertumbuhan jumlah penonton di bioskop mencapai 230 persen dalam lima tahun terakhir. Selain itu, jumlah layar di studio juga tumbuh cepat dari 800 layar lebar (screen) menjadi 1.800 layar dalam tempo tiga tahun terakhir. Bahkan, Indonesia dikenal sebagai pasar 50 MARKETING OUTLOOK 2020 untuk film-film box office terbesar ke-16 di dunia dengan nilai pasar US$ 345 juta atau sekitar Rp 4,8 triliun. Karena itu, tidak mengherankan jika semakin banyak investor dan perusahaan film mancanegara melirik pasar negara. Contohnya, produser Fox Internasional Productions dari 20th Century Fox Film Corporation terlibat dalam produksi film Wiro Sableng. Bahkan, jagad sinema tanah air kini semakin diramaikan dengan proyek besar Bumilangit Universe yang mengangkat superhero lokal seperti Gundala, Sri Asih, Si Buta, dan sebagainya. Leisure Fenomena Museum MACAN yang naik daun beberapa waktu terakhir, membuat tumbuhnya pameran-pameran seni kontemporer serupa. Kini mulai banyak bermunculan pameran seni maupun instalasi dengan konsep yang instagramable sehingga digemari generasi milenial yang haus akan pengakuan (esteem). Diawali dengan ARTJOG di Jogja yang belakangan selalu membeludak, hingga Museum MACAN, kini pameran-pameran modern art berkonsep instalasi mulai merambah ke mal-mal. Sebut saja Haluu World di Plaza Indonesia yang antrian masuknya bisa berjam-jam, atau CASA Indonesia yang rutin pameran di Pacific Place, menjadi wisata selfie bagi para pengunjungnya. #7 Leisure Leis-Art Exhibition #8 Street Wear Sneakers Attack Kalangan milenial kini sedang gandrung gaya busana streetwear atau busana jalanan. Tapi streetwear ini tak sembarangan, dari atas ke bawah dengan menggunakan brand ternama harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Khususnya sneakers mendadak booming dan diburu kalangan milenial, terutama keluaran brand-brand yang dianggap cool seperti Adidas, Nike, Vans, Converse hingga brand lokal seperti Compass. Bahkan, Presiden Jokowi pun gemar menggunakan sneaker dalam berbagai kesempatan. Beberapa brand juga membuat kolaborasi dengan seniman untuk membuat produk yang limited edition. Misalnya Adidas Yeezy hasil kolaborasi dengan Kanye West, atau Nike OffWhite dengan Virgil Abloh. Produk-produk yang diproduksi terbatas ini menjadi buruan komunitas Hypebeast walaupun harga resalenya selangit. Leisure MARKETING OUTLOOK 2020 53 #9 Beauty Perkembangan industri kecantikan di Indonesia cukup pesat sejak beberapa tahun ke belakang. Pada tahun 2018, nilai pasarnya adalah £13,5 miliar atau Rp243 triliun, dan tumbuh hampir 17% dalam lima tahun terakhir, lonjakan penjualan terutama didorong oleh influencers di media social seperti Instagram dan Youtube. Lembaga riset AC Nielsen mengemukakan tren ini karena terjadi pergeseran perilaku konsumen khususnya di kalangan milenial adalah indulgence dan looks good. Leisure Hal ini berdampak pada tumbuhnya retailer khusus beauty yang mulai berjamuran. Misalnya Sephora yang memposisikan diri sebagai retailer khusus beauty. Beberapa retailer lain yang sebelumnya fokus di farmasi/apotek kini mulai merambah produkproduk kosmetik dan skincare seperti Watson atau Guardian. Para selebritis pun tak mau ketinggalan dengan masuk ke bisnis ini dengan mengembangkan brand sendiri seperti Cathy Sharon, Ussy Sulistiowaty, Laudya Chintya Bella dan sebagainya. MARKETING OUTLOOK 2020 54 #10 Staycation Beberapa tahun belakangan, istilah 'staycation' atau kependekan dari 'stay-vacation', menjadi tren yang semakin berkembang di kalangan wisatawan. liburan musim panas, atau hanya sekedar 'staycation' dan melakukan liburan singkat di akhir pekan tanpa harus bepergian ke tempat jauh. Jika dulu liburan identik dengan perjalanan panjang ke kota, pulau, atau negara lain, kini wisatawan mencari cara untuk bisa berlibur di kota sendiri. Salah satu caranya adalah dengan 'staycation', yaitu menginap di hotel sambil memanjakan diri di sela-sela rutinitas. Tren ini didukung juga dengan semakin tingginya variasi hotel dan penginapan yang menawarkan fasilitas lengkap untuk memanjakan para wisatawan. Hotel-hotel ini menawarkan paket-paket dengan atraksi yang lengkap sehingga wisatawan tak perlu keluar hotel untuk memanjakan diri dan mencari hiburan. Menurut data dari lembaga non-profit AARP, hampir setengah generasi milenial (49%) memiliki rencana liburan domestik, entah itu dengan liburan keluarga, Leisure MARKETING OUTLOOK 2020 55 7 LEAP Strategies 1 First, UNLEARN! 