INSTRUKSI KERJA METODE PENGUKURAN SUHU (TEMPERATUR) Analisa temperature (Suhu) Cara metode ini digunakan untuk menetapkan suhu air dan air limbah dengan termometer air raksa. Air raksa dalam termometer akan memuai atau menyusut sesuai dengan panas air yang diperiksa, sehingga suhu air dapat dibaca pada skala thermometer (°C). Peralatan Termometer air raksa yang mempunyai skala sampai 110°C. Penetapan contoh uji air permukaan. a. Termometer langsung dicelupkan ke dalam contoh uji dan biarkan 2 menit sampai dengan 5 menit sampai thermometer menunjukkan nilai stabil. b. Catat pembacaan skala thermometer tanpa mengangkat lebih dahulu thermometer dari air. Penetapan contoh uji air pada kedalaman tertentu. a. Pasang thermometer pada alat pengambil contoh uji. b. Masukan alat pengambil contoh uji ke dalam air pada kedalaman tertentu untuk mengambil contoh uji. c. Tarik alat pengambil contoh uji sampai ke permukaan. d. Catat skala yang ditunjukan thermometer sebelum contoh air dikeluarkan dari alat pengambil contoh Referensi Badan Standardisasi Nasional. 2005. SNI 06-6989.23. ICS No. 13.060.01 INSTRUKSI KERJA METODE PENGUKURAN TDS Analisa Total Dissolved Solid (TDS) Untuk mengukur kandungan padatan terlarut, sampel yang sudah dihomogenkan disaring menggunakan kertas saring fiber glas. Filtratnya kemudian diuapkan hingga kering pada oven dengan suhu T 180oC dalam cawan porselin yang diketahui bobotnya. Pertambahan bobot cawan merupakan bobot padatan terlarut dalam sampel. Peralatan a. b. c. d. e. f. g. h. i. Analytical Balance Oven Pemanas (104+2oC) Desikator Filtering Apparatus Glass Fibre Filter Hot plate Cawan porselen Gelas beaker Pinset Prosedur Analisa 1. Persiapan a. Bilas cawan porselen dengan akuades sampai bersih, kemudian dipanaskan di oven sampai kering yang sebelumnya diberi label/nomor terlebih dulu. b. Keluarkan cawan dari oven dan masukkan ke dalam desikator sampai dingin lalu ditimbang (bobot kosong). 2. Penyaringan sampel a. Siapkan peralatan penyaring yang betul-betul bersih, lalu pasangkan kertas saring pada peralatan penyaring tersebut. b. Saring 20 mL air akuades, buang saringannya (hanya untuk membilas saja). c. Saring 100 mL sampel, pindahkan ke botol plastik kemudian diberi nomor/label. d. Untuk sampel air laut volume yang disaring adalah 50 mL. Keterangan: Jika TDS > 500 mg/L, analisa dikerjakan dengan cara Gravimetri Jika TDS < 500 mg/L, analisa dikerjakan dengan alat Conductivitimeter 3. Analisis Sample a. Letakkan cawan di atas hot plate dan biarkan sebentar untuk menghindari kontaminasi. b. Tuangkan sampel yang sudah disaring ke dalam cawan sedikit demi sedikit. Untuk sampel air laut harus dilakukan secara hati-hati karena kalau menuangkan sampel terlalu banyak akan menyebabkan letupan dari air garam sehingga mengakibatkan berkurangnya hasil penimbangan. c. Atur suhu hot plate sehingga menjadi 180oC. d. Lanjutkan penambahan sampel ke dalam cawan sampai habis dan menguap, tapi tidak boleh dibiarkan kering. e. Pindahkan cawan ke dalam oven (105oC) selama satu jam sampai mengering sempurna. f. Pindahkan cawan ke dalam desikator sampai dingin, lalu ditimbang. Perhitungan TDS (mg/L) = bobot kering (mg) – bobot kosong (mg) x 1000 Volume sample (mL) Referensi Standard Methods for Examination of Water and Wastewater, American Public Health Association (APHA) 21st