Pengaruh Workload dan Autonomy terhadap Organizational Commitment dengan Job Satsfaction sebagai Variabel Intervening pada Dosen Tetap di Universitas Hang Tuah Surabaya RIA FITRIYANA ANIS ELIYANA Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Abstrak Organizational commitment becomes important for an organization. Lecturer as the main resource who determine the quality output of students in an university, so it is crucial to know the commitment of the lecturer. This study aims to determine the effect of workload and autonomy on organizational commitment of the lecturer. In addition to this, the study also aims to determine the effect of job satisfaction as variables that mediate the effect between workload on organizational commitment, also to the effect autonomy to organizational commitment. The sample used in this study were 64 lecturers at the University of Hang Tuah Surabaya. The analysis in this study using the Partial Least Square (PLS). The research proves the existence of significant effect on the five hypotheses: the influence autonomy on job satisfaction, job satifaction on organizational commitment, workload on organizational commitment, autonomy to organizational commitment, and autonomy on organizational commitment through job satisfaction. Meanwhile, no significant effect was found on the influence workload on job satisfaction and workload on organizational commitment through job satisfaction. Keywords: organizational commitment, job satisfaction, workload, autonomy 1. Pendahuluan Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan setiap orang. Tak bisa dipungkiri bahwa pendidikan memberikan kontribusi yang memberi arah untuk memastikan pembangunan di suatu negara. Hal tersebut mendasari sistem pendidikan harus direncanakan secara strategis untuk menghasilkan hasil terbaik bagi semua pihak, baik bagi siswa, institusi pendidikan, masyarakat, dan bangsa Indonesia. Para pelaku utama di bidang pendidikan adalah pendidik, yang dapat disebut sebagai guru, tutor, fasilitator atau dosen. Terlepas dari sebutannya, atau lembaga tempat pendidik bekerja, para pendidik memikul tanggung jawab yang berat dalam mendidik siswa. Organizational commitment menjadi hal yang penting bagi sebuah organisasi. Menurut Mayer and Allen (1997:8-9) menyatakan organizational commitment sebagai perasaan karyawan untuk wajib tinggal di organisasi, perasaan dihasilkan dari internalisasi tekanan normatif diberikan pada seorang karyawan. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Mueller et al., (1992) dan Price (1997) menunjukkan adanya hubungan dimana variabel antaseden dari organizational commitment adalah job satisfaction. Job satisfaction menunjukkan emosi positif terhadap pekerjaan tertentu, sedangkan organizational commitment adalah sejauh mana seorang karyawan merasa setia kepada organisasi tertentu (Mueller et al., 1992; Price, 1997). Banyak penelitian telah dilakukan untuk memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi job satisfaction. Di antara faktor-faktor tersebut adalah workload dan autonomy. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa dosen mengalami tingkat stres yang tinggi dan kelelahan mirip dengan profesi jasa yang “demanding” lainnya, misalnya profesi di bidang kesehatan (Watts dan Robertson, 2011). Temuan ini berpotensi menimbulkan masalah untuk universitas karena stres terkait dengan penurunan performance dan mengurangi job satisfaction, productivity, dan organizational commitment (Abouseire, 1996; Olsen, 1993 dalam Donovan, 2012). Salah satu kontributor stress yang dirasakan oleh dosen adalah workload yang tinggi. Workload dosen direpresentasikan oleh rata-rata jam per satuan waktu terlibat dalam kegiatan tertentu, seperti mengajar, penelitian, pengabdian, dan tugas-tugas lain yang diberikan universitas (Donovan, 2012). Sementara itu autonomy, juga bisa menjadi antaseden job satisfaction, dimana semakin besar otonomi yang diberikan pada seorang karyawan, maka akan besar pula tingkat kepuasan karyawan dalam bekerja. Autonomy tenaga pendidik adalah topik yang menarik di kalangan praktisi dan peneliti dalam organisasi pendidikan. Porter (1989) mencatat bahwa kunci untuk mengajar yang lebih baik adalah dengan memberi autonomy lebih besar, yang dapat dicapai dengan melibatkan guru, dalam menetapkan standar untuk prestasi siswa. Universitas Hang Tuah adalah sebuah perguruan tinggi di Surabaya, Indonesia yang memiliki pola ilmiah pokok iptek dan kelautan. Perguruan tinggi ini didirikan sebagai wujud partisipasi TNI Angkatan Laut dalam pembangunan pendidikan nasional. Universitas Hang Tuah diselenggarakan oleh Yayasan Nala, suatu badan hukum yang didirikan berdasarkan Akta Notaris R. Soedjono No. 5 tanggal 4 Maret 1987 di Surabaya dan dibina oleh TNI Angkatan Laut (http://www.hangtuah.ac.id/). Seperti peruguruan tinggi lainnya, Universitas Hang Tuah Surabaya diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan Indonesia terutama di wilayah Surabaya dan Jawa Timur. Universitas Hang Tuah Surabaya memiliki kontribusi yang cukup signifikan bagi dunia pendidikan tinggi di Surabaya. Hal tersebut tercermin dari jumlah mahasiswa yang memilih meneruskan pendidikannya di Universitas Hang Tuah Surabaya sebanyak sekitar 4% dari total 78.179 mahasiswa yang menempuh jenjang pendidikan di universitas swasta di Surabaya (Surabaya dalam Angka, 2014). Di sisi lain, Universitas Hang Tuah Surabaya telah mengantongi sejumlah sertifikasi manajemen mutu seperti ISO 9001: 2008 dan IWA 2: 2007 (http://www.hangtuah.ac.id/). Berdasarkan analisi SWOT dalam Rencana Strategis Universitas Hang Tuah Surabaya tahun 2008-2013, dari sisi sumber daya manusia, khususnya pada dosen di Universitas Hang Tuah secara rasio perbandingan dengan jumlah mahasiswa yaitu 1:11, adalah angka yang cukup ideal dalam keberlangsungan proses pembelajaran. Namun dari rasio tersebut, hasil evaluasi setiap Program Studi yang ada di Universitas Hang Tuah Surabaya menunjukkan rata-rata berakreditasi B (Renstra UHT, 2008). Dari keadaan tersebut tidak serta merta fokus permasalahan terdapat pada dosen, namun dosen sebagai ujung tombak pengajaran, memberikan kontribusi yang besar. Sejalan dengan tujuan Universitas Hang Tuah di masa depan, berusaha meningkatkan organizational commitment dan job satisfaction sangat penting karena akan mempengaruhi produktivitas, kreativitas, dan kontribusi dosen terhadap kualitas universitas. Dalam jangka panjang, hal itu tidak akan hanya mempengaruhi kinerja akademik mahasiswa yang sedang berlangsung (output), tetapi juga persepsi mahasiswa yang masuk (input). Dan, pada akhirnya itu akan mempengaruhi persepsi para pemangku kepentingan terhadap universitas secara keseluruhan. Salah satu hal yang bisa menjadi ukuran organizational commitment menurut Luthans et al., (1987) adalah masa kerja. Dimana organizational commitment berkaitan dengan faktor pribadi dan faktor organisasi. Para karyawan yang telah bekerja lebih dari dua tahun serta mempunyai kebutuhan tinggi untuk berprestasi adalah sangat mungkin memiliki organizational commitment yang lebih tinggi. Tabel 1.1 Data Masa Kerja Dosen Tetap di Universitas Hang Tuah Surabaya Masa Kerja Nomor Jumlah Dosen Tetap Persentase dalam Tahun 1 x<2 104 32,6% 2 2<x<5 39 12,23% 3 4 5 < x < 10 x > 10 63 113 19,75% 35,42% 319 100% Total Sumber: Bagian Administrasi dan Keuangan Universitas Hang Tuah Surabaya Dosen tetap yang mengabdi kurang dari dua tahun, sejumlah 104 orang merupakan dosen tetap yang baru diangkat pada tahun 2013. Di sisi lain, sisanya adalah dosen tetap yang telah mengabdi lebih dari 2 tahun bahkan 35% diantaranya memiliki masa kerja hingga lebih dari 10 tahun, yang menunjukkan adanya indikasi organizational commitment yang tinggi. Hal tersebut menjadi bahan pertimbangan kebijakan untuk mengetahui faktor apakah yang mempengaruhi organizational commitment di Universitas Hang Tuah Surabaya, agar dosen tetap yang baru diangkat tersebut mampu berkomitmen mengabdi di Universitas Hang Tuah Surabaya. Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, salah satu hal yang dianggap penting oleh dosen adalah kepuasan dalam bekerja, yang juga dipengaruhi oleh workload dan autonomy. Kedua variabel antaseden tersebut dipilih karena sejalan dengan penuturan Wakil Rektor I Universitas Hang Tuah Surabaya, Prof. Dr. Mas Roro Lilik Ekowanti M.S., dimana kedua hal tersebut menjadi permasalahan yang harus diketahui keadaan aktualnya di seluruh fakultas yang ada di Universitas Hang Tuah Surabaya. Berdasarkan masalah tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Workload dan Autonomy terhadap Organizational Commitment dengan Job Satsfaction sebagai Variabel Intervening pada Dosen Tetap di Universitas Hang Tuah Surabaya”. 2. Landasan Teori dan Pembentukan Hipotesis Lea, et al., (2012) berpendapat workload dapat didefinisikan sebagai jumlah pekerjaan yang diselesaikan oleh seorang karyawan dalam jangka waktu tertentu. Awang (2010) dalam studinya menemukan bahwa jumlah workload yang ditugaskan untuk dosen UiTM Kelantan memang memiliki dampak yang signifikan terhadap tingkat job satisfaction. Tampaknya masuk akal bahwa workload akan memiliki efek negatif langsung terhadap job satisfaction. Seo et al., (2004) menemukan bahwa workload memiliki dampak terbesar kedua dalam menentukan tingkat job satisfaction perawat. Spector (1997) hasil tidak signifikan negatif ditemukan dalam dua penelitian lain oleh Fox et al., (1993) dan Spector dan O’Connel (1994). Dari semua penelitian di atas, meskipun terdapat beberapa perbedaan korelasi hasil diantara kedua variabel, namun dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: H1: Ada pengaruh workload yang signifikan terhadap job satisfaction pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. Autonomy adalah sejauh mana seorang karyawan mendapat keleluasaan atas tugas pekerjaan yang dimiliki (Currivan, 2000). Ketika karyawan melihat keselarasan antara tingkat autonomy dan lingkungan, individu mampu bekinerja di tingkat yang lebih tinggi. Autonomy secara positif berhubungan dengan job satisfaction (Ahuja et al, 2002), dimana autonomy sering disebut sebagai partisipasi yang telah dilihat sebagai faktor penting job satisfaction, yaitu semakin besar autonomy, semakin besar job satisfaction. Secara lebih spesifik, autonomy menunjukkan dampak positif terhadap kepuasan kerja (Chu Chen et al., 2008). Dalam Spector (1997) autonomy disebut bentuk pembatasan kontrol terhadap pekerjaan yang dilakukan karyawan. Dimana kontrol tersebut memiliki efek yang positif dalam job satisfaction yang dirasakan karyawan. H2: Ada pengaruh autonomy yang signifikan terhadap job satisfaction pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. Job satisfaction digambarkan sebagai sikap individu akan seberapa besar harapan di tempat kerja sesuai dengan hasil yang didapatkan (McKenna, 2000). Awang (2010) menyatakan bahwa memang tak terbantahkan bahwa job satisfaction secara signifikan mempengaruhi organizational commitment diantara dosen UiTM Kelantan. Dengan kata lain, seorang dosen harus puas agar dia berkomitmen untuk pekerjaannya. Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya seperti dengan Tella et al., (2007), dan di perguruan tinggi, seperti di organisasi lain, staf yang berkomitmen adalah aset yang tak ternilai bagi organisasi. Temuan dari penelitianpenelitian di atas, mendukung hipotesis penelitian H3: Ada pengaruh job satisfaction yang signifikan terhadap organizational commitment pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. Peace (1993) melakukan penelitian pada dosen di Institusi Pendidikan Tinggi yang ada di Uganda, workload secara signifikan mempengaruhi organizational commitment, hal tersebut sejalan dengan temuan Stevens et al., (1978) yang menyatakan workload yang berlebihan berhubungan negatif dengan organizational commitment. Gaertner (2000) juga menemukan hal serupa, dimana untuk permodelan turnover karyawan yang diteliti, kelebihan workload adalah salah satu prediktor terbaik dari organizational commitment. Semakin tinggi workload yang dirasakan karyawan, maka akan mengakibatkan menurunnya organizational commitment yang dimiliki karyawan. Sehingga hipotesis yang dapat dibangun bahwa variabel workload secara negatif signifikan mempengaruhi organizational commitment. H4: Ada pengaruh workload yang signifikan terhadap organizational commitment pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. Naqvi et al., (2013) menemukan adanya peningkatan autonomy pekerjaan signifikan mempengaruhi peningkatan organizational commitment. Tingkat signikansi penaruh kedua variabel tersebut menyatakan bahwa ketika seorang karayawan diberikan kebebasan lebih dalam melakukan tugasnya, maka karyawan terbut akan merasa bahwa organisasi menghargainya dan pendapatnya. Hal tersebut menjelaskan meningkatnya organizational commitment karena karyawan merasa dipercaya oleh organisasi untuk tugas-tugas yang diberikan. Jika karyawan dari sebuah organisasi berkomitmen maka karyawan akan melakukan upaya serius untuk belajar, mengembangkan diri dan bertumbuh. H5: Ada pengaruh autonomy yang signifikan terhadap organizational commitment pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. Gaertner (2000) menemukan bahwa workload mempengaruhi organizational commitment secara signifikan negatif, kelebihan workload adalah salah satu prediktor dari organizational commitment. Sementara itu, Awang (2010) dalam studinya menemukan bahwa jumlah workload yang ditugaskan untuk dosen UiTM Kelantan memang memiliki dampak yang signifikan negatif terhadap tingkat job satisfaction. Masih dalam penelitian yang sama, Awang (2010) menyatakan bahwa memang tak terbantahkan bahwa job satisfaction secara signifikan mempengaruhi organizational commitment diantara dosen UiTM Kelantan. Kedua penelitian tersebut membuktikan adanya hubungan antara variabel workload, job satisfaction, dan organizational commitment. H6: Ada pengaruh workload yang signifikan terhadap organizational commitment melalui job satisfaction pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. Naqvi et al., (2013) menemukan adanya peningkatan autonomy pekerjaan signifikan positif mempengaruhi peningkatan organizational commitment. Sementara itu, autonomy secara positif berhubungan dengan job satisfaction (Ahuja et al, 2002), dimana autonomy sering disebut sebagai partisipasi yang telah dilihat sebagai faktor penting job satisfaction, yaitu semakin besar autonomy, semakin besar job satisfaction. Di sisi lain, Awang (2010) menyatakan bahwa memang tak terbantahkan bahwa job satisfaction secara signifikan mempengaruhi organizational commitment diantara dosen UiTM Kelantan. Ketiga penelitian tersebut membuktikan adanya hubungan antara variabel autonomy, job satisfaction, dan organizational commitment. H7: Ada pengaruh autonomy yang signifikan terhadap organizational commitment melalui job satisfaction pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 1.1 Kerangka Berpikir 3. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan menggunakan prosedur statistik. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan kausalitas antara variabel career satisfaction, organizational commitment, career commitment, dan turnover inention. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pada penelitian ini, yang termasuk dalam populasi adalah seluruh dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya, yang berjumlah 319 orang. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yang termasuk dalam nonprobability sampling. Purposive sampling digunakan untuk memperoleh informasi tertentu dari target responden yang spesifik, di mana target responden tersebut disesuaikan dengan karakteristik yang ditentukan oleh peneliti (Sekaran, 2003:277). Karestiristik pengambilan sample yang dilakukan adalah dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Sehubungan dengan adanya variabel organizational commitment, kriteria yang ditetapkan untuk responden dalam penelitian ini adalah dosen tetap yang telah memiliki masa kerja minimal dua tahun, hal ini sejalan dengan hasil temuan Cohen (1993) dimana karyawan dengan masa kerja awal yaitu di bawah dua tahun belum dapat dikatakan berkomitmen pada organisasi. 2. Adanya variabel workload dan autonomy yang akan dilihat pengaruhnya pada job satisfaction sesuai dengan Sabharwal dan Corley (2009) bahwa tingkat kepangkatan (seperti senior professor, dosen junior) akan mempengaruhi job satisfaction, maka kriteria lain yaitu jabatan minimal lektor, sehingga kriteria responden adalah minimal lektor dengan masa kerja dua tahun. 