Bonsai Senilai Rp1,7 Miliar Dicuri (Koran Sindo) TOKYO–Bonsai-bonsai senilai USD118.000 (Rp1,7 miliar) dicuri oleh orang tak bertanggung jawab. Padahal, bonsai tersebut berusia lebih dari 400 tahun. Bonsai-bonsai tersebut milik dua seniman bonsai asal Jepang, Seiji Iimura, 54, dan istrinya, Fuyumi. Mereka memohon kepada pencuri bonsai mereka untuk memberikan perhatian terhadap bonsai tersebut. Mereka juga menganggap bahwa bonsai tersebut adalah ”anak-anak” mereka. Iimura merupakan master bonsai generasi kelima, yang mana keluarga telah membudidayakan bonsai sejak zaman Edo yang berakhir pada 1868. Iimura mengungkapkan, bonsai-bonsai tersebut dicuri dari kebunnya di Saitama, di dekat Tokyo. ”Tidak ada katakata yang bisa menggambarkan bagaimana perasaan kita,” ungkap Iimura dilansir BBC . Dia mengungkapkan, bonsai tersebut sangat berharga bagi mereka. Melansir CNN, nilai bonsai yang dicuri itu mencapai 13 juta yen atau USD118.000 (Rp1,7 miliar). Bonsai merupakan tradisi mengerdilkan tanaman yang berasal dari Asia Timur dan diasosiasikan dengan Jepang. Bonsai sendiri merupakan seni yang membutuhkan keahlian tingkat tinggi. Biasanya, dalam teknik bonsai, tanaman akan ditanam di pot dan mendapatkan perawatan spesial. Salah satu bonsai yang dicuri adalah Shimpaku Juniper. Itu merupakan salah satu jenis bonsai yang bernilai 10 juta yen (1,2 miliar). ”Shimpaku telah tumbuh selama 400 tahun. Itu selalu membutuhkan perawatan. Jika tidak disiram selama sepekan, tanaman itu akan mati,” kata Iimura. Dia mengungkapkan, Shimpaku bisa tumbuh abadi meskipun dirinya dan pasangannya sudah meninggal. ”Saya meminta siapa pun yang mengambilnya agar tanaman itu selalu disiram,” paparnya. Melansir The Washington Post, jika bonsai itu adalah Iimura, Shimpaku merupakan anak kesayangannya. ”Bonsai itu seperti anakanak kita,” kata Fuyumi Iimura, istri Iimura. ”Mereka anak kita yang sudah hidup 400 tahun. Saya merasa seperti anggota tubuh saya yang diambil dan saya merindukan mereka setiap hari,” paparnya. Shimpaku merupakan tanaman yang langka. Berdasarkan informasi World Bonsai Friendship Federation, biasanya tanaman itu berada di wilayah tebing. Kisah tentang Shimpaku biasanya bernilai mistik dalam dunia dongeng di Jepang. Iimura juga sepakat dengan hal tersebut. Dia memiliki cerita yang sama. Pohon Shimpaku diambil dari sebuah pegunungan sejak empat abad lalu. Keluarga Iimura merawat pohon tersebut dari tahun ke tahun. Polisi belum bisa mengungkapkan kasus pencurian bonsai tersebut. Bukti seperti kamera pengintai sangat minim sehingga mereka kesulitan untuk mengungkap siapa pencurinya. Iimura mengungkapkan kebunnya terdapat 3.000 bonsai dan selalu terbuka. Dia dan sang istri tak pernah berpikir bahwa ada orang yang akan mencuri. ”Setelah insiden ini, kita akan memasang beberapa kamera pengawas. Kita juga akan memasak kawat berduri dan menambah sirene,” katanya. Mereka, imbuh Iimura, tetap bersedih. Namun, mereka akan terus melindungi bonsai mereka. ”Kita akan terus menanam pohon-pohon yang bisa dipuji semua orang,” tuturnya. Semua keluhannya disampaikan melalui laman Facebook-nya. Di Facebook, sesama pemilik kebun dan kolektor bonsai berusaha menghibur pasangan suami-istri itu serta mengungkapkan simpati dan solidaritas mereka. ”Tidak bisa dimaafkan,” kata salah seorang di antara mereka. ”Para pencuri ini tidak tahu apa artinya mencuri bonsai, apalagi tujuh pohon. Upaya perawatan penuh kasih sayang, jadi raib begitu saja karena tindakan pencurian itu.” ”Merawat pohon bonsai dilakukan dengan penuh kehormatan, dirayakan