ed. (2005), Method 2540 C (Total Dissolved Solids Dried at 180oC) INSTRUKSI KERJA METODE PENGUKURAN pH Analisa Derajat Keasaman Menggunakan Alat pH Meter Pada suhu tertentu sifat asam atau basa air ditunjukkan oleh nilai pH-nya atau aktivitas ion hidrogennya. Alkalinitas maupun keasaman adalah kemampuan untuk menetralkan asam atau basa air. Sedangkan kapasitas penyangga dinyatakan dalam molal per liter. pH adalah –log[H+] yang ditetapkan dengan metode pengukuran secara potentiometri dengan menggunakan pH meter. Peralatan dan Bahan Peralatan a. pH meter dengan perlengkapannya; b. Piala gelas 250 mL; c. Pengaduk gelas atau magnetic; d. Kertas tissue; e. Timbangan analitik; dan f. Termometer. Bahan Larutan penyangga 4, 7 dan 10 yang siap pakai dan tersedia di pasaran, atau dapat juga dibuat dengan cara sebagai berikut: a. Larutan penyangga, pH 4,004 (25°C) Timbang 10,12 g kalium hydrogen ptalat, KHC8H4O4, larutkan dalam 1000 mL air suling. b. Larutan penyangga, pH 6,863 (25°C). Timbang 3,387g kalium dihidrogen fosfat, KH2PO4 dan 3,533g dinatrium hydrogen fosfat, Na2HPO4, larutan dalam 1000mL air suling. c. Larutan penyangga, pH 10,014 (25°C) Timbang 2,092 natrium hirogen karbonat, NaHCO3 dan 2,640g natrium karbonat, Na2CO3, larutkan dalam 1000mL air suling. Prosedur Persiapan pengujian a. Lakukan kalibrasi alat pH-meter dengan larutan penyangga sesuai instruksi kerja alat setiap kali akan melakukan pengukuran. b. Untuk contoh uji yang mempunyai suhu tinggi, kondisikan contoh uji sampai suhu kamar. Prosedur Analisa a. Keringkan dengan kertas tissue selanjutnya bilas elektroda dengan air suling. b. Bilas elektroda dengan larutan uji. c. Celupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai pH meter menunjukkan pembacaan yang tetap. d. Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan dari pH meter. Referensi Badan Standardisasi Nasional. 2004. Air dan air limbah-Bagian 11: Cara uji derajat keasaman dengan alat pH meter. SNI 06-6989.11. ICS No 13.060.50 Prosedur Pemeriksaan Kualitas Air oleh BTKL ANALISA TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk menentukan residu tersuspensi yang terdapat dalam sampel air dan air limbah secara gravimetric. PRINSIP Sampel yang telah homogen disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang. Residu yang tertahan pada saringan dikeringkan sampai mencapai berat konstan pada suhu 103°C s/d 105°C. Kenaikan berat saringan mewakili padatan tersuspensi total (TSS). Jika padatan tersuspensi menghambat saringan dan memperlama penyaringan, diameter poripori saringan perlu diperbesar atau mengurangi volume sampel. METODE SNI 06-6989.3-2004 BAHAN a. Kertas saring dengan beberapa jenis : 1. Whatman 934 AH, dengan ukuran pori 1.5 μm 2. Gelman A/F, dengan ukuran pori 1.0 μm 3. Saringan dengan ukuran pori 0.45 μm b. Air suling PERALATAN a. Desikator yang berisi silica gel b. Oven, untuk pengoperasian pada suhu 103°C s/d 105°C c. Neraca analitik dengan ketelitian 0.1 mg d. Corong penyaring e. Gelas ukur f. Erlenmeyer g. Botol semprot h. Pengaduk magnetic i. Penjepit PROSEDUR ANALISA A. PENIMBANG KERTAS SARING KOSONG 1. Letakkan kertas saring di atas corong penyaring. Sebagai penampung gunakan Erlenmeyer. 2. Bilas kertas saring dengan air suling sebanyak 20 ml. 3. Keringkan kertas saring tersebut dalam oven pada suhu 103°C s/d 105°C selama 1 jam, dinginkan dalam desikator selam 10 menit, kemudian timbang. 