OLEH : TINJAUAN MATA KULIAH Tugas utama dari pimpinan organisasi bisnis adalah membuat keputusan, yakni memilih alternatif tindakan yang ada untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Dalam bidang pemasaran, pimpinan pemasaran harus memutuskan untuk menaikkan atau tidak menaikkan harga produk. Dalam bidang keuangan, pimpinan keuangan harus memutuskan untuk menggunakan pinjaman atau laba yang ditahan untuk membelanjakan aktiva tetap yang akan dibeli. Secara umum, keputusan yang dipilih akan lebih baik dalam menyelesaikan masalah jika pimpinan organisasi bisnis memiliki informasi yang berkaitan dengan tiap alternatif yang akan dipilihnya. Modul ini berisi berbagai hal yang diperlukan untuk melakukan penelitian dengan pendekatan kuantitatif, mulai dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir suatu penelitian. Modul 1 PENGERTIAN PENELITIAN BISNIS Modul 1 ini merupakan dasar dari delapan modul lainnya. Dengan mempelajari Modul 1 ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan pengertian dan proses ilmiah. Secara khusus, setelah mempelajari Modul 1 ini, mahasiswa dapat menjelaskan : 1. Pengertian penelitian ilmiah. 2. Kriteria kebenaran ilmiah. 3. Proses penelitian bisnis. 4. Proses penelitian bisnis serta 5. Perbedaan penelitian dasar dan penelitian terapan maupun. 6. Perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif A. VARIABEL DAN PENELITIAN KUANTITATIF Sebelum hal lain dijelaskan dalam modul ini, istilah “variabel” dijelaskan lebih dulu. Alasannya adalah bahwa variable merupakan objek material dalam penelitian kuantitatif yang menjadi fokus utama modul ini. Selain itu istilah variabel itu akan sering digunakan dalam modul ini. Fokus utama modul ini adalah pada metode penelitian kuantitatif. Obyek dari metode itu adalah variabel, yaitu sesuatu yang memiliki atribut yang bervariasi dan atribut itu dinyatakan dalam bentuk numerik (kuantitatif, bilangan). Contoh variabel adalah jenis kelamin dengan dua variasi atribut, yaitu atribut perempuan dan atribut laki-laki. Atribut perempuan, misalnya diberi lambang angka 0 dan atribut laki-laki diberi lambang angka 1. A.. METODOLOGI PENELITIAN BISNIS Fokus dari modul ini adalah metode penelitian kuantitatif dalam bidang bisnis, dan pengertiannya dikemukakan dibawah ini. Perlu ditekankan bahwa metode penelitian dalam modul ini berfokus pada metode penelitian kuantitatis yang didasarkan pada positivism, yakni salah satu alitan dalam filsafat ilmu. Menurut positivisme, keberadaan obyek ilmu harus dapat diketahui melalui panca indera (empiris) dan dapat diukur dalam bentuk numerik. Terkait dengan itu, ciri utama kebenaran atau pengetahuan ilmiah adalah logis dan empiris. Logis berarti pernyataan dan pengetahuan itu harus masuk akal. Empiris berarti bahwa kebenaran pernyataan dalam pengetahuan itu harus dapat diverifikasi, diperiksa dalam kenyataan, yakni melalui data. Jadi, sifat logis dan empiris itu harus terpenuhi agar suatu pengetahuan dinyatakan ilmiah. C. PENGETAHUAN ILMIAH DAN PENGETAHUAN AWAM Untuk memperjelas ciri dari metode ilmiah yang digunakan dalam memperoleh pengetahuan ilmiah, berikut ini yang digunakan dalam memperoleh pengetahuan ilmiah, berikut ini dijelaskan kesamaan dan perbedaan antara pendekatan ilmiah dan common sense. Common sense merupakan cara kita memperoleh pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari (Shaughnessy, et al, 2003), atau dapat juga disebut sebagai cara orang awam untuk