Uploaded by Hikmah Hikmah

Pola Kemitraan yang ideal untuk Sebuah Usaha Perikanan

advertisement
Pola Kemitraan yang ideal untuk Sebuah Usaha Perikanan
Written By Unknown on Senin, 01 Oktober 2012 | Senin, Oktober 01, 2012
Pola Kemitraan yang ideal untuk Sebuah Usaha Perikanan
Perikanan sebagai komoditas yang terus tumbuh dan memiliki keunggulan. Usaha di
perikanan termasuk usaha yang perputaranya cepat, yaitu sekitar 3 bulan sampai 5 bulan dapat
melakukan panen, jadi dalam setahun dapat melakukan 2 sampai 3 kali panen. Ikan juga
dikategorikan sebagai bahan organik, sehingga memungkinkan produk ini dapat diexport keluar
negeri tanpa quota/batasan volume (nonquota product), maka dengan meningkatkan export
disektor perikanan, dapat meningkatkan devisa negara. apalagi ikan sebagai makanan masa
depan(future food) yang menyehatkan tubuh, maka permintaan akan produk ini akan terus
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Oleh karena, itu negara indonesia bisa
menjadi salah satu penghasil ikan yang terbesar di dunia karena memiliki potensi perairan yang
sangat luas baik di air laut payau dan air tawar yang dapat menghasilkan perikanan cukup
tinggi(high potency), akan tetapi dalam pengelolaannya yang kurang serius dalam meningkatkan
produksinya dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat indonesia terhadap teknologi dan
inovasi yang telah berkembang untuk mendukung perkembangan di sektor perikanan ditambah
dengan kurang kerjasama antara kelompok-kelompok petani dan pihak lain yaitu pemerintah dan
perusahaan-perusahaan yang mengelola ikan sehingga tidak maksimalnya produksi ikan yang
dihasilkan. seperti contoh pada daerah pesisir Lampung Timur yang memiliki daerah tambak
cukup luas tetapi dalam pengelolaannya kurang maksimal untuk memanfaatkan lahan tambak yang
ada, padahal apabila di kelola secara maksimal dan baik maka akan menjadikan suatu komoditas
yang unggulan dan dapat dikategorikan sebagai pendukung dalam kesejahteraan masyarakat di
daerah Lampug Timur pada masyarakat pesisirnya. Dan masih banyak lagi daerah-daerah yang
kurang memperhatikan dalam pengelolaan daerah perikanan.
Penerapan terhadap sebuah kerjasama yang ideal atau pola kemitraan yang baik terhadap
usaha perikanan harus ada hubungan kerja yang menunjukkan persamaan hak kedudukan yang
sama, saling menguntungkan dan saling bahu-membahu yang melibatkan beberapa intansi terkait
agar produksi ikan dapat dihasilakan secara maksimal. Yaitu melibatkan antara petani sebagai
plasma, industri pengelolaan ikan sebagai inti, bank atau sumber dana dan pemerintah.
1. Nelayan plasma
Nelayan yang biasa beroperasi di sekitar desa tempat tinggalnya yang mengelola ikan dari
penanaman hingga panen, diprioritaskan menjadi peserta dalam proyek ini sebagai plasma. Hak
pengelolaan perairan untuk proyek ini bisa bervariasi sesuai kondisi perairan tersebut baik itu di
air payau, air laut dan air darat, serta status berdasarkan adat setempat.
Berdasarkan hamparan lahan perairan yang berhak dikelola atas dasar izin Pemda/Instansi terkait,
para nelayan menghimpun diri dalam kelompok-kelompok yang terdiri atas sekitar 11-13 nelayan
yang letak lahannya saling berdekatan agar informasi dan pemantauan terhadap petani mudah
direalisasikan secara merata. Masing-masing kelompok memiliki ketua agar masing-masing
individu tidak ada persaingan. Tugas Ketua, adalah mengadakan koordinasi untuk pelaksanaan
kegiatan para nelayan anggotanya, mewakili anggota didalam mengadakan hubungan dengan
pihak Koperasi dan instansi terkait sesuai hasil kesepakatan anggota. Ketua kelompok wajib
menyelenggarakan pertemuan kelompok secara rutin yang waktunya bisa ditentukan berdasarkan
kesepakatan Kelompok untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja anggotanya. Sedangkan jumlah
kelompok yang dikembangkan, disesuaikan dengan luasan proyek yang akan dibangun.
2. Koperasi primer
Para nelayan plasma yang merupakan peserta suatu Pola Kemitraan, dapat sebagai anggota
koperasi primer seperti KUD atau Koperasi Mina/nelayan. Dalam keadaan demikian koperasi bisa
melakukan kegiatan-kegiatan untuk membantu nelayan pada pendanaan atau biaya dalam rangka
mengadakan usaha produksi ikan sesuai keperluannya.
