Uploaded by atikah ardi

Industri IT di Indonesia

advertisement
Paper
Industri IT (Information Technology) di Indonesia
SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI TEKNIK INDUSTRI
Disusun oleh:
Yun Prihantina
08/268802/TK/34075
Kusriniarti Dwi Lestariningsih
08/268846/TK/34104
Ana Yunita Masura
08/272843/TK/34609
Chancard Basumerda
11/322687/PTK/7532
PROGRAM STUDI PASCASARJANA TEKNIK INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011
I. Kondisi IT di Indonesia
Kemanfaatan IT (Information Technology) Indonesia semakin dirasakan
baik oleh pemerintah, perusahaan, ataupun kepentingan pribadi. Hal ini
dibuktikan dari alokasi APBN untuk pembangunan IT di Indonesia yang terus
naik. Alokasi yang semakin meningkat menjadi indikasi bahwa pemerintah
memberikan perhatian penuh untuk pengembangan IT. Bahkan Indonesia
memiliki grand design dalam upaya peningkatan aplikasi IT sebagai berikut:
Tahun 2013 : Indonesia Connected
Tahun 2014 : Indonesia Informatif
Tahun 2015 : Indonesia Broadband
Saat ini, tahun 2011, Indonesia sudah membangun link untuk 27 provinsi.
Harapannya terkoneksinya seluruh wilayah Indonesia memudahkan transfer
informasi di seluruh Indonesia.
Walaupun alokasi APBN Indonesia terus meningkat dan usaha pemerintah
terus dilakukan, kondisi IT Indonesia dibandingkan dengan negara lain masih
dikatakan tertinggal. Ketertinggalan tersebut dapat diindikasikan dari jumlah
komputer per perusahaan, ketersediaan infrastruktur teknologi Informasi, dll.
Salah satu pengukuran kondisi IT di Indonesia adalah profil pamanfaatan
information and communication technology (ICT) di Indonesia yang dilaporkan
oleh World Bank. Berikut indikator profil pemanfaatan ICT Indonesia:
No.
Indikator
Nilai
1.
Rasio jumlah komputer
9.9 per 1.000 penduduk
2.
Sambungan telepon
91 per 1.000 penduduk
3.
Jumlah internet host
0.8 per 10.000 penduduk
4.
Pengguna internet
2 juta penduduk
5.
Investasi bidang ICT
US$ 3.54 milyar
Dari data tersebut, dengan menggunakan indeks pengembangan ICT UNCTADPBB (2003), Indonesia berada pada urutan ke-77 dari 177 negara. Sedangkan di
kawasan ASEAN, Indonesia masih di bawah Singapura (urutan 14), Brunei
(urutan 40), Malaysia (urutan 43), dan Filipina (urutan 59). Berdasarkan laporan
ini, kondisi IT Indonesia masih cukup tertinggal.
Akan tetapi, hal tersebut ironi dengan pertumbuhan pengguna internet.
Indonesia masuk dalam 15 besar dunia dari 172 negara. Sedangkan di ASIA,
Indonesia menduduki peringkat 5 dan mengungguli China (298 juta), Amerika
Serikat (228 juta), dan Jepang (94 juta). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia
masih menjadi konsumen IT. Selain itu, pembangunan IT dan penggunaan
manfaat IT pun masih rendah. Hal tersebut terlihat pada penjelasan di atas.
Untuk melihat lebih lanjut terkait kemampuan dan kelemahan IT
Indonesia, berikut
IT Industry Competitiveness Index 2011. Indonesia
mendapatkan peringkat 57 dari 66 negara. Dari 5 penilaian yang diajukan dari
business enviroment sampai suppport for IT industry development seperti pada
tabel di bawah ini, pembobotan tertinggi pada R&D. Dan Indonesia memiliki
kelemahan dari 2 aspek yaitu R&D enviroment dan IT infrastructure. R&D
enviroment hanya bernilai 0.1 yang artinya Indonesia sangat lemah dalam riset
pengembangan
IT.
