Uploaded by BAYU ARIF RAMADHAN

Laporan Praktikum Pengantar Teknik Elektro Unit 5

advertisement
Laporan Praktikum Pengantar Teknik Elektro
Unit 5 Sinyal AC
Bayu Arif Ramadhan / 18524108
Asisten: Adar Paradise
Tanggal praktikum: 19 Juni 2019
18524108@student.uii.ac.id
Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia
Abstrak— mempelajari grafik sinyal ac dan
menggunakan alat – alat yang dapat menangkap sinya
AC sangatlah penting bagi seorang praktikan yang
berkecimpug di dunia tekik elektro. Dan juga terdapat
banyak peralatan yang dapat dipakai dalam pengerjaan
menghitug grafik sinyal AC beberapa contoh alat –
alatnya yaitu ada Osiloskop dan Function Generator
yang sangat berguna untuk mempermudah praktikan
untuk menangkap sinyal AC dan menghitung besaran
grafik data yang dikeluarkan dari ke dua alat tersebut
yaitu osiloskop dan function generator. Dengan
mempelajari bagaimana cara membaca grafik sinyal AC
yang dihasilkan dari kedua alat tersebut, yang nantinya
akan menjadi lebih sering lagi dalam pemakaian di
dunia elektro.
Kata kumci— Sinyal AC; Osiloskop; Function
Generator.
1.
PENDAHULUAN
Penggunaan alat ukur di bidang elektro
sangatlah penting sekali keberadaanya karena untuk
mendapatkan nilai kumulatif dari suatu pengukuran
dengan suatu satuan sangatlah membutuhkan alat ukur
ukur untuk memungkinkan diperolehnya nilai yang
akurat dan nilai dari hasil pengukuran tersebut dapat
diteria oleh semua pihak.Dengan menggunakan alat –
alat penangkap sinyal AC seperti : Osiloskop dan
Function Generator. Dengan menggunakan alat ukur
tersebut akan memudahkan dalam pengukuran
tegangan, arus, hambatan dari pengukuran sinyal AC
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sinyal AC
Sinyal AC (alternating current), sering disebut
juga dengan sinyal bolak – balok, adalah sinyal yang
nilainya berubah – ubah antara nilai positif dan
negative. Berbeda dengan sinyal searah murni yang
independent terhadap waktu, sinyal AC nilainya
merupakan fungsi waktu t.
Diantara sekian bnyak sinyal AC, salah satu
kelas sinyal yang paling penting dalam Teknik
Elektro adalah sinyal periodic. Sinyal periodic
digunakan untuk memodelkan banyak fenomena fisik
dan sering ditemukan pada aplikasi praktis. Sinyal
periodic x(t) dinotasikan sebagai berikut :
x(t) = x(t + nT)
n = 1,2,3,…..
dimana T adalah perioda dari sinyal x(t). Notasi x(t)
merupakan notasi umum,, yang bakunya diganti
dengan notasi v(t) untuk sinyal tegangan dan notasi
i(t) untuk sinyal arus.
B. Osiloskop
Osiloskop adalah sebuah alat ukur elektronik
yang dapat memetakan atau memproyeksikan sinyal
listrik dan frekuensi menjadi gambar grafik agar dapat
dibaca dan mudah dipelajari. Dengan menggunakan
osiloskop, kita dapat mengamati dan menganalisa
bentuk gelombang dari sinyal listrik atau frekuensi
dalam suatu rangkaian Elektronika. Pada umumnya
osiloskop dapat menampilkan grafik 2D dengan waktu
pada sumbu x dan tegangan di sumbu y.
Osiloskop banyak digunakan pada industry –
industry seperti penelitian, sains, engineering, medical
dan telekomunikasi. Saaat ini, terdapat 2 jenis
osiloskop analog yang menggunakan teknologi CRT
(Cathode Ray Tube) untuk menampilkan sinyal
listriknya dan Osiloskop Digital yang menggunakan
LCD untuk menampilkan sinyal listrik atau
gelombang.