memperoleh pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh itu disebut pengetahuan orang awam. D.JENIS PENELITIAN Ada banyak jenis penelitian yang dikemukakan oleh para ahli. Sebagian dari jenis penelitian itu dijelaskan pada pasal ini. 1. Penelitian Murni dan Penelitian Terapan Berdasarkan tujuannya, penelitian ilmiah dapat dibedakan menjadi penelitian dasar (murni) dan penelitian terapan. Penelitian dasar dimaksudkan untuk mengembangkan ilmu, menjawab masalah-masalah yang terkait dengan keterbatasan teori, kemajuan ilmu. Penelitian terapan dimaksudkan untuk menyelesaikan masalahmasalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan teori (hasil penelitian) yang telah ada. Jadi penelitian terapan tidak dimaksudkan untuk mengembangkan ilmu. 2. Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif 1. Ilmu dapat dibedakan menjadi ilmu alam dan bukan ilmu alam dan bukan ilmu alam. Ilmu alam, seperti ilmu fisika dan ilmu kimia, berkembang lebih awal. Ilmu alam menggunakan metode ilmiah dengan ciri-ciri yang telah dijelaskan diatas sehingga disebut sebagai pengetahuan ilmiah. Objek material ilmu-ilmu alam adalah halhal yang bersifat fisik, yang dapat diobservasi, diamati secara langsung. Jadi, hal-hal yang bersifat metafisik (melampaui alam fisik) tidak termasuk dalam kategori pengetahuan ilmiah. Selain itu, desain penelitian eksperimen (kausal, sebab akibat) mendominasi ilmu-ilmu alam. Dalam perkembangan selanjutnya, metode observasi dibedakan menjadi observasi langsung (melalui indera penglihatan) dan observasi tidak langsung (melalui angket, wawancara, dan lain-lain). Hal ini akan dijelaskan secara rinci pada modul lainnya. Ilmu-ilmu yang berkembang kemudian, antara lain adalah ilmu-ilmu social seperti psikologi. Objek materialnya bukan fisik, tapi jiwa, sehingga tidak dapat diobservasi secara langsung. Selain itu, pada awalnya, desain penelitian eksperimen belum digunakan dalam ilmu-ilmu sosial. Atas dasar objek material dan desaim penelitian itu, pada awalnya psikologi tidak dikategorikan sebagai pengetahuan ilmiah. E. Cara Memperoleh Pengetahuan Selain melalui pendekatan/ penelitian ilmiah, seperti yang telah dijelaskan, kita dapat memiliki beberaoa sumber lain untuk memperoleh pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan yang demikian, tentu saja, tidak tergolong ilmiah. Ada lima cara untuk memperoleh pengetahuan yang dijelaskan pada pasal ini, yaitu melalui pengalaman pribadi, otoritas, penalaran induktif, penalaran deduktif, dan penalaran ilmiah (reflektif). Empat cara yang pertama tidak menghasilkan pengetahuan ilmiah. Cara yang terakhir tidak lain dari metode ilmiah yang telah dijelaskan pada pasal sebelumnya. 1. Pengalaman Pribadi Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyatakan bahwa pengalaman (pribadi) adalah guru yang terbaik. Selain itu, banyak pengetahuan orang yang diperoleh melalui pengalaman pribadi. Pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman pribadi itu sering digunakan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi orang dalam kehidupannya sehari-hari. Terkait dengan itu, menurut Sutrisno (1975), pengalaman memang membuat orang menjadi bijaksana namun demikian jika pengalaman itu tidak digunakan secara kritis, maka pengalaman itu mungkin malah merugikan. 