Sedangkan
malaysia
melejit
11
peringkat
karena
pengembangan R&D enviromentnya (43.9). Tetapi Indonesia lebih unggul di
bidang human capital dibandingkan dengan Malaysia. Hal ini menjadi salah satu
kekuatan bagi Indonesia dalam mencapai pengembangan IT.
Jika melihat fenomena di atas, dapat disimpulkan bahwa Indonesia
memiliki
kelebihan
human
capital
dan
potensi
user
IT
yang
akan
mengaplikasikan IT untuk keuntungan bisnis walaupun Indonesia belum dapat
menghasilkan riset IT yang lebih baik. Di sisi lain, dalam mencapai pemanfaatan
IT yang optimum, Indonesia seharusnya segera membangun infrastruktur IT serta
meningkatkan riset-riset pengembangan IT di Indonesia. Sehingga subjek yang
terlibat seperti regulator, pelaku bisnis, dan pelaku riset seharusnya berkolaborasi
dalam meningkatkan daya saing Indonesia di bidang Teknologi Informasi.
II. Bidang Garap Industri IT di Indonesia
Industri teknologi informasi terdiri dari berbagai jenis perusahaan
berteknologi tinggi yang menciptakan jenis telekomunikasi baru, perangkat keras
dan lunak Information and Communication Technology (ICT). Produk elektronik
untuk industri, serta menyediakan layanan konsultasi. Nilai yang ditawarkan
kepada konsumen adalah ide atau hasil pemikiran dari produsen teknologi bagi
pemecahan (solusi) terhadap permasalahan yang mungkin dihadapi oleh
konsumen (Setyanto, 2011).
Terdapat dua aspek penting dalam bidang garap industri teknologi
informasi, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak (Setyanto, 2011). Di
samping itu, terdapat manusia yang akan mengoperasikan teknologi ini disebut
dengan istilah brainware. Teknologi itu sendiri terdiri dari beberapa tahapan
siklus informasi mulai dari pengambilan data, pengolahan data, penyimpanan data
dan penyajian data. Sebagai contoh, Telkom Memiliki layanan Managed Infocom
Services (MIS), Real Solution for Real Productivity. MIS merupakan konvergensi
teknologi voice, data, video, wireless yang memungkinkan user bekerja,
berkomunikasi, mengakses internet secara mobile di suatu kawasan demi
kemudahan bisnis.
Berdasarkan kategori yang diperkenalkan oleh G.R. Terry dalam Perdana
(2009), ada 5 peranan mendasar teknologi informasi di sebuah perusahaan, yaitu:
1. Fungsi Operational
Dalam perannya sebagai fungsi operasional, unit terkait dengan
manajemen teknologi informasi akan menjalankan fungsinya sebagai
supporting agency dimana teknologi informasi dianggap sebagai sebuah
firm infrastructure.
2. Fungsi Monitoring and Control
Fungsi ini mengandung arti bahwa keberadaan teknologi informasi akan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level
manajerial.
3. Fungsi Planning and Decision
Fungsi ini mengangkat teknologi informasi ke tataran peran yang lebih
strategis lagi karena keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis
perusahaan dan merupakan sebuah knowledge generator bagi para
pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil
sejumlah keputusan penting sehari-harinya. Tidak jarang perusahaan yang
pada akhirnya memilih menempatkan unit teknologi informasi sebagai
bagian dari fungsi perencanaan dan/atau pengembangan korporat karena
fungsi strategis tersebut di atas.
4. Fungsi Communication
Secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi
modern dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana
atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi,
berkooperasi, dan berinteraksi.
5. Fungsi Interorganisational
Merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu oleh semangat
globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau
menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain. Konsep kemitraan
strategis atau partnerships berbasis teknologi informasi seperti pada
implementasi Supply Chain Management atau Enterprise Resource
Planning membuat perusahaan melakukan sejumlah terobosan penting
dalam mendesain struktur organisasi unit teknologi informasinya. Bahkan
tidak jarang ditemui perusahaan yang cenderung melakukan kegiatan
pengalihdayaan atau outsourcing sejumlah proses bisnis terkait dengan
manajemen teknologi informasinya ke pihak lain demi kelancaran
bisnisnya. Tipe dan fungsi peranan teknologi informasi ini secara langsung
akan berpengaruh terhadap rancangan atau desain struktur organisasi
perusahaan, dan struktur organisasi departemen, divisi, atau unit terkait
dengan sistem informasi, teknologi informasi, dan manajemen informasi.
