BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan akan beternak domba serta kurangnya modal seringkali menjadi kendala peternak untuk mengembangkan agrobisnis domba secara intensif. Apabila kita cermati agrobisnis komoditas ternak domba di Indonesia mempunyai prospek yang sangat besar, mengingat dalam 10 tahun mendatang akan ada 5 juta kepala keluarga muslim yang masing-masing kepala keluarga akan menyembelih satu ekor ternak domba ataupun domba untuk kurban, satu ekor untuk setiap anak perempuan dan dua ekor untuk anak laki-laki untuk akikah. Disamping itu untuk keperluan ibadah haji di tanah suci akan dibutuhkan 2,5 juta ekor domba untuk keperluan membayar dam ataupun untuk kurban para jemaah haji. Melihat kenyataan di atas timbulah ide untuk mengembangkan agrobisnis domba berbasis kemitraan. Melalui program ini diharapkan dapat mempertemukan antara investor dengan peternak, pengelolaan agrobisnis domba secara professional, dan membantu terlaksananya ibadah kurban secara kontinyu tiap tahun serta mencukupi kebutuhan daging. Dalam hal ini pengelola bertindak sebagai manajerial dan berperan dalam penggalangan investasi, penyediaan bibit unggul, pelatihan, pendampingan dan juga pemasaran produk sedangkan peternak sebagai pelaksana pemeliharaan. Secara kuantitas menurut perhitungan statistik, potensi sumber daya umat Islam di Indonesia berjumlah 87 % dari jumlah penduduk menurut perhitungan terbaru potensi tersebut merupakan sumber daya pembangunan yang dikembangkan kearah yang produktif. Sejalan dengan cita-cita pembangunan nasional menuju kepada peningkatan kualitas dan tarap hidup masyarakat. Pembangunan agrobisnis di lembaga masyarakat merupakan suatu program yang sangat tepat, Lembaga Tani Ternak Mitra Saluyu sebagai mitra usaha dibidang pengembangan agrobisnis di titik beratkan pada program peternakan untuk memanfaatkan dan mengembangkan lahan pertanian sebagai modal dasar pengembangan agrobisnis dan peningkatan pendapatan masyarakat. Agama Islam memberikan motivasi kepada manusia untuk hidup berkelayakan dengan jalan berusaha semaksimal mungkin untuk meraih nikmat yang dianugerahkan Allah SWT. Serta dengan tetap berpedoman pada prinsif dan nilainilai Islam, tidak untuk kepentingan ekonomi semata-mata bercorak materialis dan kapitalis. Globalisasi ekonomi menjadi tantangan bagi masyarakat untuk bersaing dalam menghadapai pasar besas. Hal ini dapat terwujud melalui upaya peningkatan poduktivitas, dengan pendayagunakan lahan pertanian untuk dijadikan pakan hewan peternakan, pada gilirannya akan tercipta kemandirian lembaga dalam mengatasi kesenjangan di bidang ekonomi. B. Maksud dan Tujuan Rencana pengelolaan program pelatihan peternakan di latar belakangi oleh motivasi yang menjadi cita-cita gambaran dan harapan yang mengacu kepada : 1. Upaya peningkatan peranan peningkatan pembangunan masyarakat dalam pengembangan sektor ekonomi melalui pengembangan agrobisnis. 2. Pendayagunaan areal perkebunan bagai modal dasar pembangunan agrobisnis, yang diharapkan menjadi sumber pendapatan dalam rangka peningkatan kualitas ekonomi masyarakat. 3. Menciptakan lapangan kerja masyarakat sekitarnya. 