Uploaded by dody sukoco

10-59-1-PB

advertisement
Analisis Teoritis Thermodinamika
ANALISIS TEORITIS THERMODINAMIKA PADA TEMPERATUR GAS BUANG
MOTOR DIESEL 2500 CC DAN PENGARUHNYA TERHADAP SUDU – SUDU TURBIN
TURBO CHARGER
Oleh:
Legisnal Hakim
Abstract
Motor diesel is growing rapidly now, and have a better performance, technology and
construction machinery has undergone innovation - innovation that spectacular, fuel system, air
intake systems and other systems, which can support the engine performance is also experiencing a
very recent innovation. Diesel engines are usually called compression ignition engine (compression
ignition engines), how ignition fuel is done by spraying fuel into the air that has been pressurized
and high temperature.
Currently diesel engine with a small total volume produce big power, is none other than the
already wide use of the turbo charger to add the intake air pressure and increase the effective
pressure, increased air temperature in the cylinder so the engine power increased by approximately
25% compared to engines without turbo chargers . Turbo Charger driven by exhaust gases from
combustion, where the turbo charger has two main components of the turbine wheel, made of heatresistant cast metal and compressor wheels, made of aluminum alloy in rollers and then done.
Dominant turbine wheel gets the direct heat from the remaining combustion gases, and,
temperature of exhaust gas turbo-diesel engine that uses a range between 600 - 7000C. There is also
a diesel engine equipped with cooling air before the air entered keselinder with the aim of avoiding
severe decline in the volume of fresh air which affects the amount of air which is input / smoked.
Failure may occur in turbine wheel that may be caused by gas temperature and exhaust gas quality
is not normal, with the theoretical analysis of thermodynamics can be calculated based on the
assumption that pressure is not normal.
Keyword : temperature of exhaust gas, hermodynamics
1. PENDAHULUAN
Temperatur sangat besar pengaruhnya
terhadap performance motor diesel, karena
yang diharapkan disini adalah temperatur yang
tinggi pada saat akhir kompresi untuk proses
pembakaran untuk menghasilkan kerja atau
expansi, dengan proses pembakaran yang tepat
akan menghasilkan tenaga yang maksimal.
Pada prakteknya untuk mendapatkan tenaga
motor diesel yang maksimal sesuai dengan
spesifikasinya ada beberapa syarat yang tidak
boleh terjadi pada motor diesel yaitu :
1. Tekanan kompresi tinggi dengan syarat :
a Piston dan ring piston tidak aus
b Selinder/linier tidak aus
c Katup dan dudukan katup tidak bocor
d Gasket kepala selinder tidak rusak
e Dan lain-lain
Page 18
2. Penyuplaian bahan bakar atau sistem bahan
bakar dengan syarat :
a Injektor
 Nozzle harus dalam keadaan baik,
pengabutan sesuai jenis dan standar
nozzle, yang disesuaikan dengan
penggunaan dan type mesin diesel.
 Pegas injektor masih baik dan tidak
putus
 Pipa tekanan tinggi tidak boleh bocor
atau putus
b Pompa injeksi
 Katup deliveri tidak bocor
 Plunger tidak aus
 Governor dalam keadaan stabil
 Timer dalam keadaan baik
3. Timing
(
pengontrol
waktu
saat
penyemprotan atau proses/siklus )
JURNAL APTEK Vol. 2 No. 1 Juli 2010
Analisis Teoritis Thermodinamika
4. Penyetelan celah katup, saringan udara dan
bahan bakar juga sangat perannya untuk
menjaga tenaga motor diesel tetap stabil.