2 Avoid FoD (Fear of Disruption) 3 REFRAME the Old Mindset 4 RESKILL for Future Digital Competencies 5 REINVENT Your Industry 6 Think Like a MILLENNIAL 7 LEISURIZE Your Business #1. First, UNLEARN! LEAP Strategy diawali dengan UNLEARN, yaitu menganggap diri kita “tak tahu semuanya”. Survive dari disrupsi itu bukanlah semata masalah teknologi digital atau inovasi model bisnis. Yang terpenting justru adalah masalah mindset. Yaitu mindset yang menganggap bahwa kita telah “tahu semuanya”. Ketika kita sudah merasa tahu semuanya maka semakin sulit pula kita menanggalkannya. Itu sebabnya disruptor di industri otomotif bukanlah Toyota yang “tahu semuanya” tentang otomotif, tapi oleh Tesla dan Google. Disruptor perhotelan bukan Hilton tapi Airbnb yang “tak tahu semuanya”. Disruptor layanan taksi bukanlah Blue Bird tapi Uber. Mindset “tahu semuanya” telah membutakan mata, hati, dan pikiran kita mengenai hal baru yang tidak kita ketahui. Di tengah disrupsi, mindset yang diperlukan bukanlah “tahu semuanya”, tapi justru sebaliknya “tak tahu semuanya”. Kita tak cukup sebatas LEARNING tapi juga UNLEARNING yaitu mengosongkan hal-hal usang yang selama berpuluh tahun kita ketahui dan kita yakini kebenarannya. Unlearning akan mengosongkan isi pikiran kita sebersih mungkin sebersih kanvas kosong. LEARN RELEARN NORMAL L OL D UNLEARN A LEARN UNLEARN RELEARN CYCLE DI SR UP TE DN OR W NE RM O N MAL WHAT TO DO Accumulating the established knowledge & skill Emptying the knowledge experience, belief, habit THE CHALLENGES Brake the inertia Forget the known Keep the curiousity WHAT TO BE Continuous learner Agile learner Fast learner Setback & reflect Exploring & experimenting: fail-fast, learn-fast Inventure 58 MARKETING OUTLOOK 2020 #2. Avoid FoD (Fear of Disruption) Saat ini kata DISRUPTION telah menjadi momok menakutkan bagi pelaku bisnis. Ketika pebisnis diliputi ketakutan, maka keputusan yang mereka ambil cenderung blunder. Mereka cenderung mengambil jalan teraman dengan terus WAIT & SEE... Tak melakukan apa-apa. Di tengah ketakutan mereka cenderung: Melihat gelas “setengah kosong”, bukan “setengah penuh”. Ÿ Menyikapi disruption sebagai THREAT, bukan OPPORTUNITY. Ÿ Meresponnya secara REAKTIF, bukan PROAKTIF. yang telah dimiliki, karena itu mati-matian ia tak akan melepaskannya (LOSS AVERSION). Para inkumben tak rela jika perusahaannya “digembosi” oleh startup digital milik kids jaman now. Loss aversion yang berlebihan ini menjadikan mereka semakin kalut, kalap, dan tidak tahu bagaimana cara menghadapi dan mengelola disrupsi. Ÿ Ketakutan di tengah disrupsi menciptakan ENDOWMENT EFFECT, yaitu tendensi dimana orang secara irrational menilai terlalu tinggi apa-apa So, avoid... FEAR of DISRUPTION PANIC-driven EXECUTIONS LEAD by IGNORANCE MARKETING OUTLOOK 2020 59 #3. REFRAME the Old Mindset Di tengah disrupsi, model bisnis lama dalam posisi UNDER ATTACK oleh startup digital. Setiap pemain harus siap melakukan BUSINESS MODEL INNOVATION agar relevan di NEW NORMAL. Kunci melakukan inovasi model bisnis adalah REFRAMING, yaitu “membalik mindset” bagaimana kita mencipta nilai (value creation), dari logika industri lama ke logika yang baru. Contohnya, perusahaan taksi tradisional dibangun dengan mindset lama bahwa OWNERSHIP of assets (kendaraan dan pengemudi) adalah faktor kunci memenangkan