4. Keikutsertaan dalam penyerapan ilmu teknologi sebagai suatu keharusan dalam era perkembangan dewasa ini. 5. Pengembangan wawasan keilmuan dan propesionalitas masyarakat sebagai potensi umat dan bangsa. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah : 1. Mengembangkan potensi sumber daya umat Islam dalam menggali potensi sumber daya alam, dengan melalui program peternakan. 2. Menciptakan potensi sumber ekonomi menuju kemandirian lembaga. 3. Meningkatkan Tarap Hidup yang layak. C. METODELOGI DAN PERMASALAHAN a. Metode Untuk mencapai tujuan program pembinaan maka akan menggunakan metode partisipatif dimana keberhasilan ditentukan oleh keterlibatan aktif program ini sangat dipengaruhi dan para masyarakat dalam memahami usaha peternakan Domba dan siap menjadi petani peternak. b. Permasalahan Sebagian besar penduduk pedesaan bermata pencaharian sebagai petani, baik petani pemilik tanah, penggarap tanah maupun sebagai buruh tani. Berdasarkan tipologi wilayah usaha tani, lahan tani dapat dibagi dua jenis pokok, yaitu lahan yang beririgasi dan lahan kering. Usaha tani yang memliki lahan irigasi menerima pendapatan relatif tinggi dan pasti dibandingkan dengan usaha tani yang memanfaatkan lahan kering. Rata-rata petani lahan kering memperoleh pendapatan di bawah satu juta rupiah per tahun. Lahan kering cocok untuk usaha ternak baik Domba maupun domba pada umumnya merupakan daerah perbukitan yang terletak di atas 600 meter di atas permukaan laut. Di daerah ini tanah biasanya subur, beriklim sedang (15 - 280C) dengan curah hujan di atas 2.000 mm per tahun. Namun demikian karena padatnya penduduk, kondisi tanah tersebut sering mengalami erosi karena penggunaan lahan semakin intensif dan kurang memperhatikan kaidah-kaidah usaha tani konservasi. Ternak Domba dan Domba mempunyai kontribusi yang sangat berarti dalam sistem usaha tani di lahan kering, karena ternak mempunyai fungsi ganda, yaitu memberikan nilai tambah dalam pendapatan petani dan dapat meningkatkan produktivitas tanah melalui penggunaan pupuk kandang. Di beberapa daerah lahan kering, usaha peternak Domba agak lebih mudah dilaksanakan dengan jumlah biaya lebih rendah, dibandingkan dengan usaha peternakan Domba. Meskipun demikian usaha peternakan Domba dilakukan oleh para petani sebagai usaha sampingan dengan teknik pemeliharaan yang belum sepenuhnya memenuhi kaidah-kaidah peternkan Domba. Di lain pihak permintaan daging yang berkelanjutan dan terjaga kwalitasnya terus meningkat, sehingga dikhawatirkan hasil daging yang dihasilkan akan meruksak produksi daging yang lebih berkwalitas. Berdasarkan pertimbangan di atas maka pola pengelolaan usaha Domba perlu dikembangkan dari pola tradisional ke pola agribisnis dimana satu kelompok petani melaksanakan usaha pemeliharaan Domba skala menengah di mana populasi Domba per peternak naik rata-rata 2-5 ekor Domba per unit usaha Kandang dapat dibangun dalam lahan pertanian yang tersebar untuk para peternak yang akan melaksanakan peternakan Domba. D. Aspek Pemasaran 1. Pegembangan dan Peningkatan Domba Untuk memenuhi peningkatan Kwalitas daging dan pengembangan populasi Domba, maka perluk pengembangan usaha dan peningkatan produksi. Untuk melakukan hal ini diakui banyak ditemui kendala-kendala dalam usaha ternak ini di Indonesia, seperti: Kurangnya lahan untuk tempat usaha peternakan Kurangnya dukungan permodalan Mutu Domba yang umumnya tidak bagus. Dengan demikian diperlukan pengembangan-pengembangan usaha melalui dengan potensi yang ada, berikut adalah pengembangan dan peningkatan produksi Domba dengan beberapa cara yang akan dilakukan: a. Perbaikan genetis Perbaikan fenetyis merupakan salah satu cara untuk mendapatkan bibit unggul. Dengan cara ini jumlah dan mutu produksi akan dapat ditingkatkan. 