Dari keempat syarat motor diesel ini sangat
besar pengaruhnya terhadap tenaga motor
diesel
2. DASAR TEORI
Motor diesel empat tak yang dominan
digunakan pada saat ini, dan prinsip empat tak
lebih baik untuk menghasilkan panas dan
pembakaran yang sempurna dibandingkan
dengan mesin dua tak. Proses siklus
termodinamika pada motor diesel empat tak
ada 2 type siklus secara teoritis yang
dikembangkan yaitu siklus tekanan konstan,
ini biasanya digunakan pada motor diesel
putaran rendah, dan siklus gabungan ini
biasanya digunakan pada motor diesel putaran
tinggi. Secara teoritis
proses siklus
diasumsikan siklus ideal atau siklus udara,
dengan beberapa idealisasi sebagai berikut :
1. Fluida kerja didalam selinder adalah udara,
dianggap sebagai gas ideal dengan
konstanta kalor yang konstan.
2. Proses kompresi dan ekspansi berlangsung
secara isentropik.
3. Proses pembakaran dianggap sebagai
proses pemanasan fluida kerja.
4. Pada akhir proses ekspansi, yaitu pada
waktu torak mencapai TMB, fluida kerja
didinginkan
sehingga
tekanan
dan
temperaturnya turun mencapai tekanan dan
temperatur atmosfir.
5. Tekanan fluida kerja didalam selinder
selama langkah buang dan langkah hisap
adalah konstan dan sama dengan tekanan
atmosfir.
Bila motor diesel mencapai putaran
diatas 1000 rpm, ini sudah termasuk motor
diesel putaran tinggi. Dan ini pada prinsipnya
sudah menggunakan prinsip siklus gabungan,
pada motor diesel secara kontruksi ruang bakar
terbagi dua yaitu motor diesel dengan ruang
bakar terbuka atau penyemprotan langsung,
motor diesel dengan ruang bakar terbuka atau
penyemprotan tidak langsung
Untuk menghasilkan temperatur yang
ideal yang diharapkan dapat mengahasilkan
daya maksimal maka ada beberapa hal perlu
diperhatikan yaitu :
a Kerja mekanis gas pembakaran
b Bahan bakar dan pembakaran
c Diagram siklus ideal dan siklus sebenarnya
d Daya poros dan kerugian – kerugiannya.
Disini akan dibahas siklus udara yang
biasanya dipergunakan sebagai siklus ideal
untuk menganalisa siklus motor bakar
berdasarkan teori. Fluida kerja siklus udara
dianggap sebagai gas ideal yang mempunyai
kalor spesifik dan berat molekul tertentu yang
yang konstan. Dimana : berat molekul ( M ) =
29 ; kalor spesifik (Cp ) = 0,29 kcal/kg K ; dan
Cv = 0,1715 kcal/kg K ).yang dimaksud
dengan gas ideal ialah setiap gas yang
memenuhi hubungan.
̅
PV = GRT atau Pv = RT atau
Dimana :
P = tekanan gas, kg/m2
v = volume spesifik dari gas, m3/kg
V = volume gas, m3
G = berat gas, kg
M = berat molekul dari gas, kg/kmol
R = konstanta gas, m kg/kg K = 29,3 m kg/kg
K untuk udara
̅ = konstanta gas universal, m kg/kmol K =
848 m kg/kmol K untuk setiap gas
T = temperatur absolut K
Persamaan energi yang akan dipakai
dalam analisis ini adalah
Dimana :
U = energi dalam, kcal
Q = jumlah kalor yang masuk, kcal
W = kerja, m kg
J = faktor pengubah satuan, 427 m
kg/kcal
i dan e = menunjukan keadaan awal
dan akhir dari suatu proses.
Legisnal Hakim, Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian - Universitas Pasir Pengaraian
Page 19
Analisis Teoritis Thermodinamika
P 3a
P 2
3
3
2
4
4
1
1
v
TMA
v
TMB
Gambar 2-1 diagram tekanan versus
volume spesifik dari
siklus gabungan
Gambar 2-2 diagram tekanan versus
volume spesifik dari siklus
tekanan konstan
q m2
3a
TMB
TMA
3
q m1
2
qk 4
1
5
0
6
A
Volume Spesifik, v
B
Gambar 2-3 siklus tekanan terbatas dari motor diesel dengan turbocarger
Pada proses siklus, temperatur, tekanan dan
keadaan fluida kerja pada akhir proses sama
dengan pada saat proses itu dimulai.