III. Perkembangan IT di Indonesia
Menurut analisa beberapa ahli IT , yakni Tony Chen (Direktur PT
Microsoft Indonesia); Irfan Setiaputra (Managing Director PT Cisco System
Indonesia, Singgih Wandojo (Channel dan Marketing Disrector SAP Indonesia),
mengenai trend IT yang berkembang di Indoensia belakangan ini mengalami
perkembangan dan pertumbuhan yang cukup pesat. Untuk dapat bertumbuh di era
globalisasi internet dunia diperlukan strategi yang harus diperjuangkan oleh
masing masing perusahaan IT dalam memperebutkan pasar. Analisis Oracle
Indonesia mengungkap bahwa trend dan perkembangan IT di Indonesia
mengalami pertumbuhan selayaknya beberapa negara di kawasan Asia Tenggara.
Namun pengabdosian IT di Indoenasia dinilai lamban dibanding beberapa negara
maju. Meski begitu kebutuhan akan produk IT di Indonesia mengalami kenaikan
yang signifikan. Hal ini tentunya akan menjadi peluang yang baik bagi
perkembangan bisnis IT dimasa yang akan datang.
Peluang yang masih terbuka lebar terutama dalam bisnis IT mobile.
Menurut data Nielsen pada tahun 2010, mayoritas pengguna IT di Indonesia
dipengaruhi oleh semakin berkembangnya aplikasi IT mobile. Jika memang IT
dan internet memiliki banyak manfaat, tentunya ingin kita gunakan secepatnya.
Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang menyebabkan IT dan internet
belum dapat digunakan seoptimal mungkin. Salah satu penyebab utama adalah
kurangnya ketersediaan infrastruktur telekomunikasi. Jaringan telepon masih
belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia. Biaya penggunaan jasa
telekomunikasi juga masih mahal. Harapan kita bersama hal ini dapat diatasi
sejalan dengan perkembangan telekomunikasi yang semakin canggih dan semakin
murah. Penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih rendah. Untuk itu perlu
dipikirkan akses ke internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah.
Penggunaan Internet devices lain seperti Internet TV diharapkan dapat menolong.
Sementara itu tempat akses Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui
fasilitas di kampus, sekolah, dan bahkan melalui warung Internet. Isi atau content
yang berbahasa Indonesia masih langka. Hal ini merupakan masalah yang cukup
serius. Perlu kita upayakan kegiatan-kegiatan atau inisiatif untuk memperkaya
materi yang ditujukan kepada masyarakat Indonesia. Proses ini harus dilakukan
secara sadar dan proaktif.
Upaya Pemerintah Menggiatkan Bisnis IT
Peranan pemerintah sangat diperlukan dalam menjamin keberlangsungan
dan pengembangan IT di Indonesia. Salah satu upaya pemerintah dalam
mendukung bisnis IT di Indonesia antara lain sesuai ujaran Menteri Komunikasi
dan Informasi untuk menguatkan industri lokal telematika dengan menfasilitasi
Kamar Dagang Industri. Selain memfasilitasi melalui penyediaan wadah ini,
pemerintah juga melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan IT dunia
untuk mendukung perkembangan IT di Indonesia yakni meliputi pengembangan
IT di pemerintah, pendidikan, dan dukungan industri Teknologi Informasi.
Pemerintah memiliki target untuk mampu meningkatkan pemberdayaan
masyarakat sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Meski mendorong produk IT lokal agar lebih maju, Pemerintah tidak serta
memangkas peran asing. Pihak asing tetap diberikan peluang asalkan mau bekerja
sama dengan lokal. Kebijakan ini diharapkan agar lokal bisa terangkat dan maju
di masa mendatang. Sementara Kadin pun tidak akan dicap hanya sebagai tempat
dagang saja. Namun yang menjadi masalah, apakah produk IT lokal bisa bersaing
dengan produk. Hal tersebut memiliki dua kemungkinan yakni berkembangnya IT
lokal atau kemungkinan yang terburuk yakni IT lokal kalah bersaing dengan
produk luar.