4. Ulangi langkah pada butir 3 sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0.5 mg. B. PENIMBANGAN RESIDU TERSUSPENSI 1. Siapkan kertas saring yang sudah disimpan tadi di atas corong penyaring. Sebgai penmapung gunakan erlemeyer. 2. Pipet 100 ml sampel, masukkan ke dalam gelas ukur, lakukan pengadukan untuk mendapatkan smapel yang lebih homogeny. 3. Saring sampel, dan lakukan pembilasan dengan air suling sebanyak 10 ml dan dilakukan 3 kali pembilasan. 4. Keringkan kertas saring tsb dalam oven pada suhu 103°C s/d 105°C selama 1 jam, dinginkan dalam desikator selama 10 menit, kemudian timbang. 5. Ulangi langkah pada butir 3 sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0.5 mg. PERHITUNGAN TSS (mg/L) = (A-B) x 1000 Vol. sampel (mL) Dimana : A adalah berat kertas saring+residu kering (mg) B adalah berat kertas saring kosong (mg) Catatan : a. Jika penyaringan sempurna membutuhkan waktu lebih dari 10 menit, perbesar diameter kertas saring atau kurangi volume sampel. b. Jika berat kering residu kurang dari 2.5 mg, perbesar volume sampel sampai 1000 ml. ANALISA CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) RUANG LINGKUP Metode ini meliputi cara penentuan COD pada air dan air limbah pada konsentrasi 0 s/d 2.5 mg/L METODE Spektrofotometri PERALATAN 1. Spektrofotometer NOVA 60 2. COD reactor BAHAN 1. Reagent COD A 2. Reagent COD B PROSEDUR ANALISA 1. Ke dalam tabung reaksi (kuvet) dicampurkan 0.4 mL reagent COD A dan 2.3 mL reagent COD B. Biarkan bercampur sempurna. 2. Tambahkan 3 mL sampel 3. Panaskan di COD reactor selama 2 jam pada suhu 140°C 4. Setelah 2 jam, keluarkan dan biarkan sampai mencapai suhu kamar 5. Tempatkan kuvvet ke dalam ruang sel, dan konsentrasi COD akan terbaca di laya. ANALISA DISSOLVED OXYGEN (DO) RUANG LINGKUP Metode ini meliputi cara uji kadar oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO) dari sampel air dan air limbah dengan menggunakan metose yodometri (modifikasi azida) untuk kadar oksigen terlarut sama atau di bawah kejenuhannya PRINSIP Oksigen terlarut bereaksi dengan ion mangan (II) dalam suasana basa menjadi hidroksida mangan dengan valensi yang lebih tinggi ( Mn IV). Dengan adanya ion iodide (I-) dalam suasana asa,, ion mangan (IV) akan kembali menjadi ion mangan II dengan membebaskan iodine (I2) yang setara dnegan kandungan oksigen terlarut. Iodin yang terbentuk kemudian dititrasi dengan sodium thiosulfat dengan indikator amilum. METODE SNI 06-6989.14-2004 BAHAN a. Mangan Sulfat, MnSO4.4H2O; MnSO4.2H2O atau MnSO4.H2O b. Air Suling c. Natrium Hidroksida, NaOH atau Kalium Hidroksida, KOH d. Natrium Iodida, NaI atau Kalium Iodida, KI e. Amilum/Kanji f. Natrium Azida, NaN3 g. Asam salisilat h. Asam sulfat, H2SO4 pekat i. Sodium thisulfat, Na2S2O3.5H2O j. Kalium dikromat, K2Cr2O7 PERALATAN a. Botol winkler 250 mL atau 300 lmL b. Buret 25 mL c. Pipet volume 5 mL, 10 mL, dan 50 mL d. Pipet ukur 5 mL e. Erlenmeyer 125 mL f. Gelas piala 400 mL g. Labu ukur 1000 mL PERSIAPAN PEMBUATAN PEREAKSI 1. Larutan Mangan Sulfat Larutkan 480 g MnSO4.4H2O atau 400 g MnSO4.4H2O, atau 364 g MnSO4.4H2O dengan air suling ke dalam labu ukur 1000 mL, tepatkan sampai tanda tera 2. Larutkan alkali iodide azida Larutkan 500 g NaOH atau 700 g KOH dan 135 g NaI atau 150 g KI dengan air suling, encerkan sampai 1000 mL. Tambahkan larutan 10 g NaN3 dalam 40 mL air suling. 