Proses ( 0 – 1 ) langkah hisap. Udara seberat
G kg masuk kedalam selinder pada tekanankonstan. Udara mengisi ruang selinder yang
bertambah besar kerena torak bergerak dari
TMA ke TMB, jadi udara melakukan kerja
sebesar :
(
)
; ( positif ; fluida kerja
melakukan kerja )
Proses ( 1 – 2 ) langkah kompresi. Proses
berlangsung secara isentropik ( adiabatik dan
Page 20
reversibel ). Jadi Q = 0 dan ΔS = 0, maka kerja
yang dilakukan adalah
; ( negatif ; fluida
kerja dikenai kerja )
Dalam proses isentropik berlaku hubungan
( )
( )
( )
Maka
( )
( )
( )
( )
JURNAL APTEK Vol. 2 No. 1 Juli 2010
Analisis Teoritis Thermodinamika
Dimana
VL = volume langkah torak, cm3 atau m3
VS = volume sisa, cm3 atau m3
γ = berat jenis fluida kerja, kg/cm3 atau kg/cm3
dari persamaan diatas terlihat tekanan dan
temperatur fluida kerja pada akhir langkah
kompresi akanbertambah besar sesuai dengan
kenaikan perbandingan kompresi.
Proses ( 2 – 3a ) pemasukan kalor pada
volume konstan. Sesudah torak mencapai
TMA ( titik 2 ), kalor ( Q2 – 3a ) segera
dimasukan pada volume konstan. Fluida kerja
tidak melakukan atau dikenai kerja sehingga
W/J =0. Oleh karena itu :
Q2 – 3a = ΔU = U3a – U2 = G cv (T3a – T2) ;
(positif, pemasukan kalor)
T3aakan bertambah besar sesuai dengan jumlah
kalor yang dimasukan.
Proses (3a – 3); pemasukan kalor pada tekanan
– konstan. Proses pemasukan kalor pada
tekanan
konstan
berlangsung
setelah
temperatur fluida kerja mencapai titik 3a, yaitu
T3a. selama itu torak bergerak dari TMA
menuju TMB dan volume fluida kerja didalam
selinder berubah dari V3a menjadi V3. Jumlah
kalor yang dimasukan adalah
Q3a– 3 = (U3 – U3a) + W3a-3 / J
Selama fluida melakukan kerja, yaitu
mendorong torak dari TMA ke TMB sebesar
W3a – 3 /J atau
(
)
(
)
Persamaan ini dapat ditulis debagai berikut :
(
(
)
(
= H3 – H3a = GcP ( T3 – T3a )
)
)
Proses (3 – 4); langkah ekspansi atau langkah
kerja. Proses ekspansi berlangsung secara
isentropik .jadi Q = 0 dan ΔS = 0 sehingga
berlaku hubungan
( )
( )
( )
Proses (4 – 1) ; Proses pengeluaran kalor.
