Uploaded by Laode Ismail

ISOLASI

advertisement
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Tempat & tgl Lahir : Pati, 28
April
Jabatan sekarang :
• Ka Bidang Diklat KARS 2011
– 2014
• Ka Divisi Mutu PERSI 2012 –
2015
Pendidikan
• SI FK Unair
• SII Pasca Sarjana UI
Pengalaman Kerja
o Assesor & Pembimbing
Akreditasi RS mulai tahun
1995 sd sekarang
o Direktur RSK Sitanala
Tangerang 2007 – 2010
o Ka Sub Dit RS Pendidikan
2005 – 2007
o Ka Sub Dit RS Swasta 2001 –
2005
o Ka Sub Dit Akreditasi RS 1995
- 2001
LUWI-21 FEB 2014
Tujuan program PPI adalah
mengidentifikasi dan
menurunkan risiko infeksi
yg didapat dan ditularkan
diantara pasien, staf,
tenaga profesional
kesehatan, tenaga
kontrak, tenaga sukarela,
mahasiswa dan
pengunjung
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
FOKUS AREA :
 Program kepemimpinan dan koordinasi (PPI 1; 2; 3; 4)
 Fokus dari program (PPI 5; 5.1; 6; 7; 7.1; 7.1.1; 7.2; 7.3; 7.4; 7.5)
 Prosedur Isolasi (PPI 8 )
 Teknik pengamanan dan hand hygiene ( PPI 9)
 Integrasi program dng peningkatan mutu dan
keselamatan pasien (PPI 10; 10.1; 10.2; 10.3; 10.4; 10.5; 10.6)
 Pendidikan staf tentang program (PPI 11)
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI.1.
Satu atau lebih individu mengawasi seluruh kegiatan PPI. Individu
tersebut kompeten dalam praktek PPI yang diperolehnya melalui
pendidikan, pelatihan, pengalaman atau sertifikasi  IPCN
Elemen Penilaian PPI.1
1. Satu atau lebih individu mengawasi program pencegahan dan
pengendalian infeksi
2. Kualifikasi Individu yang kompeten sesuai ukuran rumah sakit,
tingkat risiko, ruang lingkup program dan kompleksitasnya.
3. Individu yang menjalankan tanggung jawab pengawasan
sebagaimana ditugaskan atau yang tertulis dalam uraian tugas
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
• ICN (infection control nurse)/IPCN (Infection prevention and
control nurse), bekerja purna waktu dengan ratio 1 IPCN untuk
tiap 100 – 150 TT di RS
• Dalam bekerja IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN (Infection
prevention and control link nurse) dari tiap unit, terutama yg
berisiko terjadinya infeksi
• Kriteria :
 Perawat dng pendidikan min D 3 & memiliki sertifikasi
pelatihan PPI/IPCN
 Memiliki komitmen di bidang PPI
 Memiliki pengalaman sebagai Ka ruangan atau setara
 Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan confident
 Bekerja purna waktu
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang
terjadi di lingkungan kerja RS.
2. Memonitor pelaksanaaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan isolasi.
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Komite PPI.
4. Bersama Komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
5. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama Komite PPI
memperbaiki kesalahan yang terjadi.
6. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi
dari petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
7. Bersama Komite menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi
tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus
yang terjadi di rumah sakit.
8. Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi termasuk terhadap limbah,
laundry, gizi, dan lain-lain dengan mengunakan daftar tilik.
9. Memonitor kesehatan lingkungan.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
10. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional.
11. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi
yang terjadi di rumah sakit.
12. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI.
13. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
14. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip
PPI.
15. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPIRS.
16. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga
tentang topik infeksi yang sedang berkembang di
masyarakat, infeksi dengan insiden tinggi.
17. Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam mendeteksi mencegah
dan mengendalikan infeksi di rumah sakit.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
• Pilih 1 (satu) orang perawat
minimal D-3 untuk ditunjuk
sebagai IPCN/Perawat PPI
• Tetapkan dng SK Direktur 
SK bisa jadi satu dng SK
Komite PPI
• SK agar dilengkapi dng
uraian tugas dan rencana
kerja/jadwal kegiatan
• Kumpulkan data-2 perawat
tsb  ijazah & sertiikat 2
pelatihan PPI
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI.2.
Ada penetapan mekanisme koordinasi untuk seluruh kegiatan PPI yang
melibatkan dokter, perawat dan tenaga lainnya sesuai ukuran dan
kompleksitas rumah sakit.  Komite PPI & Tim PPI
Elemen Penilaian PPI.2.
1. Ada penetapan mekanisme untuk koordinasi program pencegahan dan
pengendalian infeksi
2. Koordinasi kegiatan PPI infeksi melibatkan dokter
3. Koordinasi kegiatan PPI melibatkan perawat
4. Koordinasi kegiatan PPI melibatkan profesional PPI
5. Koordinasi kegiatan PPI melibatkan urusan rumah tangga (housekeeping)
6. Koordinasi kegiatan PPI melibatkan tenaga lainnya sesuai ukuran dan
kompleksitas rumah sakit.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
KOMITE PPI
- Ketua
- Sekretaris  IPCN
- Anggota
Tim PPI
- Ketua : IPCO/Ketua
Komite PPI
- Anggota IPCN
IPCLN  Infection
prevention control
link nurse
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
•
•
•
Ketua sebaiknya dokter (IPCO/Infection
Prvention and Control Officer)
Sekretaris sebaiknya IPCN
Anggota :
• Dokter wakil dari tiap SMF
• Dokter ahli epidemiologi
• Dokter Mikrobiologi/Patologi klinik
• Petugas Lab
• Petugas farmasi
• Perawat PPI/IPCN
• Petugas CSSD
• Petugas Laundry
• Petugas IPSRS/Maintenance
• Petugas Sanitasi
• Petugas House keeping
• Petugas K-3 RS
• Petugas Kamar Jenazah
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Buat :
• Kebijakan
• Prosedur
• Pedoman/pan
duan
• Program
1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan RS
3. Membuat SPO PPI.
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan
program tersebut.
5. Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi
masalah atau KLB infeksi nosokomial.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan
cara pencegahan dan pengendalian infeksi.
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit.
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan
prinsip PPI dan aman bagi yang menggunakan.
9. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia (SDM) rumah sakit dalam PPI.
10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
11. Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan kepada
Direktur.
12. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
13. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian
antibiotika yang rasional di RS berdasarkan hasil pantauan
kuman dan resistensinya terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi antibiotika.
14. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
15. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient
safety.  integrasi PPI dan PMKP
16. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik
mengkaji kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai
kebijakan manajemen rumah sakit.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
17. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi
bangunan dan pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan
linen sesuai dengan prinsip PPI.
18. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan
karena potensial menyebarkan infeksi.
19. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-2 yg menyimpang
dari standar prosedur / monitoring surveilans proses.
20. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan
penanggulangan infeksi bila ada KLB di rumah sakit.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Kriteria IPCO :
1. Ahli atau dokter yang mempunyai minat
dalam PPI.
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar
PPI.
3. Memiliki kemampuan leadership.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
1. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
2. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan
surveilans.
3. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola
resistensi antibiotika.
4. Bekerjasama dengan Perawat PPI memonitor kegiatan
surveilans infeksi dan mendeteksi serta menyelidiki KLB.
5. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang
berhubungan dengan prosedur terapi.
6. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat
pasien.
7. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami
pencegahan dan pengendalian
infeksi.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Kriteria IPCLN :
1. Perawat dengan pendidikan min D3 dan memiliki sertifikasi
PPI.
2. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian
infeksi.