sepenuh hati dan harus mampu melampaui keserakahan manusia. Saya sedih membaca ini,” tulis yang lain. Meskipun berstatus selebritas, keluarga Iimura tidak menyembunyikan bonsai yang berharga. Melansir harian ternama di Jepang, Asahi Shimbun, koran nasional di Jepang, mereka membuka kebun bonsai mereka ke publik. Itu memberikan kesempatan bagi para penggemarnya untuk mempelajari bonsai tersebut. Sayangnya, Iimura tidak mengimplementasikan langkah- langkah keamanan khusus untuk menjaga kebun mereka. Itu memberikan kesempatan bagi pencuri untuk memudahkan langkah jahat mereka. Sementara itu, Iimura juga masih merawat Shimpaku yang langka lainnya. ”Orang yang paham bonsai sepertinya terlibat dalam pencurian tersebut,” kata Iimura. Sayangnya, tidak ada data Interpol mengenai pencurian bonsai. Namun, pencurian bonsai memang kerap terjadi di Jepang. November silam, delapan bonsai dicuri di sebuah perkebunan di Saitaman, Jepang. Enam bulan sebelumnya, pencurian bonsai juga pernah terjadi. Padahal, perkebunan itu dilengkapi dengan delapan kamera pengintai. Pada Mei lalu, seseorang menerobos Artisans Bonsai di Florida dan mencuri bonsai yang bernilai USD7.500. Setelah pencurian tersebut, pemilik Artisans Bonsai, Joe Cain, langsung meningkatkan prosedur keamanan dan menyewa penjaga keamanan. Pada 2018 lalu, Jepang mengekspor bonsai senilai 12 miliar yen. Itu meningkat 4,5 miliar yen dibandingkan satu dekade lalu. Bonsai merupakan seni tanaman paling indah di dunia yang memiliki nilai jual tinggi. Tanaman tersebut berumur panjang hingga ratusan tahun. Uniknya, bonsai bisa tumbuh seumur hidup, bahkan tetap hidup meski pemiliknya sudah meninggal selama dirawat baik. Fokus utama bonsai adalah pemeliharaan jangka panjang, bukan menghasilkan buah. andika hendra Bonsai theft: Japanese couple robbed of 400-year-old tree Bonsais worth of USD118.000 were stolen! By Andika Hendra. Translated by G.E.C. Two Bonsai enthusiasts have launched an emotional plea to thieves who stole seven trees from them, offering care instructions for their "children". Seiji Iimura and his wife Fuyumi said the prized miniature trees were taken from their garden in Saitama, near Tokyo. "There are no words to describe how we feel," Mr Iimura wrote. "They were precious [to us]." The tiny trees are worth at least 13m yen ($118,000, £91,750), CNN reports. The miniature plants are grown in containers. They require expert care and resemble the shape of fully-sized trees. One of the couple's stolen trees is a Shimpaku Juniper - one of the most sought-after Bonsai types among collectors and enthusiasts. It is said to be worth over 10m yen ($91,000; £70,720). "The Shimpaku lived for 400 years, it needs care and can't survive a week without water," Mrs Iimura told CNN. "It can live forever, even after we're gone. I want whoever took it to make sure that it's properly watered." “We are sad and forlorn but we will continue to protect our Bonsai" Mrs Iimura wrote on Facebook. "In the meantime, we will continue cultivating trees worthy of everyone's praise." Fellow gardeners and bonsai collectors reached out to the Iimuras online to express their sympathy and solidarity. "Unforgiveable," one commented on her post. "These thieves do not know what it means to steal a bonsai, let alone seven. All the tender loving care goes with the theft." "Bonsais are meant to be revered and celebrated and should be beyond human greed. I am heartbroken to read this," wrote another. Teenage Girl Mauled by Shark at Perth beach By Nathania Riris M. Translated by A.R.N. A