3. Larutan kanji (amilum) Larutkan 2 g amilum dan 0.2 g asam salisilat, HOC6H4COOH sebagai pengawet dalam 100 mL air suling yang dipanaskan (mendidih). 4. Larutan Sodium Thiosulfat 0.025 N Timbang 6.205 g Na2S2O3.5H2O dan larutkan dengan air suling yang telah didihkan (bebas oksigen),tambahkan 1.5 mL NaOH 6 N atau 0.4 g NaOH dan encerkan hingga 1000 mL lakukan standarisasi dengan kalim dikromat 5. Larutan baku kalium dikromat, K2Cr2O7 0.025 N Larutkan 1.2259 g K2Cr2O7 (yang telah dikeringkan pada 150°C) selama 2 jam dengan air suling dan tepatkan sampai 1000 mL 6. Larutan sodium thiosulfat 0.025 N Timbang 6.025 g Na2S2O3.5H2O dan larutkan dengan air suling yang telah didihkan (bebas oksigen), tambahkan 1.5 mL NaOH 6 N atau 0.4 g NaOH dan encerkan hingga 1000 mL. Lakukan standarisasi degan kalium dikromat 7. Larutkan baku Kalim Dikromat K2Cr2O7 0.025 N Larutkan 1.2259 g K2Cr2O7 (yang telah dikeringkan pada 150°C) selama 2 jam dengan air suling dan tepatkan sampai 1000 mL STANDARISASI LARUTAN NATRIUM TIOSULFAT a. Larutkan 4.904 g K2Cr2O7 (p.a) dalam air suling dan larutkan hingga 1000 mL untuk mendapatkan larutan 0.1 N. Simpan di botol tertutup b. Ke dalam 80 mL air suling, tambahkan sambil diaduk 1 mL H2SO4 pekat, 10 mL 0.1 N K2Cr2O7 dan 1 g KI, aduk dan simpan di tempat gelap selama 6 menit c. Titrasi dengan 0.1 Na2S2O3 sampai terjadi perubahan warna d. Hitung normalitas larutan Na2S2O3 sampai terjadi perubahan warna e. Hitung normalitas larutan Na2S2O3 dengan rumus sebagai berikut : N Na2S2O3= N2 x V2 V1 Dimana : N adalah normalitas Na2S2O3 V1 adalah mL Na2S2O3 V2 adalah mL K2Cr2O7 yang digunakan N2 adalah normalitas larutan K2Cr2O7 PROSEDUR ANALISA 1. Ambil sampel yang sudah disiapkan 2. Tambahkan 1 mL MnSO4 dan 1 mL alkali iodide azida dengan ujung pipet tepat di atas permukaan larutan. 3. Tutup segera dan homogenkan hingga terbentuk gumpalan sempurna. 4. Biarkan gumpalan mengendap 5 menit sampai 10 menit. 5. Tambahkan 2 mL H2SO4 pekat, tutup dan homogenkan hingga endapan larut sempurna. 6. Pipet 50 mL, masukkan ke dalam Erlenmeyer 150 mL. 7. Titrasi dengan Na2S2O3 dengan indikator amilum / kanji sampai warna biru tepat hilang. Catatan : Penambahan volume pereaksi di atas berdasarkan botol winkler 250 mL sampai dengan 300 mL, bila menggunakan botol winkler dengan volume yang lain agar dihitung secara proporsional. PERHITUNGAN Oksigen terlarut (mg/L) = V x N x 8000 x F 50 Dengan pengertian : V = mL Na2S2O3 N = N Na2S2O3 F = faktor (volume botol dibagi volume botol dikurangi volume pereaksi MnSO4 dan alkali iodide azida) ANALISA BIOCHEMICAL OXYGEN DEMAND (BOD) RUANG LINGKUP Metode ini meliputi cara penentuan Kebutuhan Oksigen Biokimia pada air dan air limbah berdasarkan selisih oksigen terlarut sebelum dan sesudah pengeraman. PRINSIP Oksigen terlarut bereaksi dengan ion mangan (II) dalam suasana basa menjadi hidroksida mangan dengan valensi yang lebih tinggi (Mn IV). Dengan adanya ion iodide (I-) dalam Suasana asam, ion mangan (IV) akan kembali menjadi ion mangan (II) dengan membebaskan iodine (I2) yang setara dengan kandungan oksigen terlarut. Iodin yang terbentuk kemudian dititrasi dengan sodium thiosulfat dengan indikator amilum. Perbedaan antara oksigen terlarut sebelum dan sesudah pengeraman selama 5 x 24 jam merupakan kandungan Kebutujan Oksigen Biokimia METODE SNI 06-6989.14-2004 PERALATAN a. Botol winkler 250 mL atau 300 mL b. Aerator c. Buret BAHAN a. Air Suling b. Larutan Buffer Fosfat Larutkan 2.125 g K2HPO4, 8.35 g Na2HPO4.7H2O, 0.43 g NH4Cl ke dalam labu ukr 250 mL, tepatkan dengan air suling sampai tanda tera c. Larutan Magnesium Sulfat MgSO4 Larutkan 5.625 g MgSO4. 