3. Memiliki kemampuan leadership.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
IPCLN sebagai perawat pelaksana harian / penghubung bertugas :
1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di
unit rawat inap masing-masing, kemudian menyerahkan-nya
kepada IPCN ketika pasien pulang.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan
kepatuhan pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap
personil ruangan di unit rawatnya masing-masing.
3. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya
infeksi nosokomial pada pasien.
4. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB,
penyuluhan bagi pengunjung di ruang rawat masing-masing,
konsultasi prosedur yang harus dijalankan bila belum faham.
5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam
menjalankan Standar Isolasi.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
a.
Kebijkan kewaspadaan isolasi
• Kebersihan tangan
• Penggunaan APD
• Peralatan perawatan pasien
• Pengendalian lingkungan
• Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
• Kesehatan karyawan/perlindungan petugas kesehatan
• Penempatan pasien.
• Hygiene respirasi/etika batuk
• Praktik menyuntik yang aman
• Isolasi dengan dugaan emerging disease
b. Kebijakan tentang pengembagan SDM PPI
c. Kebijakan tentang pengadaan bahan dan alat yg melibatkan Tim PPI 
kadaluwarsa, single use -- reuse
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
d. Kebijakan tentang penggunaan antibiotik yg rasional
e. Kebijakan pelaksanaan surveilans
f. Kebijakan tentang pemeliharaan fisik dan sarana yg melibatkan Tim PPI
 termasuk Kebijakan renovasi bagunan
g. Kebijakan tentang kesehatan karyawan
h. Kebijakan penanganan KLB
i. Kebijakan penempatan pasien
j. Kebijakan upaya pencegahan infeksi ILO, IADP, ISK, Pneumoni
k. Kebijakan tentang penerapan buku pedoman manajerial dan buku
pedoman pencegahan danluwipengendalian
infeksi RS
PPI-progsus 21-23 Nov 2014
1.
2.
3.
4.
SPO kebersihan tangan
SPO penggunaan APD
SPO penggunaan peralatan perawatan pasien
SPO Pengendalian kesehatan lingkungan  Penangan
limbah infeksius dan non infeksius ; benda tajam & jarum,
darah dan komponen darah
5. SPO pemrosesan peralatan pasien & penatalaksanaan linen
dan laundry
6. SPO kesehatan karyawan/perlindungan petugas kesehatan
7. SPO penempatan pasien
8. SPO hygiene respirasi/etika batuk
9. SPO praktik menyuntik yg aman
10. SPO praktik untuk lumbal punksi
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
11. SPO tentang pencegahan dan pengendalian IAD, ISK, HAP, VAP,
IDO, flebitis dan dekubitus
12. SPO tentang isolasi (airborne, contact dan droplet)
13. SPO Kebersihan Tangan, Tertusuk Jarum
14. SPO tentang skrining dan penanganan MRSA
15. SPO Surveillance dan KLB
16. SPO single use reuse
17. SPO penanganan makanan
18. SPO pengambilan spesimen
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI.3.
• Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan ilmu
pengetahuan terkini, pedoman praktek yang akseptabel sesuai
dengan peraturan dan perundangan yang berlaku, dan standar
sanitasi dan kebersihan.
Elemen Penilaian PPI.3.
1.
2.
3.
4.
Program PPI berdasarkan ilmu pengetahuan terkini
Program PPI di RS berdasarkan pedoman praktik yang diakui
Program PPI perundangan yang berlaku
Program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan
standar sanitasi dan kebersihan dari badan-badan nasional atau
lokal.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
PROGRAM
PPI
• Acuan Program :
• Pedoman manajerial PPI di
RS dan fasilitas yan kes
lainnya dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan lainnya
(kesiapan menghadapi
Emreging Infectious
Disiesae)
• Pedoman surveilans infeksi
• Pedoman Instalasi Pusat
Sterlisasi di RS
• Pedoman PPI di ICU
• Manajemen linen RS
• Pedoman Sanitasi RS
• Pedoman hand hyegine
WHO
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI.4.
• Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya yang cukup
untuk mendukung program pencegahan dan pengendalian
infeksi.
Elemen Penilaian PPI.4.
1. Pimpinan rumah sakit menunjuk staf yang cukup untuk
program pencegahan dan pengendalian infeksi
2. Pimpinan rumah sakit mengalokasikan sumber daya yang
cukup untuk program pencegahan dan pengendalian infeksi
3. Ada sistem manajemen informasi untuk mendukung
program pencegahan dan pengendalian infeksi
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
• Komite PPI , IPCN dan IPCLN ada SK Dir nya dan jumlah cukup
• Sarana kesekretariatan
• Ruangan sekretariat & tenaga sekretariat diupayakan full time
• Komputer dan printer
• ATK
• Sarana komunikasi
• Anggaran atau dana untuk kegiatan
• Diklat
• Pengadaan fasilitas untuk PPI  APD, handrub, desinfectan, dll
• Pemeriksaan kuman
• Sistem manajemen Informasi
• Soft ware untuk pengolahan data surveilans
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI.5.
• Rumah sakit menyusun dan menerapkan program yang komprehensif untuk
mengurangi risiko dari infeksi terkait pelayanan kesehatan pada pasien dan
tenaga pelayanan kesehatan.
Elemen Penilaian PPI.5.  Lihat program PPI
1. Ada program komprehensif dan rencana menurunkan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan pada pasien
2. Ada program komprehensif dan rencana menurunkan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan pada tenaga kesehatan. (lihat juga KPS.8.4)
3. Program termasuk kegiatan surveillance yang sistematik dan proaktif untuk
menentukan angka infeksi biasa (endemik)  acuan buku surveilance Kemkes
4. Program termasuk sistem investigasi outbreak dari penyakit infeksi (lihat juga
Sasaran Keselamatan Pasien 5, EP 1).  acuan buku surveilance Kemkes
5. Program diarahkan oleh peraturan dan prosedur yang berlaku
6. Tujuan penurunan risiko dan sasaran terukur dibuat dan direview secara
teratur.
luwi PPI-progsus
Nov 2014
7. Program sesuai dengan ukuran,
lokasi21-23
geografis,
pelayanan dan pasien RS.
• Komite PPI  menyusun program PPI
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
INTEGRASI KEGIATAN
DNG PMKP
SDM :
- Komite PPI
- Tim PPI
- IPCN
- IPCLN
SURVEILANCE
APD &
HAND
HYGIENE
ICRA
DIKLAT PPI :
- Staf RS
- Px & pengunjung
- Mhs praktik
PROGRAM
PPI
PROSEDUR
ISOLASI
STERILISASI
ANGGARAN :
- APD
- Desinfectan
- Diklat
HYGIENE
&
SANITASI
LUWI-21 FEB 2014
luwi-edit 18 mei 2014
1.
Pendahuluan
2.
Latar belakang
3.
Tujuan umum & khusus
4.
Kegiatan pokok & rincian kegiatan
5.
Cara melaksanakan kegiatan
6.
Sasaran
7.
Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
8.
Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya
9.
Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
luwi-program pmkp
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah
hal-hal yang bersifat umum yang masih
terkait dengan pencegahan dan
pengendalian infeksi rumah sakit. Bisa
ditampilkan data-2 infeksi di tingkat
nasional & atau global
edit 4 mei 2014
34
Latar belakang adalah merupakan justifikasi
atau alasan mengapa program PPI tersebut
disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-
data PPI tingkat nasional & tingkat RS
sehingga alasan diperlukan program PPI tsb
dapat lebih kuat.
edit 4 mei 2014
35
• UMUM
Terlaksananya identifikasi & penurunan risiko
infeksi yg didapat & ditularkan diantara pasien, staf
klinis, staf non klinis, tenaga kontrak, mahasiswa
dan pengunjung.
edit 4 mei 2014
36
• KHUSUS
1. Meningkatkan kegiatan surveilance
infeksi di RS
2. Meningkatkan mutu sterilisasi, hygiene
sanitasi dan pembersihan lainnya.