Perth girl has been left with vicious teeth marks on her foot after being mauled by a shark. Isabella Breft Jensen was swimming in deep water at North Cottesloe beach when she was mauled about 11.30 a.m., on January 14, 2019. Within seconds of entering the water, the 15-year-old felt something on her foot but she couldn’t see anything beneath the surface. “I didn’t know what it is, but I realized there was something on my foot,” she said. She only noticed the wound on her foot once she reached the sand. She was swimming at an unpatrolled beach so she had to call up her relatives for help. She was taken to Claremont Medical Center where she received seven stitches in the deepest wound. Isabella said the doctor who examined her injury told her that the wound may have been caused by a bite from a wobbegong shark. The species can grow up in 3m in length and is commonly found in shallow coastal waters. At last, she said that she was thankful the shark attack was only minor. “I’m still a bit shock from it, but it’s been a tiring day for me.” Isabella said. Balas Gigitan Hiu dengan Tonjokan, Pria Australia Selamat dari Maut Tanti Yulianingsih Liputan6.com, Sydney - Seorang surfer atau peselancar berhasil selamat dari serangan hiu di pantai Australia. Berkat tonjokannya, ia dilepaskan oleh makhluk itu yang kemudian pergi meninggalkannya. Pria 50 tahun ini pun selamat, terhindar dari maut. Insiden itu terjadi pada Sabtu 20 Oktober 2018 setempat. Paul Kenny tengah menunggang ombak di lepas pantai Samurai, sebuah tempat naturis 200 kilometer (125 mil) utara Sydney, ketika ia secara tak sengaja berhadapan dengan ikan bergigi tajam yakni hiu banteng atau hiu banteng. "Tak lama setelah itu, hiu menggigit lenganku dan yang bisa aku lakukan hanyalah menonjoknya. sampai terlepas gigitannya," kata Kenny kepada Daily Telegraph Sydney yang dikutip dari News.com.au, Minggu (21/9/2018). "Ketika terlepas, aku melihat sirip dorsal itu menjauh sekitar satu meter. Aku berenang berbalik arah secepatnya dan menunggang ombak...". Seorang juru bicara layanan ambulans setempat mengatakan kepada AFP bahwa paramedis merawat luka di lengan kanan Kenny sebelum ua dibawa ke rumah sakit terdekat. Kenny mengatakan dia mengikuti jejak pensiunan peselancar Australia, Mick Fanning yang sangat hebat. Pria yang menjadi berita utama global ketika berjuang melawan hiu saat siaran langsung televisi dalam sebuah laga di Afrika Selatan pada tahun 2015. "Ini hal yang harus dilakukan orang-orang Australia sekarang, bukan?" Kenny menambahkan. Serangan hiu ini terjadi sebulan setelah dua turis jadi korban luka dalam insiden terpisah di Kepulauan Whitsunday di negara bagian Queensland. Para ahli mengatakan serangan hiu meningkat karena olahraga air menjadi lebih populer dan memancing ikan bergerak lebih dekat ke pantai, meskipun jatuhnya korban jiwa tetap langka terjadi. Kehilangan Pohon Bonsai Rp1,2 M, Pemilik Memohon Pencuri Melakukan Ini Andika Hendra Tokyo - Kehilangan tujuh pohon Bonsai kesayangan yang sudah dianggap sebagai 'anakanaknya', pasangan suami istri di Jepang memohon agar sang pencuri merawatnya dengan seksama. Seiji Iimura dan istrinya, Fuyumi, mengatakan pohon-pohon mini miliknya digondol maling dari kebunnya di kawasan Saitama, Tokyo. "Tak ada kata-kata yang dapat menggambarkan bagaimana perasaan kami," kata Iimura. "Mereka sangat berharga (bagi kami)." Koleksi pohon Bonsai mereka yang dicuri itu diyakini bernilai sekitar 13 juta Yen atau sekitar Rp1,6 milyar, seperti dilaporkan CNN. Berasal dari Asia Timur dan acap