1. Distribusi Binomial Sebelum mengetahui definisi dari distribusi binomial,kita terlebih dahulu harus mengetahui percobaan binomial karena distribusi binomial merupakan hasil dari percobaan binomial. Percobaan binomial ditemukan oleh seorang ahli matematika yang berkebangsaan Swiss yaitu Jacob Bernoulli. Karena penemu percobaan binomial ini ditemukan oleh Bernoulli maka percobaan ini bisa disebut percobaan Bernoulli. Percobaan Bernoulli (Bernoulli Trial ) merupakan suatu performans dari suatu percobaan,percobaan ini hanya memiliki dua macam keluaran yaitu “Sukses” atau “Gagal” (Sigit Nugroho : 2008). Distribusi binomial memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Tiap percobaan (eksperimen) hanya memiliki 2 kategori hasil yaitu sukses (S) atau gagal (G) yaitu dapat kita tuliskan dengan ruang sampel { S,G }. 2. Setiap eksperimen memiliki hasil eksperimen yang bersifat independent yaitu hasil dari setiap percobaan tersebut tidak akan mempengaruhi percobaan lain. 3. Probabilitas (peluang ) percobaan tersebut dikategorikan sukses harus sama bagi setiap percobaan. 4. Eksperimen terdiri atas banyaknya (n) yang merupakan bilangan tetap bagi setiap percobaan Dari uraian diatas,dapat disimpulkan bahwa Percobaan Binomial (Bernoulli ) adalah suatu percobaan atau eksperimen dimana setiap percobaan tersebut hanya memiliki dua pilihan kemungkinan jawaban. Hasil – hasil dari percobaan binomial dan peluang( probabilitas ) yang bersesuaian dari hasil percobaan tersebut dinamakan Distribusi Binomial.Distribusi binomial adalah salah satu jenis dari Distribusi Teoritis. Distribusi teoritis merupakan alat yang digunakan untuk menentukan apa yang dapat diharapkan , apabila asumsi-asumsi yang dibuat benar (Supranto, 2001: 32). Dapat ditarik kesimpulan , Distribusi Binomial adalah suatu distribusi teoritis yang berisi hasil dari sebuah percobaan(eksperimen) binomial dimana hasil tersebut sudah sesuai dengan peluang (probabilitas) atau distribusi binomial juga bisa kita sebut dengan sebutan peluang (probabilitas). Notasi-notasi yang umumnya digunakan dalam percobaan binomial dan distribusi binomial adalah sebagai berikut. Notasi P(S) P(F) p q Keterangan Simbol untuk peluang sukses Simbol untuk peluang gagal Peluang sukses Peluang gagal P(S) = p dan P(F) = 1 – p = q n Banyaknya percobaan x Banyaknya sukses dalam n kali percobaan Perhatikan bahwa 0 ≤ X ≤ n dan X = 0, 1, 2, 3, …, n. Peluang(Probabilitas) Binomial yang sesuai dengan distribusi binomial dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Contoh : 1. Koin terdiri dari satu angka dan satu gambar.Ketika kita melempar koin,kita akan mendapatkan dua kemungkinan hasil yaitu gambar atau angka.Sekarang kita mempunyai 3 koin, tentukan probabilitas dari 3 koin tersebut akan menghasilkan