Uploaded by Ezra Wulandari

SIFILIS

advertisement
SIFILIS
RINDA BINUGRAHENI,S.PD., M.SC.
 Sifilis atau raja singa adalah infeksi yang disebabkan
oleh bakteri bernama Treponema pallidum.
 Sifilis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS).
 infeksi ini menyebar melalui hubungan seksual dengan
orang yang terinfeksi. Selain melalui hubungan intim,
bakteri penyebab sifilis juga bisa menyebar melalui
pajanan cairan tubuh penderitanya, misalnya melalui
darah.
Treponema pallidum
 salah satu bakteri anggota filum Spirochaetae.
 Bakteri ini berbentuk spiral.
 Terdapat empat subspesies yang sudah ditemukan, yaitu Treponema pallidum
pallidum, Treponema pallidum pertenue, Treponema pallidum carateum,
dan Treponema pallidum endemicum.
 bakteri yang motil (dapat bergerak), yang umumnya menginfeksi
melalui kontak seksual langsung, masuk ke dalam tubuh inang melalui celah di
antara sel epitel.
 Organisme ini juga dapat ditularkan kepada janin melalui jalur transplasental
selama masa-masa akhir kehamilan.
 Struktur tubuhnya yang berupa heliks memungkinkan Treponema pallidum
pallidum bergerak dengan pola gerakan yang khas untuk bergerak di dalam
medium kental seperti lendir (mucus).
 Dengan demikian organisme ini dapat mengakses sistem peredaran
darah dan getah bening inang melalui jaringan dan membran mucosa
 Hubungan seksual ini bisa berbentuk seks vaginal, anal,
maupun oral. Selain itu, berbagi jarum juga bisa
menularkan infeksi penyakit ini, baik pada pengguna
narkoba suntik maupun pada penyuka seni merajah
tubuh, misalnya tato dan menindik telinga.
 Penularan sifilis juga bisa terjadi dari seorang wanita
hamil kepada bayi yang dikandungnya. Kondisi ini
dikenal sebagai sifilis kongenital. Kematian bayi di
dalam kandungan.
 Tanda dan gejala sifilis bervariasi bergantung pada fase
mana penyakit tersebut muncul (primer, sekunder, laten,
dan tersier)
 Gejala pertama sifilis muncul sekitar 3 minggu setelah bakteri memasuki
tubuh. Infeksi sifilis terbagi menjadi empat tahapan utama, antara LAIN:
 1. Sifilis Primer
Penderita sifilis mengalami  lesi atau luka pada alat kelamin atau di dalam
dan di sekitar mulut. Luka yang terjadi berbentuk seperti gigitan serangga tapi
tidak menimbulkan rasa sakit. Luka ini berkembang pada bagian tubuh di
mana bakteri pertama kali masuk, seperti pada penis, vagina, atau sekitar
anus. Luka ini juga bisa muncul di bibir atau mulut, amandel, dan jari.
Pada tahap ini, jika orang yang terinfeksi berhubungan seksual dengan orang
lain, penularan sangat mudah terjadi. Luka ini bertahan selama 1-2 bulan.
Pada akhirnya, lesi ini akan sembuh tanpa meninggalkan bekas.
2. Sifilis Sekunder
 Sifilis sekunder seringnya terjadi 410 minggu setelah infeksi primer.
 Beberapa minggu setelah luka
menghilang, gejala sifilis sekunder
akan muncul.
Sifilis sekunder pada
umumnya ditandai
dengan munculnya
ruam pada telapak
tangan.
Papules kemerahmerahan dan
banyaknya nodul di
badan menandai
terjadinya sifilis
sekunder.
 Penderita sifilis sekunder akan
mengalami ruam merah serukuran
koin kecil dan biasanya ruam ini
muncul pada telapak tangan dan
telapak kaki.
 Gejala lain yang mungkin muncul
adalah demam, nafsu makan
menurun,radang tenggorokan
dan kutil kelamin. Fase ini bisa
bertahan selama satu hingga tiga
bulan.
3. Sifilis Laten
 Setelah fase sifilis sekunder, sifilis seakan-akan menghilang dan tidak
menimbulkan gejala sama sekali. Masa laten ini bisa bertahan
sekitar dua tahun sebelum kemudian lanjut ke masa yang paling
berbahaya dalam infeksi sifilis yaitu sifilis tersier.
4. Sifilis Tersier
 Jika infeksi tidak terobati, sifilis akan berkembang ke
tahapan akhir, yaitu sifilis tersier.
 Sekitar 30 persen penderita sifilis yang tidak diobati akan
mengalami tahapan tersier. Gejala sifilis tersier dimulai
beberapa tahun setelah infeksi pertama menulari tubuh.
Bagian tubuh di mana bakteri sifilis pertama masuk
memengaruhi gejala yang dialami.
 Pada tahap ini, infeksi bisa memberi efek yang serius
pada tubuh. Beberapa akibat dari infeksi pada
tahapan ini adalah kelumpuhan, kebutaan, demensia,
masalah pendengaran, impotensi, dan bahkan
kematian jika tidak ditangani.
SIFILIS Kongenital
 Sifilis kogenital bawaan sejak lahir dapat terjadi selama
kehamilan atau selama kelahiran. Dua dari tiga bayi
sifilis lahir tanpa gejala. Gejala umum yang kemudian
berkembang dari kehidupan beberapa tahun pertama
meliputi: hepatosplenomegali (70%), ruam (70%),
demam (40%), neurosyphilis (20%),
dan pneumonitis (20%). Jika terobati sifilis kongenital
tahap akhir dapat terjadi di 40% meliputi: hidung;
pelana kelainan bentuk, tanda Higoumenakis, saber
shin, atau persendian Clutton di antara lainnya.
DIAGNOSIS
 Penegakkan diagnosisnya melalui tes darah atau
pemeriksaan visual secara langsung
menggunakan mikroskop.
METODE VDRL ( Veneral Disease Research of
Laboratories)
 Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) / Serum atau
Cerebrospinal Fluid (RPR) merupakan satu-satunya pemeriksaan
laboratorium untuk neunurosipilis yang disetujui oleh Centers for
Disease Control.
 Penyakit Pemeriksaan VDRL merupakan pemeriksaan penyaring
atau Skrining Test, dimana apabila VDRL positif maka akan
dilanjutkan dengan pemeriksaan TPHA (Trophonema Phalidum
Heamaglutinasi).
Download