1. Import Domba Cara berikutnya adalah dengan mengimport bibit yang baik dari tanah kelahirannya Induk nenek moyang. Hal ini bisa dilakukan bertahap menggantikan bibit yang produksi buruk. Walaupun hasil sama baiknya, namun kedua cara ini mempunyai karakter yang berbeda. Hal ini terlihat dari perbedaannya yaitu apabila mengimport bibit unggul, hasil produksi jauh lebih meningkat walaupun dengan populasi Domba sedikit. 2. Melakukan Seleksi dan Culling Perbaikan mutui Domba dapat dilakukan dengan seleksi dan culling. Domba-Domba baik dipertahankan dan yang jelek di keluarkan dari kelompok yang baik (diculling). Tehnik ini akan mengeliminasi Domba yang buruk untuk mempengaruhi keturunan Domba lainnya kedepan. 3. Perbaikan Produksi melalui Makanan Faktor genetis menjadi mungkin lebih baik apabila bersangkutan mendapatkan makanan dan jumlah dan mutu memadai. Maka untuk itu perlu ada keterjaminan penyediaan pakan, khususnya pakan yang bersal dari hijauhijauan, perlu: Penambahan dan perluasan lahan pertanaman hijau yang memadai. Di desa Sukarame, cukup tersedia lahan pakan hijauan yang apabila dilakukan pengelolaan secara intensif akan menghasilkan ketersediaan pasokan pakan. Pengelolaan imi harus dilakukan oleh anggota kelompok terlatih. Disamping itu, diperlukan pula pengawetan pakan melalui bentuk silage atau hay.Hal ini diperlukan dalam mengantisipasi kekurangan pakan dimusim kemarau. 4 Perbaikan Produksi melalui Tata Laksana Kesehatan Perbaikan produksi Domba dapat dilakukan pula melalui tatalaksana kesehatan. Kelompok peternak ini akan dilatih secara intensif dengan beberapa materi dalam tata laksana kesehatan diantara lain; tindakan preventif, pengkarantinaan, deworming (pengobatan rutin cacingan untuk mencegah parasiy cacing, semisal 4 bulan sekali), dsb. Ketiga hal diatas, pada prinsipnya mengacu kepada peningkatan SDM melalui penguasaan Ilmu Pengetahuan, keterampilan beternak, efisiensi teknologi, dan pengelolaan/ manajemen usaha, yang berujung pada 3 faktor, yaitu: Watak genetis Pemadaian Mutu dan Volume ransum Benar tidaknya tata laksana, contoh: o kelahiran pertama Domba adalah 30 bln bikan 37 bulan o calving interval 365 hari bagi perkawinan pertama bukan 400 hari o Indek harga pakan dan harga daging, indek baik 2,0 o Hygiene air daging dan kesehatan ternak. 2. Alternatif Pengembangan Usaha Bagi Produksi Daging Selain daging segar yang dihasilkan. Diperlukan alternatif – alternatif usaha lainnya di luar bidang peternakan, namun bagian dari pengembangan hasil produksi daging, alternatif dari pengembangan bentuk usaha dari produksi daging ini diantara lain adalah; Pasteurisasi daging dengan teknologi yang sederhana, dengan teknologi ini daging dapat awet drlama 1-3 hari. Alternatif pengembangan usaha ini mendukung banyak hal seperti pengembangan potesi