2. Otoritas Pengetahuan dapat juga diperoleh dari pihak-pihak yang memiliki otoritas, seperti dari para ahli. Ketika mengalami sakit, misalnya orang sering meminta pendapat dokter sehingga kita memperoleh pengetahuan mengenai penyakit yang dialaminya. Pengetahuan yang diperoleh melalui tradisi juga termasuk dalam pengetahuan yang diperoleh melalui otoritas. Keunggulan dari pengetahuan yang diperoleh melalui otoritas adalah cepat dan mudah. Namun demikian, ada kelemahan dari perolehan pengetahuan melalui otoritas. Satu, pengetahuan yang dimiliki oleh pihak yang memiliki otoritas mungkin juga salah. Orang tidak jarang menyatakan ahli dalam suatu bidang walaupun tidak didukung dengan kompetensi yang dibutuhkan. Dua, pernyataan dari beberapa orang yang memiliki otoritas mengenai hal yang sama tidak jarang berbeda. Misalnya dua dokter ahli mengenai penyakit yang sama tidak jarang memiliki pendapat atau hasil 1. Penalaran Induktif Pengetahuan dapat juga diperoleh melalui kemampuan manusia dalam berpikir, dalam menghasilkan pengetahuan baru. Pengetahuan yang demikian diperoleh melalui kemampuan yang telah dimilikinya. Penalaran itu dapat bersifat induktif, sebagaimana yang dijelaskan pada ayat ini, maupun deduktif, sebagaimana yang dijelaskan pada ayat berikutnya. Pembuatan kesimpulan secara induktif didasarkan pada pengetahuan mengenai beberapa peristiwa yang sejenis, yang termasuk dalam satu kategori. Berdasarkan pengetahuan mengenai beberapa peristiwa yang sejenis itu, kita membuat kesimpulan yang berlaku terhadap peristiwaperistiwa lainnya yang sejenis, yang belum diketahui. Penalaran Deduktif Pembuatan kesimpulan melalui penalaran deduktif merupakan kebalikan dari pembuatan kesimpulan melalui penalaran induktif. Pembuatan kesimpulan melalui penalaran deduktif dilakukan melalui suatu silogisme (konklusi, kesimpulan). Silogisme terdiri atas tiga proporsi, yaitu pernyataan yang menolak atau membenarkan suatu hal. Dua dari proposisi itu merupakan premis, yakni asumsi atau dasar argumentasi. Kedua premis itu terdiri atas satu premis mayor dan satu premis minor. Satu proposisi lagi merupakan konklusi, konsekuensi, kesimpulan. Contohnya adalah sebagai berikut : Premis mayor : Semua manusia mati Premis minor : si Ali adalalah manusia Konklusi : si Ali mati Penalaran Ilmiah Penalaran ilmiah, disebut juga penalaran efektif, merupakan gabungan dari penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penelitian ilmiah selalu diawali dengan masalah yang dihadapi. Penyelesaiana (jawaban)atas masalah itu dapat diusahakan melalui teori. Teori merupakan kumpulan dari berbagai pengetahuan yang bersifat khusus sehingga teori dapat disebut sebagai pengetahuan umum. Kebenaran teori itu bersifat logis. Postulat Dalam Ilmu Penelitian ilmiah selalu didasarkan pada postulat (ketentuan) tertentu mengenai gejala yang ada dalam alam semesta dan mengenai kemampuan manusia dalam meneliti gejala alam semesta itu. Postulat-postulat berperan penting sebagai landasan dan pedoman kerja penelitian. Ada lima ponstulat penting mengenai alam semesta maupun kemampuan manusia (Sutrisno, 1975) sebagaimana dijelaskan pada pasal ini. Postulat Mengenai Alam Semesta Jenis Semua objek (kondisi, kejadian, gejala, benda, variabel) dalam alam semseta memiliki kesamaan dan perbedaan. Melalui observasi atau pengukuran lainnya, peneliti dapat mengidentifikasikan ciri dari tiap objek itu sedemikian sehingga objek-objek itu dapat dipilah-pilah. Objek yang memiliki ciri yang sama dikelompokkan ke dalam satu kelompok atau jenis. Dengan demikian, kita akan memiliki beberapa kelompok objek, dengan mana dalam tiap kelompok terdapat