MAKALAH ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER (CBIS) DALAM PROGRAM E-WARUNG INDAH CAHYANI (530011661) Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA UT 2018 Judul artikel: Salurkan Bantuan Non-Tunai, Pemerintah Perbanyak E-Warung di Jakarta Sumber: ekonomi.kompas.com/read/2017/08/14/145229626/salurkan-bantuan-non-tunai-pemerintahperbanyak-e-warung-di-jakarta Tahun artikel: 2017 Pendahuluan CBIS adalah sistem infomasi yg terhubung (online), tepat waktu (real time) dan dapat dipercaya (Ali, 2016). Pada teori CBIS diasumsikan bahwa semua bagian terhubung melalui satu jaringan yang saling terkoneksi satu dengan yang lain, sehingga kegiatan-kegiatan yang memerlukan pendeteksian oleh departemen selain departemen pelaksana akan dapat langsung memperoleh tembusan dokumen pada saat dicatat oleh departemen pelaksana. Sistem informasi berbasis komputer akan mempengaruhi percepatan pengambilan keputusan manajemen. Jika manajemen terbiasa menggunakan pola pikir manual yang dibatasi oleh ruang dan waktu maka akan sangat mungkin organisasi akan kesulitan menyesuaikan diri ketika memasuki era komputerisasi. Keputusan yang diambil oleh manajemen dengan pola pikir manual biasanya akan sangat lambat karena kurang memperhitungkan kecepatan hasil tindakan yang disebabkan oleh perubahan teknologi informasi. Yang dimaksud dengan CBIS bukanlah internet, e-mail atau personal computer melainkan suatu sistem informasi yang menggunakan teknologi komputer dalam melakukan beberapa kegiatan. CBIS mengandung hardware, software, database, jaringan, aturan - aturan, sumber daya manusia, tujuan, and struktur sosial. CBIS terdiri dari sistem informasi interprise (termasuk di dalamnya sistem informasi akuntansi), sistem informasi manajemen dengan kelima sistem fungsional di dalamnya, sistem penunjang keputusan manajemen, virtual office dan sistem informasi eksekutif. Di era digital saat ini, perkembangan teknologi merupakan suatu tuntutan yang mau tidak mau harus diterima oleh semua orang. Pemerintah melalui Kementerian Sosial akan membangun e-warung atau layanan warung non-tunai di Jakarta. Adapun e-warung ini merupakan warung yang menyalurkan bantuan pangan non tunai (BPNT) bagi para peserta Program Keluarga Harapan (PKH). Warga bisa mendapatkan bahan pokok dalam BPNT melalui transaksi non-tunai. Secara spesifik Presiden RI pada Rapat Kabinet Terbatas (Ratas) tentang Program Penanggulangan Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi tanggal 16 Maret 2016 memberikan arahan bahwa mulai Tahun Anggaran 2017 penyaluran manfaat Raskin agar dilakukan melalui kupon elektronik (evoucher) sehingga dapat tepat sasaran dan lebih mudah dipantau. E-voucher ini selanjutnya digunakan oleh penerima manfaat untuk membeli beras serta bahan pangan lainnya, sesuai jumlah dan kualitas yang diinginkan. Dengan demikian, tujuan Program Bantuan Pangan secara non tunai ini selain meningkatkan ketepatan kelompok sasaran, juga untuk memberikan nutrisi yang lebih seimbang, memberikan lebih banyak pilihan dan kendali kepada rakyat miskin, mendorong usaha eceran rakyat, serta memberikan akses jasa keuangan pada rakyat miskin, dan mengefektifkan anggaran. Selain itu, penyaluran bantuan pangan secara non tunai juga diharapkan dapat berdampak bagi peningkatan kesejahteraan dan kemampuan ekonomi penerima manfaat. E-warung adalah istilah yang digunakan dalam Program Bantuan Pangan Non Tunai untuk menyebutkan agen bank, pedagang dan/atau pihak lain yang telah bekerja sama dengan Bank Penyalur dan ditentukan sebagai tempat pembelian bahan pangan oleh KPM, yaitu pasar tradisional, warung, toko kelontong, e-Warung KUBE, Warung Desa, Rumah Pangan Kita (RPK), Agen Laku Pandai, Agen Layanan Keuangan Digital (LKD) yang menjual bahan pangan, atau usaha eceran lainnya. Dari pengertian tersebut di atas e-Warung KUBE-PKH melayani 4 (empat) hal yaitu: (1) Pelayanan jasa pencairan bantuan sosial non-tunai berupa bahan pangan pokok secara elektronik; (2) Penyediaan kebutuhan-kebutuhan pokok warga masyarakat lingkungan sekitarnya; (3) Pemasaran hasil produksi penerima bantuan; (4) Penarikan dana tunai. Terdapat beberapa kriteria toko yang bisa menjadi penyalur dari e-warung ini antara lain: (1) Lokasi terkoneksi jaringan internet dan jaringan listrik; (2) Melayani 500 (lima ratus) sampai dengan 1000 (seribu) penerima manfaat yang berasal dari anggota KUBE peserta PKH, dan penerima beras untuk rakyat sejahtera yang berasal dari 1 (satu) kecamatan atau lebih, dalam 1 (satu) kabupaten; (3) Menggunakan rumah pengurusatauanggotaKUBE Jasa; (4) Aksesibilitas jalan yang memadai. Analisis