7H2O ke dalam labu ukur 250 mL, tepatkan dengan air suling sampai tanda tera Larutkan Kalsium Klorida, CaCl2 Larutkan 6.875 g CaCl2 anhidrat ke dalam labu ukur 250 mL, tepatkan dengan air suling sampai tanda tera d. Larutkan besi (III) Klorida, FeCl3 Larutkan 0.0625 g FeCl3.6H2O ke dalam labu ukur 250 mL, tepatkan dengan air suling sampai tanda tera e. Larutan H2SO4 1 N dan NaOH 1 N Untuk menetralkan pH sampel PROSEDUR ANALISA 1. Berdasarkan hasil pengukuran DO segera ( di lapangan), bisa kita ketahui berapa kali pengenceran yang harus dilakukan terhadap sampel, sesuai tabel berikut : No HARGA DO SEGERA, mg/L 1 8-9 1 kali 2 6-8 2-5 kali 3 5-6 5-10 kali 4 3-5 10-15 kali 5 1-3 15-20 kali 6 0-1 20-25 kali 7 0-0.1 25-100 kali PENGENCERAN 2. Disiapkan air pengencer, dimana unutk setiap 1 L air suling ditambahkan 1 mL buffer fosfat, 1 mL larutan CaCl2, 1 mL larutan MgSO4, 1 mL FeCl3. Campuran tersebut diaerasi dengan aerator selama 30 menit, tutup. 3. Sampel yang sudah diencerkan dipindahkan ke dalam 2 botol winkler 300 mL (hatihati, jangan sampai terjadi aerasi). 1 botol untuk inkubasi selama 5 hari pada 20 C, 1 botol lagi untuk ditentukan DO 0 hari (segera). 4. Air pengencer yang digunakan juga dipindahkan ke dalam 2 botol winkler 300 mL, 1 botol untuk inkubasi selama 5 hari pada 20 C, 1 botol lagi untuk ditentukan DO 0 hari (segera). 5. Penentuan DO : Lihat prosedur analisa DO PERHITUNGAN Misalkan hasil DO segera = 5, berarti sampel harus diencerkan 10 kali.(30 mL sampel + air pengencer s/d 300 mL) Simbol dalam perhitungan : DO sampel (0) = a mg/L DO larutan pengencer (0) = b mg/L DO sampel (5) = c mg/L DO sampel pengencer (5) = d mg/L Koreksi volume pengencer = 300-30 = 0.9 Maka : BOD larutan pengencer (5) = (b-d) x koreksi volume pengencer BOD sampel (5) = (a-c)- BOD larutan pengencer (5) x faktor pengenceran Ket : Pada contoh di atas, faktor pengenceran adalah 10 PENGUJIAN DEPLOTASI Deplotasi = a – c x 10 % (b + d) / 2 Deplotasi yang diinginkan adalah antara 20 % s/d 80 %. Kalau tidak tercapai maka harus diulangi pengencernya dengan kurang dari 10 kali atau lebih dari 10 kali INSTRUKSI KERJA METODE COLIFORM 1. Tujuan Instruksi kerja ini digunakan sebagai pegangan dalam pelaksanaan pengujian bakteri fecal coliform dalam air dengan menggunakan metode Most Propable Number (MPN). 2. Ruang Lingkup Untuk melaksanakan pengujian bekteri Coliform dalam air. 3. Acuan American Public Health Association. Standar Methods for Examination of water & Wastewater 21 st Edition. APHA. USA. 2005. Hal 9-48-9-50 ( Part 9221A-9221C). 4. Peralatan dan Bahan 4.1 Alat 1. Inkubator 2. Tabung reaksi 3. Inokulum equipment 4. Pipet ukur 10 ml 5. Pipet ukur 1 ml 4.2 Bahan 1. Lauryl Tryptose Broth (LTB) 2. Brilliant Green Lactose Broth 3. Larutan pengencer 5. Cara Uji 5.1 Tes Perkiraan 1. Air minum: Disiapkan 10 tabung dengan volume media LTB 10 ml untuk volume sampel 10 ml dengan konsentrasi media LTB: 71,2 gr/L Air bukan air minum Disiapkan 5 porsi tabung ubtuk setiap volume sampel : 10; 1; 0,1 ml atau pengenceran yang lebih tinggi lagi untuk air yang tercemar atau air pengolahan. Dengan konsentrasi media LTB: 71,2 gr/L = 10 ml sampel. Dengan konsentrasi media LTB: 35,6 gr/L = 1; 0,1 ml sampel. 