Setelah torak mencapai TMB sejumlah kalor
dikeluarkan dari dalam selinder sehingga
temperatur fluida kerja akan turun dari T4
menajdi T1. Proses ini berlangsung pada
volume konstan (V4 = V1 atau v4 = v1)
sehingga W4 – 1 /J = 0. Maka jumlah kalor yang
harus dikeluarkan adalah sebanyak :
Q4 – 1 = - ΔU = G cv (T1 – T4) ; ( negatif
menyatakan bahwa kalor keluar dari dalam
selinder ) atau Qkeluar = G cv (T4 – T1)
Proses (1-0); langkah buang. Dalam proses
fluida sebanyak G kg didorong keluar selinder
oleh torak yang bergerak dari TMB ke TMA
pada tekanan konstan. Jadi, fluida kerja
dikenai kerja aliran sebesar :
(
)
; (negatif, berarti fluida kerja
dikenai kerja )
Temperatur penyalaan dan tekanan efektif juga
dipengaruhi dari kualitas penyemprotan bahan
bakar , saat penyalaan dan temperatur udara
pada motor diesel, selain itu perbandingan
kompresi juga sangat berperan besar untuk
meningkatkan temperatur udara dan tekanan
indikator untuk menghasilkan temperatur
tinggi dan tekanan indikator yang tinggi
sehingga bahan bakar
yang disemprot
berbentuk kabut dapat dengan mudah terbakar
atau meledak.
Legisnal Hakim, Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian - Universitas Pasir Pengaraian
Page 21
Analisis Teoritis Thermodinamika
5
Temperatur
penyalaan
spontan
Temperatur udara
4
3
1 2 3 4
60
2
40
1,0
0,9
0,8
0,7
D
600
C
400
B
E
0,6
20
A
0,5
1 ,0
1,1
103 ToK
1,2
1,3
200
7 00
60 0
5 00
Temperatur udara ( oC)
-100
-50
0
Sudut
engkol (o)
Penyemprotan
50
100
Pembakaran
Bahan bakar Diesel
“temper atur rendah”
30 atm
Bahan bakar Diesel
dengan bilangan setana 47
40 atm
40 atm
60 atm
Gambar 2-4 Pengaruh tekanan dan
temperatur terhadap kelambatan
penyalaan ( oleh F.W. Stringer,
A.E. Clarke & J.S. Clarke )
Dari diagram dua diatas dapat dilihat
pengaruh tekanan dan temperatur terhadap saat
penyalaan ( telambat atau cepat ), akibat dari
kedua
keadaan
penyalaan
ini
bisa
menghasilkan temperatur yang rendah atau
pembakaran tidak sempurna, dan akan
berimbas pada performance mesin, dan
temperatur gas buang tidak pada temperatur
sebenarnya, kemungkinan temperatur gas
buang dibawah temperatur udara masuk, bila
ini terjadi pada mesin menggunakan
turbocharger, akan berdampak pada turbin
karena mengalami kejutan temperatur. Untuk
itu perlu juga untuk diteliti berapa temperatur
gas buang sebenarnya dan temperatur gas
buang idealnya.
Kerugian pembuangan cukup besar,
maka perlu ada usaha untuk menguranginya.
Dan
salah satu cara untuk mengurangi
kerugian buangan adalah dengan memasang
turbo charger pada saluran buang. Gas buang
dimanfaatkan untuk menggerakan turbine gas
yang menggerakkan kompresor. Dengan
menggunakan turbocarjer tekanan udara
Page 22
Kecepatan udara, 4ft/detik (1,2 m/detik)
Nozel, jennis lubang (0,35 x 1,0 mm)
Kapasitas penyemprotan 35 mm3
Tekanan penyemprotan 170 atm
Gambar 2-5 Diagram Indikator Hipotetik dari
Motor Diesel
masuk menjadi naik menjadi 1,5 kg/cm2, dan
temperatur udara pada saat kompresi akan naik
juga bisa mencapai 6000C, dari siklus ideal
bisa dikalkulasikan berapa besar panas pada
saat pengisian udara, kompresi, pembakaran,
ekspansi, pembuangan panas dan gas sisa
pembakaran. Panas yang dihasilkan proses
pembakaran sangat berpengaruh sekali pada
hasil akhir pembuangan untuk itu perlu sekali
perlu penelitian sebab – sebab temperatur gas
buang tidak mengalami panas yang diinginkan,
dan ini biasanya terjadi pada putaran idle /
stasioner, perbedaan temperatur pembuangan
setiap selinder pada putaran idle/stasioner bisa
menjadi
parameter
tidak
terjadinya
pembakaran yang sempurna dan campuran
yang tepat, ini juga menghasilkan bentuk asap
pembuangan tidak pada standarnya, pada
mesin diesel yang menggunakan turbocharger
bisa juga berpengaruh terhadap umur
pemakaian roda turbin yang mengalami shock
temperatur karena tidak stabil temperatur gas
buang yang keluar pada putaran rendah dan
putaran tinggi.