tepat 2 angka! Jawab : Soal diatas dapat diselesaikan dengan melihat ruang sampelnya. Ruang sampel dari pelemparan satu koin sebanyak tiga kali adalah S = {AAA, AAG, AGA, GAA, GGA, GAG, AGG, GGG} Dari ruang sampel, kita dapat melihat bahwa ada tiga cara untuk mendapatkan tepat dua angka, yaitu AAG, AGA, dan GAA. Sehingga peluang kita mendapatkan tepat dua angka adalah 3/8 atau 0,375. Contoh 1 dapat juga kita selesaikan dengan menggunakan keempat kriteria percobaan binomial karena : 1. Terdapat tiga kali percobaan. 2. Setiap percobaan hanya memiliki dua kemungkinan, yaitu angka (A) atau gambar (G). 3. Hasil dari masing- masing percobaan saling bebas (hasil dari suatu pelemparan tidak mempengaruhi hasil pelemparan lainnya). 4. Peluang percobaan sukses (angka) adalah ½ di setiap percobaannya. Dalam kasus ini, n = 3, X = 2, p = ½, dan q = ½. Sehingga dengan mensubstitusi nilainilai tersebut ke dalam rumus, kita mendapatkan Jawaban tersebut sama dengan jawaban kita sebelumnya yang menggunakan ruang sampel. 1.1 Parameter Distribusi Binomial Parameter distribusi binomial adalah sebagai berikut : rata-rata (𝜇) , varians (𝜎)2 dan simpangan baku (𝜎). 1. Rata-rata Perhatikan bahwa 𝑋 = ∑ 𝑌𝑖 = 𝑌1 + 𝑌2 + ⋯ + 𝑌𝑛 Dan 𝑌𝑖 akan bernilai 1 jika “sukses” 𝑝(𝑠𝑢𝑘𝑠𝑒𝑠) = 𝑝(1) = 𝑝, bernilai 0 jika “gagal” 𝑝(𝑔𝑎𝑔𝑎𝑙 ) = 𝑝(0) = 1 − 𝑝 = 𝑞 Sehingga, 𝐸 (𝑌𝑖 ) = 1(𝑝) + 0(1 − 𝑝) = 𝑝 + 0 = 𝑝, untuk semua 𝑖 𝐸 (𝑋) = 𝐸(∑ 𝑌𝑖 ) = 𝐸(𝑌1 ) + 𝐸 (𝑌2 ) + ⋯ + 𝐸 (𝑌𝑛 ) 𝐸 (𝑋) = 𝐸(∑ 𝑌𝑖 ) = 𝑝 + 𝑝 + ⋯ + 𝑝 (𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛 𝑘𝑎𝑙𝑖) 𝐸 (𝑋) = 𝐸(∑ 𝑌𝑖 ) = 𝑛𝑝 Jadi, rata-rata dari distribusi binomial adalah 𝑛𝑝. 𝜇 = 𝑛𝑝 2. Varians Turunan rumus diatas hampir sama dengan turunan rumus rata-rata sehingga menghasilkan 𝜎 2 = 𝑛. 𝑝. 𝑞 3. Simpangan baku (𝜎) Turunan rumus diatas hampir sama dengan turunan rumus rata-rata sehingga menghasilkan : 𝜎 = √𝑛𝑝𝑞 2. Distribusi Poisson Distribusi poisson ditemukan oleh seorang ahli matematika kelahiran Prancis yang bernama S.D Poisson (1781-1841).Distribusi poisson adalah distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan probabilitas suatu kejadian yang jarang terjadi dalam suatu interval waktu tertentu atau di suatu daerah tertentu. Adapun ciri-ciri distribusi poisson adalah sebagai berikut: 1. Percobaan di satu selang tertentu tak bergantung pada selang lain. 2. Peluang terjadinya satu percobaan singkat atau pada daerah yang kecil (jarang terjadi) 3. Peluang lebih dari satu hasil percobaan alkan terjadi dalam selang waktu yang singkat tersebut, dapat diabaikan. Probabilitas sukses dari distribusi Poisson dapat diselesaikan dengan rumus: 𝑝𝑟 (𝑥) = 𝜆𝑥 𝑒 −𝑥 𝑥! Dengan : x = 0,1,2,3,....,dst e = bilangan euler = bilangan alam = bilangan natural = 2,71828 𝜆 = rata – rata terjadinya suatu peristiwa ( n x p ) 2.1 Parameter