2. Masukkan sampel yang sudah dihomogenkan secara aseptik ke dalam masingmasing tabung media LTB. 3. Tabung-tabung dalam rak digoyang, supaya sampel air dengan media bercampur rata. 4. Inkubasikan pada suhu 35 0C ± 0,5 0C selama 24 ± 2 jam. Reaksi dinyatakan positif bila terbentuk asam dan gas dalam tabung fermentasi. Bila tidak ada reaksi asam atau gas, inkubasi kembali sampai 48 jam± 3 jam. 5. Bila pada tabung fermentasi tidak terbentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam± 3 jam, maka tes perkiraan dinyatakan negatif, bila pada tabung fermentasi terbentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam± 3 jam, maka ter perkiraan dinyatakan positif. 6. Kemudian tabung-tabung yang positif dilanjutkan ke tes penegasan. 5.2 Tes Penegasan 1. Setiap tabung yang positif pada tes perkiraan dikocok, kemudian dipindahkan dengan ose/lop ke dalam EC Broth. 2. Inkubasikan pada inkubator suhu 35 0C ± 0,5 0C selama 24 ± 2 jam Reaksi dinyatakan positif bila terbentuk gas dalam tabung fermentasi. Bila tidak ada reaksi gas, diinkubasikan kembali sampai 48 jam ± 3 jam. 3. Bila pada tabung fermentasi tidak terbentuk gas dalam 48 jam ± 3 jam, maka tes penegasan dinyatakan negative, bila pada tabung fermentasi terbentuk gas dalam waktu 48 jam ± 3 jam, maka tes penegasan dinyatakan positif. Hitung MPN total coliform dengan menggunakan tabel MPN dari jumlah tabung BGLB yang positif, dari jumlah tabung BGLB yang positif dibaca pada tabel MPN. 5.3 Cara pengujian dengan pengenceran: 1. Disiapkan 15 tabung media LTB single volume 10 ml. 2. Tabung kultur disusun pada rak tabung. 3. Dilakukan pengenceran contoh uji dengan cara mengambil 1 ml contoh uji menggunakan pipet steril masukkan ke dalam tabung yang berisi 9 ml pengenceran steril secara aseptis, dikocok agar contoh uji homogen. Dari perlakuan ini diperoleh pengenceran 10 1. 4. Dari contoh uji dengan pengenceran 101 diambil 1 ml kemudian dimasukkan ke dalam tabung berisi 9 ml pengencer steril, maka diperoleh pengenceran 102. Demikian seterusnya hingga diperoleh tingkat pengenceran yang diinginkan. 5. Dipilih 3 seri tingkat pengenceran yang berurutan sesuai dengan kualitas contoh uji. 6. Dari setiap seri pengenceran dinokulasikan secara aseptis masing-masing 1 ml ke dalam 5 tabung LTB single volume 10 ml. 7. Maing-masing tabung kultur digojog agar contoh uji dan media tercampur rata. 8. Inkubasikan dengan inkubator pada suhu 350C ± 0,5 0C selama 2 x 24 jam. Selanjutnya diamati pembentukan gas dalam tabung durham. 9. Catat tabung kultur yang menunjukkan peragian laktosa yaitu dengan terbentuknya gas pada tabung durham. 10. Terbentuknya gas dalam tabung durham dinyatakan pertumbuhan positif dan dilanjutkan pada uji penegasan. 5.4 Cara Pembuatan Larutan Pengenceran Pengenceran steril bisa dipakai NaCl 0,85% atau ringer solution 5.4.1 Pembuatan NaCl 0,85% Ditimbang NaCl pa 8,5 gr dilarutkan dalam 1 liter aquadest, dipanaskan di atas hot steater sampai larut, PH diatur 7,0 ± 0,2 dengan HCl dan NaOH, kemudian masukkan ke dalam tabung bertutup ulir masing-masing 9 ml, sterilkan ke dalam suhu 1210C selama a5 menit, setelah dingin sampai di tempat bersih dan kering. 