3. Meningkatkan penggunaan APD di RS
edit 4 mei 2014
37
1.
Melaksanakan Surveilans  PPI 6
2.
Melakukan Investigasi outbreak  PPI 6
3.
Membuat Infection Control Risk Assessment (ICRA) PPI 6 EP 4, PPI 7, PPI 7.1
sd PPI 7.5
4.
Monitoring Sterilisasi di RS  PPI 7.1
5.
Monitoring Manajemen laundry dan linen  PPI 7.1
6.
Monitoring Peralatan kadaluwarsa, single-use menjadi re-use  (PPI 7.1.1)
7.
Monitoring Pembuangan sampah infectious, cairan tubuh & darah PPI 7.2)
8.
Monitoring pembuangan benda tajam & jarum (PPI 7.3)
9.
Monitoring kegiatan pelayanan makanan dan permesinan (PPI 7.4)
10. Monitoring pembongkaran, pembangunan dan renovasi (PPI 7.5)
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
11. Monitoring pelaksanaan Isolasi pasien
12. Monitoring hand hygiene  pasien,
pengunjung dan staf
13. Monitoring kepatuhan penggunaan APD
luwi-edit 18 mei 2014
1.
Surveilance
- Menetapkan data surveilance yg dikumpulkan dan metode survei nya
- Melakukan sensus harian
- membuat laporan bulanan
- Melakukan analisa setiap 3 bulan
2. Investigasi outbreak
- Mengumpulkan data
- Melakukan analisa
- Melakukan tindakan perbaikan
luwi-edit 18 mei 2014
3. ICRA
- identifikasi risiko infeksi
- analisa risiko infeksi
- evaluasi risiko infeksi
- Susun langkah-langkah pencegahan dan pengendalian infeksi
- Monitoring pelaksanaan kebijakan, prosedur dan pedoman-pedoman PPI
- Pencatatan dan pelaporan insiden pajanan
4. Monitoring (Kegiatan 4 sd 13)
- Susun jadwal audit
- Lakukan audit (oleh IPCN)
- Analisa hasil audit
- Buat laporan audit
luwi-edit 18 mei 2014
• Rapat Komite PPI
• Audit kepatuhan terhadap PPI ke
ruangan/unit kerja
edit 4 mei 2014
42
Petunjuk pengisian untuk sasaran program :
Umum :
Khusus : Sasaran program PPI adalah target per tahun
yang spesifik dan terukur untuk mencapai tujuantujuan program.
Contoh :
- Infeksi luka operasi kurang dari 1,5 %
- Audit sterilisasi 1 bulan/kali
- dll
edit 4 mei 2014
43
Skedul atau jadwal adalah merupakan
perencanaan waktu melaksanakan
langkah-langkah kegiatan program
dalam kurun waktu tertentu
edit 4 mei 2014
44
no
Keg
Pembentuk komite PPI
J
F
M
A
M
JN
JL
A
S
O
N
D
X
Surveilance
X
Audit
X
X
X
edit 4 mei 2014
45
•
Evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari skedul (jadwal )
kegiatan. Skedul (jadwal) tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan
sekali (kurun waktu tertentu), sehingga bila dari evaluasi diketahui ada
pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal maka dapat segera
diperbaiki sehingga tidak mengganggu program secara keseluruhan.
Karena itu, yang ditulis adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama)
evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.
•
Contoh penulisan : Setiap bulan Tim melakukan evaluasi pelaksanaan
kegiatan;
•
edit 4 mei 2014
46
• Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan evaluasi
pelaksanaan kegiatan tersebut. Dan kapan laporan tersebut
harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam program adalah
cara atau bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan
laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
• Contoh :
 Laporan hasil audit PPI dibuat setiap bulan oleh Komite PPI RS
 Laporan surveilance dibuat setiapbulan.
edit 4 mei 2014
47
• Pencatatan adalah catatan kegiatan, karena itu yang ditulis di
dalam program adalah bagaimana melakukan pencatatan
kegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan. Contoh :
Semua kegiatan PPI dicatat sesuai jenis kegiatan dan SPO nya.
• Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan
kurun waktu (kapan) laporan harus diserahkan serta kepada
siapa saja laporan tersebut harus ditujukan. Contoh : Laporan
surveilance disusun berdasarkan laporan dari unit kerja dan
setiap bulan Komite PPI melaporkan kegiatan ke Direktur
edit 4 mei 2014
48
• Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan
program secara menyeluruh. Jadi yang ditulis di
dalam kerangka acuan bagaimana melakukan
evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan.
Contoh : Evaluasi kegiatan dilakukan melalui rapat
Komite PPI setiap bulan
edit 4 mei 2014
49
Standar PPI 5.1
• Seluruh area pasien, staf dan pengunjung rumah sakit
dimasukkan dalam program pencegahan dan pengendalian
infeksi.  Lihat program di PPI 5  tujuan program PPI 
Elemen Penilaian PPI 5.1.
1. Semua area pelayanan pasien di rumah sakit dimasukkan
dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi
2. Semua area staf di rumah sakit dimasukkan dalam program
pencegahan dan pengendalian infeksi
3. Semua area pengunjung di rumah sakit dimasukkan dalam
program pencegahan dan pengendalian infeksi
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI 6.
• Rumah sakit menggunakan pendekatan
berdasar risiko dalam menentukan fokus dari
program pencegahan dan pengendalian
infeksi di rumah sakit adalah pencegahan,
pengendalian dan pengurangan infeksi terkait
pelayanan kesehatan.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
1. Rumah sakit telah menetapkan fokus
program melalui pengumpulan data
yang ada di Maksud dan Tujuan a)
sampai f)
2. Data yang dikumpulkan a) sampai f)
dievaluasi/dianalisis.
3. Berdasarkan evaluasi/analisis data,
maka diambil tindakan memfokus atau
memfokus ulang program pencegahan
dan pengendalian infeksi.
4. Rumah sakit melakukan asesmen
terhadap risiko paling sedikit setiap
tahun dan hasil asesmen
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
didokumentasikan
Surveilance 
Penetapan fokus
surveilance  a) sd f)
Pengumpulan data,
analisis & interpretasi
data surveilance
Rencana tindak lanjut
surveilance  action
plan
ICRA  Infection
Control Risk
Assessment setahun
sekali
Rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data dan tempat
infeksi yang relevan sebagai berikut :
a. Saluran pernafasan, seperti : prosedur dan peralatan terkait
dengan intubasi, dukungan ventilasi mekanis, tracheostomy dan
lain sebagainya.  Data VAP, HAP
b. Saluran kencing, seperti : prosedur invasif dan peralatan terkait
dengan indwelling urinary kateter, sistem drainase urin dan lain
sebagainya  Data ISK
c. Peralatan intravaskuler invasif, seperti insersi dan pelayanan
kateter vena sentral, saluran vena periferi dan lain sebagainya 
IADP, Sepsis Klinis (IADP pd neonatus/bayi), Phlebitis
d. Lokasi operasi, seperti pelayanan dan tipe pembalut luka dan
prosedur aseptik terkait  IDO/ILO
e. Penyakit dan organisme yang signifikan secara epidemiologis,
multi drug resistant organism, virulensi infeksi yang tinggi.