JURNAL APTEK Vol. 2 No. 1 Juli 2010
Analisis Teoritis Thermodinamika
%
8
lub oil system
29
21
foreign objects
bearings
other
overspeed
7
maintenance/installalation
4
defect
9
12
unknown
11
Gambar 2-6 faktor – faktor penyebab kerusakan Turbocharger (buletin marine enginer edisi 37 april
2008)
3. METODOLOGI.
Metodologi ini merupakan tahapantahapan di dalam melakukan penelitian yang
bertujuan untuk menghindari terjadinya
kesalahan-kesalahan.
Tahapan-tahapan
penelitian merupakan rangkaian proses
penelitian yang saling berkaitan secara
sistematis. Tahapan-tahapan dalam penelitian
yaitu :
1. Metode
matematis,
disini
penulis
melakukan analisis thermodinamika pada
prinsip – prinsip motor bakar diesel dengan
siklus udara ideal dan asumsi – asumsi yang
dapat mendukung perhitungan tersebut.
2. Studi literatur, dengan mengumpulkan dan
mencari literatur sebagai referensi untuk
mendukung analisa teoritis pada suatu
penelitian yang didapat dari internet, buku,
jurnal, majalah yang berkaitan dengan
motor bakar, prosiding, dan lain lain.
3. Pemilihan atau penentuan spesifikasi motor
Diesel
Mulai
Pemilihan Spsifikasi
Penentuan Siklus
Persiapan literatur
Asumsi -asumsi
Analisa Termodinamika
Pengolahan data
Hasil / hipotesa
Selesai
Gambar 3-1 Diagram alir metodologi penelitian
Legisnal Hakim, Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian - Universitas Pasir Pengaraian
Page 23
Analisis Teoritis Thermodinamika
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Penentuan siklus
q m2
3a
3
q m1
2
qk 4
1
5
0
6
A
Volume Spesifik, v
B
Gambar 4-1 siklus tekanan terbatas dari motor diesel dengan turbocarger
4.2. Mesin
4.3. diesel dengan spesifikasi :
Timing pengabutan : 120 sebelum TMA
Maximum out put
: 86 PS/3600 rpm
Maximum torque
: 17,5kg-m/2300 rpm
Idling speed
: 750 rpm
Tipe pompa injeksi : Distributor pump
Tipe nozzle
: Tipe lubang
Jumlah lubang nozzle : 4
Tekanan awal nozzle : 185 kg/cm2
Type
: 4 JA-1, OHV
Selinder
: 4 in-line
Type ruang bakar : Pengabutan langsung
Bore x stroke
: 93 x 92 mm
Volume selinder
: 2499 cm3
Perbandingan kompresi : 18 : 1
Tekanan kompresi
: 31kg/cm2
Urutan pengabutan : 1-3-4-2
4.4. Analisa thermodinamika siklus gabungan
TABEL4-1 Analisa thermodinamika untuk proses 4 langkah
Proses
Untuk satu kilogram udara
0–1
Q
0
0
W/J
⁄
(