5.4.2 Pembuatan larutan ringer solution Diambil 2 tabel ringer, dilarutkan dalam 1 liter aquadest, dipanaskan di atas hot steater sampai larut, PH diatur 7,0 ± 0,2 dengan HCl dan NaOH, kemudian masukkan ke dalam tabung bertutup ulir masing-masing 9 ml, sterilkan ke dalam suhu 1210C selama a5 menit, setelah dingin sampai di tempat bersih dan kering. 5.4.3 Perhitungan MPN / 100 ml = Nilai MPN ( dari tabel) x 10 Volume contoh terbesar dari seri pengenceran 6. Kendali Mutu Instruksi kerja dalam kendali mutu bertujuan sebagai kontrol pekerjaan pada keseluruhan pengujian bakteri fecal coli dalam air. Kendali mutu terdiri dari: 6.1 Kontrol positif 1. Inokulasi 1 ose biakan kontrol Enterobakter Aerogenes ATCC 51697 ke dalam media LTB 2. Inkubasi pada suhu 35 ± 0,5 0C selama 24 jam ± 2 jam 3. Diteruskan pada tes selanjutnya sama dengan prosedur pada sampel. 6.2 Kontrol negatif 1. Inokulasi 1 ose biakan bakteri control Staphylococcus aureus ATCC 25923 ke dalm media LTB 2. Inkubasikan pada suhu 35 ± 0,5 0C selama 24 jam ± 2 jam 3. Diteruskan pada tes selanjutnya sama dengan prosedur pada sampel 6.3 Kontrol Reagen 1. Siapkan 1 media LTB 2. Media ini tidak diinokulasi oleh bakteri apapun (untuk tes perkiraan) 3. Inkubasikan pada suhu 35 ± 0,5 0C selama 24 jam ± 2 jam 4. Diteruskan pada tes selanjutnya sama dengan prosedur pada sampel INSTRUKSI KERJA METODE COLIFAECAL 1. Tujuan Instruksi kerja ini digunakan sebagai pegangan dalam pelaksanaan pengujian bakteri fecal coliform dalam air dengan menggunakan metode Most Propable Number (MPN). 2. Ruang Lingkup Untuk melaksanaka n pengujian bekteri fecal coli dalam air. 3. Acuan American Public Health Association. Standart Methods for Examination of water & Wastewater 21 st Edition. APHA. USA. 2005. Hal 9-48-9-51 ( Part 9221A-9221C, 9221E). 4. Peralatan dan Bahan 4.1 Alat 1. Inkubator 2. Tabung reaksi 3. Inokulum equipment 4. Pipet ukur 10 ml 5. Pipet ukur 1 ml 4.2 Bahan 1. Lauryl Tryptose Broth (LTB) 2. EC Broth 3. Larutan pengencer 5. Cara Uji 5.1 Tes Perkiraan 1. Air minum: Disiapkan 10 tabung dengan volume media LTB 10 ml untuk volume sampel 10 ml dengan konsentrasi media LTB: 71,2 gr/L Air bukan air minum Disiapkan 5 porsi tabung ubtuk setiap volume sampel : 10; 1; 0,1 ml atau pengenceran yang lebih tinggi lagi untuk air yang tercemar atau air pengolahan. Dengan konsentrasi media LTB: 71,2 gr/L = 10 ml sampel. Dengan konsentrasi media LTB: 35,6 gr/L = 1; 0,1 ml sampel. Masukkan sampel yang sudah dihomogenkan secara aseptik ke dalam masing-masing tabung media LTB. 2. Tabung-tabung dalam rak digoyang, supaya sampel air dengan media bercampur rata. 3. Inkubasikan pada suhu 35 0C ± 0,5 0C selama 24 ± 2 jam. Reaksi dinyatakan positif bila terbentuk asam dan gas dalam tabung fermentasi. Bila tidak ada reaksi asam atau gas, inkubasi kembali sampai 48 jam± 3 jam. 4. Bila pada tabung fermentasi tidak terbentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam± 3 jam, maka tes perkiraan dinyatakan negatif, bila pada tabung fermentasi terbentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam± 3 jam, maka ter perkiraan dinyatakan positif. 5. Kemudian tabung-tabung yang positif dilanjutkan ke tes penegasan. 