Distribusi Poisson 1. Rata-rata (𝝁) 𝜇=𝜆 2. Simpangan Baku (𝝈) 𝜎 = √𝜆 3. Distribusi Normal Distribusi normal adalah distribusi dari variabel acak kontinu. Kadang-kadang distribusi normal disebut juga dengan distribusi Gauss. Distribusi ini merupakan distribusi yang paling penting dan paling banyak digunakan di bidang statistika. Distribusi ini menyerupai bentuk lonceng (Bell Shape) dengan nilai rata-rata X sebagai sumbu simetrisnya. Fungsi densitas distribusi normal diperoleh dengan persamaan sebagai berikut : Dengan : = Nilai konstan yang ditulis hingga 4 desimal 𝜋 = 3,1416 e = Bilangan konstan, bila ditulis hingga 4 desimal, e = 2,7183 μ = Parameter, merupakan rata-rata untuk distribusi = Parameter, merupakan simpangan baku untuk distribusi Jika Nilai x mempunyai batas nilai −∞ < 𝑥 < ∞ maka dikatakan bahwa variabel acak X berdistribusi normal. Persamaan di atas bila dihitung dan diplot pada grafik akan terlihat seperti pada Gambar berikut. Kurva Distribusi Normal Umum Sifat – sifat penting dari Distribusi Normal 1. Grafik selalu diatas sumbu-X (horisontal) 2. Bentuk simetris terhadap sumbu-Y pada X = μ 3. Mempunyai modus pada X = μ sebesar 0,3989/ σ 4. Grafik mendekati sumbu-X pada X = μ-3μ dan X = μ+3μ 5. Kurva normal digunakan sebagai acuan pengujian hipotesis jika ukuran sampel n ≥ 30 6. Luas daerah yang dibatasi oleh sumbu-X dan kurva normal sama dengan satu satuan luas. 7. Simpangan baku σ menentukan bentuk kurva, semakin kecil σ akan semakin runcing juga kurvanya . Distribusi kurva normal dengan sama dan berbeda Kurva normal dengan mean dan standar deviasi yang berbeda 0.4 0.0 0.2 dnorm(x, 1, 0.5) 0.6 0.8 -6 -4 -2 0 2 4 x Kurva normal dengan simpangan baku sama 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Distribusi Normal dnorm(x, 5, 1) 0 2 4 6 x 8 10 Untuk menyelesaikan persoalan dalam menyelesaikan integral fungsi kepadatan peluangnya , maka dapat diatasi dengan mentransformasikan variabel acak normal X menjadi variabel acak Z . Dimana z = 𝑥− 𝜇 𝜎 Sehingga X~N ( μ , σ 2 ) sama artinya dengan Z~N (0 , 1) Z~N (0 , 1) dibaca Z terdistribusi normal dengan rata-rata 0 dan varians 1 dengan μ = 0 dan 𝜎= 1 sehingga fungsi densitasnya berbentuk : Dengan batas z −∞ < 𝑧 < ∞ Perubahan grafiknya dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Setelah distribusi normal baku yang didapat dari distribusi normal umum maka daftar distribusi normal baku dapat digunakan. Bagian-bagian luas distribusi normal baku dapat dicari. Caranya adalah : 1. Hitung z sehingga dua desimal 2. Gambarkan kurvanya seperti gambar normal standar 3. Letakkan harga z pada sumbu datar, lalu tarik garis vertikal hingga memotong kurva. 6. Dari z di kolom kiri maju ke kanan dan dari z di baris atas turun ke bawah, maka didapat bilangan yang merupakan luas yang dicari. Bilangan yang didapat harus dituliskan dalam bentuk 0,xxxx (bentuk 4 desimal). 