SDM dan SDA dan pemamfaatan daging berlimpah serta dilakukan melibatkan banyak pihak dalam tujuan menambah lapangan kerja baru serta pengembangan lembaga ekonomi desa. E. Aspek Produksi a. Pemilihan Jenis Domba untuk Kelompok Peternak Indonesia sebagai negara tropis, diperlukan Domba-Domba yang tangguh dan mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Karena kebanyakan asal Domba ini berasal dari negara sub tropis. Namun dalam perkermbangannya, banyak pula Domba yang berasal dari perkawinan silang menghasilkan Domba-Domba yang unggul. b. Pakan Domba 1. Pakan Hijau Sebagai ternak yang mempunyai kemampuan memamah biak yang baik serta daya cernanya yang efektif terhadap berbagai jenis bahan makanan, termasuk makanan kasar seperti hijauan dan rerumputan, ternak ini tidak cukup masalah terhadap jenis pakan yang ada di Indonesia, khususnya pakan hijauan. Makanan hijau ini bisa berupa makanan kasar yang berupa rumput lapangan, limbah hasil pertanian dan rumput unggul dan berbagai jenis leguminosa (lamtoro, jayanti, kaliandra dan turi). Hijauan pakan sebagai sumber gizi protein, vitamin dan mineral. Jenis rumput yang diberikan adalah rerumputan potong dan rumput gembala (rumput gajah, benggala, kolomjono dll.) yang ditanam diatas lahan dengan curah hujan tinggi. Sistem penanaman tanaman rumput dan leguminosa tersebut adalah antara lain tumpang sari dengan tanaman keras, sistem lorong, sistem kebun pakan, sistem kebun pekarangan, sistem pagar. Bimbingan untuk menanam rumput dan leguminosa sesuai dengan sistem tersebut diberikan kepada peternak oleh tenaga Pendamping atau bisa juga melibatkan Dinas Peternakan sesuai dengan petunjuk teknis yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Produksi, Departemen Pertanian. 2. Pakan Konsentrat Konsentrat merupakan makanan ternak penguat yang kaya karbohidrat dan protein sebagai energi bagi Domba. Bahan konsntrat ini meliputi - Biji-bijian seperti ; jagung, menir, dan bulgur. - Hasil dari limbah/ ikutan pertanian dari pabrik seperti; bekatul, dedak. Kacang tanah, tetes (mellase) dan bungkil-bungkilan. - Umbi-umbian Konsentrat digunakan terutama pada saat pertumbuhan, pada masa kebuntingan maupun saat produksi/ menyusui (lakstasi) bagi induknya. Konsentrat untuk ternak Domba memiliki kandungan serat kurang dari 18% dan mudah dicerna. Para peternak memberikan pakan hijauan bersama dengan pakan konsentrat supaya semua zat-zat makan yang diperlukan untuk pertumbuhan produksi dan reproduksi dapat terpenuhi. I. CARA PEMELIHARAAN 1. Siklus hidup Dalam pengelolaan usaha peternakan Domba telah ada serangkaian proses kegiatan yang berlangsung terus menerus secara berkesinambungan. Proses ini garus diperhatikan dengan seksama, karena sangat berkaitan dengan produksi jumlah dan mutu serta pengembangan populasi Domba itu sendiri, seperti: 2. Hasil Panen/ Produksi lakstasi Domba mulai bisa dikawinkan pada umur 18 bulan, sehingga Domba mulai bisa beranak pada umur 2,5 tahun. Setelah berlakstasi bisa mulai berlakstasi pada umur dimana Domba boleh dikawinkan. BAB II PROFIL LEMBAGA PEMOHON A. STATUS KELEMBAGAAN 1. IDENTITAS LPKSS Nama Lembaga : Trasformasi Sosial dan Agama Alamat Lembaga : Jl. Raya Pacet Kp. Cikoneng Rt. 02/15 Ds. Cikoneng Kec. Ciparay Kabupaten Bandung No. Rekening : 0750-01-023393-53-6 UNIT BRI CIBIRU Status Hukum : NOTARIS R. DJATNIKA NEGRAHA, S.H.Sp.I NO 1,- TANGGAL 30 DESEMBER 2009 NPWP : 02.736.051.0-444.000 Bandung, 21 Oktober 2011 Mengetahui, Lembaga Trasformasi Sosial dan Agama (L-TSA) Usep Kiky Zulkifli, S. Pd Direktur Ahmad Labudi, S. Pd. I Sekretaris J. Estimasi Dana Adapun kebutuhan anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah sebesar Rp. 44. 