)
(
)
⁄
(
)
⁄
⁄
ΔU
(
= - 63 J
)
Page 24
JURNAL APTEK Vol. 2 No. 1 Juli 2010
Analisis Teoritis Thermodinamika
1–2
Q
W/J
0
–( U2 –
U1 )
0
- W = P2 x VL = 31kg/cm2 x 625 cm3 = 19375 kg cm =
193,75kgm = 0,45 kcal = - 1884 J
( )
⁄
( )
⁄
(
2 – 3a
(
)
)
ΔU
U2 – U1
1884 J; T2 = 84,480C
Q
U3a – U2
Q2 -3a = G cv ( T3a – T2 ) ; Q2 -3a = W/𝜂tu ; 𝜂tu = 1 – 1/rk-1
𝜂tu = 1 – 1/181,4 – 1 = 1 – 1/3,18 = 1- 0,3 = 0,7
Q2 -3a = P2 VL / J 𝜂tu
⁄
W = Q2 – 3a x 𝜂tu
W = 2721,55 J x 0,7 = 1905,085 J
Dimana G = γ x VL
G = 1,225 x 10-6 kg/cm3 x 625 cm3
= 0,000765 kg
(
- 273 ) + 84,48 = 4773,480C
Bila di presentasi peningkatan temperatur maka didapat :
3a – 3
W/J
ΔU
0
U3a – U2
Q
H3 – H3a
Jadi tekanan ( P3a ) juga akan meningkat sebesar 98% yaitu
( 31 x 0,98 ) + 31 = 61,38kg/cm2
0
Q2 – 3a = 2721,55 J ; T3a = 4773,48 0C
P3a = 61,38 kg/cm2 ; besar tekanan pada proses volume konstan
Q3 – 3a = G cp ( T3 – T3a ) ;
P3a ≤ P3
(
(
Legisnal Hakim, Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian - Universitas Pasir Pengaraian
)
)
Page 25
Analisis Teoritis Thermodinamika
Besar tekanan pada proses tekanan konstan adalah dua kali
jumlah kalor yang dimasukan dalam proses 2 – 3a.
P3 = 2 x ( 61,38 – 31 ) + 61,38 = 122,14 kg/cm2
Jadi Q3 a– 3 dapat dihitung berdasarkan temperatur diatas :
Q3a – 3 = 1,225 x 106kg/cm3 x 0,24 kcal/ kg K (4773,48 - 2402 ) x
625 cm3= 0,877 kcal
Qm total = 0,65 kcal + 0,877 kcal = 1,527 kcal
W/J
(
)
⁄
⁄
⁄
⁄
⁄
⁄
V3 < V3a
⁄
( )
ΔU
Page 26
⁄
(
)
U3 – U3a
JURNAL APTEK Vol. 2 No. 1 Juli 2010
Analisis Teoritis Thermodinamika
⁄
⁄
Jadi ΔU3-3a = 0,627 kcal = 2625 J
3–4
Q
W/J
0
–( U4 – U3 )
0
⁄
⁄
⁄
⁄
⁄
4–1
ΔU
U4 – U3
Q
U1 – U4
⁄
3224 J
(
)
(
)
( )
( )
( )
(
(
)
⁄
)
(
)
(
W/J
ΔU
0
U1 – U4
)
0
0,095kcal x 4187 j/kcal = 397,765 J
Legisnal Hakim, Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian - Universitas Pasir Pengaraian
Page 27
Analisis Teoritis Thermodinamika
1–0
Q
W/J
0
0
(
(
)
)
(
)
⁄
⁄
(
)
⁄
⁄
ΔU
(
)
= 63 J
4.5.Analisa temperatur gas buang
Tabel 4.2 Data perhitungan temperatur gas buang berdasarkan asumsi tekanan kompresi.
Proses
Mesin kondisi ideal
Neraca kalor %
Temperatur gas buang akibat
tekanan kompresi menurun
Hisap
P0 =P1 = 1,032 kg/cm2
Diasumsikan
Diasumsikan
0
Prose 0 - 1 T0 = T1 = 32 C
tetap
tetap
VL = 2500/4 = 625
cm3
Kerja efektif 30
~ 40.