4. Luas yang tertera dalam daftar adalah luas daerah antara garis ini dengan garis tegak di titik nol. 5. Dalam tabel normal cari tempat harga z pada kolom paling kiri hanya satu desimal dan desimal keduanya dicari pada baris paling atas. Penggunaan Tabel Distribusi Normal Untuk keperluan praktis, para ahli statistika telah menyusun Tabel distribusi normal baku dan tabel tersebut dapat ditemukan hampir di semua buku teks Statistika. Tabel distribusi normal baku disebut juga dengan Tabel Z dan dapat digunakan untuk mencari peluang di bawah kurva normal secara umum, asal saja nilai µ dan σ diketahui. Sebagai catatan nilai µ dan σ dapat diganti masing- masing dengan nilai x dan S. Berikut tabel distribusi normal baku : Misalnya dari hasil perhitungan diperoleh nilai Z = 1,96 Maka di kolom kiri kita cari nilai1,9 dan baris atas kita cari angka 6 Dari kolom 6 bergarak ke bawah, hingga pertemuan titik yang menunjukkan angka 0,4750. Berarti luas daerah di dalam kurva normal antara rata-rata dengan 1,96 SD ke kanan adalah 0,475. Karena luas kurva ke kanan dan ke kiri sama, maka luas penyimpangan 1,96 ke kanan dan ke kiri dari rata-rata adalah 0,95 (95%). Fenomena distribusi data normal : • Kira-kira 68,27% dari kasus ada dalam daerah satu simpangan baku sekitar rata-rata, yaitu antara μ - σ dan μ + σ. • Ada 95,45% dari kasus terletak dalam daerah dua simpangan baku sekitar rata-rata, yaitu antara μ - 2σ dan μ + 2σ. • Hampir 99,73% dari kasus ada dalam daerah tiga simpangan baku sekitar rata – rata, yaitu antara μ - 3σ dan μ + 3σ 4. Aplikasi Distribusi Binomial,Distribusi Poisson dan Distribusi Normal 4.1 Aplikasi Distribusi Binomial Contoh Soal : Sebuah mata uang logam dilemparkan sebanyak 8 kali.Berapa probabilitas binomial muncul gambar sebanyak 5 kali? Berapa nilai rata-rata ? Varians ? Simpangan Baku? Jawab : Diketahui :n=8 X=5 p=½ q= 1-p = 1 – ½ = ½ Ditanya : a. probabilitas binomial = ...? b. nilai rata-rata =...? c. Varians=...? d. Simpangan Baku=...? Penyelesaian 𝑛! : 𝑎. 𝑃 (𝑋 = 5) = = 8! 3!5! (𝑛−𝑋)!𝑋! × 𝑝 𝑥 × 𝑞 𝑛−𝑥 1 5 1 3 2 2 × ( ) ×( ) 8 ×7 ×6 ×5×4×3×2×1 = (3×2×1)(5×4×3×2×1) × = 8 ×7×6 3×2×1 × 1 1 32 1 = 56 × 32 × 8 7 = 32 b. 𝜇 = 𝑛. 𝑝 1 = 8 (2 ) 1 ×8 1 32 × 1 8 =4 c. 𝜎 2 = 𝑛. 𝑝. 𝑞 1 1 = 5 (2 ) (2 ) 5 =4 = 1.25 d. 𝜎 = √𝑛𝑝𝑞 5 = √ 4 = 1.1 4.2 Aplikasi Distribusi Poisson Contoh Soal : Dua ratus siswa telah mendaftar untuk ikut olimpiade Matematika. Jika Probabilitas siswa yang telah mendaftar tidak datang adalah 0,01 maka berapakah peluang ada 3 orang siswa yang tidak mengikuti olimpiade Matematika tersebut? Jawab : 𝑛 = 200 𝑝 = 0,01 𝑥=3 𝑒 = 2,71828 𝜇 = 𝑛𝑝 = 200 .0,01 = 2 P( x ; ) x .e x! 2 3.2,71828 2 3! = 0,1804 2. Rata – rata seorang sekretaris baru melakukan lima kesalahan mengetik per halaman. Berapakah peluang bahwa pada halaman berikut ia : 1. Tidak ada kesalahan ( x = 0 ) 2. Tidak lebih dari tiga kesalahan ( x ≤ 3) atau ( 0,1,2,3 ) 3. Lebih dari tiga kesalahan ( x > 3 ) atau ( 4,…,15) Jawab : . Dik : μ = 5 a. x = 0 P( x ; ) P( 0;5) x .e x! 50.2,71828 5 0! = 0.0067 b. x ≤ 3 ; P( x ; ) x .e x! P (x ≤ 3 , 5) = P( x 1, μ ) +….