3. Dengan kedua kriteria di atas, yaitu dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya yang memiliki masa kerja minimal 2 tahun dan memiliki jabatan minimal lektor, terdapat sekitar 96 orang dosen yang memenuhi kriteria tersebut. Terdapat 64 kuesioner yang kembali dan menjadi responden dalam penelitian ini. 4. Menurut teori, jumlah sampel minimal 10% dari populasi atau 30 orang untuk penelitian korelasi (Sumanto, 1995:45). Penelitian ini menggunakan teknik analisis Partial Least Square (PLS) yang memiliki ketentuan sampel minimal 10 kali jalur yang ada pada kerangka berpikir (Jogiyanto, 2011:50). Berdasarkan kedua ketentuan tersebut, jumlah sampel pada penelitian ini telah memenuhi ketentuan jumlah sampel. Ada empat variabel yang diteliti yaitu workload (X1), autonomy (X2), career commitment job satisfaction (Z), dan organizational commitment (Y). Dalam penelitian ini workload didefinisikan sebagai perspektif sejauh mana jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya dalam jangka waktu yang terukur, yaitu dalam satu semester. Pengukurannya dinilai dalam dimensi satuan jumlah pekerjaan yang dilaksanakan dalam dimensi waktu atau bisa disebut sebagai frekuensi seseorang mengerjakan suatu pekerjaan.Pengukuran variabel workload menggunakan instrumen dari Philipp dan Kunter (2013) yang termasuk ke dalam workload pengajar adalah: 1. Jumlah waktu mengajar per minggu 2. Waktu dalam koreksi tes 3. Jumlah bimbingan dengan mahasiswa 4. Jumlah materi ajar yang ditanggung 5. Kesempatan melakukan penelitian 6. Kesempatan melakukan pengabdian masyarakat 7. Kesempatan menghadiri konferensi pengmbangan profesi 8. Jumlah tugas administrasi Autonomy dalam penelitian ini didefinisikan sebagai sejauh mana seorang dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya dapat memiliki keleluasaan dalam melakukan pekerjaannya. Pengukuran variabel autonomy menggunakan instrumen yang digunakan pada pengajar dari Friedman (1999) sebagai berikut: 1. Memiliki kebebasan mempersiapkan pengajaran 2. Dapat mengembangkan literatur ajar 3. Dapat menggunakan teknik mengajar dan alat bantu untuk mengoptimalkan belajar mahasiswa 4. Memiliki kebebasan menentukan metode penilaian perkembangan mahasiswa 5. Dapat membuat metode tes dan penialainnya 6. Dapat melakukan penelitian untuk universitas 7. Dapat memilih model pengabdian masyarakat Job satisfaction dalam penelitian ini didefinisikan sebagai sejauh mana dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya merasakan emosi positif dari apa yang diperoleh dari hasil pekerjaannya sesuai dengan harapan. Pengukuran variabel job satsfaction menggunakan instrumen pada penelitian yang dilakukan Gui et al., (2009) kepada dosen keperawatan sebagai berikut: 1. Kepuasan terhadap peran sebagai dosen, sesuai minat yang dimiliki 2. Kepuasan terhadap tanggung jawab dan aktivitas rutin 3. Kepuasan terhadap interaksi hubungan dengan mahasiswa 4. Kepuasan terhadap hubungan kerjasama dengan sesama rekan dosen 5. Kepuasan terhadap fasilitas kepengajaran yang diberikan universitas 6. Kepuasan terhadap kebijakan dan dukungan dalam melakukan penelitian 7. Kepuasan terhadap pendapatan yang diterima 8. Kepuasan terhadap kesempatan kenaikan jabatan 9. Kepuasan terhadap pengakuan yang diberikan atas prestasi dan pencapaian 10. Kepuasan terhadap supervisi yang dilakukan oleh atasan 11. Kepuasan terhadap umpan balik yang dilakukan oleh atasan Dalam penelitian ini, organizational commitment merupakan sejauh mana seorang dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya merasakan kesetiaan kepada organisasi. Pengukuran variabel organizational commitment menggunakan instrumen dari Meyer, Allen, dan Smith (1993) yang terbagi menjadi tiga komponen dengan indikator sebagai berikut: 1. Perasaan senang bekerja di organisasi 2. Perasaan keterikatan mengenai masalah yang terjadi dalam organisasi 3. Perasaan keterikatan sebagai bagian dari keluarga dalam organisasi 4. Perasaan bangga sebagai anggota organisasi 5. Perasaan memiliki persamaan nilai-nilai dengan organisasi 6. Kesediaan memberikan yang terbaik untuk organisasi 7. Perasaan takut atau kesulitan yang dirasakan jika meninggalkan organisasi 8. Tidak ada pilihan lain selain tetap di organisasi 9. Perasaan bahwa merupakan pengorbanan yang besar jika meninggalkan organisasi 10. Perasaan bersalah yang dirasakan apabila meninggalkan organisasi 11. Pernyataan loyalitas karyawan terhadap organisasi 12. Perasaan karyawan yang berkewajiban untuk tetap berada dalam organisasi 13. Perasaan berhutang budi yang dirasakan terhadap organisasi Teknik Partial Least Square (PLS) menggunakan soffware Warp PLS, digunakan untuk menganalisis hubungan kausalitas antara variabel career satisfaction, organizational commitment, career commitment, dan turnover intention sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan. PLS memiliki dua tahapan analisis, yaitu evaluasi inner model (menguji validitas dan reliabilitas konstruk) dan evaluasi outer model (menguji besarnya hubungan kausalitas antara variabel-variabel di dalam penelitian). 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Karakteristik Responden 4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden yang berjenis kelamin pria dalam penelitian ini berjumlah 48,44% (31 orang), sedangkan responden yang berjenis kelamin wanita berjumlah 51,56% (33 orang). Jadi, disimpulkan bahwa dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya yang menjadi responden dalam penelitian ini berjenis kelamin wanita. 4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia responden yang berusia 21 hingga 30 tahun dalam penelitian ini berjumlah 12,5% (8 orang), berusia 31 hingga 40 tahun berjumlah 48,44% (31 orang), berusia 41 hingga 50 tahun berjumlah 20,31% (13 orang) dan berusia lebih dari 50 tahun berjumlah 18,75% (12 orang). Jadi, disimpulkan bahwa mayoritas dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya yang menjadi responden dalam penelitian ini berusia antara 31 – 40 tahun. 4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Responden yang berpendidikan terakhir S2 dalam penelitian ini berjumlah 70,31% (45 orang) dan berpendidikan terakhir S3 berjumlah 29,69% (19 orang). Jadi, disimpulkan bahwa mayoritas dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya yang menjadi responden dalam penelitian ini berpendidikan terakhir S2. 4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Fakultas Responden dari FH dalam penelitian ini berjumlah 18,75% (12 orang), FISIP berjumlah 25% (16 orang), FPsi dalam penelitian ini berjumlah 20,31% (13 orang), FTIK dalam penelitian ini berjumlah 12,50% (8 orang), FKG berjumlah 9,38% (6 orang), FK berjumlah 6,25% (4 orang) dan PDP berjumlah 7,81% (5 orang). Jadi, disimpulkan bahwa mayoritas dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya yang menjadi responden dalam penelitian ini dari FISIP. 4.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Responden yang mempunyai jabatan Lektor dalam penelitian ini berjumlah 68,75% (44 orang), Lektor Kepala berjumlah 25% (16 orang) dan Guru Besar berjumlah 6,25% (4 orang). Jadi, disimpulkan bahwa mayoritas dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki jabatan Lektor. 4.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Responden yang memiliki masa kerja 2-5 tahun berjumlah 8% (12,5 orang), 5 – 10 tahun berjumlah 29,68% (19 orang) dan diatas 10 tahun berjumlah 57,82% (37 orang). Jadi, disimpulkan bahwa mayoritas dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya yang menjadi responden dalam penelitian ini sudah bekerja selama lebih dari 10 tahun. 