Perancangan Struktur Baja Batang Tarik Team Pengajar Perancangan Struktur Departemen Teknik Sipil FTUI 2013/2014 Pendahuluan: Definisi: Batang tarik adalah elemen struktur yang menderita gaya tarik aksial. Contoh aplikasi struktur: Member dari rangka batang, kable pada suspension and cable stayed bridges, bracing untuk bangunan and jembatan, kable pada suspended roof systems Bentuk penampang yang umum: Tegangan Tegangan pada sebuah batang yang dibebani tarik secara aksial: dimana P = besarnya beban A = luas potongan penampang P f A Tegangan yang terjadi pada batang tarik adalah seragam (uniform) di semua area, kecuali : 1. pada daerah di sekitar beban 2. pada daerah yang mengalami discontinuity seperti adanya lobang pada baut Contoh : Gusset plate b b 7/8 in. diameter hole a Section b-b Area of b – b = (8 – 2 x 7/8 ) x ½ = 3.12 in2 a 8 x ½ in. bar Section a-a Area of a – a = 8 x ½ = 4 in2 Pengurangan area mengakibatkan terjadinya tegangan yang lebih tinggi pada area sekitar b-b Penampang dengan lobang Fy T T Nn (a) Elastic stress Nn (b) Yield stress Nominal Strength tercapai Kurva Tegangan - Regangan Baja Fu Stress, f Fy E y Strain, 1. 2. 3. u Deformasi yang terjadi diakibatkan oleh strain () Deformasi kecil jika < y Deformasi besar jika > y Sifat Mekanis Baja Struktural Indonesia Jenis Baja BJ 34 BJ 37 BJ 41 BJ 50 BJ 55 Tegangan putus min. Fu (Mpa) 340 370 410 500 550 Tegangan leleh Minimum, Fy (Mpa) Pereganan minimum (%) 210 240 250 290 410 22 20 18 16 13 Sifat Mekanis Baja Amerika Jenis Baja A36 A242 A572 A992 Fu (Ksi) 58 63 - 70 65 65 Fy (Ksi) 36 42 - 50 50 50 Limit states of tension member • Batang tarik akan mengalami kegagalan jika mencapai salah satu dari kedua kondisi ini : (1) Excessive deformation due to the yielding of the gross section (section a-a) (2) Fracture of the net section can occur if the stress at the net section (section b-b) reaches the ultimate stress Fu. • Disain struktur bertujuan agar kedua jenis kegagalan di atas tidak terjadi Kekuatan Nominal : Pn Ditentukan oleh jenis kegagalan (failure mode) yang terjadi, diambil nilai terkecil diantara : 1. Nominal strength in Yielding, tanpa ada perlemahan lokal 2. Nominal strength in Fracture dimana Pn Ag Fy Pn Ae Fu Fy = tegangan leleh Ag = Luas penampang gross Ae = Luas penampang efektif = U An An = Luas penampang netto U = Koefisien reduksi (efficiency factor Faktor reduksi kekuatan (Strength Reduction Factor) • SRF untuk yielding, • t = 0.90 Pn = 0.9 Fy Ag • SRF for fracture failure, • t = 0.75 Pn = 0.75 Fu Ae BCN 3431 - Steel Design 10 Nominal Capacity Disain Pn • Gaya dalam aksial tarik yang sudah dikalikan dengan faktor beban Pu harus memenuhi kriteria : Pu < Pn • Dimana Pn adalah kekuatan nominal, yang nilainya adalah yang terkecil diantara 2 limit states : yield strength & fracture strength BCN 3431 - Steel Design 11 Penampang Netto (An) • Pada kegagalan fracture, putus terjadi pada area dengan luasan terkecil. • Luas netto diambil yang terkecil dari 2 kondisi di