III. LANGKAH PRAKTIKUM
Gambar 2.2. Osiloskop
https://teknikelektronika.com/bagian-bagianosiloskop-kontrol-dan-indikator-osiloskop/
Langkah – langkah praktikum yang dilakukan dalam
penggunaan alat ukur yaitu meliputi pengukuran
frekuensi dan amplitude sinyal, pengukuran DC
Offset dan pengukuran Duty Ratio Sinyal (Khusus
Sinyal Kotak). Hal pertama yang harus dilakukan
yaitu mempersiapkan alat dan bahan untuk
melaakukan percobaan.
Alat dan bahan untuk melakukan percobaan dari awal
praktikum sampai selesai :
C. Function Generator
Function generator merupakan peralatan yang
mampu membangkitkan sinyal dalam berbagai bentuk
(sinus, kotak, pulsa, segitiga, dan gergaji). Function
generator dapat menghasilkan frekuensi hingga
20MHz tergantung pada rancangan produsennya.
Frekuensi yang dihasilkan tersebut dapat kita attur
sesuai dengan kebutuhan kita. Selain pengaturan
frekuensi, kita juga dapat mengatur bentuk
gelombang.
DC Offset dan Duty Cycle (Siklus Kerja).
Sebagai pengetahuan, DC Offset digunakan untuk
menguah tegangan rata – rata pada sinyal relatif
terhadap 0V atau ground. Sedangkan yang dimaksud
dengan Duty Cycle atau siklus kerja adalh
perbandingan waktu ketika sinyal mencapai kondisi
ON dan ketika mencapai OFF dalam satu periode
sinyal
Dengan kata lain pada setiap periode fungsi
pengaturan Duty Cycle untuk mengubah rasio
tegangan tertinggi ke tegangan terhadap tegangan
terendah pada sinyal gelombang persegi.
1. Osiloskop
2. Function Generator
Langkah – langkah percobaan Pengukuran Frekuensi
dan Ampitude Sinyal.
Langkah pertama dalam melakukan percobaan
pengukuran Frekuensi dan Amplitude Sinyal yaitu
menyiapkan function generator (AFG), lalu atur
bentuk gelombang pada sinyal kotak atau sesaui
dengan perintah di lembar kerja praktikum. Setelaah
itu atur nilai frekuensi dan Vp-p seperti pada table
pengamatan di lembar kerja, lalu hubungkan probe
dari output AFG dengan probe di input osiloskop,
sebagaimana tertera di lembar praktikum dan amati
lalu ukur nilai Vp-p dan periode sinyal yang muncul di
osiloskop. Setelah itu gambar sinyal yang muncul di
osiloskop (untuk perioda saja) dan catat nilai time/div
dan volt/div pada lembar kerja. Dan ulangi langkah –
langkah sebelumnya mengikuti table pengamatan pada
lembar kerja praktikum.
Langkah – langkah percobaan Pengukuran DC Offset
Langkah – langkah dalam percobaan Pengukuran DC
Offset sangat sama dengan hanya memvariasikan nilai
DC Offset sesuai dengan table pengamatan di lembar
kerja praktikum.
Langkah – langkah percobaan pengukuran Duty Ratio
Sinyal (Khusus Sinyal Kotak)
Gambar 2.3. Function Generator
https://uk.rs-online.com/web/p/function-generatorscounters/1233555/
Langkh pertama dalam melakukan percoban
pengukuran Duty Ratio Sinyal yaitu mengatur bentuk
gelombang pada osiloskop menjadi sinyal kotak dan
juga atur nilai frekuensi dan Vp-p seperti yang tertera
di tebel pengamatan lembar kerja. Selanjutnya atur
juga nilai dari duty ratio seperti pada table pengamatan
di lembar kerja, lalu amati dan ukur nilai duty ratio
sinyal yang muncul di osiloskop. Dan selanjutnya
gambar sinyal yang muncul di osiloskop (untuk satu
perioda saja) dan catat nilai time/div dan volt/div pada
lembar table pengamatan yang sudah disediakan.