persaingan. Namun startup digital seperti GoJek atau Grab menggunakan mindset baru bahwa ACCESS lebih penting dari ownership. REFRAMING dari ownership ke access adalah dasar kita melakukan inovasi model bisnis yang menjamin relvansi kita di lanskap industri yang baru (new normal). Follow these FOUR steps: #1. Identify the CORE BELIEFS of the existing industry #2. Map the SUPPORTING BELIEFS the dominant business model #3. Think the OPPOSITE #4. Invent the REFRAMED BELIEFS MARKETING OUTLOOK 2020 60 Dengan menggunakan metode REFRAMING, Anda harus mengubah model bisnis dari paradigma lama ke baru: We must own Taxis & their Drivers 2 SUPPORTING BELIEF winning is abou t owners hip 1 CORE BELIEF REFRAMING TAXI SERVICES OPPOSITE 3 we dont need to own the taxis & drivers REFRAMED CORE BELIEF 4 we create partnership to access taxis & drivers 61 MARKETING OUTLOOK 2020 #3. REFRAME the Old Mindset RESKILL #4 the Future for Digital Competencies 2020 adalah tahun dimana REVOLUSI INDUSTRI 4.0 mulai menemukan CRITICAL SCALE. 2020 adalah juga tahun RESKILLING karyawan dimana kompetensi harus memadukan kemampuan HUMAN+ROBOT. Seperti saat peralihan dari Revolusi Industri 1.0 ke 2.0 dimana pekerjaan pertanian bergeser ke manufaktur; memasuki Revolusi 4.0 pekerjaan akan bergeser dan didominasi oleh digitisasi, otomasi, AI, data analytics, dll. Kompetensi karyawan harus diperbarui secara radikal. RESKILL or DIE 62 MARKETING OUTLOOK 2020 https://www.lifewire.com/the-robots-are-coming-are-you-ready-4691939 #5.REINVENT Your Industry (with the Digital Way of Thinking) #1. Key Partner: Fulfilment -> COCREATION Partner kini berperan tak hanya menjadi enabler pemenuhan kebutuhan konsumen, tapi secara strategis melakukan kokreasi untuk memberikan solusi terbaik ke konsumen. #2. Key Activity: Efficiency -> INTELLIGENCE Google dan Tesla tidak mengejar efisiensi, tapi intelijen. Semakin banyak kita menggunakan mesin pencari Google, makin ia akan semakin pintar. Begitu pula semakin banyak kita menggunakan mobil Tesla, maka mobil itu akan semakin cerdas. Welcome to the era of artificial intelligence. #3. Key Resource: Ownership -> ACCESS Logika lama mengatakan, untuk memenangkan persaingan perusahaan harus menguasai dan memiliki aset dan sumber daya. Namun aset jika tidak dikelola mumpuni justru menjadi beban overhead yang berat. Bisnis zaman now justru menggunakan prinsip asset-light dimana akses lebih penting dari kepemilikan aset. #4. Value Proposition: Product -> PLATFORM Android tidak menawarkan produk tapi platform yang memungkinkan pihak lain yaitu para pengembang aplikasi berkreasi mengembangkan beragam varian produk yang memenuhi kebutuhuhan unik/customized dari setiap pengguna smartphone. #5. Customer Relationship: Loyalty -> EMPOWERMENT Era customer loyalty telah lewat. Cara terbaik untuk mempertahankan konsumen kini justru dengan membebaskan dan membuat mereka berdaya (empowered). Google AdSense misalnya, membuat para pemilik blog berdaya dalam mendatangkan trafik. Ini good untuk mereka, dan tentu good untuk Google. #6. Channel: Intermediary -> ECOSYSTEM GoJek menjangkau konsumennya dengan pendekatan ekosistem. Itu sebabnya GoJek begitu agile bergerak dari layanan transportasi penumpang ke pengiriman barang, pengiriman makanan, layanan pijat, penjualan tiket, hingga sistem pembayaran. #7. Customer Segment: Customer -> PROSUMER Wikipedia tidak menulis sendiri jutaan konten bermutu yang disajikan ke kita. Wikipedia menyerahkan penulisan itu kepada kita semua. Artinya, kita tidak hanya menjadi konsumen Wikipedia, tapi sekaligus juga produsen. Istilah kerennya: Prosumer. #8. Cost Structure: Low Cost -> ZERO Model bisnis free tercipta karena teknologi digital memungkinkan beberapa konsumen mengonsumsi produk digital secara bersamaan dengan marginal cost yang mendekati nol. Belajar online (MOOC: Massive Open Online Course) misalnya, bisa