f. Muncul dan pemunculan ulang (emerging atau reemerging)
infeksi di masyarakat.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
SURVEILANS
Pengumpulan data kesehatan yang penting
secara terus menerus sistematis,
analisis dan interpretasi dan didesiminasikan
kepada pihak pihak yang berkepentingan
secara berkala untuk digunakan
dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi suatu
tindakan pelayanan kesehatan
Salah satu program dari PPI
Aktifitas yang sangat penting dan luas
Dilakukan oleh IPCN yang berkompteten
Secara aktif dan terus menerus
,
SALURAN
PERNAFASAN
EMERGING/
REEMERGING
SALURAN
KENCING
SURVEILANCE
PERALATAN
INTRAVAS
KULER
INVASIF
MULTI
DRUG
RESISTEN
ORGANISM
LOKASI
OPERASI
LUWI-21 FEB 2014
Infeksi Luka
Operasi
Pola
mikroorganisme
Infeksi Saluran
Kemih
SURVEILENS
(Masalah yang ada)
Pola
Antimikroba
Pneumonia/VAP
dan lain-lain
masalah yang ada
Infeksi Aliran
Darah Primer
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
• Insiden Rate IADP
Jumlah IADP (Numerator)
------------------------------------ --------X 1000
Jumlah hari pemakaian kateter vena sentral
dalam kurun waktu tertentu ( Denominator)
Contoh:
Pada bulan Mei 2013 jumlah pasien
terpasang kateter vena central 8 orang, total
hari pemakaian kateter vena sentral 100
hari.Jumlah pasien IADP dua orang, maka
insiden rate IADP adalah 2/100X 1000 = 20
‰
Insiden Rate ILO
Jumlah ILO ( Numerator)
----------------------------------------- X 100
Jumlah kasus operasi dalam kurun waktu
tertentu ( Denominator)
Contoh:
Pada bulan Mei 2013 jumlah kasus operasi APP 20 orang, terjadi
ILO dua orang, maka insiden rate infeksi adalah
2/20 X 100 = 10 %
• Insiden Rate ISK
Jumlah ISK ( Numerator)
----------------------------------------------------------X 1000
Jumlah hari pemakaian kateter urine menetap
dalam kurun waktu tertentu (Denominator)
Contoh:
Pada bulan Mei 2013 jumlah pasien terpasang kateter urine
menetap 10 orang, total hari pemakaian kateter urine 100
hari.Jumlah pasien ISK dua orang, maka rate ISK adalah
2/100 X 1000 = 20 ‰
ACUAN
SURVEILANCE
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI 7.
• Rumah sakit mengidentifikasi prosedur dan proses terkait dengan risiko
infeksi dan mengimplementasi strategi untuk menurunkan risiko infeksi.
Elemen Penilian PPI 7.
1. Rumah sakit telah mengidentifikasi proses terkait dengan risiko infeksi
(lihat juga MPO.5, EP 1)  mis : penggunaan cairan infus/pemberian
obat IV
2. Rumah sakit telah mengimplementasi strategi penurunan risiko infeksi
pada seluruh proses (lihat juga MPO.5, EP 1)
3. Rumah sakit mengidentifikasi risiko mana (lihat juga PPI. 7.1 sampai
dengan PPI.7.5) yang membutuhkan kebijakan dan atau prosedur,
edukasi staf, perubahan praktik dan kegiatan lainnya untuk mendukung
penurunan risiko
Infection control risk assessment (ICRA) pada EP 1, 2, 3
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
IDENTIFIKASI RISIKO
ANALISA RISIKO
ASESMEN RISIKO
EVALUASI RISIKO
MONITOR DAN REVIEW
KOMUNIKASI DAN KONSULTASI
TEGAKKAN KONTEKS
KELOLA RISIKO  PROGRAM
RISK REGISTER
66
Dilakukan oleh Komite PPI dengan melibatkan Pimpinan
IDENTIIKASI RISIKO medis, pimpinan keperawatan dan Komite PMKP
 Issue infeksi atau berdasarkan program PPI
Lakukan grading risiko  beri skor pada probabilitas ,
dampak dan current system di RS
ANALISA RISIKO
 Dilakukan oleh Komite PPI
dengan melibatkan
Pimpinan medis, pimpinan keperawatan dan pimpinan
lainnya.
Lakukan skoring risiko yaitu probabilitas X dampak X
current sytem
EVALUASI RISIKO
 Dilakukan oleh Komite PPI
dengan melibatkan
Pimpinan medis, pimpinan keperawatan dan pimpinan
lainnya.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
NO
SISTEM
PROBA RISIKO YANG
CATAT
BILITAS (IMPAK) ADA
SKOR AN
JENIS KELOMPOK RISIKO
5 4 32 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
I
PENERAPAN PENCEGAHAN dan PENGENDALIAN INFEKSI
(PPI)
1Kegagalan melaksanakan tindakan pencegahan
2Kegagalan terlaksananya kegiatan kebersihan tangan
Kegagalan terlaksananya edukasi PPI terhadap pengunjung
3 RS
II
PENERAPAN ISOLASI
1Tidak adanya penerapan standar isolasi
2Tidak terlaksananya pemakaian APD yang sesuai
Tidak terlaksananya kewaspadaan penularan secara
3 droplet
4Tidak terlaksananya kewaspadaan penularan secara kontak
5Tidak adanya ruangan isolasi bertekanan negatif
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
N
O
RISIKO SISTEM
PROBA (IMPAK YANG
CATAT
BILITAS )
ADA SKOR AN
JENIS KELOMPOK RISIKO
5 432 15 4 3 21 54 3 21
III
KEBIJAKAN, SPO dan IK mengenai PPI
Tidak ada kebijakan dan Prosedur yang sedang
1 berlaku
Kegagalan menerapkan Kebijakan dan Prosedur
2 yang sedang berlaku
TANGGAP BENCANA dan RISIKO TERPAJAN PENYAKIT
IV MENULAR
Tidak adanya perencanaan mengenai tanggap
1 bencana
2Risiko terpajan TB
3Risiko terpajan HIV
4Terpajan H5N1/H1N1
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
N
O
SISTE
PROB RISIKO M
ABILIT (IMPA YANG
CATA
AS
K)
ADA SKOR TAN
JENIS KELOMPOK RISIKO
VV
KEJADIAN HAIs
1CLABSI (IAD)
2CA-UTI (ISK)
3VAP
4HAP
5SSI (IDO)
VVI
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
Tidak ada kebijakan mengenai penatalaksaan
1 KLB
Ketidak mampuan menerapkan kebijakan
2 terkait penatalaksanaan KLB
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
VII
LINGKUNGAN
1Tidak adanya monitoring kebersihan lingkungan
Tidak adanya monitoring pemilahan dan pemakaian
2 disinfektan
serta tehnik disinfeksi
3Kegagalan mengidentifikasi risiko infeksi akibat kontruksi
4Kurangnya Pemantauan Hemodialisis
5Kurangnya Pemantauan Sterilisasi
6Kurangnya Pemantauan Loundry :
Kurangnya maintenance
Kurangnya kepatuhan petugas dalam penerimaan alat
Proses pengelolaan instrument
Proses pengepakan
Ketidakpatuhan penggunaan APD pada saat pengelolaan
instrumen dan distribusi
7Kurangnya Pemantauan Gizi :
Cara pencucian alat makan dan alat masak yang tidak
benar
Penggunaan APD
Penerimaan bahan Makanan yang tidak sesuai spesifikasi
Cara penyimpanan bahan makanan yang tidak tepat
Kegiatan pengolahan makanan yang kurang tepat
8Kurangnya Pemantauan Limbah
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
VII
I
K3RS yang berhubungan dengan pajanan infeksi
(bekerja sama dengan K3RS)
Tidak ada kebijakan yang mengatur K3RS yang
1 berhubungan dengan pajanan
infeksi
Tidak adanya program yang mengacu pada
2 kebijakan diatas
Kegagalan menerapkan program yang mengacu
3 pada kebijakan diatas
Risiko kejadian tertusuk jarum/benda tajam atau
4 terkena cairan tubuh infeksius
IX
Kesehatan karyawan
1Kurangnya Staf Imunisasi
2Kurangnya Kepatuhan Tahunan Kebijakan Kesehatan
ISSU
X
Pemberian obat Intra Vena
5
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
