Pengantar Kajian Pemikiran Islam Pemikiran merupakan aspek yang mendasar dalam kehidupan manusia. Darinya manusia mengarahkan sikap, perilaku dan tindakannya. Pemikiran manusia akan senantiasa mengalami perkembangan sesuai dengan pengalaman dan perjalanan hidupnya. Banyak factor yang membentuk pemikiran seseorang. Diantaranya adalah, pendidikan, lingkungan, ideologi atau pandangan dunia, agama dan zaman. Tidak ada aktifitas manusia yang lepas dari pemikiran. Kehidupan yang saat ini berjalan dengan bermacam pola kebiasaan yang beragam, merupakan hasil dari pemikiran manusia. Manusia selalu menghendaki kehidupan yang baik dan sempurna. Tidak ada manusia yang menghendaki kehidupannya menjadi buruk dan kacau. Dalam membangun kehidupan yang demikian, manusia memikirkan suatu yang ideal yang pantas untuk dijalaninya. Maka lahirlah pemikiran-pemikiran manusia yang berusaha membangun kehidupan yang baik dan sempurna tersebut. Ada yang melandaskan pemikirannya pada agama, ada pula yang melandaskannya pada filsafat tertentu. Menurut Ahmad Tafsir, sudah sejak dulu filsafat dan agama saling mengisi dan mewarnai kehidupan manusia. Kadang pula terjadi saling berebut kendali atas kehidupan manusia. Tak terkecuali dalam bidang pemikiran. Pengaruh keduanya sangat besar dalam membentuk suatu pemikiran. Pemikiran dari keduanya telah melahirkan peradaban. Yang masing-masing pernah berjaya pada masanya. Sebagai umat beragama, khususnya agama Islam, sudah sewajarnya apabila kita mendasarkan pemikiran pada Islam dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Namun saat ini, perhatian pada pemikiran Islam cenderung terabaikan, atau hanya ramai di kalangan akademisi saja. Akhirnya pemikiran Islam berakhir hanya sebagai pelajaran di kelas-kelas saja tanpa pernah terpaut dengan realitas kehidupan yang tengah dan terus berubah. Padahal pemikiran Islam ini sangat dibutuhkan untuk melihat dan memahami realitas sekaligus menjawab persoalan yang tengah terjadi. Entah itu pemikiran yang bercorak hukum atau fiqih, social, budaya dan yang lainnya, sangatlah penting bagi misi setiap muslim yakni menegakan kehidupan yang Islami. Untuk itu, mengkaji pemikiran Islam, hendaknya dilakukan secara intensif bagi kelompok yang mengemban misi penegakan kehidupan Islami ke tengah-tengah masyarakat. Karena kehidupan saat ini senantiasa mengalami perubahan dengan sangat cepat, maka pemikiran-pemikiran Islampun harus terus disegarkan dan diperbaharui agar senantiasa aktual dalam kehidupan. Pengantar Memahami Pemikiran Islam William C. Chittik menyatakan bahwa pemikiran selalu menjadi komponen penting bagi manusia. Ia harus diperhatikan sebelum segala hal lainnya. Adalah sifat manusia untuk memahami bahwa ia adalah pemikiran dan kesadaran. Pemikiran dan kesadaran ini akan senantiasa terpaut dengan realitas kehidupan. Entah itu sebagai respon ataupun daya yang berusaha mempengaruhi realitas. Kehidupan saat ini telah membawa manusia untuk melupakan terus menerus hakikat tersebut. Kesibukan dunia, relatif telah mereduksi aspek pemikiran manusia. Sangat sedikit waktu yang bisa diperoleh manusia saat ini untuk dapat merenung dan berfikir tentang diri dan kehidupannya. Akhirnya pemikirannya hanya terbatas dipengaruhi oleh kesibukan yang tak jarang terjebak pada rutinitas yang itu itu