W=
Kerugian
mekanis 11 ~ 4
ΔU = -67 J
Kerugian
Kompresi
pendinginan 25 ~
dan
11.
pembakaran P2 = 31kg/cm2
P2 = 25 kg/cm2
P2 = 20kg/cm2
0
0
Kerugian buang
Proses 1-2
T2 = 84,48 C
T2 = 79,6 C
T2 = 74,7
34 ~
W = - 1884 J
40
ΔU = 1884 J
Proses 2 –
P3a = 61,38 kg/cm2
T3a = 42020C
T3a = 30080C
0
2
3a
T3a = 4773,38 C
P3a = 49,5kg/cm
P3a = 39,5kg/cm2
P3 = 122 kg/cm2
T3 = 24020C
Qm1 =
Δ
Proses 3a – P3 = 122 kg/cm2
P3 = 98 kg/cm2
P3 = 78,5kg/cm2
0
0
3
T3 = 2402 C
T3 = 2112 C
T3 = 15140C
Qm2 = 0,877 kcal
Qtotal = 1,527 kcal
W2 =
ΔU = 2625 J
Usaha
P3 = 122 kg/cm2
P3 = 98 kg/cm2
P3 = 78,5kg/cm2
0
0
Proses 3 – 4 T3 = 2402 C
T3 = 2112 C
T3 = 15140C
ΔU =
Page 28
JURNAL APTEK Vol. 2 No. 1 Juli 2010
Analisis Teoritis Thermodinamika
T4 = 7560C
P4 = 9,765 kg/cm2
Q4-1 = - 0,095 kcal
Qkeluar = 0.095 kcal
ΔU = 397,765 J
T4 = 6650C
T4 = 4770C
P4 = 7,875kg/cm2 P4 = 6,3kg/cm2
5. KESIMPULAN
Dari asumsi
penurunan tekanan
kompresi dari siklus udara ideal pada tabel 4-2
dapat diamati ternyata penurunan tekanan
kompresi
berpengaruh
juga
terhadap
penurunan temperatur gas buang dan tekanan
gas buang yang sangat berperan besar terhadap
kinerjanya turbocharger, akhirnya juga
berpengaruh terhadap laju pengisian udara
kedalam selinder . Penurunan ini terjadi pada
putaran rendah (idle) dan penurunan
temperatur gas buang juga bisa disebabkan :
a. Tekanan kompresi lemah
b. Proses pembakaran
c. Tidak
sempurnanya pengabutan bahan
bakar
d. Udara yang terlalu dingin
e. Jumlah bahan bakar yang tak cukup
f. Tekanan bahan bakar yang sudah lemah.
Pada mesin diesel dengan selinder
banyak ini bisa terjadi dari salah satu selinder
yang tidak terdeteksi tanpa diberi treatment
berdasarkan pengalaman.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Nur, Widodo Budi Santoso,2008, ”
Analisa Laju Pelepasan Panas Terhadap
Perubahan Tekanan Injeksi Bahan Bakar
Motor Diesel”, Prosiding Seminar
Nasional Teknoin, yokyakarta
Marine Engineer, 2006 ,”Turbocharger :
Menghilangkan Resiko Kerusakan/
Kegagalan”, Buletin IMarE, edisi XXXII
September.
Marine Engineer, 2008 ,” Apakah yang
menyebabkan
Turbocharger
–
turbocharger Rusak ? ”, Buletin IMarE,
edisi XXXVII April.
Marine
Engineer,
2008,”
Peran
Turbocharging
Bertekanan
Tinggi
Dalam Mesin – Mesin Diesel Beremisi
Gas Rendah”, Buletin IMarE, edisi
XXXIX Oktober.
Wiranto Arismunandar, 2004, “ Motor
Diesel Putaran Tinggi “, Pradnya
Paramita, Jakarta
Wiranto Arismunandar, 2002, “ Penggerak
Mula Motor Bakar Torak “, penerbit ITB
Bandung
Buang
Proses 4 –
1
Legisnal Hakim, Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian - Universitas Pasir Pengaraian
Page 29
Download