4.2 Deskripsi Jawaban Responden Pada deskripsi jawaban responden akan dijelaskan jawaban responden mengenai workload (X1), autonomy (X2), career commitment job satisfaction (Z), dan organizational commitment (Y). Deskripsi jawaban responden dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata (mean) jawaban responden terhadap masing-masing pertanyaan dan secara keseluruhan. Untuk mengkategorikan rata-rata jawaban responden digunakan interval kelas yang dicari dengan rumus sebagai berikut: Interval kelas = nilai tertinggi – nilai terendah = 5 – 1 = 0,8 ………………………………………... (1) Jumlah kelas 5 Dengan interval kelas 0.8 kemudian disusun kriteria rata-rata jawaban responden yang disajikan pada Tabel di bawah ini: Tabel 4.6 Kategori Rata-Rata Jawaban Responden Interval Kategori 4,20 < a =< 5,00 Sangat Tinggi (ST) 3,40 < a =< 4,20 Tinggi (T) 2,60 < a =< 3,40 Cukup Tinggi (CT) 1,80 < a =< 2,60 Rendah (R) 1,00 < a =< 1,80 Sangat Rendah (SR) Sumber: Hasil Perhitungan 4.2.1 Deskripsi Jawaban Variabel Workload Rata-rata jawaban dari responden terhadap variabel workload adalah sebesar 2,73 dengan kategori sedang yang artinya bahwa tingkatan jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya tidak tinggi (overload). Workload tertinggi yang dirasakan oleh dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya adalah beban administrasi (seperti membuat laporan perkuliahan) yang terlalu banyak dengan nilai rata-rata sebesar 3,37 sedangkan workload terendah dirasakan oleh dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya adalah sering merasa tidak memiliki waktu melakukan penelitian.dengan nilai rata-rata sebesar 2,53. 4.2.2. Deskripsi Jawaban Variabel Autonomy Rata-rata jawaban dari responden terhadap variabel Autonomy adalah sebesar 4,31 dengan kategori sangat tinggi yang artinya bahwa dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya memiliki kekuasaan yang sangat tinggi dalam menentukan pekerjaannya. Autonomy tertinggi yang dirasakan oleh dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya adalah kebebasan membuat persiapan materi sebelum perkuliahan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, kebebasan menentukan metode penilaian perkembangan mahasiswa dan menentukan kriteria tes dan skoring dalam prosedur pengujian nilai mahasiswa dengan nilai rata-rata sebesar 4,34 sedangkan Autonomy terendah dirasakan oleh dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya adalah mengembangkan penelitian dalam payung universitas dengan nilai rata-rata sebesar 4,28. 4.2.3. Deskripsi Jawaban Variabel Job Satisfaction Rata-rata jawaban dari responden terhadap variabel Job Satisfaction adalah sebesar 4,20 dengan kategori sangat tinggi yang artinya bahwa dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya memiliki kepuasan kerja yang tinggi. Job Satisfaction tertinggi yang dirasakan oleh dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya adalah puas terhadap pendapatan yang diterima sebagai dosen dengan nilai rata-rata sebesar 4,39 sedangkan Job Satisfaction terendah dirasakan oleh dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya adalah puas terhadap supervisi dan umpan balik yang dilakukan oleh atasan dengan nilai rata-rata sebesar 3,47. 4.2.4. Deskripsi Jawaban Variabel Organizational Commitment Berdasarkan tabel deskripsi hasil jawaban responden dapat disimpulkan bahwa rata-rata -rata jawaban dari responden terhadap variabel Organizational Commitment adalah sebesar 4,24 dengan kategori tinggi yang artinya bahwa dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya memiliki kesetiaan yang tinggi. Organizational Commitment tertinggi yang dirasakan oleh dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya adalah memberikan yang terbaik untuk membuat univeritas lebih maju dengan nilai rata-rata sebesar 4,39 sedangkan Organizational Commitment terendah dirasakan oleh dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya adalah banyak berhutang budi terhadap universitas dengan nilai rata-rata sebesar 3,26. Jika dilihat dari ketiga komponen organizational commitment, continuance commitment yang memiliki nilai rata-rata paling tinggi yaitu 4,34, dibanndingkan dengan kedua komponen yang lain. 4.3. Evaluasi Model Pengukuran Bagian evaluasi model pengukuran mencakup pengujian validitas dan reliabilitas instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini. 4.3.1. Uji Validitas Pengujian validitas dalam PLS terdiri atas dua bagian, yaitu validitas konvergen dan validitas diskriminan. a. Convergent Validity (Validitas Konvergen) Evaluasi pertama pada model pengukuran adalah convergent validity (validitas konvergen). Untuk melihat hasil pengujian validitas konvergen dari instrument pengukuran (kuesioner) dapat dilihat di output combined loadings and cross loading. Terdapat dua criteria untuk menilai apakah outer model memenuhi syarat validitas konvergen yaitu : 1). Loading harus di atas 0,70. Dalam beberapa kasus, sering syarat loading diatas 0,70 sering tidak terpenuhi, khususnya untuk kuesioner yang baru dikembangkan. Oleh Karen itu loading antara 0,40 – 0,70 harus tetap dipertimbangkan untuk tetap dipertahankan. 2) Nilai p signifikan kurang dari 5% Hasil pengujian validitas konvergen dari instrumen pengukuran (kuesioner) pada penelitian ini adalah : 1). Pada variabel workload (X1) menunjukkan bahwa nilai loading (λ) dari indikator ke-1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 bernilai lebih dari 0,40 dengan p-value kurang dari 5%. Dengan demikian kedelapan indikator variabel workload dipertahankan (valid) dan signifikan secara statistik (p-value < 5%) dalam mengukur variabel workload (X1). 2). Pada variabel Autonomy (X2) menunjukkan bahwa nilai loading (λ) dari indikator ke-1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 bernilai lebih dari 0,70 dengan p-value kurang dari 5%. Dengan demikian ketujuh indikator variabel Autonomy dipertahankan (valid) dan signifikan secara statistik (p-value < 5%) dalam mengukur variabel Autonomy (X2). 3). Pada variabel Job Satisfaction (Z) menunjukkan bahwa nilai loading (λ) dari indikator ke-1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 bernilai lebih dari 0,40 dengan p-value kurang dari 5%. Sedangkan nilai loading (λ) dari indikator ke-10 bernilai kurang dari 0,40 dengan p-value lebih dari 5%. Dengan demikian indikator tersebut dihapus (tidak valid), dikarenakan nilai loading (λ) kurang dari 0,40 dan tidak signifikan secara statistik (p-value > 5%) dalam mengukur variabel Job Satisfaction (Z). 4). Pada variabel Organizational Commitment (Y) menunjukkan bahwa nilai loading (λ) dari indikator ke-5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12 bernilai lebih dari 0,70 dengan p-value kurang dari 5%. Sedangkan nilai loading (λ) dari indikator ke-1, 2, 3, 4 dan 13 bernilai kurang dari 0,40 dengan p-value mayoritas lebih dari 5%. Dengan demikian kelima indikator variabel Organizational Commitment dihapus (tidak valid), dikarenakan nilai loading (λ) kurang dari 0,40 dan tidak signifikan secara statistik (p-value > 5%) dalam mengukur variabel Organizational Commitment (Y). Hasil pengujian validitas konvergen dari instrumen pengukuran (kuesioner) pada penelitian ini menghasilkan ouput Warp PLS dengan item yang tidak memenuhi standart signifikansi, sebagai berikut: Gambar 4.3: Hasil Output Warp PLS Setelah Reduksi Indikator Gambar 4.3: Hasil Output Warp PLS Setelah Reduksi Indikator Gambar 4.2: Hasil Output Warp PLS Sebelum Reduksi Indikator Gambar 1.2 Hasil Output Warp PLS Sebelum Reduksi Indikator Berikut ini disajikan hasil ouput Warp PLS pengujian validitas konvergen dari instrumen pengukuran (kuesioner) setelah reduksi item pertanyaan (indikator) dilakukan : Gambar 1.3 Hasil Output Warp PLS Setelah Reduksi Indikator Setelah dilakukan reduksi indikator yang tidak sesuai dengan kriteria, dapat diketahui bahwa outer loading masing-masing indikator pada keempat variabel penelitian semuanya bernilai lebih dari 0,40 dengan nilai p-value kurang dari 5%. Hal ini berarti indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi convergent validity. b. Discriminat Validity (Validitas Diskriminan) Evaluasi kedua pada outer model adalah discriminant validity. Mengukur discriminant validity dilakukan dengan menggunakan nilai cross loading. Suatu indikator dikatakan memenuhi discriminant validity jika nilai cross loading indikator terhadap variabelnya adalah yang terbesar dibandingkan terhadap variabel yang lainnya. Tabel 1.2 Uji Discriminant Validity WL1 WL2 WL3 WL4 WL5 WL6 WL7 WL8 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 JS1 JS2 JS3 JS4 JS5 JS6 JS7 JS8 JS9 OC5 OC6 OC7 OC8 OC9 OC10 OC11 OC12 WL A 0.827 0.747 0.702 0.586 0.765 0.834 0.850 0.533 0.011 -0.010 0.023 -0.002 -0.068 0.131 -0.023 -0.080 -0.077 -0.036 -0.139 -0.130 -0.117 -0.094 -0.103 -0.050 -0.252 -0.366 -0.312 -0.277 -0.347 -0.340 -0.325 -0.360 JS -0.034 -0.053 -0.069 0.114 0.040 0.013 0.034 0.042 0.886 0.740 0.891 0.877 0.874 0.822 0.855 0.801 0.791 0.834 0.088 0.041 0.414 0.815 0.769 0.851 -0.039 0.096 0.117 0.096 0.045 0.155 0.165 0.162 OC -0.130 -0.165 -0.048 0.022 -0.089 -0.093 -0.044 -0.040 0.675 0.673 0.692 0.742 0.758 0.709 0.730 0.891 0.917 0.868 0.416 0.402 0.663 0.909 0.933 0.867 0.292 0.352 0.419 0.386 0.310 0.368 0.338 0.353 -0.419 -0.316 -0.256 -0.226 -0.363 -0.163 -0.298 -0.148 0.110 0.029 0.128 0.198 0.112 0.031 0.064 0.259 0.235 0.190 0.321 0.689 0.590 0.312 0.280 0.215 0.851 0.866 0.894 0.885 0.874 0.820 0.897 0.739 Berdasarkan nilai cross loading, dapat diketahui bahwa semua indikator yang menyusun masing-masing variabel dalam penelitian ini (nilai yang dicetak tebal) telah memenuhi discriminant validity karena memiliki nilai cross loading terbesar untuk variabel yang dibentuknya dan tidak pada variabel yang lain. Dengan demikian semua indikator di setiap variabel dalam penelitian ini telah memenuhi discriminant validity. 