Namun, apabila pembiayaan program tidak dapat dimanfaatkan, maka kedudukan koperasi primer
tersebut tetap diperlukan sebagai wadah organisasi yang akan menampung dan
mangakomodasikan aspirasi para anggota/nelayan.
3. Industri Pengolahan atau Eksportir Ikan
Industri pengelolaan ikan inilah sebagai wadah bagi nelayan untuk mempermudah
menyalurkan hasil panen. Perusahaan yang bersedia menjadi inti dan menjalin kerjasama dalam
Proyek Kemitraan ini, harus memiliki pabrik pengolahan ikan atau eksportir ikan dan bersedia
membeli hasil panen nelayan plasma (ikan) untuk diolah di pabriknya atau diekspor. pada saat
transaksi antara nelayan dengan industri pengelolaan harus sesuai dengan kesepakatan yang telah
di buat, kesepakatan itu harus saling menguntungkan khususnya bagi bagi nelayan kecil.
Disamping itu, sebagai Inti, perusahaan ini juga diharapkan dapat memberikan bimbingan teknis
dan membantu plasma dalam mengadakan saprodi untuk keperluan nelayan plasma.
4. Bank
Berdasarkan evaluasi kelayakan usaha dengan pola kemitraan antara Nelayan Plasma
dengan Perusahaan Inti, bank memberikan pembiayaan kepada nelayan plasma untuk keperluan
investasi dan modal kerja dengan besar bunga yang rendah agar nelayan tidak takut untuk
meminjam dengan begitu dapat menambah alat-alat produksi untuk mendukung kinerja para
nelayan dalam meningkatkan produksi ikan. Skim pembiayaan yang dipergunakan untuk
pembiayaan ini, perlu dipilih yaitu yang mampu memberikan pendapatan bersih nelayan yang
paling besar. Dalam tulisan ini skim pembiayaan yang digunakan sebagai acuan dalam analisa
finansial adalah pembiayaan dengan tingkat margin/nisbah komersial, dengan demikian apabila
PKT ini dikembangkan dengan skim pembiayaan program yang bunganya dibawah margin/nisbah
komersial tidak menjadi masalah. Bank juga membantu perusahaan inti untuk menambah
modalnya agar dapat mengembangkan dan memperluas usaha guna merangkul nelayan plasma
yang lebih banyak.
5. pemerintah
Peran pemerintah dalam pola kemitraan perikanan yaitu melakukan penyuluhan dan
memberikan bantuan prasarana produksi dan pelatihan pembudidayaan ikan kepada para petani
secara berkelanjutan agar dapat memberikan skill dalam pengelolaannya secara optimal,
pemberian pelatihan terhadap teknologi baru yang dapat memberikan kontribusi besar yang
mendukung dalam pengelolaan pada pembudidayaan, melakukan jejaring pemasaran khususnya
melakukan kerjasama baik pada swasta dan luar negeri dan memberikan permodalan baik itu
kepada petani dan perusahaan swasta. Karena, Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang
sangat menjanjikan bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia, sangat kontradiktif
dengan kondisi masyarakat kelautan dan perikanan yang masih tertinggal. Kondisi seperti
demikian menggambarkan bahwa potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang melimpah
hingga kini belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal, sehingga belum mampu memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan bangsa secara keseluruhan. Dengan demikian,
pemerintah mempunyai peran yang sangat penting guna meningkatkan kemajuan di sektor
perikanan apabila pemerintah berperan aktif.
Pola kerjasama
Kemitraan antara nelayan sebagai Plasma, Industri Pengolahan atau Eksportir Ikan sebagai
Inti dan pemerintah sebagai pengawas dan pelatihan terhadap para petani. dapat dilaksanakan
dengan tiga pola, yaitu :
a) Dalam melakukan kegiatan usaha dengan pola kemitraan pemerintah hanya bertugas
melakukan pengawasan terhadap instansi-instansi terkait termasuk kelompok-kelompok
nelayan dan sebagai penyandang kebutuhan baik itu modal maupun skill.
b) Petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok nelayan melalui ketua kelompok yang
sudah di tunjuk untuk mengadakan perjanjian kerjasama langsung kepada Perusahaan
Pengolahan Eksportir ikan.
c) Nelayan yang tergabung dalam Kelompok-kelompok Nelayan, melalui Koperasi
mengadakan perjanjian kerjasama dengan Industri Pengolahan atau Eksportir Ikan. Dalam
bentuk kerjasama seperti ini, pemberian KKPA kepada petani plasma dilakukan dengan
kedudukan koperasi sebagai Executing Agent. Masalah pembinaan teknis budidaya
tanaman/pengelolaan usaha, apabila tidak dapat dilaksanakan oleh pihak Perusahaan Mitra,
akan menjadi tanggung jawab koperasi.
