ANALISIS PRODUK BOILER CHAIN GRATE DENGAN PROSES TEMPERING Widiyanti Kwintarini, Greida Frista, Moch Iqbal Zaelana Muttahar, Rico 1)Balai Besar logam dan Mesin, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, KEMENPERIN, Jl. Sangkuriang 12 Dago Bandung, Indonesia 2)Jurusan Teknik Mesin, Universitas Pasundan Bandung, Jl. Dr. Setiabudhi 193 Bandung, Indonesia Abstrak - Boiler chain grate merupakan salah satu jenis komponen mesin industri yang di produksi oleh BBLM, yang mana komponen konveyor ini kuat dan bisa diandalkan dalam menyalurkan daya melalui gaya tarik dari sebuah motor. Material yang digunakan pada boiler chain grate adalah besi cor nodular (ferro cast ductile), Ferro cast ductile (FCD) atau besi cor nodular adalah material yang dikembangkan dari besi cor kelabu, besi dengan kandungan karbon > 2 % memiliki struktur mikro perlitis dengan sedikit ferrit dan grafit berbentuk bulat. Besi cor nodular mempunyai sifat mekanik yang lebik baik dari pada material besi cor yang lain penambahan magnesium pada besi cor akan menghasilkan grafit nodular. Produk yang memiliki kekerasan tertinggi adalah spesimen yang telah dilakukan proses heat treatment dan dilakukan proses quenching menggunakan media oli. Hal ini dikarenakan pada hasil pengamatan mikrostrktur pada spesimen menggunakan oli sebagai media proses quenching terdapat fasa perlit, dimana fasa perlit ini tersususun dari lapisan-lapisan ferrit dan lapisan lapisan sementit yang posisinya berselang-seling. Kekerasan optimum yang dicapai adalah spesimen dengan dilakukan proses quenching oli dan proses tempering selama 4 jam yaitu 46.2 HRC, hal ini disebabkan karena pada spesimen tersebut terdapat fasa perlit, yang dimana fasa tersebut muncul karena pertumbuhan ferit dan sementit secara bersamaan. Siklus heat treatment terbaik adalah dengan dilakukannya austenisasi, proses quenching dengan media oli dan proses tempering selama 4 jam. Kata kunci : BBLM, Boiler chain Grate, Ferro Cast Ductile, Heat Treatment hampir sama dengan sifat-sifat yang 1. Pendahuluan dimiliki oleh baja karbon, baik dari segi Ferro cast ductile (FCD) atau besi cor nodular adalah material yang dikembangkan dari besi cor kelabu, besi dengan kandungan karbon > 2 % memiliki struktur mikro perlitis dengan sedikit ferrit dan grafit berbentuk bulat. Besi cor nodular mempunyai sifat mekanik yang lebik baik dari pada material besi cor yang lain. Penambahan magnesium pada besi cor akan menghasilkan grafit nodular. Pada kenyataannya memiliki sifat fisik dan mekanik yang dimiliki besi cor nodular kekuatan tarik, elastis modulus yang baik, maupun keuletannya. Biasanya untuk mengetahui kualitas sifat mekanik suatu material dapat dilakukan pengujian kekuatan tarik. Dalam pemakaian produk cor ada dua hal, pertama produk cor dipakai langsung, kedua dipakai setelah perlakuan panas. Perlu tidaknya perlakuan panas dan bagaimana perlakuan panas dilakukan tergantung pada sifat produk cor dan penggunaan produk cor. Perlakuan panas adalah proses untuk melalui gaya tarik dari sebuah motor. memperbaiki sifat-sifat dari logam dengan Material yang digunakan pada boiler chain jalan memanaskan produk cor sampai grate adalah besi cor nodular (ferro cast temperatur yang cocok dibiarkan beberapa ductile), proses pembuatan produk tersebut waktu pada temperatur itu, kemudian dilakukan di Balai Besar Logam dan Mesin didinginkan ke temperatur yang lebih dengan metode yang