TK RIKS
Deskripsi
Dampak
1
Tdk significant
Tidak ada cedera
2
Minor
•
•
3
Moderat
• Cedera sedang, mis : luka robek
• Berkurangnya fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau intelektual
(reversibel. Tdk berhubungan dng penyakit
• Setiap kasus yg meperpanjang perawatan
4
Mayor
• Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh
• Kehilangan fungsi motorik/sensorik/
psikologis atau intelektual (ireversibel), tdk
berhubungan dng penyakit
5
Katatropik
Kematian yg tdk berhubungan dng perjalanan
penyakit
Cedera ringan , mis luka lecet
Dapat diatasi dng P3K
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
TINGKAT
RISIKO
1
2
3
4
5
DESKRIPSI
Sangat jarang/ rare (> 5 tahun/kali)
Jarang/unlikey (> 2 – 5 tahun/kali)
Mungkin/ Posible (1 -2 tahun/kali)
Sering/Likely (beberapa kali/tahun)
Sangat sering/ almost certain (tiap minggu/
bulan)
SKOR RISIKO = DAMPAK X PROBABILITY
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
LEVEL/BANDS
TINDAKAN
EKSTREM
(SANGAT TINGGI)
Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45
hari, membutuhkan tindakan segera,
perhatian sampai ke Direktur RS
HIGH
(TINGGI)
Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45
hari, kaji dng detail & perlu tindakan segera,
serta membutuhkan tindakan top manajemen
MODERATE
(SEDANG)
Risiko sedang dilakukan investigasi sederhana
paling lama 2 minggu. Manajer/pimpinan
klinis sebaiknnya menilai dampak terhadap
bahaya & kelola risiko
LOW
(RENDAH)
Risiko rendah dilakukan investigasi
sederhana paling lama 1 minggu diselesaikan
dng prosedur rutin
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Potensial
Risk/Masalah
Penanganan pasien
dengan VAP
SCORE
RANKING
30
4
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Susun action plan untuk pencegahan
risiko, berdasarkan ranking risiko
TATA KELOLA RISIKO
MONITORING,
Lakukan monitoring, audit dan review
AUDIT DAN
REVIEW
KOMUNIKASI DAN
Risiko hasil dari risk assessment agar di
sampaikan/diinormasikan ke staf medis,
staf keperawatan dan manajemen
KONSULTASI
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
ACTION PLAN INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT (ICRA)
JENIS Potensi SKO PRI TUJUAN
TUJUAN
STRATEGI EVALUA PROGRESS
al
KELOMPO
R ORI UMUM
KHUSUS
SI /ANALISIS
K RISIKO Risk/Ma
TAS
salah
2 Aktivitas Penang 30 4 Menurun 1.Pasien yang 1.Membuat
sebulan Bila perlu
pencegaha anan
kan
menggunakan pedoman/pros sekali merevisi
n tidak
pasien
tingkat ventilator
edur
prosedur
berjalan dengan
morbidity tidak
pencagahan
VAP
dan
mendapat
VAP
mortality infeksi
pada
tambahan :
pasien
Ventilator
yang
Associated
menggun Pneumoniae
akan
pernapas
an
mekanik
(ventilato
r)
No
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
No JENIS
KELOMPOK
RISIKO
SKOR PRIORITAS TUJUAN TUJUAN STRATEGI EVALUASi PROGRESS
UMUM KHUSUS
/
ANALISIS
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI 7.1.
• Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan menjamin pembersihan
peralatan dan sterilisasi yang memadai serta manajemen laundry dan linen
yang benar.
Elemen Penilaian PPI 7.1.
1. Pembersihan peralatan dan metode sterilisasi di pelayanan sterilisasi sentral
sesuai dengan tipe peralatan Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di RS
2. Metode pembersihan peralatan, disinfeksi dan sterilisasi dilaksanakan diluar
pelayanan sterilisasi sentral harus sesuai dengan tipe peralatan Pedoman
Instalasi Pusat Sterilisasi di RS
3. Manajemen laundry dan linen yang tepat sesuai untuk meminimalisasi risiko
bagi staf dan pasien.  Pedoman manajemen RS
4. Ada proses koordinasi pengawasan yang menjamin bahwa semua metode
pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi sama di seluruh rumah sakit. 
Pengawasan oleh IPCN/ICN
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
UNIT STERILISASI
CSSD
DI LUAR CSSD
SINGLE USE – RE-USE
LUWI-21 FEB 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
dirty linen side
clean linen side
loading
unloading
DRYING
LUWI-21 FEB 2014
SE
TRI
KA
• Swa kelola
• Outsorcing laundry
• Sewa linen
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI 7.1.1
• Ada kebijakan dan prosedur untuk mengidentifikasi proses pengelolaan
perbekalan yang kadaluwarsa dan menetapkan kondisi untuk penggunaan
ulang (reuse) dari alat sekali pakai (single-use) bila peraturan dan perundangan
mengijinkan.
Elemen Penilaian PPI. 7.1.1.
1.
Ada kebijakan dan prosedur yang konsisten dengan peraturan dan
perundangan di tingkat nasional dan ada standar profesi yang
mengidentifikasi proses pengelolaan peralatan yang kadaluwarsa
2.
Untuk peralatan dan material single-use yang direuse, ada kebijakan
termasuk utk item a) sampai e) di Maksud dan Tujuan.
3.
Kebijakan telah dilaksanakan/diimplementasikan
4.
Kebijakan telah di monitor.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Kebijakan single use ke re-use harus konsisten dengan
peraturan dan perundangan nasional dan standar profesi
termasuk identifikasi terhadap:
a. peralatan dan bahan/material yang tidak pernah bisa di
reuse;
b. jumlah maksimum reuse khususnya untuk setiap peralatan
dan bahan/material yang di reuse;
c. tipe pemakaian dan keretakan, antara lain yang
mengindikasikan bahwa peralatan tidak bisa di reuse;
d. proses pembersihan untuk setiap peralatan yang dimulai
segera sesudah digunakan dan diikuti dengan protokol
yang jelas; dan
e. proses untuk pengumpulan, analisis, dan penggunaan dari
data pencegahan dan pengendalian infeksi yang terkait
dengan peralatan dan material yang direuse
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI 7.2
• Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan pembuangan
sampah yang tepat
Elemen Penilaian PPI 7.2.
1. Pembuangan sampah infeksius dan cairan tubuh dikelola untuk
meminimalisasi risiko penularan. (lihat juga AP.5.1, Maksud dan
Tujuan)  Sanitasi RS, Pedoman PPI di RS & yankes lainnya
2. Penanganan dan pembuangan darah dan komponen darah
dikelola untuk meminimalisasi risiko penularan. (lihat juga AP.5.1,
Maksud dan Tujuan)  Sanitasi RS, Pedoman PPI di RS &
yankes lainnya
3. Area kamar mayat dan post mortem untuk meminimalisasi risiko
penularan.  Sanitasi RS, Pedoman PPI di RS & yankes lainnya
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
SWAKELOLA
Ijin incenerator
• SAMPAH
INFECTIOUS
• BENDA TAJAM
& JARUM
Ijin transporter
PIHAK KE-3/
OUTSOURCING
Ijin incenerator
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Pemindahan jenazah dari ruang isolasi
• Sesuai dengan Kewaspadaan Standar, penggunaan APD harus
dilakukan untuk menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh.