Sekarang, apakah e-warung merupakan suatu penerapan CBIS oleh pemerintah? Kita tinjau dari komponen CBIS yang telah dijabarkan di atas. Tahap pertama yang dilakukan pemerintah dalam penyiapan e-warung adalah koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah terkait bantuan pangan non-tunai. Pelaksanaan Program Bantuan Pangan Non Tunai merupakan Tim Koordinasi Rastra yang didukung oleh Koordinator Kota PKH (Korkot PKH) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) di bawah pembinaan Dinas Sosial yang berperan dalam melakukan pendampingan Program Bantuan Pangan Non Tunai di tingkat kota, kecamatan dan kelurahan. Setelah Bank Penyalur mengetahui jumlah calon KPM di masing - masing lokasi penyaluran, Bank Penyalur mengidentifikasi pedagang dan agen untuk selanjutnya dapat menjadi e-warung penyalur Bantuan Pangan Non Tunai pada masing-masing lokasi tersebut. Penetapan e-warung dilakukan sesuai ketentuan Bank dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria yang diperlukan sebagai penyalur Bantuan Pangan Non Tunai. Tahapan pertama ini dapat digolongkan dalam komponen yang pertama yakni sistem informasi enterprise dimana data penerima bantuan serta pedagang yang akan menyalurkan bantuan dihimpun. Kemudian bank penyalur mulai memilah pedagang yang melayani e-warung sesuai dengan kriteria yang ditetapkan pemerintah. Ini merupakan komponen management information system dan keputusan yang diambil bank penyalur tersebut merupakan sistem penunjang keputusan manajemen. Kantor maya atau yang dikenal dengan virtual office tentu terlihat jelas dalam sistem ini dimana pemerintah, bank, dan pedagang tidak berada dalam lokasi yang sama sehingga ada suatu kantor virtual penghubung sehingga database pengguna dan pengelola bisa diakses secara real time oleh pemerintah penyedia dana bantuan e-warung ini. Bank Penyalur memberikan notifikasi dana Bantuan Pangan yang sudah ditransfer ke Akun Elektronik Bantuan Pangan KPM antara lain dapat berupa SMS ke nomor HP KPM atau bekerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk menginformasikan ke KPM hal-hal terkait Bantuan Pangan Non Tunai. Kesimpulan Pemerintah telah menerapkan SIstem Informasi Berbasis Komputer untuk menyalurkan bantuan berupa fasilitas e-warung. Hal ini merupakan terobosan baru yang memudahkan penyaluran bantuan sekaligus membantu pengawasan pemberian bantuan secara real time dan terarah. Daftar Pustaka Ali, Hapzi. 2016. “Computer Based Information System”. Diakses pada 11 Februari 2018 dari https://elearning.ut.ac.id/pluginfile.php/1220106/mod_resource/content/1/1.%20Hapzi%2 0Ali%2C%20Sistem%20Informasi%20Berbasis%20Komputer%20%28Computer%20Bas e%20IS%29%2C%20CBIS%2C%20%20UT.pdf Anonim. “Pengantar System=CBIS)”. Sistem Informasi Diakses Manajemen pada 11 http://repository.ut.ac.id/4585/1/EKMA5102-M1.pdf (Computer Februari Based Information 2018 dari Daniel, Debby Ratna. 2005. “Sistem Informasi Manajemen”. Universitas Terbuka: Tangerang Selatan. DIREKTORAT PENANGANAN FAKIR MISKIN PESISIR PULAU-PULAU KECIL DAN PERBATASAN ANTAR NEGARA. 2017. “ELEKTRONIK WARUNG KELOMPOK USAHA BERSAMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN”. Diakses pada 10 Februari 2018 dari http://simontok.kemsos.go.id/home/book/Bahan%20Diskusi%20E- Warong,%202017.pdf Gupta, Dinesh. 2013. “IMPACT OF COMPUTER BASED INFORMATION SYSTEMS ON ORGANISATION PERFORMANCE IN ONIDA LTD”. Diakses pada 10 Februari 2018 dari http://csjournals.com/IJCSC/PDF4-1/Article_7.pdf Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. 2017. “PEDOMAN PELAKSANAAN BANTUAN PANGAN NON TUNAI”. Diakses pada 10 Februari 2018 dari https://bantuanpangan.com/beranda/unduh/Pedoman_Pelaksanaan_Bantuan_Pangan_Non _Tunai_12_Januari_2017_versi_1.pdf Kompas.com. 2017. “Salurkan Bantuan Non-Tunai, Pemerintah Perbanyak E-Warung di Jakarta”. Diakses pada 11 Februari 2018 dari ekonomi.kompas.com/read/2017/08/14/145229626/salurkan-bantuan-non-tunaipemerintah-perbanyak-e-warung-di-jakarta Liputan 6. 2017. “e-Warung, Pemberdayaan Dana Bansos yang Mendidik”. Diakses pada 10 Februari 2018 dari http://news.immigration.gov.tw/ID/PDF.ashx?NEWSGUID=5b8b11822c32-4118-8809-ccab32808871 Wilson, FA. “Computer-Based Information Systems and Knowledge Management: Contrasting the Objectivist and Subjectivist Perspectives”. Diakses pada 10 Februari 2018 dari http://www.pacis-net.org/file/2005/154.pdf Yusof, Mokhtar Mohd. 1996. “SENIOR EXECUTIVES' ROLE IN THE COMPUTERBASED INFORMATION SYSTEMS (CBIS) IMPLEMENTATION PROCESS: THE CASE OF MALAYSIAN GOVERNMENT AGENCIES”. Diakses pada 10 Februari 2018 dari http://usir.salford.ac.uk/14776/1/DX197783.pdf