dikaitkan dengan Jepang, Bonsai adalah karya seni halus dengan teknik budidaya khusus. Membutuhkan perawatan khusus, pohon Bonsai dibentuk sesuai ciri-ciri pohon yang berukuran besar, yang ditanam dalam pot. Salah satu pohon Bonsai yang dicuri dari pasangan suami-istri itu adalah Shimpaku Juniper salah satu jenis Bonsai yang paling dicari di kalangan kolektor dan penggemar. Diyakini harganya lebih dari 10 juta yen atau sekitar Rp1,2 milyar. "Shimpaku milik kami itu telah bertahan hidup selama 400 tahun, yang memerlukan perawatan khusus dan tidak bisa bertahan seminggu tanpa air," ungkap istri Iimura di laman Facebook pada 24 Januari lalu. "Pohon Bonsai Itu bisa hidup selamanya, bahkan setelah kami pergi. Saya ingin siapa pun yang mencurinya agar menyiramnya dengan benar." Dia kemudian memastikan kepada BBC News bahwa pohon-pohon kesayangannya itu masih hilang. "Kami sedih dan sedih, tetapi kami akan terus melindungi Bonsai kami," tulis istri Iimura. "Sementara itu, kami akan terus menanam pohon-pohon yang layak dipuji semua orang." Di Facebook, sesama pemilik kebun dan kolektor bonsai berusaha menghibur pasangan suamiistri itu serta mengungkapkan simpati dan solidaritas mereka. "Tidak bisa dimaafkan," kata salah-seorang di antara mereka. "Para pencuri ini tidak tahu apa artinya mencuri bonsai, apalagi tujuh pohon. Upaya perawatan penuh kasih sayang, jadi raib begitu saja karena tindakan pencurian itu." "Merawat pohon Bonsai dilakukan dengan penuh kehormatan, dirayakan sepenuh hati dan harus mampu melampaui keserakahan manusia. Saya sedih membaca ini," tulis yang lain. Kasus Pencurian Perhiasan, Putri Arab Saudi Melaporkan Perhiasan Senilai Rp 13,7 Miliar Dicuri Editor: Aloysius Sunu D Seorang putri dari Arab Saudi melaporkan perhiasannya senilai 800.000 euro (sekitar Rp 13,7 miliar) telah dicuri dari kamarnya di Hotel Ritz, Paris, kata sumber kepolisian, Senin (10/9/2018). Perempuan yang tak disebutkan namanya itu mengatakan perhiasan-perhiasannya raib pada Jumat (7/9/2018) sore. Tidak ada tanda-tanda bahwa kamar itu dimasuki secara paksa, kata sumber tersebut yang dilansir Antaranews.com, Selasa (11/9/2018). Sang putri mengatakan, kepada jaksa penuntut ia tidak meninggalkan barang-barang berharga miliknya di kotak penyimpanan aman di kamar hotel. Juru bicara Ritz menolak berkomentar. Jika benar, pencurian itu akan merupakan insiden kedua kalinya yang terjadi di hotel elegan di Place Vendome, Paris, itu dalam setahun ini. Pada Januari, sejumlah pencuri dengan membawa kapak menyerbu masuk ke lobi hotel dan merampok kalung-kalung serta berbagai perhiasan lainnya senilai jutaan dolar dari tempat pajangan. Polisi berhasil menangkap tiga dari gerombolan itu di dalam hotel sementara dua lainnya kabur dengan mengendarai skuter namun satu tas hasil jarahan mereka terjatuh. Seluruh perhiasan akhirnya dapat ditemukan kembali. Aksi para perampok bersenjata bukan hal yang jarang terjadi di wilayah itu, tempat puluhan butik mewah dan toko perhiasan berjajar di sepanjang jalan. Pada Desember 2017, seorang pria berhasil menggantikan dua berlian dan dua cincin bernilai 5,5 juta euro (sekitar Rp 94,5 miliar) dengan perhiasan palsu di sebuah toko perhiasan. Pada Oktober 2016, bintang acara televisi realitas menjadi korban perampokan di sebuah lokasi, yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki 10 menit dari Ritz. Perhiasannya yang bernilai jutaan dolar hilang dicuri. Polisi saat ini menempatkan penjagaan permanen di wilayah tersebut namun belum banyak yang dilakukan dalam mencegah aksi para perampok.