bawah ini : 1. Dalam suatu potongan jumlah luas lubang tidak boleh melebihi 15% luas penampang utuh An > 0.85 Ag 2. An dihitung dengan mengurangi luas area dengan luas lobang baut 2. Penampang Netto (An) t hickness = t Nu 1 3 2 u u s Potongan 1-3: Ant Ag ndt Potongan 1-2-3: s 2t Ant Ag ndt 4u Nu Diameter Lubang baut Metode pembuatan lobang: • Punch standard holes: 1/16 in (1,6 mm) Ølobang=diameter baut + 1/16 in Ølobang=diameter baut + 1,6 mm •Drilling holes Ølobang=diameter baut + 1/32 in Ølobang=diameter baut + 0,8 mm Diameter Lobang baut : AISC • Biasanya lobang baut dibor dengan ukuran diameter 1/16 in. lebih besar dari diameter baut. • Untuk menghindari kekasaran/roughness di sekitar lobang, AISC mensyaratkan penambahan 1/16 in. lagi • Sehingga : • d lobang baut = d baut + 1/8 in. • d lobang baut = d baut + 3.2mm Example • Ag = 5 x ½ = 2.5 in2 • An = (5-2 x ¾) x ½ = 1.75 in2 16 An pada baut zig zag • Dikarenakan space yang terbatas, untuk memenuhi ketentuan jarak minimum, mengurangi panjang derah yang disambung maka baut ditata dalam posisi zig zag / stagger 2 st Ant Ag ndt 4u An = w n x t wn = wg – d + s2 / 4g • wn = net width • wg = gross width • d = sum of the hole diameters • • s (pitch) = spacing of two adjacent holes (parallel to direction of the load) g (gage) = transverse spacing of lines of bolts A i 3 in. j a b 5 in. c 5 in. 3 in. f h d e 3 in. 3 in. 3 in. 3 in. 3 in. 3 in. Menentukan garis putus Diameter lobang : 1 + 1/8 = 1.125 in. Putus di : a-b-d-e wn = 16.0 – 2 (1.125) = 13.75 in. Putus di a-b-c-d-e wn = 16.0 – 3 (1.125) + 2 x 32/ (4 x 5) = 13.52 in. Putus di a-b-c-f-h wn = 16.0 – 3 (1.125) + 2 x 32/ (4 x 5) = 13.52 in. a-b-c-d-e terkecil, sehingga : An = t wn = 0.75 (13.52) = 10.14 in2 g pada profil siku g = 2 + 3 – t = 5 – ½ =4.5 inch Pada profil dg tebal berbeda (tf ≠ tw) g = g + g2 - tw Hitung design strength dari batang tarik yang terbuat dari baja A36 dan disambung oleh baut berdiameter 7/8” Line abcdeg : Hitung Net Area terkecil; jika baut yang digunakan 3/4inch’ tw =0.550” dan tf = 0.622” Effective Net Area (Ae) • Jika hanya sebagian dari elemen yang disambung (misal hanya salah satu kaki dari profil double siku) maka terjadi “shear lag” . • Bagian yang disambung mengalami overloaded dan tegangan pada bagian yang tidak disambung lebih rendah. • Kondisi ini harus diperhitungkan dengan melakukan reduksi area sehingga menjadi effective net area. 26 Contoh-Contoh Shear Lag ¾ in. diameter bolts W 8 x 24 3 in. 3 in. 3 in. Holes in beam flange Penampang Efektif : Ae Luas penampang efektif ditentukan sebagai berikut: Ae AnU dimana dan x U 1 L An = luas penampang netto U = faktor reduksi, dihitung atau diambil dari recommended value x = eksentrisitas sambungan, jarak tegak lurus arah gaya tarik, antara titik berat penampang komponen yang disambung dengan bidang sambungan L = panjang sambungan dalam arah gaya tarik, yaitu jarak antara dua baut terjauh pada suatu sambungan atau panjang las dalam arah gaya tarik. Recommended U