Yang terakhir ulangi semua langkah sembelumnya
dengan nilai yang berbeda sesuai dengan nilai yang
tertera pada table pengamatan di lembar kerja.
Nilai DC Offset di
Osiloskop (V)
IV. HASIL DAN ANALISIS
0,52 V
1,48 V
1,44 V
2,08 V
2,56 V
1.
Pengukuran Frekuensi dan Amplitudo Sinyal
Jenis
Gelombang
No
1
2
3
4
5
Kotak
Segitiga
Sinus
Kotak
Segitiga
Nilai di AFG
Frekuensi
(Hz)
40
500
2,5 k
100 k
400 k
Vp-p (V)
1
2
1,5
0,5
1
Pembahasan : Hasil dari Nilai DC Offset di osiloskop
hamper sama saat pengukuran frekuensi daan
amplitude sinyal.
3. Pengukuran Duty ratio Sinyal (Khusus Sinyal
Kotak)
Nilai di AFG
No.
Hasil Pengukuran di Osiloskop
Perioda (ms)
Vp-p (V)
25 ms
2 ms
400.0 µs
10 µs
2,5 µs
1,08 V
2.08 V
1,52 V
0,5 V
1,12 V
Pembahasan : Perbedaan hasil pengukuran di
osiloskop dikarenakan seringnya berubah – ubah
keluaran nilai dari osiloskopnya dan juga pengukuran
dilakukan dengan akurat.
2.
Pengukuran DC Offset
No
Jenis Gelombang
1
2
3
4
5
Kotak
Segitiga
Sinus
Kotak
Segitiga
1
2
3
4
5
Frekuensi (Hz)
Duty ratio (%)
40
500
2,5 k
100 k
400 k
10
25
40
55
80
Hasil Pengukuran di Osiloskop
Ton (ms)
Toff (ms)
Duty ratio (%)
2
20
20,14 %
0,50
1,498
25,03 %
0,16
0,240
40,2 %
0,0055
0,0049
55,07 %
0,0020
0,0805
29,98 %
Pembahasan : Hasil analisis yang di dapat dari
pengukuran Duty Ratio Sinyal di Osiloskop sangat
bervariasi dan juga hasil pengukurannya juga sangat
bervariasi nilainya.
Nilai di AFG
Frekuensi (Hz)
Vp-p (V)
DC Offset (V)
40
500
2,5 k
100 k
400 k
2
3
4
5
6
0.5
1
1.5
2
2.5
Lembar Menggambar Sinyal
b. Pengukuran Duty Offset
a. Pengukuran Frekuensi dan Amplitudo
Sinyal
Gambar Sinyal no.3
Volt/div = 1 V
Gambar sinyal no.2
Time/div = 100 µs
Volt/div = 1 V
Time/div = 500 µs
Gambar Sinyal no.4
Volt/div = 1 V
Time/div = 2,5 µs
Gambar Sinyal no.1
Volt/div = 1 V
Time/div = 5 ms
c. Pengukuran Duty Ratio
DAFTAR PUSTAKA
 Modul Praktikum Pengantar Teknik Elektro
tentang Sinyal AC
 https://teknikelektronika.com/pengertianosiloskop-spesifikasi-penentu-kinerjanya/
 https://teknikelektronika.com/pengertianfunction-generator-jenis-generator-fungsi/
Gambar sinyal no.2
Volt/div = 500 mV
Time/div = 500 µs
Gambar sinyal no.3
Volt/div = 500 mV
Time/div = 100 µs
V. KESIMPULAN
Tata cara dalam penggunaan alat ukur sangatlah
penting dilakukan karena untuk mendapatkan nilai
yang presisi dalam mengukur suatu komponen listrik,
menerapkan tata cara penggunaan alat ukur dengan
baik akan memudahkan dalam mengukur suatu
komponen listrik agar nilai yang didapatkan juga dapat
lebih presisi.
Download