Uploaded by resky saputra

147400693-Air-Tajin-Dan-ASI

advertisement
AIR TAJIN
Air tajin hanya mengandung kalori dan air, sedangkan susu mengandung protein,lemak,
vitamin,kalsium, dan masih banyak lagi.
Air tajin hanyalah air rebusan beras dan tidak mengandung nutrisi lain selain karbohidrat. Jadi,
bayi hanya akan bertambah gemuk, namun tidak berisi jika bayi minum tajin saja. Air tajin
adalah cairan putih kenyal yang dihasilkan beras yang ditanak.
Kandungan gizi yang terkandung didalamnya secara umum adalah sebagai berikut:
Komponen
Energi (Kal)
Air (g)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Abu (g)
Vitamin B1 (mg)
Fe (mg)
Jumlah
43,20
91,21
0,66
1,92
5,82
0,38
0,0046
0,086
Zat Gizi ASI
a.
Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber
energi untuk otak. Namun demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak
dapat mencerna laktosa (intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat
ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibandingkan laktosa
susu sapi. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya
meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah
melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.
b.
Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih
mudah diserap oleh usus bayi.
ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik yang tersusun
dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat). Nukleotida ini mempunyai peran
dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri
baik yang di dalam usus, dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.
c.
Lemak
Kadar lemak dalam ASI yang tinggi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang
cepat selama masa bayi. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan
otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu, ASI banyak mengandung asam
lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksonik (DHA) dan asam arakidonat
(ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata.
ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang.
d.
Karnitin
Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang diperlukan
untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi
terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam kolostrum kadar karnitin
lebih tinggi lagi.
e.
Vitamin
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor
pembekuan. Vitamin D untuk mencegah bayi menderita penyakit tulang. Vitamin A
berfungsi untuk kesehatan mata dan juga untuk mendukung pembelahan ssel, kekebalan
tubuh dan pertumbuhan.
f.
Mineral
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi utama
untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan
darah. Kandungan zat besi di dalam ASI lebih mudah diserap yaitu 20-50%. Sehingga bayi
yang mendapat ASI mempunyai resiko lebih kecil untuk mengalami kekurangan zat besi.
Mineral zink dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan mineral yang banyak membantu
berbagai proses metabolisme di dalam tubuh.
Komposisi ASI
Kandungan
Energy (Kg kla)
Laktosa (gr/100ml)
Lemak (gr/100ml)
Protein (gr/100ml)
Mineral (gr/100ml)
Immunoglobulin :
Kolostrum
57,0
6,5
2,9
1,195
0,3
Transisi
63,0
6,7
3,6
0,965
0,3
Asi Matur
65,0
7,0
3,8
1,324
0,2





IgA (mg/100ml)
Ig G (mg/100ml)
IgM (mg/100ml)
Lisosim (mg/100ml)
Laktoferin
KOMPOSISI / 100ML
Kalori
Protein
Laktalbumin (%)
Kasein (%)
Air (ml)
Lemak (gr)
Karbohidrat
MINERAL
Na
K
Ca
P
Mg
Fe
Zn
VITAMIN
A (iu)
C (mg)
D (iu)
E (iu)
Tiamin (mg)
Riboflavin (mg)
Niacin (mg)
Ph
Bacteria iontent
335,9
5,9
17,1
14,2-16,4
420-520
-
119,6
2,9
2,9
24,3-27,5
250-270
ASI matur
75
1,2
80
20
87,1
4,5
7,1
16
53
33
14
4
0,05
0,15
182
5
2,2
0,08
0,01
0,04
0,2
Alkaline
Sterile
EFEK PEMBERIAN AIR TAJIN PADA USIA < 6 BULAN
Pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini dapat mengakibatkan bayi lebih sering
menderita diare. Hal ini disebabkan pembentukan zat anti oleh usus bayi belum sempurna dan
mungkin juga cara menyiapkan makanan yang kurang bersih. Bayi mudah alergi terhadap zat
makanan tertentu. Keadaan ini terjadi akibat usus bayi masih permeable, sehingga mudah dilalui
oleh protein asing. Sebelum mencapai usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum mampu
berfungsi dengan sempurna, sehingga ia belum mampu mencerna makanan selain ASI.
Tingginya solute load dari MP-ASI yang diberikan dapat menimbulkan hiperosmolaritas yang
meningkatkan beban ginjal.
Referensi :
Kristiyanasari, Weni. 2011. Asi, Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika.
Ikatan Dokter Indonesia Anak Cabang Jakarta, 2008. Bedah ASI – Kajian dari Berbagai Sudut
Pandang Ilmiah. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Download