objek-objek yang terdapat dalam kelompok lain. Makin mendasar ciri yang digunakan sebagai dasar klasifikasi makin baik klasifikasi yang dihasilkan. • Keajegan • Hakikat dari ciri gejala yang ada dalam alam semesta adalah ajek konsisten dalam keadaan tertentu dalam jangka waktu tertentu. Misalnya dari dulu matahari terbit dari sebelah timur. Dalam musim kemarau hujan cenderung tidak ada. Postulat keajekan itu dapat digunakan untuk memprediksi kejadian-kejadian di waktu yang akan datang. • Sebab akibat Semua kejadian dalam alam semesta merupakan suatu rangkaian sebab akibat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, sifat sebab akibat itu tidak selalu dinyatakan bersifat mutlak tapi lebih bersifat probalistik. Ada gejala sebab akibat yang memiliki probabilitas yang tinggi dan ada yang rendah. Makin besar probabilitas itu makin besar keyakinan kita bahwa dua gejala memilki hubungan sebab akibat. Variabilitas gejala alam Antara postulat gejala alam dan postulat jenis memiliki kaitan yang erat. Dalam postulat variabilitas gejala alam yang memiliki variabilitas. Misalnya, dalam praktiik, pimpinan suatu perusahaan sering menggunakan teknik motivasi tertentu untuk meningkatkan prestasi kerja. Dalam kenyataan, peningkatan prestasi kerja itu jika tidak sama untuk tiap pekerja. Makin banyak variabel penyebab yang diperhitungkan dalam menimbulkan suatu variabel akibat, makin kecil variabilitas variabel akibat itu yang tidak dapat dijelaskan. Namun demikian, khususnya dalam ilmu-ilmu sosial, pendidentifikasian dan penggunan semua variabel penyebab dalam satu penelitian sangat susah jika tidak mungkin untuk dilakukan. Postulat Mengenai Kemampuan Manusia Di awal modul 1 ini telah dikemukakan bahwa media dasar yang digunakan orang untuk memperoleh pengetahuan adalah panca inderanya. Terkait dengan itu, ada tiga proses psikologis penting yang digunakan peneliti dalam memperoleh fakta, yaitu proses psikologis yang berkaitan pengamantan, ingatan, dan pemikiran. Perolehan fakta melalui ketiga proses psikologis itu tidak terlepas dari kemungkinan kekeliruan terjadi. Jika salah satu dari ketiganya telah mengalami kesalahan maka pengetahuan yang diperoleh akan salah juga (Sutrisno, 1975). BAB II Metode Statistik Alat analisis yang paling sering digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah metode statistiTerkait dengan itu, metode statistik dapat digunakan untuk beberapa tujuan. Satu, metode statistik dapat digunakan untuk mendeskripsikan data mengenai subjek maupun objek penelitian. misalnya, kita dapat menggunakan metode statistik untuk mengetahui jumlah konsumen laki-laki dan perempuan, ratatata usia konsumen, variasi harga saham. Dua, metode statistik dapat digunakan untuk mengalisis kualitas (reliabilitas dan validitas) alat yang digunakan untuk memperoleh data mengenai subjek maupun objek penelitian. misalnya, untuk mgneuji reliabilitas angket skala likert, kita dapat menggunakan alpa cronbach. Tiga, metode statistik dapat digunakan untuk menganalisis (menguji) hipotesis penelitian. A. Variabel : Skala Dan Jenis Metode statistik merupakan alat analisis yang paling sering digunakan dalam penelitian kuantitatif. Metode statistik digunakan untuk menganalisis data numeric (kuantitif). Jadi objek yang dianalisis adalah variabel. Subjeknya sendiri adalah sesuatu dimana varibael terdapat atau melekat. Subjek itu berupa orang atau benda lainnya. B. Penataan Dan Presentase Data Umumnya penelitian