saja. Sehingga menutup cara pandang di luar aktifitas rutinnya sehari-hari. Realitas yang dibentuk oleh hasil pemikiran semacam ini, hanya akan melanggengkan kehidupan yang kaku dan terasing dari kemajuan. Di sinilah dibutuhkan penyegaran dan pembaruan pemikiran untuk mampu menciptakan kehidupan yang ideal. Lebih lanjut, William C. Chittick memberikan pemahaman bahwa pemikiran adalah kemampuan manusia untuk memahami segala sesuatu dan mengartikulasikan pemahaman ini dalam konsep dan bahasa. Secara sederhana pemikiran adalah pandangan terhadap sesuatu yang dihasilkan melalui proses berfikir. Proses berfikir dalam perspektif psikologi adalah proses mental yang melibatkan, penilaian, pemilahan, pengkategorian, penghitungan, pembandingan, menghubungkan, menafsirkan dan mengambil kesimpulan. Dalam Islam, berfikir menempati peran yang sangat penting bagi kehidupan dan keberagamaan. Banyak ayat-ayat Alquran yang merangsang manusia untuk senantiasa berfikir, seperti tafakkur, tadabbur dan tadzakkur. Hasil daripada proses berfikir itulah yang disebut dengan pemikiran. Yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa dalam proses berfikir, manusia akan senantiasa menggunakan landasan tertentu dalam proses berfikirnya. Ada nilai-nilai yang kemudian mempengaruhi manusia selama melangsungkan proses berfikir. Landasan tersebut digunakan untuk menilai, memilah, menafsirkan sesuatu. Pemikiran Islam, adalah pemikiran yang menggunakan nilai-nilai Islam sebagai dasarnya. Nilai-nilai Islam sendiri tiada lain adalah dua sumber utama dalam Islam yakni Alquran dan Sunnah. Aktifitas yang memproduksi pemikiran dalam Islam disebut Ijtihad. Meskipun istilah ini cenderung mengarah pada pemikiran hukum Islam. Namun secara lebih modern istilah tersebut bisa juga dipakai sebagai aktifitas yang memproduksi pemikiran. Diantara ulama yang tidak mengkategorikan ijtihad sebagai pemikiran hukum Islam saja adalah Ibnu Taimiyyah, Fakhruddin al-Razi, Muhammad al-Ruwaih1. Dewasa ini kita dihadapkan oleh berbagai macam model pemikiran Islam. Diantaranya yang menjadi arus utama pengelompokan pemikiran Islam adalah tradisionalis, modernis, fundamentalis, transformatif, moderat dan liberal. Munculnya aliran-aliran pemikiran ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan kehidupan yang berubah-ubah. Masing-masing pemikiran berusaha menawarkan gagasan yang paling baik demi kelangsungan kehidupan yang Islami. Ada juga pemikiran yang muncul untuk merespon pemikiran yang lain. Kehadiran pemikiran-pemikiran tersebut adalah gambaran betapa Islam memiliki khazanah atau kekayaan pemikiran yang beragam. Namun di tengah banyaknya pemikiran yang berkembang, tentunya kita harus tetap kritis untuk menempatkan pemikiran Islam agar tidak menyimpang dan bertentangan dengan Alquran dan Sunnah. Selain model atau tipologi pemikiran Islam yang beragam, ada pula corak pemikiran Islam yang juga cukup beragam. Diantaranya pemikiran dengan corak fiqh atau hukum Islam, corak Kalam, Tasawuf, dan ahlul Hadis. Keberagaman corak pemikiran Islam ini sebenarnya dipengaruhi oleh latar belakang ilmu-ilmu keIslaman2. 1 Abdul Rahem, Menelaah Kembali Ijtihad di Era Modern. Jurnal STAIN Pamekasan, (Tanpa tahun), hal. 187 Abdul Quddus, Perbandingan Pemikiran Islam. (Mataram: Sanabil Creative, 2015) 2