• Aspek budaya dan agama harus diperhatikan. Bila keluarga pasien
ingin melihat jenazah setelah dipindahkan dari ruang isolasi,
mereka dapat diizinkan untuk melihatnya, dan
• Kewaspadaan Standar harus dilakukan  APD sesuai ketentuan dan
prosedur untuk mengantongi dan membawa jenazah sesuai
ketentuan.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Perawatan jenazah
• Staf kamar jenazah dan tim pemakaman harus melakukan
Kewaspadaan Standar, yaitu melakukan kebersihan tangan
yang benar dan menggunakan APD yang sesuai
(menggunakan gaun pelindung, sarung tangan, pelindung
wajah, bila ada risiko percikan dari cairan tubuh/sekret pasien
ke badan dan wajah staf)
• Pembalseman dapat dilakukan menurut prosedur biasa,
sesuai dengan peraturan/undangundang setempat dan
dilakukan sesuai Kewaspadaan Standar.
• Pemulasaraan jenazah secara higienis (misalnya,
membersihkan badan, merapikan rambut, memotong kuku,
dan mencukur) harus dilakukan dengan menerapkan
Kewaspadaan Standar
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Limbah padat:
o Infeksius( kantong kuning0)
o Non infeksius (kantong hitam)
o Daur ulang ( kantong putih)
o Limbah sitotoksik ( kantong
ungu)
Limbah cair
o Infeksius
o Non infeksius
Limbah benda tajam
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI 7.3.
• Rumah sakit mempunyai kebijakan dan prosedur pembuangan
benda tajam dan jarum
Elemen penilaian PPI 7.3.
1. Benda tajam dan jarum dikumpulkan pada wadah yang khusus
yang tidak dapat tembus (puncture proof) dan tidak direuse.
2. Rumah sakit membuang benda tajam dan jarum secara aman atau
bekerja sama dengan sumber-sumber yang kompeten untuk
menjamin bahwa wadah benda tajam dibuang di tempat
pembuangan khusus untuk sampah berbahaya atau sebagaimana
ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.
3. Pembuangan benda tajam dan jarum konsisten dengan kebijakan
pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit.
 Acuan  Sanitasi RS, Pedoman PPI di RS & yankes lainnya
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
SWAKELOLA
Ijin incenerator
• SAMPAH
INFECTIOUS
• BENDA TAJAM
& JARUM
Ijin transporter
PIHAK KE-3/
OUTSOURCING
Ijin incenerator
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI 7.4.
• Rumah sakit mengurangi risiko infeksi di fasilitas yang
terkait dengan kegiatan pelayanan makanan dan
pengendalian mekanik dan permesinan.
Elemen Penilaian PPI 7.4
1. Sanitasi dapur dan penyiapan makanan ditangani
dengan baik untuk meminimalisasi risiko infeksi
2. Pengontrolan engineering/Engineering control
Engineering control diterapkan untuk meminimalisasi
risiko infeksi di area yang tepat di rumah sakit
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Pengontrolan engineering/Engineering control, seperti
sistem ventilasi positif, tudung biologis (biological hoods),
di laboratorium, thermostat pada unit pendingin dan
pemanas air yang dipergunakan untuk sterilisasi peralatan
makan dan dapur, adalah contoh pentingnya peran standar
lingkungan dan pengendalian dalam berkontribusi untuk
sanitasi yang baik dan mengurangi risiko infeksi di rumah
sakit
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI 7.5.
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi di fasilitas selama
demolisi/pembongkaran, pembangunan dan renovasi.
Elemen Penilaian PPI 7.5.
1. Rumah sakit menggunakan kriteria risiko untuk menilai
dampak renovasi atau pembangunan (kontruksi) baru.
2. Risiko dan dampak renovasi atau kontruksi terhadap kualitas
udara dan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi
dinilai dan dikelola.  ICRA =INFECTION CONTROL RISK
ASSESMEN
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi icra 12062013
109
TYPE
A
KRITERIA
Inspeksi dan Kegiatan Non-Invasive.
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
• Mengganti ubin langit-2 (plafon) untuk inspeksi visual saja.
Misalnya : terbatas pada 1 genting/plafon per 50 meter persegi.
• Pengecatan (tetapi tidak pengamplasan)
• wallcovering, pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan yang tidak
menghasilkan debu atau memerlukan pemotongan dinding atau
akses ke langit-langit selain untuk pemeriksaan yg kelihatan
luwi icra 12062013
110
TYPE
KRITERIA
B
Skala kecil, kegiatan durasi pendek yang menciptakan
debu minimal.
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
• Instalasi telepon dan perkabelan komputer.
• Akses ke ruang terbuka.
• Pemotongan dinding atau langit-2 dimana migrasi
debu dapat di kontrol
luwi icra 12062013
111
TYPE
KRITERIA
C
Pekerjaan yang menghasilkan debu tingkat sedang hingga tinggi atau
memerlukan pembongkaran atau pemindahan/penghapusan/
pembersihan komponen bangunan tetap atau rakitan.
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
• Pengampalasan dinding untuk pengecatan atau penutup dinding
• pemindahan/penghapusan/pembersihan penutup lantai, plafon
langit-2 dan pekerjaan khusus.
• Kontruksi dinding baru.
• Pekerjaan saluran kecil atau pekerjaan listrik di atas langit-langit
• Kegiatan kabel utama
• Keg. apapun yg tdk dpt diselesaikan dlm shift kerja tunggal.
luwi icra 12062013
112
TYPE
D
KRITERIA
Pembongkaran dan kontruksi proyek-2 besar.
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
• Kegiatan yg membutuhkan shift kerja berturut-turut
• Memerlukan pembongkaran berat atau
pemindahan/penghapusan sistem perkabelan
lengkap.
• Kontruksi baru..
luwi icra 12062013
113
Low Risk
Office
areas
Medium Risk
•
•
•
•
•
•
•
Cardiology
Echocardiography
Endoscopy
Nuclear Medicine
Physical Therapy
Radiology/MRI
Respiratory
Therapy
High Risk
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
CCU
Emergency Room
Labor & Delivery
Laboratories
(specimen)
Medical Units
Newborn Nursery
Outpatient
Surgery
Pediatrics
Pharmacy
Post Anesthesia
Care Unit
Surgical Units
luwi icra 12062013
Highest Risk
• Any area caring for
immunocompromised
patients
• Burn Unit
• Cardiac Cath Lab
• Central Sterile Supply
• Intensive Care Units
• Negative pressure
isolation rooms
• Oncology
• Operating rooms
including C-section
rooms
Patient Risk Group
Construction Project Type
Type A
Type B
Type C
Type D
Low Risk Group
I
II
II
III/IV
Medium Risk Group
I
II
III
IV
High Risk Group
I
II
III/IV
IV
Highest Risk Group
II
III/IV
III/V
IV
Catatan : Persetujuan IC diperlukan bila kegiatan kontruksi dan
tingkat risiko menunjukkan kelas III atau IV, maka prosedur
pengendalian diperlukan
luwi icra 12062013
115
CLASS
I
Selama pembangunan proyek
Setelah penyelesaian proyek
1. Laksanakan pekerjaan dengan 1. Bersihkan area kerja setelah
metode meminimalisasi
timbulnya debu dari
pelaksanaan kegiatan
kontruksi.