4.3.2. Uji Reliabilitas Evaluasi terakhir pada outer model adalah composite reliability dan cronbach alpha. Composite reliability dan cronbach alpha menguji nilai reliabilitas instrumen pada suatu variabel. Suatu variabel dikatakan memenuhi uji reliabilitas jika memiliki nilai composite reliability dan cronbach alpha lebih besar dari 0,7. Berikut adalah nilai composite reliability dan cronbach alpha masing-masing variabel: Tabel 1.3 Composite Reliability Dan Cronbach Alpha Composite reliability coefficients WL A JS OC 0.904 0.948 0.933 0.956 Cronbach's alpha coefficients WL A JS OC 0.876 0.936 0.915 0.947 Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai composite reliability dan cronbach alpha setiap variabel penelitian nilainya lebih dari 0,7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masingmasing variabel telah memenuhi composite reliability. 4.3.3. Evaluasi Model Struktural Bagian evaluasi inner model mencakup penilaian R-squared, Q-squared, effect size, goodness of fit dan pengujian kausalitas. Nilai R-Squared Evaluasi pertama pada inner model dilihat dari nilai R-Squared atau koefisien determinasi. Berdasarkan pengolahan data dengan PLS, dihasilkan nilai R-Squared sebagai berikut: Tabel 1.4 Nilai R-Squared R-squared coefficients WL A JS OC 0.722 0.278 Nilai R-Square untuk job satisfaction sebesar 0,722 memiliki arti bahwa persentase besarnya keragaman data job satisfaction yang dapat dijelaskan oleh workload dan autonomy adalah sebesar 72,2%. Nilai R-Square untuk organizational commitment sebesar 0,279 memiliki arti bahwa persentase besarnya keragaman data organizational commitment yang dapat dijelaskan oleh variabel workload, autonomy dan job satisfaction adalah sebesar 27,8%. Nilai Q-Squared Pada model PLS, penilaian goodness of fit diketahui dari nilai Q2. Nilai Q2 memiliki arti yang sama dengan koefisien determinasi (R-Square). Model dengan validitas prediktif harus mempunyai Q-Squared lebih besar dari nol. Tabel 1.5 Nilai Q-Squared Q-squared coefficients WL A JS OC 0.722 0.277 Hasil perhitungan menunjukkan nilai Q2 sebesar 0,722 dan 0,277 artinya hasil estimasi model pada penelitian ini menunjukkan validitas prediktif yang baik, karena Q-Squared bernilai diatas nol. Nilai Effect Size Effect Size dapat dikelompokkam menjadi tiga kategori yaitu lemah (0,02), medium (0,15) dan besar (0,35). Adapun Effect Size yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Tabel 1.6 Nilai Effect Size ************************************** * Effect sizes for path coefficients ************************************** WL A JS OC WL A JS 0.013 0.709 OC 0.175 0.134 0.127 Hasil estimasi menunjukkan effect size yang paling besar adalah pengaruh Autonomy terhadap Job Satisfaction adalah 0,709 dan tergolong kelompok effect size besar sehingga menunjukkan bahwa Autonomy mempunyai peran yang sangat pEnting dalam meningkatkan Job Satisfaction. Goodness Of Fit Bagian model fit indices and p value menampilkan hasil tiga indikator fit yaitu average path coefficient (APC), average R-Square (ARS) dan Average variance inflation factor (AVIF). Tabel 1.7 Goodness Of Fit Model fit indices and P values APC=0.349, P<0.001 ARS=0.500, P<0.001 AVIF=1.146, Good if < 5 Nilai average path coefficient (APC) yang dihasilkan sebesar 0,349 dan signifikan kurang dari 5%. Nilai average R-Square (ARS) yang dihasilkan sebesar 0,500 dan signifikan kurang dari 5%. Nilai Average variance inflation factor (AVIF) sebesar 1,146 kurang dari 5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa goodness of fit model telah terpenuhi. 4.3.4. Uji Hipotesis Berikut adalah Tabel pembuktian hipotesis hubungan antarvariabel secara langsung dan tidak langsung (hubungan yang melihat peran job satisfaction sebagai variabel intervening) : Tabel 1.9 Tabel Koefisien Estimasi dan Signifikansi Pembuktian Hipotesis Pengaruh Langsung Pengaruh Koefisien Estimate Signifikan Keterangan X1 → Z Berpengaruh - tidak -0,075 0,280 signifikan X2 → Z 0,838 <0,001 Berpengaruh + signifikan Z→Y 0,308 0,028 Berpengaruh + signifikan X1 → Y -0,401 0,001 Berpengaruh - signifikan X2 → Y 0,421 0,032 Berpengaruh + signifikan Pengaruh Tidak Langsung Pengaruh Koefisien Estimate Signifikan Keterangan X1 → Z → Y -0,023 0,344 Berpengaruh – tidak signifikan melalui JS X2 → Z → Y 0,258 0,023 Berpengaruh melalui JS Sumber : Lampiran 6 (diolah) 4.4. Pembahasan 4.4.1. Pengaruh Workload terhadap Job Satisfaction Nilai koefisien path pengaruh workload terhadap job satisfaction sebesar -0,075 dengan p-value sebesar 0,280 yang lebih besar dari 5% hal ini menunjukkan terdapat pengaruh negatif yang tidak signifikan antara workload terhadap job satisfaction pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. Artinya, peningkatan workload tidak akan berakibat pada penurunan job satisfaction, karena pengaruh workload terhadap job satisfaction ini bersifat tidak nyata. Berdasarkan hasil ini, hipotesis pertama penelitian yang menduga ada pengaruh workload yang signifikan terhadap job satisfaction pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya, tidak dapat diterima. Hasil penelitian ini tidak sependapat dengan penelitian Awang (2010) yang menyatakan bahwa jumlah workload yang ditugaskan untuk dosen UiTM Kelantan memang memiliki dampak yang signifikan terhadap tingkat job satisfaction dosen. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan di antara staf akademik di perguruan tinggi di Zimbabwe oleh Chimanikar et al. (2007) dalam Awang (2010) menemukan bahwa salah satu alasan sebagian besar staf akademik tidak puas dengan pekerjaan adalah volume yang tinggi dari workload. Deskripsi hasil jawaban responden menunjukkan bahwa dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya memiliki workload yang sedang. Dengan workload yang sedang ini berpengaruh secara tidak signifikan atau secara tidak nyata pada tingginya job satisfaction dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. Hal tersebut bisa disebabkan oleh telah tercapainya pemenuhan kepuasan dosen oleh Universitas Hang Tuah Surabaya pada berbagai aspek, seperti penggajian, fasilitas kepengajaran, promosi, pengakuan prestasi dan lainnya. Hasil negatif yang tidak signifikan ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan, karena sejalan dengan temuan August and Waltman (2004) dalam Sabharwal dan Corley (2009) melakukan penelitian pada anggota fakultas, menemukan bahwa jumlah penelitian dan presentasi tidak memiliki efek signifikan terhadap job sasisfaction secara keseluruhan. Hal tersebut membuktikan bahwa workload dari dosen, tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap job sasisfaction. Demikian pula Ahuja et al., (2002) yang menemukan hasil tidak signifikan, serta Spector (1997) yang menemukan hasil tidak signifikan dalam dua penelitian lain oleh Fox et al., (1993) dan Spector dan O’Connel (1994). Sayangnya menurut Spector (1997) tidak ada alasan yang jelas mengenai ketidakkonsistenan diantara hasil berbagi penelitian tersebut, meskipun satu kemungkinan penjelasan yang ada adalah terdapat perbedaan pengukuran workload yang digunakan dan perbedaan karakteristik responden dari penelitian-penelitian tersebut. 