+p(x3, μ) = P( 0, 5 ) + P (1, 5 ) + P ( 2, 5 ) + P ( 3, 5 ) = 0.0067 + 0.0337 + 0.0842 + 0.1404 = 0.2650 c. X > 3 ini berarti X= 4,5, 6,.... Tetapi P(0;5) + P(1;5) + P(2;5) + P(3;5) = 1 maka P (X > 3 , 5) = 1 – [P(0;5) + P(1;5) + P(2;5) + P(3;5)] P (X > 3 , 5) = 1 – [P(0;5) + P(1;5) + P(2;5) + P(3;5)] = 1 – [ 0.2650 ] = 0,735 4.3 Aplikasi Distribusi Normal Contoh Soal : 1. Jika Z~N 0 , 1 , maka tentu kan P ( Z ≤ 0,23 ) Jawab : Z~N(0,1) dibaca Z terdistribusi normal dengan μ=0 dan σ2=1 Yang ditanya adalah peluang Z kurang dari 0,23 atau P(Z≤0,23) Gunakan tabel distribusi normal, di bawah z pada kolom kiri cari 0,2 dan diatas sekali cari angka 3. Dari 0,2 maju ke kanan dan 3 menurun, didapat 0,5910. Luas daerah = daerah diarsir = 0,5910 2. Rata-rata produktivitas padi di Aceh tahun 2009 adalah 6 ton per ha, dengan simpangan baku (s) 0,9 ton. Jika luas sawah di Aceh 100.000 ha dan produktivitas padi berdistribusi normal (data tentatif), tentukan a. berapa luas sawah yang produktivitasnya lebih dari 8 ton ? b. berapa luas sawah yang produktivitasnya kurang dari 5 ton ? Jawab : Jawaban Soal a 1. Hitung nilai z dari nilai x = 8 ton dengan rumus 𝑍= 𝑥− x 8 −6 2 = = = 2,22 𝑠 0,9 0,9 2. Hitung luas di bawah kurva normal pada z = 2,22. Caranya buka Tabel Z dan lihat sel pada perpotongan baris 2,20 dan kolom 0,02. Hasilnya adalah angka 0,98679 dan bila dijadikan persen menjadi 98,679%. Angka ini menunjukkan bahwa luas di bawah kurva normal baku dari titik 2,22 ke kiri kurva adalah sebesar 98,679%. Karena luas seluruh di bawah kurva normal adalah 100%, maka luas dari titik 2,22 ke kanan kurva adalah 100% – 98,679% = 1,321% (arsir warna hitam pada gambar). Oleh karena itu, luas sawah yang produktivitasnya lebih dari 8 ton adalah 1,321%, yaitu (1,321/100) x 100.000 ha = 1321 ha. Jawaban soal b 1. Hitung nilai z dari nilai x = 5 ton, dengan rumus 𝑍= 𝑥 − x 5 − 6 −1 = = = −1,11 𝑠 0,9 0,9 2. Hitung luas di bawah kurva normal pada z = -1,11. Caranya buka Tabel Z dan lihat sel pada perpotongan baris -1,10 dan kolom 0,01. Hasilnya adalah angka 0,13350 dan bila dijadikan persen menjadi 13,35%. Angka ini menunjukkan bahwa luas di bawah kurva normal baku dari titik -1,11 ke kiri kurva adalah sebesar 13,35% (diarsir warna hitam pada gambar). Oleh karena itu, luas sawah yang produktivitasnya kurang dari 5 ton adalah 13,35%, yaitu (13,35/100) x 100.000 ha = 13350 ha.