dilakukan bersamaan oleh jutaan mahasiswa tanpa ada tambahan biaya berarti. #9. Revenue Stream: Direct -> INDIRECT Google, Facebook, atau Twitter menggratiskan layanannya ke konsumen. Kita tak perlu membayar untuk memakai Google Search, Gmail, atau Google Map. Lalu dari mana Google dapat duit? Dari pengiklan (indirect). #5. DIGITAL WAY OF THINKING Sumber: Osterwalder, McKinsey, Inventure analysis KEY ACTIVITIES KEY PARTNER From LOYALTY To EMPOWERMENT From EFICIENCY To INTELLIGENCE From FULFILMENT To COCREATION (Tesla,Traveloka) KEY RESOURCE From OWNERSHIP To ACCESS (Netflix,AirBnB) COST STRUCTURE From LOW COST To ZERO (Google, Whatsapp) (YouTube, Google adsense) From UCT PROD To FORM PLAT From CUSTOMER To PROSUMER CHANEL ) ndroid zon,A (Ama (GitHub,Instagram) CUSTOMER SEGMENT CUSTOMER RELATIONSHIP VALUE PRPOSITION (wikipedia,Tripadvisor) From IDIARY INTERM To TEM ECOSYS Alibaba) (Gojek, REVENUE STREAM From DIRECT To INDIRECT (Facebook, Twitter) Reinvent your industry berarti mengubah paradigma berpikir daridari fisik (atoms) ke digital (bits) #6 THINK LIKE A MILLENNIAL Apapun produk dan bisnisnya, Anda harus menggunakan perspektif berpikir milenial. Produk dan bisnis Anda harus millennial-friendly Neocortex More for Less Bagi milenial access lebih penting dari ownership. Mereka adalah penggerak sharing economy. Milenial minta banyak benefit dengan cost serendah mungkin Limbic Re Peers adalah key influencer milenial dalam membentuk preferensi, sikap, dan pengambilan keputusan pembelian. pt ilia n Speed Simplicity Convenience Kecepatan, kesimpelan, dan bebas-repot adalah kemutlakan bagi milenial. Welcome convenience revolution 65 MARKETING OUTLOOK 2020 Milenial adalah Instagram generation yang mencari aktualisasi, pengakuan, dan eksistensi diri Milenial adalah happiness-seeker dan experience-seeker, karena itu fun, mindfulness, dan wellbeing penting bagi mereka. #7. LEISURIZE Your Business Offer Experience+Connection Di era LEISURE REVOLUTION Anda tak cukup hanya menawarkan UTILITY, tapi harus menciptakan EXPERIENCE+CONNECTION kepada konsumen. U lity ENGAGING Connec on Experience ENGAGING Inventure #7. LEISURIZE Your Business Apapun produk dan bisnis anda, Ciptakanlah MEMORABLE MOMENT Connec on Feature Benefit Solu on Moment of Liking Moment of Sa sfac on Moment of Tranforma on Cogni on Emo on Ac on Moment of Crea vity Moment of Happiness Moment of Absorp on Iden ty Esteem Meaning Moment of Exprssion Moment of Recogni on Moment of Significance Inventure ENGAGING Experience U lity ENGAGING Sumber Foto h ps://twi er.com/andumpi/status/1057855635448979456 h ps://www.halodoc.com/ Fintech Reports, Daily Social (2019) Understanding Indonesia’s Online Food Market, Nielsen (2019) freshome.com Fintech Reports, Daily Social (2019) Instagram.com/barasuara Sumber: kompas h ps://www.personneltoday.com/wp-content/uploads/sites/8/2018/10/remote-workers.jpg h ps://www.youtube.com/watch?v=PHH2J6-SCKg h ps://pergikuliner.com/restaurants/jakarta/kopi-kenangan-scbd h ps://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/07/30/e-sports-indonesia-olahraga-atau-main-gim h ps://makanterusss.com/2019/04/04/pochajjang-all-you-can-eat-korean-bbq-halal-jakarta/ h ps://www.sukasinema.com/joko-anwar-memperkenalkan-para-pemain-jagat-sinema-bumilangit-jilid-1/ h ps://www.youtube.com/watch?v=kd_FDDnWcqQ (Ian Vins) h ps://www.thejakartapost.com/life/2018/03/04/jokowi-shows-love-for-local-products-at-jakarta-sneaker-day.html h ps://headtopics.com/id/data-sephora-online-bocor-indonesia-terdampak-7218079 Yuswohady yuswohady@gmail.com Yuswohady Farid Fatahillah yuswohady@gmail.com Faridferre@gmail.com Farid Fatahillah Gilang Brillian Faridferre@gmail.com gilangpopo.@gmail.com Amanda Rachmaniar mandarachmnr@gmail.com Gilang Brillian gilangpopo@gmail.com Yuji Rachmat yujirachmats@gmail.com Design e-book: Muhammad Ikbal ikbaal23@gmail.com