375.000,- “ (Empat Puluh Empat Juta Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah)”. Dengan Rincian terlampir. BAB III PENUTUP Demikianlah proposal ini kami sampaikan, dengan harapan bahwa rangkaian kegiatan yang telah direncanakan akan dapat meningkatkan pengetahuan dan keahlian pengelolaan usaha ternak Domba sehingga dapat menciptakan sentra usaha baru yang dapat meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat sehingga pada gilirannya mampu menyumbang upaya peningkatan Sumber Daya Manusia khususnya dibidang Ekonomi. Besar harapan kami agar semua pihak ikut memberikan bantuannya demi terwujud kegiatan yang kami rencanakan kelancaran ini dapat terwujud dan bermanfaat bagi kemaslahatan umat. Amiin. Bandung, 21 Oktober 2011 Lembaga Trasformasi Sosial dan Agama (L-TSA) Usep Kiky Zulkifli, S. Pd Direktur Ahmad Labudi, S. Pd. I Sekretaris Lampiran 1 SUSUNAN PENGURUS LEMBAGA TRASFORMASI SOSIAL DAN AGAMA (L-TSA) Direktur : Usep Kiky Zulkifli Wakil Direktur : Tatang Suhara Sekretaris : Ahmad Labudi Bendahara : Nisa Mubarokah Stf Administrasi : Ahmad Sarif Abdul Dayan S Stf. Keuangan : A Hasan Nurhuda Kabid Pendidikan : Riki Ahmad Doris Hadidi Kabid Kelembagaan : Maya Maryati Tini Nurhayati Kabid Sosial : Sopian Ansori Hendra Ali Bandung, 21 Oktober 2011 Lembaga Trasformasi Sosial dan Agama (L-TSA) Usep Kiky Zulkifli, S. Pd Direktur Ahmad Labudi, S. Pd. I Sekretaris Lampiran 2 ESTIMASI BIAYA PENGADAAN DOMBA A PENGELOLAAN Paket 3.100.000,- B PENGADAAN PAKAN DOMBA Paket 1.500.000,- C PEMBUATAN KANDANG Paket 2.475.000,- D PENGADAAN DOMBA 37 ekor 38.300.000,- Total Keseluruhan 44.375.000,- Terbilang “Empat Puluh Empat Juta Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah” Bandung, 21 Oktober 2011 Mengetahui, Lembaga Trasformasi Sosial dan Agama (L-TSA) Usep Kiky Zulkifli, S. Pd Direktur Ahmad Labudi, S. Pd. I Sekretaris No : 023.L-TSA.X.2011 Lamp : 1 (satu) Bundel Proposal Hal : Permohonan Bantuan Dana Kepada Yth. Ditjen. Binalattas Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 51 diJakarta Selatan Assalamu`alaikum, Wr. Wb. Salam silaturahmi teriring do`a kami sampaikan semoga segala aktifitas kita berada dalam ridho dan karunianya amin. Selanjutnya kami dari Lembaga Trasformasi Sosial dan Agama (L-TSA) Kab. Bandung bermaksud untuk mengajukan Permohonan Bantuan pengadaan domba yang akan menghabiskan dana sekitar Rp. 44.375.000,- (Enam Puluh Empat Juta Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah), dengan rincian terlampir. Demikian surat permohonan bantuan ini kami sampaikan, atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terimakasih. Wassalamu`alaikum,. Wr. Wb. Bandung, 21 Oktober 2011 Mengetahui, Lembaga Trasformasi Sosial dan Agama (L-TSA) Usep Kiky Zulkifli, S. Pd Direktur Ahmad Labudi, S. Pd. I Sekretaris