2. Segera
meletakan kembali
ketempat semula plafon atap
yg diganti untuk pemeriksaan
yg kelihatan .
luwi icra 12062013
menyelesaikan tugas.
CLASS
Selama pembangunan proyek
Setelah penyelesaian proyek
II
1. Menyediakan sarana aktif utk
mencegah debu udara dari
penyebaran ke atmosfer.
2. Air kabut permukaan kerja utk
mengendalikan debu pada
waktu pemotongan..
3. Seal pintu yang tidak terpakai
dengan lakban.
4. Blokir dan tutup ventilasi
udara.
5. Tempatkan tirai debu di pintu
masuk dan keluar area kerja.
6. Hilangkan atau isolasi sistem
HVAC ("heating, ventilation,
dan air-conditioning) yang
sedang dilaksanakan.
1. Lap permukaan kerja dengan
pembersih/desinfektan.
2. Wadah yg berisi limbah
kontruksi sebelum di
transportasi harus tertutup
rapat.
3. Pel basah dan/atau vakum
dengan HEPA filter, vakum
sebelum meninggalkan area
kerja.
4. Setelah selesai,
mengembalikan sistem HVAC di
mana pekerjaan dilakukan.
luwi icra 12062013
CLASS
III
Selama pembangunan proyek
Setelah penyelesaian proyek
1. Untuk mencegah kontaminasi 1. Jangan menghilangkan barier
dari sistem saluran maka
dari area kerja sampai proyek
hilangkan/lepaskan atau
selesai diperiksa oleh
isolasi sistem HVAC di area,
Komite/Panitia PIRS.
dimana pekerjaan sedang
Dibersihkan oleh bagin
dilakukan..
kebersihan RS..
2. Lengkapi semua barier penting 2. Hilangkan barier material
yaitu sheetrock, plywood,
dengan hati-2 untuk
plastic untuk menutup area
meminimalisasi penyebaran
dari area yg tdk untuk kerja
dari kotoran dan puing-2 yg
atau menerapkan metode
terkait dng kontruksi.
pengendalian kubus (gerobak
dng penutup plastik & koneksi
disegel ke tempat bekerja dng
HEPA vakum utk menyedot
debu sebelum keluar)
sebelum kontruksi dimulai.
luwi icra 12062013
CLASS
IV
Selama pembangunan proyek
Setelah penyelesaian proyek
1. Untuk mencegah kontaminasi 1. Jangan menghilangkan barier
sistem saluran maka isolasi
dari area kerja sampai proyek
sistem HVAC di area, dimana
selesai diperiksa oleh
pekerjaan sedang dilakukan..
Komite/Panitia PPIRS.
2. Lengkapi semua barier
Dibersihkan oleh bagin
penting yaitu sheetrock,
kebersihan RS..
plywood, plastic untuk
2. Hilangkan barier material
menutup area dari area yg tdk
dengan hati-2 untuk
untuk kerja atau menerapkan
meminimalisasi penyebaran
metode pengendalian kubus
dari kotoran dan puing-2 yg
(gerobak dng penutup plastik
terkait dng kontruksi.
& koneksi disegel ke tempat
bekerja dng HEPA vakum utk
menyedot debu sebelum
keluar) sebelum kontruksi
dimulai.
luwi icra 12062013
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI.8
Rumah sakit menyediakan penghalang untuk pencegahan
(barrier precaution) dan prosedur isolasi yang melindungi
pasien, pengunjung dan staf terhadap penyakit menular dan
melindungi dari infeksi pasien yang immunosuppressed,
sehingga rentan terhadap infeksi nosokomial.
Elemen Penilaian PPI.8
1. Pasien yang sudah diketahui atau diduga infeksi menular harus
di isolasi sesuai kebijakan rumah sakit dan pedoman yang
direkomendasikan.
2. Kebijakan dan prosedur mengatur pemisahan antara pasien
dengan penyakit menular, dari pasien lain yang berisiko tinggi,
yang rentan karena immunosuppressed atau sebab lain dan staf.
3. Kebijakan dan prosedur mengatur bagaimana cara mengelola
pasien dengan infeksi airborne untuk jangka waktu pendek
ketika ruangan bertekanan negatif tidak tersedia
4. Rumah sakit mempunyai strategi untuk berurusan dengan
arus pasien dengan penyakit yang menular
5. Ruangan bertekanan negatif tersedia dan di monitor secara
rutin untuk pasien infeksius yang membutuhkan isolasi untuk
infeksi airborne; bila ruangan bertekanan negatif tidak segera
tersedia, ruangan dengan sistem filtrasi HEPA yang diakui
bisa digunakan.
6. Staf dididik tentang pengelolaan pasien infeksius
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
1. Ventilasi mekanis menggunakan kipas untuk mendorong aliran udara
melalui suatu gedung. Ventilasi mekanis dapat dipadukan dengan sistem
pengkondisian dan penyaringan udara sebagaimana yang sering dilakukan
pada sebagian gedung.
2. Ventilasi alami menggunakan cara alami untuk mendorong aliran udara
melalui suatu gedung. Cara alami adalah tekanan angin dan tekanan yang
dihasilkan oleh perbedaan kepadatan antara udara di dalam dan di luar
gedung, yang dinamakan “efek cerobong.”
3. Sistem ventilasi gabungan memadukan penggunaan ventilasi mekanis dan
alami dan memberikan peluang untuk memilih sistem ventilasi yang paling
sesuai berdasarkan kondisi sekitar . Sistem ventilasi ini umumnya digunakan
pada gedung komersial modern dan memerlukan keahlian bidang
rancangan dan konstruksi.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
a. Kewaspadaan Standar
• Kewaspadaan yang terpenting, dirancang untuk diterapkan
secara rutin dalam perawatan
• seluruh pasien dalam rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, baik
• terdiagnosis infeksi, diduga terinfeksi atau kolonisasi.
• Diciptakan untuk mencegah transmisi silang sebelum diagnosis
ditegakkan atau hasil
• pemeriksaan laboratorium belum ada.
• Strategi utama untuk PPI, menyatukan Universal Precautions dan
Body Substance
• Isolation
• Adalah kewaspadaan dalam pencegahan dan pengendalian
infeksi Rutin dan harus
• diterapkan terhadap Semua Pasien di Semua Fasilitas
Kesehatan.10
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
B Kewaspadaan berdasarkan transmisi
Sebagai tambahan Kewaspadaan Standar, terutama setelah terdiagnosis jenis infeksinya.
Rekomendasi (3)
Rekomendasi dikategorikan sebagai berikut :
• Kategori I A :
Sangat direkomendasikan untuk seluruh rumah sakit, telah didukung penelitian dan
studi epidemiologi.
• Kategori I B :
Sangat direkomendasikan untuk seluruh rumah sakit dan telah ditinjau efektif oleh
para ahli di lapangan.
Dan berdasar kesepakatan HICPAC (Hospital Infection Control Advisory Committee)
sesuai
dengan bukti rasional walaupun mungkin belum dilaksanakan suatu studi scientifik.
• Kategori II :
Dianjurkan untuk dilaksanakan di rumah sakit. Anjuran didukung studi klinis dan
epidemiologik, teori rasional yang kuat, studi dilaksanakan di beberapa rumah sakit.
• Tidak direkomendasi : Masalah yang belum ada penyelesaiannnya.