digunakan yaitu rendah dengan kecepatan yang sesuai. Pada metode sand casting. Komponen ini dibuat perlakuan panas terdapat quenching dimana melalui proses pengecoran dengan teknik produk cor dipanaskan diatas temperatur yang masih konvesional dan dibantu kritis untuk beberapa waktu, kemudian beberapa produk cor dicelup ke media pendingin, merupakan bagian dari proses finishing. dengan cara ini diperoleh kekerasan yang Pada boiler chain grate ini mudah tinggi. Media pendinginan yang umum mengalami keausan karena terjadi gesekan digunakan yaitu: air, oli, dan larutan garam. dari roda gigi, maka produk boiler chain Boiler chain grate merupakan salah satu grate ini dilakukanlah proses quenching jenis komponen mesin industri yang di dan proses tempering yang mana proses ini produksi bertujuan oleh BBLM, yang mana peoses untuk pemesinan meningkatkan yang nilai komponen konveyor ini kuat dan bisa kekerasan dan untuk menyamakan fasa dan diandalkan mengurangi tegangan sisa pada material. 2. dalam menyalurkan daya Metode Penelitian Pada penelitian ini untuk mencari nilai kekerasan paling tinggi, sampel dari hasil 3. 3.1 Hasil dan Pembahasan Hasil Pengujian Komposisi Kimia produk cor boiler chain grate kemudian Pengujian dipotong dengan dimensi 10 mm × 10 mm menggunakan × 10 mm sebanyak 10 spesimen. Penelitian menghasilkan presentasi komposisi unsur ini dimulai dengan proses austenisasi paduan masing-masing uji. Hasil uji dengan temperatur 910 ⁰C holding time selama 1 jam, kemudian 5 spesimen diquenching menggunakan media oli dan 5 spesimen di-quenching menggunakan media air garam. Masing-masing spesimen kemudian dilakukan proses tempering dengan variasi waktu 2, 4 dan 6 jam. komposisi Emision kimia dengan Spektrometer tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel 3.1 sebagai berikut. Tabel 3.1 komposisi kimia rata-rata FCD 700 Unsur Paduan Fe C Si Mn P S Cr Mo Ni Al B Co Cu Nb Sn Ti V Mg Zn Pb FCD 700 92.88 3.871 2.361 0.618 0.021 0.021 0.051 <0.002 0.027 0.004 <0.0005 0.004 0.009 <0.002 <0.001 0.03 0.008 <0.002 0.001 0.003 Gambar 3.2 Pengamatan Mikrostruktur sampel Quenching Media Air Garam dengan pembesaran 200 × Gambar 3.3 Pengamatan mikrostruktur sampel proses quenching media oli dengan pembesaran 200 × 3.2 Hasil Pengamatan Mikrostruktur Hasil pengamatan mikrostruktur pada penelitian ini dapat diamati pada gambar sebagai berikut: Gambar 3.1 Hasil pengamatan mikrostruktur sampel as cast dengan pembesaran 100 × Gambar 3.4 Hasil pengamatan mikrostruktur sampel dengan proses quenching menggunakan media larutan garam dan proses tempering selama 2 jam dengan pembesaran 100 × Gambar 3.5 Hasil pengamatan mikrostruktur sampel dengan proses quenching menggunakan media larutan garam dan proses tempering selama 4 jam dengan pembesaran 100 × Gambar 3.8 Hasil pengamatan mikrostruktur sampel dengan proses quenching menggunakan media oli dan proses tempering selama 4 jam dengan pembesaran 100 × Gambar 3.6 Hasil pengamatan mikrostruktur sampel dengan quenching menggunakan media larutan garam dan proses tempering selama 6 jam dengan pembesaran 100 × Gambar 3.9 Hasil pengamatan mikrostruktur sampel dengan proses quenching menggunakan media oli dan proses tempering selama 6 jam dengan pembesaran 100 × 3.3 Gambar 3.7 Hasil pengamatan mikrostruktur sampel dengan proses quenching menggunakan media oli dan proses tempering selama 2 jam dengan pembesaran 100 × Hasil Uji keras 3