4.4.2. Pengaruh Autonomy terhadap Job Satisfaction Nilai koefisien path pengaruh autonomy terhadap job satisfaction sebesar 0,838 dengan p-value kurang dari 0,001 hal ini menunjukkan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara autonomy terhadap job satisfaction pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. Artinya, peningkatan autonomy akan berakibat pada peningkatan job satisfaction. Berdasarkan hasil ini, hipotesis kedua penelitian yang menduga Ada pengaruh autonomy yang signifikan terhadap job satisfaction pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya, dapat diterima. Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian Currivan (2000) yang mengusulkan autonomy, peer support, supervisor support, dan pay secara positif mempengaruhi job satisfaction. Ketika karyawan melihat keselarasan antara tingkat autonomy dan lingkungan, individu mampu bekinerja di tingkat yang lebih tinggi (Xie dan Johns, 1995). Secara lebih spesifik, autonomy menunjukkan dampak positif terhadap kepuasan kerja (Chu Chen et al., 2008). Autonomy secara positif berhubungan dengan job satisfaction (Ahuja et al, 2002), dimana autonomy sering disebut sebagai partisipasi yang telah dilihat sebagai faktor penting job satisfaction, yaitu semakin besar autonomy, semakin besar job satisfaction. Dalam penelitian tersebut, yang dilakukan pada karyawan perusahaan di bidang jasa IT, menemukan bahwa ketika karyawan diberikan kebebasan lebih dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pekerjaannya, karyawan tersebut akan merasakan kepuasan, karena merasa perannya membawa hasil yang diharapkan. Deskripsi hasil jawaban responden menunjukkan bahwa dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya memiliki autonomy yang sangat tinggi. Dengan autonomy yang sangat tinggi ini dapat berakibat pada job satisfaction yang tinggi pula. Autonomy tertinggi yang dirasakan oleh dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya adalah kebebasan membuat persiapan materi sebelum perkuliahan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, kebebasan menentukan metode penilaian perkembangan mahasiswa dan menentukan kriteria tes dan skoring dalam prosedur pengujian nilai mahasiswa sedangkan job satisfaction yang paling tinggi adalah puas terhadap pendapatan yang diterima sebagai dosen. Hasil yang didapatkan di atas, yaitu autonomy yang tinggi akan meningkatkan job satisfaction, juga diperkuat dengan karakteristik responden dalam penelitian ini, yaitu masa kerja mayoritas dosen tetap yang menjadi responden sudah mengabdi lebih dari 5 tahun. Temuan itu juga sejalan dengan hasil penelitian Denton dan Kleiman (2001) yaitu dampak masa kerja pada hubungan antara autonomy dan job satisfaction yang diuji dengan menggunakan regresi berganda. Setiap ukuran job satisfaction diukur terhadap masing-masing ukuran autonomy (yaitu, metode, kriteria, penjadwalan). Hasil ini memberikan beberapa dukungan untuk hipotesis bahwa masa kerja memoderasi hubungan antara autonomy dan job satisfaction. Ketika seorang dosen di Univeritas Hang Tuah sudah memiliki masa kerja relatif lama, maka akan meningkatkan senioritasnya, sehingga akan diberikan keleluasaan dalam melakukan pengajaran, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasannya. 4.4.3. Pengaruh Job Satisfaction terhadap Organizational Commitment Nilai koefisien path pengaruh job satisfaction terhadap organizational commitment sebesar 0,308 dengan p-value sebesar 0,028 yang kurang dari 5% hal ini menunjukkan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara job satisfaction terhadap organizational commitment pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. Artinya, peningkatan job satisfaction akan berakibat pada peningkatan organizational commitment. Berdasarkan hasil ini, hipotesis kelima penelitian yang menduga ada pengaruh job satisfaction yang signifikan terhadap organizational commitment pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya, dapat diterima. Deskripsi hasil jawaban responden menunjukkan bahwa dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya memiliki job satisfaction yang sangat tinggi. Job Satisfaction tertinggi yang dirasakan oleh dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya adalah puas terhadap pendapatan yang diterima sebagai dosen sedangkan organizational commitment tertinggi dirasakan oleh dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya adalah kesediaan memberikan yang terbaik untuk membuat univeritas ini lebih maju. Peneltian yang hampir sama dengan penelitian ini memperkuat hubungan antara kedua variabel tersebut, yaitu Awang (2010) menyatakan bahwa memang tak terbantahkan bahwa job satisfaction secara signifikan mempengaruhi organizational commitment diantara dosen UiTM Kelantan. Dengan kata lain, seorang dosen harus puas agar dia berkomitmen untuk pekerjaannya. Hasil penelitian menegaskan bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan positif yang kuat dengan komitmen kerja. Di perguruan tinggi, seperti di organisasi lain, staf berkomitmen adalah aset yang tak ternilai bagi organisasi. Mengetahui hal ini, administrator dan manajemen harus menempatkan upaya untuk membuat dosen puas. Setelah puas, dosen akan timbal balik yaitu berkontribusi lebih ke universitas, membantu untuk mencapai tujuannya. Dari sisi karakteristik responden yang ada dalam penelitian ini, dimana dosen Universitas Hang Tuah Surabaya memiliki masa kerja yang lebih dari 5 tahun dan usia yang lebih dari 40 tahun, meperkuat hubungan anatara job satisfaction yang dirasakan terhadap organizational commitment dosen. Job satisfaction yang dirasakan relatif tinggi, yang dipengaruhi oleh masa pegabdian yang lama, hal ini sejalan dengan sebuah penelitian bahwa masa kerja dan tingkat kepangkatan akan mempengaruhi job satisfaction (Sabharwal dan Corley, 2009). Sebuah penelitian yang dilakukan (Oktug, 2013) menunjukkan bahwa usia dan masa kerja memoderasi hubungan antara job satisfaction dengan organizational commitment. Dengan kata lain, semakin lama seorang karyawan bekerja di perusahaan dan semakin bertambahnya usia, maka karyawan akan semakin puas serta berkomitmen pada organisasi. Ditambah dengan penelitian Sabharwal dan Corley (2009) yang meneliti pengaruh bidang studi yang diajarkan di universitas pada job satisfaction, dimana ilmu sosial menempati urutan kedua setelah Ilmu alam dalam pengaruhnya terhadap job satisfaction. Ilmu sosial (FISIP, hukum, dan psikologi) yang merupakan bidang studi yang menjadi mayoritas responden penelitian ini, memiliki pengaruh yang besar pada kepuasan dosen. 4.4.4. Pengaruh Workload terhadap Organizational Commitment Nilai koefisien path pengaruh workload terhadap organizational commitment sebesar 0,401 dengan p-value sebesar 0,001 yang kurang dari 5% hal ini menunjukkan terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara workload terhadap organizational commitment pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. Artinya, peningkatan workload akan berakibat pada penurunan organizational commitment. Berdasarkan hasil ini, hipotesis ketiga penelitian yang menduga Ada pengaruh workload yang signifikan terhadap organizational commitment pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya, dapat diterima. Deskripsi hasil jawaban responden menunjukkan bahwa dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya memiliki workload yang sedang. Dengan workload yang sedang ini dapat berakibat pada organizational commitment yang tinggi. Workload yang sedang bisa menjadi kesempatan yang menawarkan potensi keuntungan yaitu kesempatan bagi dosen tetap untuk belajar dan mendapat kesejahteraan lebih cepat, sehingga dosen akan memilih untuk bertahan di universitas. Hasil dari hubungan kedua variabel tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan pada guru salah satu SMA swasta terbesar di Amerika Serikat, Currivan (2000) menemukan workload secara negatif mempengaruhi organizational commitment. Peace (1993) melakukan penelitian pada dosen di Institusi Pendidikan Tinggi yang ada di Uganda, workload secara signifikan mempengaruhi organizational commitment, hal tersebut sejalan dengan temuan Stevens et al,. (1978) yang menyatakan workload yang berlebihan berhubungan negatif dengan organizational commitment. Gaertner (2000) juga menemukan hal serupa, dimana untuk permodelan turnover karyawan yang diteliti, kelebihan workload adalah salah satu prediktor terbaik dari organizational commitment. Semakin tinggi workload yang dirasakan karyawan, maka akan mengakibatkan menurunnya organizational commitment yang dimiliki karyawan. 