value pada sambungan Baut x U = 1L pada sambungan baut Gusset Pl at e Gusset Pl at e x x CG x1 (b) x2 CG (a) Gusset Pl at e (c( x Contoh : L = 9 inch x U = 1L pada sambungan las x = 1.68 inch L = 5.5 inch Ae pada sambungan las Pada sambungan las Ae = U Ag • Untuk profil W-, M-, S-, atau T yang disambungkan oleh las melintang (transverse weld) saja, maka : Ae = area of connected element Recommended U value pada sambungan las Untuk pelat atau bars yang disambung dengan las longitudinal pada bagian ujungnya, maka : U=1 l > 2w U=0.87 2w > l > 1.5w U=0.75 1.5w > l > w l = panjang las > w w= jarak antara 2 las atau lebar pelat 1. Hitung Nominal Strength dari L 4 x 4 x 3/8 in terbuat dari baja A36 (fy = 36 ksi, Fu=58 ksi) yang disambungkan ke gusset plate dengan baut berdiameter 5/8 in seperti gambar. Jarak antara baut 3 inch (centre to centre) x a L 4 x 4 x 3/ 8 d b = 5/8 in. L 4 x 4 x 3/ 8 a Gusset plate • Ag = 2.86 in2 (dari tabel profil) • Net section area = An; – Bolt diameter = 5/8 in. – Hole diameter for calculating net area = 5/8 + 1/8 = 3/4 in. – Net section area = Ag – (3/4) x 3/8 – = 2.86 – 3/4 x 3/8 = 2.579 in2 • Effective Net Area Ae x = jarak titik berat ke pelat sambung, dari tabel profil x = 1.13 in. L = panjang sambungan = 2 x 3.0 in. = 6.0 in. U = 1- x/L = 1- 1.13/6 = 0.8116 in. • Ae = 0.8116 x 2.579 in2 = 2.093 in2 Yielding design strength : Pn = Ag Fy = 0.9 x 2.86 in2 x 36 ksi = 92.664 kips Fracture design Strength : Pn = Ae Fu = 0.75 x 2.093 in2 x 58 ksi = 91.045 kips Design strength = 91.045 kips (net section fracture governs) 2. Welded single angle L 6x 6 x ½ tension member made from A36 (fy = 36 ksi, Fu=58 ksi) steel shown below. Calculate the tension design strength. • An = Ag = 5.00 in2 • Ae = U An U = 1 – x/L • x= 1.68 in • L = 5.5 in U = 1- 1.68/5.5 = 0.79 Gross yielding design strength : Pn= Fy Ag = 0.9 x 36 x 5.00 = 162 kips Net section fracture strength : Pn= Fu Ae = 0.75 x 58 x 0.79 x 5.00 = 171.825 kips Design strength = 162 kips (gross yielding governs) Block Shear Untuk konfigurasi sambunan tertentu, sebuah segmen atau block dari material pada ujung member dapat sobek (tear out). T Shear failure Tension failure T Failure mode (AISC 2003) Shear failure Tension failure (a) Shear yield and tension fracture: jika Fu Ant > 0.6 Fu Anv Rn [0,60 Fy Agv Fu Ant ] 0,75 (b) Shear fracture and tension yield: jika Fu Ant < 0.6 Fu Anv Rn [0,60 Fu Anv Fy Agt ] Upper Limit : Kedua nilai di atas tidak boleh melebihi : [0,60 Fu Anv Fu Ant ] AISC 2007 Rn = 0.6 Fu Anv + Ubs Fu Ant < upper limit Rn -- Upper limit : 0.6 Fy Agv + Ubs Fu Ant Ubs = 1 jika tensile stress is uniform (BS pada angle, gusset plates and most coped beams) Ubs = 0.5 jika tension stress non uniform (coped beams with two lines of bolts or with nonstandard distance from bolts to end of beam) Block Shear Area • block shear failure.mpg • block shear areas.mpg a x L 4 x 4 x 3/ 8 2 .0 d b = 5/8 in. .0 3 .0 1 .5 3 L 4 x 4 x 3/ 8 a Gusset plate 2 .0 Asumsi block shear failure : d b = 5/8 in. .0 3 .0 1 .5 3 Gusset plate a 2 .0 3 .0 0 . 