dilakukan terhadap sejumlah besar subjek sehingga akan banyak data yang tersedia. Misalnya, kesetiaan 15.500 pelanggan, harga saham ratusan perusahaan yang terdaftar disuatu bursa, kepuasaan 750 pekerja, dan lain-lain. Kumpulan data yang banyak tidak informastif. Kita tidak mengetahui berapa skor kesetiaan terendah dan tertinggi dari 15.500 pelanggan itu, misalnya kita juga tidak mengetahui rata-rata skor kesetiaan itu. C. Ukuran Tendensi Sentral Data Selain disajikan dalam bentuk tabel dan gambar, sekelompok data dapat juga diwakili dengan hanya satu bilangan atau beberapa bilangan, seperti ukuran tendensi sentral. Ukuran itu dapat berupa nilai rata-rata hitung median maupun mode. Agar lebih mudah, kita menggunakan data berupa 2,2,4,4,8. Nilai rata-rata hitung dari kelima data itu = (2+2+4+4+8)/ 5 =20/5 = 4. Jadi nilai rata-rata hitung merupakan jumlah seluruh nilai data. Mediannya adalah 4 yaitu nilai data yang berada ditengah-tengah jika keseluruhan data diurutkan mulai dari data yang nilai paling kecil sampai dengan data yang nilainnya paling besar. D. Ukuran Variabilitas Data • Ada kemungkinan dua kelompok dua yang berbeda memiliki ukuran tendensi sentral yang sama tapi variabilitasnya berbeda. Misalkan satu perusahaan menggunakan jasa dari dua perusahaan transportasi untuk mengantarkan produknya. Dalam dua kali pengantaran terakhir, perusahaan satu memiliki catatan 2 jam dan 4 jam, perusahaan dua memiliki catatan 3 jam dan 3 jam. Nilai rata-rata hitung dari kedua kelompok data itu adalah sama yaitu 3. Ada beberapa ukurang variabilitas yang paling sering digunakan dalam praktik dan dijadikan sebagai bahan dasar dalam teknik-teknik analisis statistik adalah variasi (dilambangkan dengan α2 dan dibaca sebagai sigma kuadrat) dan deviasi standar α. E. Bentuk Distribusi Data Objek metode statistik adalah variabel yang atributnya bervariasi. Penyebaran berbagai variasi atribut itu disebut data. Data mengenai pendapatan sekelompok besar orang, misalnya dikenal berbentuk distibusi normal. Itu berarti bahwa hanya sebagian yang sangat kecil dari sekelompok besar orang. Sebagian besar dari sekelompok orang itu memiliki pendapatan di sekitar nilai ratarata hitungnya. Dengan mengetahui bentuk distribusi data mengenai pendapatan itu kita akan dapat membuat keputusan mengenai potensi pemasaran produk dari segi harganya. Produk yang memiliki harga tinggi, mestinya memiliki potensi yang sangat kecil untuk dapat dipasarkan dengan berhasil kepada sekelompok besar orang. Ada banyak bentuk distribusi data, seperti normal standar (atau dikenal sebagai distribusi z), distribusi t student, distribusi F, distribusi binomial, dan distribusi kai-kuadrat. F. Jenis Metode Statistik Subjek merupakan sesuatu dimana variabel yang terdapat atau melekat atau dari mana data mengenai variabel diperoleh. Keseluruhan subjek disebut populasi dan bagian dari populasi itu disebut sampel. Terkait dengan itu metode statistik dibedakan menjadi metode statistik deskriptif dan induktif. (inferensial). Metode statistik deskriptif digunakan jika hasil yang diperoleh dari sekelompok subjek (populasi) diberlakukan pada hanya sekelompok subjek (populasi) itu. Misalkan kita memiliki 100 distribusi penghasilan konsumen. Dari 100 konsumen itu kita menghitung rata-rata penghasilannya misalnya Rp. 3.000.000. jika kita menghitung rata-rata penghasilannya 100 konsumen itu sam dengan Rp. 3.000.000 maka kita menggunakan metode statistimetode k deskriptif. G. Distribusi