Belum ada bukti ilmiah yang memadai atau belum ada kesepakatan mengenai
efikasinya.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Kewaspadaan isolasi adalah suatu strategi yang
dilakukan oleh Rumah Sakit untuk mencegah
infeksi
Kewaspadaan isolasi terdiri dari :
1. kewaspadaan standar
2. kewaspadaan berdasarkan transmisi
Kewaspadaan standar harus di terapkan di setiap
saat tanpa memandang pasien terinfeksi atau
tidak terinfeksi di semua fasilitas kesehatan
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Ditujukan kepada semu pasien tanpa mempertimbangkan
infeksi atau non infeksi standard precaution meliputi :
1.Kebersihan tangan,
2.Penggunaan APD (sarung tangan,maske, pelindungmata/wajah.
Gaun/apron),
3. Peralatan perawatan pasien,
4. Pengendalian lingkungan ,
5. Penanganan limbah,
6.Penanganan linen,
7.Kesehatan karyawan
8. Penempatan pasie
9.Hygiene respirasi/Etika batuk
10.Praktek menyuntik yang aman
11.Praktek pencegahan untuk prosedur lumbal punksi
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
PPI 8 : KEBIJAKAN KEWASPADAAN ISOLASI PADA PASIEN DENGAN
DUGAAN EMERGING INFECTIOUS DISEASES
•
Prinsip : Isolasi pasien ruangan tekanan negatif
•
Penerapan kewaspadan isolasi (kewaspadaan standar
dan kewaspdaan transmisi)
•
penggunaan APD : APD Respirator (N95, FFP2).
•
Dalam waktu 24 jam petugas IGD berkoordinasi dengan
Ketua Tim pokja penanganan infeksi virus influensa .
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI.9.
• Sarung tangan, masker, proteksi mata dan peralatan proteksi lainnya,
sabun dan desinfektan tersedia dan digunakan secara benar bila
diperlukan.
Elemen Penilaian PPI 9.
1. RS mengidentifikasi situasi dimana sarung tangan dan atau masker atau
pelindung mata dibutuhkan  Kebijakan penggunaan APD
2. Sarung tangan dan atau masker atau pelindung mata digunakan secara
tepat dan benar
3. RS mengidentifikasi situasi mana diperlukan prosedur cuci tangan,
disinfeksi tangan atau disinfeksi permukaan.
4. Prosedur cuci tangan dan desinfeksi digunakan secara benar di seluruh
area tersebut
5. RS mengadopsi pedoman hand hygiene dari sumber yang berwenang
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI.10
• Proses pengendalian dan pencegahan infeksi diintegrasikan
dengan keseluruhan program rumah sakit dalam peningkatan
mutu dan keselamatan pasien
Elemen Penilaian PPI.10.
1. Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi diintegrasikan
ke dalam program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien rumah sakit (lihat juga PMKP.1.1, EP)
2. Kepemimpinan dari program pencegahan dan pengendalian
infeksi termasuk dalam mekanisme pengawasan dari
program mutu dan keselamatan pasien rumah sakit
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
INDIKATOR AREA KLINIK PMKP 3.1
1.
INSIDEN KESELAMTAN
PASIEN
2.
3.
4.
5.
6.
7.
DATA SURVEILANCE
8.
9.
10. Data surveiilance /INDIKATOR
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI 10.1.
• Rumah sakit menelusuri risiko infeksi, infeksi dan
kecenderungan infeksi terkait pelayanan kesehatan
Elemen Penilaian PPI 10.1.
1. Risiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
ditelusuri
2. Angka infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
ditelusuri
3. Kecenderungan infeksi terkait dengan pelayanan
kesehatan ditelusuri
 Analisa data PPI  Lihat PPI 6 dan PMKP 3.1, PMKP 4
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI 10.2.
• Peningkatan mutu termasuk penggunaan
indikator/pengukuran yang berhubungan dengan masalah
infeksi yang secara epidemiologis penting bagi rumah sakit.
Elemen Penilaian PPI 10.2.
1. Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi diukur.
2. Pengukuran tersebut mengidentifikasi infeksi penting secara
epidemiologis
 Lihat profil/kamus indikator dan hasil analisis
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI 10.3.
• Rumah sakit menggunakan informasi risiko, angka dan
kecenderungan untuk menyusun atau memodifikasi proses
untuk menurunkan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
ke level yang serendah mungkin.
Elemen Penilaian PPI 10.3.
1. Proses di tata ulang berdasarkan risiko, angka dan
kecenderungan data dan informasi
2. Proses di tata ulang untuk menurunkan risiko infeksi ke level
serendah mungkin
 Lihat analisa data dan rencana tindak lanjut  PPI 6, PMKP
3.1, PMKP 4
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI 10.4.
• Rumah sakit membandingkan angka kejadian infeksi rumah
sakit, dengan rumah sakit lain melalui perbandingan data
dasar/ databases.
Elemen Penilaian PPI 10.4.
1. Angka infeksi terkait pelayanan kesehatan dibandingkan
dengan angka-angka di rumah sakit lain melalui komparasi
data dasar (lihat juga PMKP.4.2, EP 2 dan MKI.20.2, EP 3)
2. Rumah sakit membandingkan angka yang ada dengan
praktik terbaik dan bukti ilmiah
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI 10.5.
• Hasil monitoring pencegahan dan pengendalian infeksi di
rumah sakit, secara berkala disampaikan kepada pimpinan
dan staf
Elemen Penilaian PPI 10.5.
1. Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada staf medis
2. Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada staf perawat
3. Hasil pengukuran dikomunikasikan kepada manajemen
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI 10.6
• Rumah sakit melaporkan informasi tentang infeksi ke pihak
luar, Kementerian Kesehatan atau Dinas Kesehatan
Elemen Penilaian PPI 10.6.
1. Hasil program pencegahan dan pengendalian infeksi
dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan atau Dinas
Kesehatan sesuai ketentuan (lihat juga MKI.20.1, EP 1)
2. Rumah sakit melakukan tindak lanjut yang benar terhadap
laporan dari Kementerian Kesehatan atau Dinas Kesehatan
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Standar PPI 11.
• Rumah sakit memberikan pendidikan tentang praktik pencegahan dan
pengendalian infeksi kepada staf, dokter, pasien dan keluarga serta
pemberi layanan lainnya ketika ada indikasi keterlibatan mereka dalam
pelayanan.
Elemen Penilaian PPI.11
1. Rumah sakit mengembangkan program pencegahan dan pengendalian
infeksi yang mengikut sertakan seluruh staf dan profesional lain, pasien
dan keluarga.
2. Rumah sakit memberikan pendidikan tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi kepada seluruh staf dan profesional lain.
3. Rumah sakit memberikan pendidikan tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi kepada pasien dan keluarga  BROSUR-2.
4. Semua staf diberi pendidikan tentang kebijakan, prosedur, dan praktekpraktek program pencegahan dan pengendalian (lihat juga KPS.7 dan
TKP.5.4)
5. Edukasi staf secara periodik diberikan sebagai respon terhadap
kecenderungan yang signifikan dalam data infeksi.
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Orientasi
pegawai
Pasien &
keluarga
DIKLAT
PPI
Edukasi
sbg
respon
infeksi
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Refresing
berkala
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
• Bentuk Komite PPI, Tim PPI dan tetapkan IPCN dan IPCLN
• Susun Pedoman, kebijakan dan SPO untuk PPI  acuan buku dari
Kemenkes, WHO dan CDC
• Buat Program PPI
• Lakukan ICRA
• Lakukan Surveilance
• Lakukan audit/monitoring
• Lakukan diklat PPI  pegawai dan pasien
• Buat Laporan kegiatan
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
luwi PPI-progsus 21-23 Nov 2014
Download