5.2 Tes Penegasan 1. Setiap tabung yang positif pada tes perkiraan dikocok, kemudian dipindahkan dengan ose/lop ke dalam EC Broth. 2. Inkubasikan pada inkubator suhu 44,5 0C ± 0,2 0C selama 24 jam ± 2 jam. 3. Hitung MPN total coliform dengan menggunakan tabel MPN dari jumlah tabung EC yang positif. Dari jumlah tabung EC yang positif dibaca pada tabel MPN. 5.3 Cara pengujian dengan pengenceran: 1. Disiapkan 15 tabung media LTB single volume 10 ml. 2. Tabung kultur disusun pada rak tabung. 3. Dilakukan pengenceran contoh uji dengan cara mengambil 1 ml contoh uji menggunakan pipet steril masukkan ke dalam tabung yang berisi 9 ml pengenceran steril secara aseptis, dikocok agar contoh uji homogen. Dari perlakuan ini diperoleh pengenceran 10 1. 4. Dari contoh uji dengan pengenceran 10 1 diambil 1 ml kemudian dimasukkan ke dalam tabung berisi 9 ml pengencer steril, maka diperoleh pengenceran 10 2. Demikian seterusnya hingga diperoleh tingkat pengenceran yang diinginkan. 5. Dipilih 3 seri tingkat pengenceran yang berurutan sesuai dengan kualitas contoh uji. 6. Dari setiap seri pengenceran dinokulasikan secara aseptis masing-masing 1 ml ke dalam 5 tabung LTB single volume 10 ml. 7. Maing-masing tabung kultur digojog agar contoh uji dan media tercampur rata. 8. Inkubasikan dengan inkubator pada suhu 350C ± 0,5 0C selama 2 x 24 jam. Selanjutnya diamati pembentukan gas dalam tabung durham. 9. Catat tabung kultur yang menunjukkan peragian laktosa yaitu dengan terbentuknya gas pada tabung durham. 10. Terbentuknya gas dalam tabung durham dinyatakan pertumbuhan positif dan dilanjutkan pada uji penegasan. 5.4 Cara Pembuatan Larutan Pengenceran Pengenceran steril bisa dipakai NaCl 0,85% atau ringer solution 5.4.1 Pembuatan NaCl 0,85% Ditimbang NaCl pa 8,5 gr dilarutkan dalam 1 liter aquadest, dipanaskan di atas hot steater sampai larut, PH diatur 7,0 ± 0,2 dengan HCl dan NaOH, kemudian masukkan ke dalam tabung bertutup ulir masing-masing 9 ml, sterilkan ke dalam suhu 1210C selama a5 menit, setelah dingin sampai di tempat bersih dan kering. 5.4.2 Pembuatan larutan ringer solution Diambil 2 tabel ringer, dilarutkan dalam 1 liter aquadest, dipanaskan di atas hot steater sampai larut, PH diatur 7,0 ± 0,2 dengan HCl dan NaOH, kemudian masukkan ke dalam tabung bertutup ulir masing-masing 9 ml, sterilkan ke dalam suhu 1210C selama a5 menit, setelah dingin sampai di tempat bersih dan kering. 5.4.3 Perhitungan MPN / 100 ml = Nilai MPN ( dari tabel) x 10 Volume contoh terbesar dari seri pengenceran 6. Kendali Mutu Instruksi kerja dalam kendali mutu bertujuan sebagai kontrol pekerjaan pada keseluruhan pengujian bakteri fecal coli dalam air. Kendali mutu terdiri dari: 6.1 Kontrol positif 1. Inokulasi 1 ose biakan kontrol E. Coli ATCC 25922 ke dalam media LTB 2. Inkubasi pada suhu 35 ± 0,5 0C selama 24 jam ± 2 jam 3. Diteruskan pada tes selanjutnya sama dengan prosedur pada sampel. 6.2 Kontrol negatif 1. Inokulasi 1 ose biakan bakteri kontrol Enterobacter aerogenes ATCC 51697 ke dalam media LTB 2. Inkubasikan pada suhu 35 ± 0,5 0C selama 24 jam ± 2 jam 3. Diteruskan pada tes selanjutnya sama dengan prosedur pada sampel. 6.3 Kontrol reagen 1. Siapkan 1 media LTB 2. Media tidak diinokulasikan oleh bakteri apapun (untuk tes perkiraan) 3. Inkubasikan pada suhu 35 ± 0,5 0C selama 24 jam ± 2 jam 4. Diteruskan pada tes selanjutnya sama dengan prosedur.