Penyampaian Dan Eror Standar Dalam praktek, orang lebih sering meneliti samper daripada populasi karena berbagai alasan (Modul 5). Hasil yang diperoleh dari sampel itu selanjutnya digeneralisasikan pada populasi dari mana sampel itu diperoleh. Hal itu dilakukan berdasarkan teori probabilitas dan estimasi yang dijelaskan pada pasal ini. Jadi, dasarnya adalah metode statistik inferensial. Distribusi data dapat diperoleh dari suatu populasi atau dari bagian populasi atau dari penyampelan dari populasi. Ukuran variabilitas populasi dan sampel disebut deviasi standar dan untuk penyampelan disebut eror standar (standar error). Uraian mengenai distribusi penyampelan dan eror standar baru dapat dipahami jika kita telah memahami konsep penyampelan berikut itu. Dalam statistik, ada tiga jenis distribusi data, yaitu distribusi data pada populasi, distribusi data pada sampel, dan distribusi data semua sampel yang dapat diperoleh dari populasinya. Distribusi yang terakhir itu disebut distribusi penyampelan. Misalkan suatu populasi terdiri atas 3 data mengenai kepuasan yang diperoleh dari 3 konsumen. Ketiga data kepuasan itu (x) adalah 2,4 dan 6. H. Estimasi Estimasi (perkiraan) dilakukan jika nilai parameter populasi tidak diketahui. Estimator yang digunakan adalah statistik yang diperoleh dari sampel. Jadi, estimasi mestinya hanya dilakukan jika nilai parameter populasi tidak diketahui. Dalam banyak praktik penelitian, data hanya diperoleh dari satu atau sebagian sampel bukan terhadap keseluruhan sampel yang mungkin dipilih dari populasinya. Jadi, nilai parameter populasi maupun informasi mengenai distribusi penyampelannya tidak diketahui. Dalam keadaan yang demikian, parameter maupun informasi mengenai distribusi penyampelan itu dapat diestimasi (diperkirakan) berdasarkan informasi yang diperoleh dari salah satu sampelnya. I. Interval Pengestimasian Suatu Parameter Di atas telah diuraikan interval pengestimasian nilai rata-rata. Secara lebih khusus pengestimasian itu dijelaskan berikut ini dengan mengaitkan dengan bentuk distribusi populasi, pengetahuan mengenai deviasi standar populasi dan ukuran sampelnya. 1. Interval pengestimasian rata-rata dari satu populasi. Jika sesuatu populasi berdistribusi normal, deviasi, standarnya diketahui dan ukuran sampelnya tergolong kecil ataupun besar, maka interval estimasi atas nilai rata-rata populasinya. 2. Interval Pengestimasian Proporsi dari Satu Populasi Untuk sutau proporsi, jika deviasi standar populasinya diketahui, maka interval pengestimasian proporsi populasi tidak diketahui. Interval Pengestimasikan Perbedaan Rata-Rata Dan Proporsi J. Suatu penelitian mungkin melibatkan dua kelompok atau populasi yakni untuk mengetahaui perbedaan rarta-rata atau proporsi terdapat pda keduanya. Interval pengestimasian rata-rata dan proporsi yang terdapat pada kedua populasinya disajikan berikut ini : 1. interval pengestimasian perbedaan dua rata-rata Interval pengestimasian perbedaan dua rata-rata didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu 2. a. kedua sampel bersifat acak independen tidak bergantung satu sama lain. b. kedua populasi berdistribusi normal dan c. variansi kedua populasi adalah homogen Interval Pengestimasian Dua Proporsi Jika n1 dan n2 cukup besar, maka interval pengestimasian perbedaaan dua proporsi pada populasinya dihitung sebagai berikut 𝑃{ 𝑝1 − 𝑝2 − 𝑍𝛿/2(𝛿𝑥1 − 𝑥2) ≤ 𝑝1 − 𝑝2 + Z∝/2(𝛿𝜋` − 𝜋2)} = 1 − 𝛼, dengan √[ 𝑃1 1−𝑝1 𝑝2 1−𝑝2 𝑛 𝑛1 2 }]