3 5 1. Gusset plate Agt = gross tension area = 2.0 x 3/8 = 0.75 in2 Ant = net tension area = 0.75–0.5 x (5/8+1/8)x3/8 = 0.609 in2 Agv = gross shear area = (3.0 + 3.0 +1.5) x 3/8 d b = 5/8 in. = 2.813 in2 Anv = net shear area = 2.813–2.5 x (5/8 + 1/8) x 3/8 = 2.109 in2 a 0.6 Fu Anv = 0.6 x 58 x 2.109 = 73.393 kips 0.6 Fy Agv = 0.6 x 36 x 2.813 = 60.76 kips = 58 x 0.609 = 35.322 kips Fu Ant Fu Ant < 0.6 Fu Anv : gross yielding of the shear path governs Rn = 0.75 (0.6 Fu Anv + Fy Agt ) Rn = 0.75 (73.393 + 36 x 0.75) = 75.29 kips [0,60 Fu Anv Fu Ant ] Cek upper limit : Rn = 0.75 (73.393 + 35.322) = 81.53 kips Block shear strength : 75.29 kips Yielding strength : 92.664 kips Fracture strength : 91.045 kips N i lD i C it 75 29 ki Hitung kekuatan (ϕPn) akibat kegagalan block shear pada pelat penyambung (gusset plate) dengan tebal 1/2inch (12.7mm) dari batang tarik di samping ini. Diketahui C6x10.5 : A=1993.5mm2 Bf=50.8mm tf=12.83mm tw=7.94mm gusset plate 1/2 12.6mm 152mm 80m C6x10.5 1/2” (12.7mm) gusset plate 2. Determine the design tension strength for a single channel C15 x 50 (Ag=14.7 in2 tw=0.716in) connected to a 0.5 in. thick gusset plate with 3/4 in. diameter bolts. The plate is made from steel with Fy=50 ksi dan Fu= 65 ksi. (x = 0.798in) 3 @ 3” = 9” T T center‐to‐center Yielding Strength : C15 x 50 1.5” 3” Fracture Strength Pn 0 . 9 * 50 * 14 . 7 662 kips 3” 7 An Ag nd e t 14.7 4 0.716 12.19in 2 8 x 0.798 2 Ae UAn 1 An 1 * 12.19 10.57in 6 L Pn 0.75 * 65 *10.57 515kips Block Shear 7 0.6 Fu Anv 0.6 * 65 * 2 * 7.5 2.5 * * 0.716 296.6925 8 7 Fu Ant 65 * 9 3 * 0.716 296.6925 8 0.6Fy Agv 0.6 * 50 * 2 * 7.5* 0.716 322.2 kips Fu Ant = 0.6 Fu Anv R n [ 0 , 60 F y A gv F u A nt ] Rn 0.75[322.2 296.69] 464.16kips 0.6Fu Anv 0.6Fy Agv 7 Fu Ant 65 * 9 3 * 0.716 296.6925 8 Upper Limit kontrol Rn 0.6Fu Anv Fu Ant 0.75 296.69 296.69 445 kips • • • • Yield strength = 662 kips Fracture strength = 515kips Block Shear = 445kips Design Strength = 445kips Kekakuan Batang Tarik Slenderness Ratio Pembatasan kelangsingan, mencegah batang terlalu flexible, yang menyebabkan: • lendutan akibat berat sendiri • vibrasi akibat angin atau getaran mesin Kelangsingan (slenderness ratio): Dimana L = panjang batang r= radius of gyration L/r r Kelangsingan maksimum: Batang primer : 240 Batang sekunder : 300 I A Threaded Rods and Cables • When slenderness is not a consideration, circular rods and cables are often used (hangers, suspended bridges). • Rods are solid and cables are made from individual strands wound together. Threaded Rods and Cables Threaded Rods and Cables • t Pn = 0.75 (0.75 Ab Fu) Ab = nominal (unthreaded) area It is common to use a min diameter of 5/8 in. for rods. Sag Rods • Sag rods are used to provide lateral support for the purlins (to prevent sag in direction parallel to a sloping roof due to vertical applied loads). • They are designed to support the component of roof loads parallel to the roof.