4.4.5. Pengaruh Autonomy terhadap Organizational Commitment Nilai koefisien path pengaruh autonomy terhadap organizational commitment sebesar 0,421 dengan p-value sebesar 0,032 yang kurang dari 5% hal ini menunjukkan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara autonomy terhadap organizational commitment pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. Artinya, peningkatan autonomy akan berakibat pada peningkatan organizational commitment. Berdasarkan hasil ini, hipotesis keempat penelitian yang menduga ada pengaruh autonomy yang signifikan terhadap organizational commitment pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya, dapat diterima. Deskripsi hasil jawaban responden menunjukkan bahwa dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya memiliki autonomy yang sangat tinggi. Organizational commitment tertinggi dirasakan oleh dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya adalah kesediaan memberikan yang terbaik untuk membuat univeritas ini lebih maju. Dengan autonomy yang sangat tinggi ini dapat berakibat pada organizational commitment yang tinggi pula, karena ketika dosen diberikan autonomy dalam melakukan pengajaran, maka dosen tersebut akan merasa bahwa dia dipercaya oleh Universitas, sehingga dia berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi Universitas. Dari karakteristik responden yaitu masa kerja mayoritas dosen Universitas Hang Tuah Surabaya yang lebih dari 5 tahun, hal tersebut memperkuat hubungan antara autonomy dan job satisfaction yang dirasakan oleh dosen. Dude (2012) dalam model penelitiannya menunjukkan bahwa autonomy sebagai prediktor yang signifikan mempengaruhi organizational commitment. Dimana salah satu hasil temuannya, bahawa terdapat interaksi yang signifikan antara autonomy dan masa kerja pada tingkat organizational commitment. Pengaruh kedua veriabel tersebut mengindikasikan karyawan yang merasa memiliki autonomy yang tinggi, memiliki organizational commitment yang tinggi terhadap organisasi dengan banyak dampak dari pengalaman bertahun-tahun, tetapi dengan autonomy yang rendah telah mengurangi komitmen karyawan terhadap organisasi sejalan tahun kerja yang meningkat. Hasil ini didukung oleh beberapa penelitian lain bahwa tingkat yang lebih tinggi dari autonomy akan terkait dengan meningkatnya organizational commitment. Gaertner (2000) juga menemukan hal serupa, dimana untuk permodelan turnover karyawan yang diteliti, Dalam penelitian yang dilakukan pada guru salah satu SMA swasta terbesar di Amerika Serikat, Currivan (2000) menemukan autonomy secara positif mempengaruhi organizational commitment. Naqvi et al., (2013) menemukan adanya peningkatan autonomy pekerjaan signifikan mempengaruhi peningkatan organizational commitment. Tingkat signikansi penaruh kedua variabel tersebut menyatakan bahwa ketika seorang karayawan diberikan kebebasan lebih dalam melakukan tugasnya, maka karyawan terbut akan merasa bahwa organisasi menghargainya dan pendapatnya. Hal tersebut menjelaskan meningkatnya organizational commitment karena karyawan merasa dipercaya oleh organisasi untuk tugas-tugas yang diberikan. Jika karyawan dari sebuah organisasi berkomitmen maka akan melakukan upaya serius untuk belajar, mengembangkan diri dan bertumbuh. 4.4.6. Pengaruh Workload terhadap Organizational Commitment Melalui Job Satisfaction Job Satisfaction pada hubungan tidak langsung ini tidak terbukti sebagai variabel intervening antara workload dengan organizational commitment karena workload sendiri tidak berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction, tetapi workload secara langsung berpengaruh signifikan terhadap organizational commitment. Hal ini saja, sebenarnya menggagalkan hubungan tidak langsung antara workload terhadap organizational commitment. Hasil PLS pada penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien path sebesar -0,023 dengan p-value sebesar 0,344 yang lebih dari 5% hal ini menunjukkan terdapat pengaruh yang tidak signifikan atau pengaruh yang tidak nyata pada hubungan tidak langsung antara workload terhadap organizational commitment melalui job satisfaction pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya, sehingga hipotesis ke tujuh dari penelitian dapat tidak dapat diterima. Hal ini terjadi karena standart signifikan p-value, selain itu juga tidak terpenuhinya syarat pada mediasi pada hubungan tidak langsung workload terhadap organizational commitment melalui job satisfaction, yaitu terdapat salah satu jalur yang tidak signifikan. Jalur tersebut adalah dari variabel workload terhadap job satisfaction, sehingga gugurlah hubungan tidak langsung tersebut (Baron dan Kenny, 1986; Hair et al., 2010; Kock, 2011 dalam Sholihin dan Ratmono, 2013). Beberapa penelitian yang meneliti masing-masing jalur, yaitu Ahuja et al., (2002) yang menemukan hasil tidak signifikan antara workload dan job satisfaction, serta Awang (2010) menyatakan bahwa job satisfaction secara signifikan mempengaruhi organizational commitment. Sehingga jalur yang pertama tidak signifikan, berakibat pada jalur tidak langsung yang menjadi tidak signifikan pula. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat peranan job satisfaction dalam menurunkan nilai organizational commitment yang disebabkan oleh pengaruh job satisfaction. Sebagaimana terlihat pada deskripsi jawaban responden pada bagian workload yang bernilai sedang dan organizational commitment yang bernilai tinggi, tingkat job satisfaction dosen akan pencapaian-pencapaian dalam pekerjaannya juga berada pada level tinggi. Hal ini menunjukkan tidak adanya peranan job satisfaction untuk meningkatkan tingkat organizational commitment. Selain itu, karakteristik mayoritas dosen tetap yang menjadi responden dalam penelitian ini merupakan dosen yang sudah mengabdi lebih dari 5 tahun di Univeritas Hang Tuah Surabaya, namun di sisi lain dari segi jabatan mayoritas masih dalam level lektor, yang bisa dikatakan tidak terlalu kongruen dengan masa pengabdian dosen. Workload yang dirasakan dosen tetap Univeritas Hang Tuah Surabaya berada pada level sedang, dengan jabatan mayoritas lektor, hal tersebut sangat relevan. Workload yang sedang bisa menjadi kesempatan yang menawarkan potensi keuntungan yaitu kesempatan bagi dosen tetap untuk belajar dan mendapat kesejahteraan lebih cepat, sehingga dosen akan memilih untuk bertahan di universitas. 4.4.7. Pengaruh Autonomy terhadap Organizational Commitment Melalui Job Satisfaction Job Satisfaction pada penelitian ini terbukti sebagai variabel intervening antara autonomy dengan organizational commitment karena autonomy berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction dan organizational commitment. Hasil PLS pada penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien path sebesar 0,258 dengan p-value sebesar 0,023 yang kurang dari 5% hal ini menunjukkan terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan antara autonomy terhadap organizational commitment melalui job satisfaction pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. Hasil p-value yang memenuhi syarat signifikansi pada hubungan autonomy terhadap organizational commitment melalui job satisfaction menunjukkan bahwa terdapat peranan kepuasan kerja dalam membangun atau meningkatkan nilai organizational commitment yang disebabkan oleh pengaruh autonomy. Pengaruh tidak langsung melalui job satisfaction yang lebih kecil daripada pengaruh langsung dari autonomy terhadap organizational commitment menunjukkan bahwa organizational commitment dari dosen Universitas Hang Tuah Surabaya lebih dipengaruhi oleh autonomy. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa job satisfaction memediasi secara partial pada hubungan autonomy terhadap organizational commitment, ditunjukkan dengan nilai path coefficient jalur hubungan autonomy terhadap organizational commitment yang lebih kecil daripada hubungan tidak langsungnya. Pernyataan hubungan partial mediation ini merupakan efek mediasi bentuk kedua (Baron dan Kenny, 1986; Hair et al., 2010; Kock, 2011 dalam Sholihin dan Ratmono, 2013). Tingkat komitmen untuk melanjutkan menjadi dosen Universitas Hang Tuah Surabaya lebih dipengaruhi oleh autonomy. Dengan kata lain, tingginya organizational commitment yang dimiliki oleh dosen lebih dipengaruhi oleh kebebasan yang diberikan dalam melakukan pekerjaannya daripada oleh kepuasan kerja yang dirasakannya. Meningkatnya organizational commitment karena dosen merasa dipercaya oleh untuk melakukan tugas yang diberikan dengan caranya. Jadi dosen ketika berkomitmen maka karyawan akan melakukan upaya serius untuk belajar, mengembangkan diri dan bertumbuh. Autonomy menunjukkan dampak positif terhadap kepuasan kerja (Chu Chen et al., 2008), dan Awang (2010) menyatakan bahwa job satisfaction secara signifikan mempengaruhi organizational commitment. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara ketiga variabel tersebut dan mendukung hasil hipotesis ke tujuh pada penelitian ini. 5. Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan software WARP PLS 3.0 dapat menyimpulkan bahwa : 1. Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara workload terhadap job satisfaction pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara autonomy terhadap job satisfaction pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara job satisfaction terhadap organizational commitment pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. 4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara workload terhadap organizational commitment pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. 5. Terdapat pengaruh yang signifikan antara autonomy terhadap organizational commitment pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. . 6. Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara workload terhadap organizational commitment melalui job satisfaction sebagai variabel intervening pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. 7. Terdapat pengaruh yang signifikan antara autonomy terhadap organizational commitment melalui job satisfaction sebagai variabel intervening pada dosen tetap Universitas Hang Tuah Surabaya. 5.2. Saran Saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian ini kepada Universitas Hang Tuah Surabaya yaitu: 1. Universitas Hang Tuah Surabaya sebaiknya mengoptimalkan usaha-usaha dalam upaya memperahankan kepuasan kerja yang dimiliki oleh karyawan, sebagaimana hasil dari penelitian ini bahwa job satisfaction berpengaruh pada organizational commitment. Beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mepertahakan kepuasan kerja guna memperthankan komitmen dosen, yaitu: a. Apabila dirujuk dari hasil jawaban, dimana masih terdapat item yang belum sepenuhnya dirasakan kepuasannya yaitu: Manajemen Universitas Hang Tuah Surabaya hendaknya meningkatkan hubungan antara atasan dengan dosen, sehingga hubungan timbal balik dapat berjalan dengan baik saat pelaksaan kegiatan pendidikan. Di sisi lain, Universitas Hang Tuah Surabaya dapat meningkatkan hubungan kerjasama dengan sesama dosen, bisa melalui serangkaian program, event, bahkan kompetisi yang meningkatkan keeratan hubungan. b. Manajemen Universitas Hang Tuah Surabaya harus mampu mempertahakan seluruh aspek kepuasan kerja dosen yang telah dicapai, seperti penggajian, fasiltas kepengajaran, promosi dan pengakuan prestasi. 2. Perlu dilakukan evaluasi seksama terhadap beban kerja yang dimiliki dosen Universitas Hang Tuah Surabaya, karena nilai workload yang dirasakan dosen tampak rendah di beberapa aspek dan sedang di aspek lain. Beban kerja yang rendah, bukan berarti tidak membawa dampak negatif pada universitas. Manajemen workload penting karena ada hubungan yang unik antara tuntutan pekerjaan, tuntutan intelektual dan kepuasan kerja. Setelah tahap evaluasi, perlu diambil kebijakan, agar ke depannya tercapai keselaran beban kerja yang seharusnya dan kepuasan serta komitmen yang dimiliki dosen Universitas Hang Tuah Surabaya tetap dapat dipertahankan. 5. Daftar Referensi Ahuja, Manju et. al,. 2002. Overworked and Isolated? Predicting the Effect of Work-family Conflict, Autonomy, and Workload on Organizational Commitment and Turnover of Virtual Workers. Proceedings of the 35th Hawaii International Conference on System Sciences Awang, Z., J.H. Ahmad, dan N. M. Zin. 2010. Modelling job satisfactionand work commitment among lecturers: A case of UITM Kelantan. Journal of Regional Conference on Stastical Sciences, June 2010: 241-255 Chu Chen, Hsing et. al. 2008. Turnover factors revisited: A longitudinal study of Taiwan-based staff nurses. International Journal of Nursing Studies, 45 : 277–285 Cohen, Aaron. 1993. Organizational Commitment and Turnover: A Meta-Analysis. The Academy of Management Journal, 36 (5) : 1140-1157 Donovan, Roxanne A. 2012. Perceptions of stress, workload, and job satisfaction among HSS faculcty. Humanities and Social Sciences, 1-2 Dude, David J. 2012. Organizational commitment of principals: The effects of job autonomy, empowerment, and distributive justice. University of Iowa Research Online. Online: http://ir.uiowa.edu/etd/2863 diakses tanggal 8 Januari 2015 Friedman, Isaac A. 1999. Teacher-Perceived Work Autonomy: The Concept and Its Measurement. Educational and Psychological Measurement, 59 (1): 58-76. Gaertner, Stefan. 2000. Structural Determinants Of Job Satisfaction And Organizational Commitment In Turnover Models. Human Resource Management Review, 9 : 479 – 498 Gui, Li. 2009. Job Satisfaction Of Nurse Teachers: A Literature Review. Part I: Measurement, Levels And Components. Nurse Education Today, 29 : 469–476 Lea, Victoria M. et al. 2012. Workload and its impact on community pharmacists’ job satisfaction and stress: a review of the literature. International Journal of Pharmacy Practice, 20: 259– 271 Luthans, F., Baack, D. dan Taylor, L.A. 1987.Organizational commitment: analysis of antecedents. Human Relations, 40 (4): 219-35 McKenna, E. 2000. Bussiness psychology and organizational behaviour: a student’s handbook 3rd ed. New York: Psychology Press Meyer, J. P., et al. 1993. Commitment to Organizations and Occupations: Extension and Test of A Three-Component Conceptualization. Journal of Applied Psychology, 78(4) 538-551. Meyer, J. P., dan N. J. Allen. 1997. Commitment in the Workplace: Theory, Research, and Application. Thousand Oaks, CA, USA: Sage Publication. Naqvi, S. M. M. Raza. et al. 2013. Impact of Job Autonomy on Organizational Commitment and Job Satisfaction: The Moderating Role of Organizational Culture in Fast Food Sector of Pakistan. International Journal of Business and Management, 8 (17) : 92-102 Philipp, Anja dan Mareike Kunter. 2013. How do teachers spend their time? A study on teachers’ strategies of selection, optimisation, and compensation over their career cycle . Journal of Teaching and Teacher Education, 35 : 1-12 Porter, A. C. 1989. External standards and good teaching: The pros and cons of telling teachers what to do. Educational Evaluation and Policy Analysis, 11: 343-356 Price, J. L. 1977. The study of turnover. Ames, IA: Iowa State University Press. Renstra UHT. 2008. Rencana Strategis Universitas Hang Tuah Surabaya (online). (http://www.hangtuah.ac.id/ ) diakses tanggal 23 Oktober 2014 Sabharwal, Meghna dan Elizabeth A. Corley. 2009. Faculty job satisfaction across gender and discipline. The Social Science Journal 46 : 539–556 Sahin, H., dan Sahingoz. 2013. The Relationship between Personnel Workload and Work Satisfaction within Accommodation and Nutrition Establishments. American International Journal of Social Science, 2 (3) : 10-18 Sholihin, Mahfud dan Dwi Ratmono. 2013. Analisis SEM-PLS dengan WarpPLS 3.0 untuk Hubungan Nonlinier dalam Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta : Penerbit Andi. Spector, P. E., 1997. Job Satisfaction: Applications, Assesment, Causes, and Concequences. USA : SAGE Publications, Inc. Tella, Adeyinka. 2007. Work Motivation, Job Satisfaction, and Organisational Commitment of Library Personnel in Academic and Research Libraries in Oyo State, Nigeria. Journal of Library Philosophy and Practice 2007 Watts, J., dan N. Robertson. 2011. Burnout in university teaching staff: a systematic literature review. Educational Research, 53 (1), 33-50 Website resmi Univesitas Hang Tuah Surabaya. 2014. Profile (online). http://www.hangtuah.ac.id/ diakses tanggal 23 Oktober 2014 Website resmi Badan Pusat Statistik Surabaya. 2014. Surabaya dalam Angka 2014 (online). www.surabaya.bps.go.id diakses tanggal 21 Fabruari 2014