Mekanisme proyek kemitraan
Mekanisme Proyek Kemitraan dapat dilihat pada skema berikut ini :
Bank akan menilai kelayakan usaha sesuai dengan prinsip-prinsip bank teknis. Jika proyek tersebut
layak untuk dikembangkan, dibuat suatu nota kesepakatan (MOU) yang mengikat hak dan
kewajiban masing-masing pihak yang bermitra (Inti, Plasma/Koperasi dan Bank). Sesuai dengan
nota kesepakatan, penyaluran pembiayaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Atas kuasa koperasi atau plasma, pembiayaan perbankan dialihkan dari rekening koperasi
/ plasma ke rekening inti untuk selanjutnya disalurkan ke plasma dalam bentuk sarana
produksi, dana pekerjaan fisik, dll. Dengan demikian plasma tidak menerima uang tunai
dari perbankan, tetapi menerima sarana produksi yang penyalurannya dapat melalui inti
atau koperasi.
2. Bank menyalurkan seluruh dana yang diperlukan para peserta proyek, disalurkan langsung
kepada koperasi, yang selanjutnya didistribusikan kepada para anggotanya yang menjadi
peserta proyek, namun dalam bentuk sarana produksi, bukan dalam bentuk uang, kecuali
biaya operasional.
Selanjutnya nelayan plasma melaksanakan proses produksi yang hasilnya disetor ke Inti. Hasil
produksi plasma yang hasilnya disetor ke Inti, dijual dengan harga yang telah disepakati dalam
MOU. Inti akan memotong sebagian hasil penjualan plasma untuk diserahkan kepada bank sebagai
angsuran pinjaman plasma dan sisanya dikembalikan ke nelayan sebagai pendapatan bersih.
Perjanjian Kerjasama




Untuk meresmikan kerja sama kemitraan ini, perlu dikukuhkan dalam suatu surat perjanjian
kerjasama yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang bekerjasama berdasarkan
kesepakatan mereka. Dalam perjanjian kerjasama itu dicantumkan kesepakatan apa yang akan
menjadi kewajiban dan hak dari masing-masing pihak yang menjalin kerja sama kemitraan itu.
Perjanjian tersebut memuat ketentuan yang menyangkut kewajiban pihak Mitra Perusahaan (Inti )
dan petani/usaha kecil (plasma) antara lain sebagai berikut :
1. Kewajiban Perusahaan Pengolahan/Eksportir sebagai mitra (inti)
Dalam perjanjian kerjasama perlu dicantumkan kewajiban dan hak masing-masing pihak.
Perjanjian tersebut memuat beberapa ketentuan yang menyangkut kewajiban pihak Inti dan Plasma
sebagai berikut :
Membantu petani di dalam menyiapkan lahan dan alat penangkapan ikan, pengadaan sarana
produksi (bibit, pakan dan obat-obatan), penanaman serta pemeliharaan tambak/usaha.
Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan pasca panen untuk mencapai mutu
yang tinggi.
Melakukan pembelian produksi petani plasma dan







Membantu petani plasma dan bank di dalam masalah pelunasan kredit bank (KKPA) dan
bunganya, serta bertindak sebagai avalis dalam rangka pemberian kredit bank untuk petani plasma.
2. Kewajiban petani peserta sebagai plasma
Menyediakan lahan pemilikannya untuk budidaya.
Menghimpun diri secara berkelompok dengan petani tetangganya yang lahan usahanya
berdekatan dan sama-sama ditanami.
Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan pasca-panen untuk mencapai mutu
hasil yang diharapkan.
Menggunakan sarana produksi dengan sepenuhnya seperti yang disediakan dalam rencana pada
waktu mengajukan permintaan kredit.
Menyediakan sarana produksi lainnya, sesuai rekomendasi budidaya oleh pihak Dinas
Perikanan/instansi terkait setempat yang tidak termasuk di dalam rencana waktu mengajukan
permintaan kredit.
Melaksanakan pemungutan hasil (panen) dan mengadakan perawatan sesuai petunjuk Perusahaan
Mitra untuk kemudian seluruh hasil panen dijual kepada Perusahaan Mitra yaitu inti; dan
Pada saat penjualan, hasil petani akan menerima pembayaran harga produk sesuai kesepakatan
dalam perjanjian dengan terlebih dahulu dipotong sejumlah kewajiban petani melunasi angsuran
kredit bank dan pembayaran bunganya.
Nama : Arif sobarudin
Alamat
:RT 34, RW 13, Dusun muhajirun, Desa Negara ratu, Kec.Natar, Kab.Lam-Sel
No Hp :085769570815
Dari : Universitas Lampung
https://iinfouu.blogspot.com/2012/09/pola-kemitraan-yang-ideal-untuk-sebuah.html. Diakses tanggal
20 Sep 2019
Download