Produk IT Lokal
Bisnis IT (information technology) di Indonesia sering dianggap jalan di
tempat, bahkan diramalkan akan mati dilindas para pemain mancanegara yang
berkespansi ke negeri ini. Namun sindiran tersebut sebenarnya kurang tepat
karena meskipun perkembangan IT di Indonesia sangat lamban, namun
sebenarnya perusahaan penyedia IT banyak yang bertahan dan berkembang
bahkan dikenal di luar negeri.. Pro-kontra seperti ini tentu wajar dan maklum
dalam berbisnis. Ini tergantung pelaku pasar itu sendiri, sejauh mana mereka bisa
melobi dan mengembangkan bisnis mereka.
Seperti karakter bisnis lainya, IT juga memiliki karakteristik dengan
bidang usaha lainya yang memiliki strategi dan manajemen sesuai rule of thumb
yang berlaku. Namun yang membedakan karakter bisnis IT dengan yang lainyaa
yakni umurnya yang relatif muda ( hal ini apabila dibandingkan dengan bisnis
ritel, perdagangan, manufaktur, dan energi). IT baru berkembang sekitar tahun
1950 .
Percepatan metodologi dan konsep yang diterapkan dalam bisnis ini pun
membuat kompetisi sedemikian cepat dan mampu menggerus para pelaku yang
lamban dalam mengembangkan penemuan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Kesadaran mengenai hal tersebut kebanyakan kurang dipahami maupun
diantisipasi oleh para pelaku bisnis IT. Kondisi seperti ini tidak hanya terjadi di
lingkungan usaha negeri ini saja, tapi di negara-negara pelopor bisnis IT pun
mengalami hal yang relatif sama. Hanya saja di negara-negara tersebut
bermunculan raksasa-raksasa bisnis IT yang secara langsung maupun tidak
langsung mengangkat posisi negaranya, baik secara ekonomi, sosial maupun
politik, sehingga terlihat bahwa peran pemerintah memiliki posisi strategis dalam
mengembangkan bisnis IT lokal negerinya
Perkembangan
IT
di
Indonesia
apabila
dibandingkan
dengan
perkembangan yang terjadi di India dan Vietnaam sepertinya masih membutuhkan
perubahan dan perbaikan yang menyeluruh. Dukungan pemerintaah terhadap IT
di India terbukti mampu mendongkrak gairah pengembangan IT di negara tersebut
bahkan hingga lapisan bawah. Sementara itu di Vietnam juga melakukan hal yang
sama yakni dengan memberi keterampilan bagi tenaga kerja potensial dan
akhirnya pda tahun 2000 sudah mencanangkan program pengiriman tenaga kerja
domestik ke luar negeri sebanyak 10.000 orang per tahun di bidang IT.
Ketangguhan Produk IT Lokal
Bangsa Indonesia seharusnya bangga jika ada perusahaan yang
mengedepankan produk IT lokal. Seperti yang terjadi pada 10 Desember 2008,
misalnya, PT Zahir Internasional yang terkenal dengan merek dagang Zahir
Accounting meluncurkan inovasi terobosan berupa software dengan sistem sewa
dengan brand produk Zahir Merdeka. Chairman PT Zahir Internasional, Fadil
Fuad Basymeleh mengatakan konsumen yang hendak menggunakan aplikasi ini
tidak perlu direpotkan membeli software hingga jutaan. Mereka cukup membeli
voucher isi ulang untuk aktivasi minimal 30 hari transaksi. Menurutnya, ada
empat pilihan paket untuk menggunakan Zahir Merdeka yang bisa disesuaikan
untuk kebutuhan usaha. Edisi Small Business Accounting dijual Rp34.000, edisi
Flexy Money, Rp130.000, Flexy Trade Rp137.000, dan terakhir Persinal juga
Rp137.000. semua harga itu untuk mengaktifkan software selama 30 hari.
Konsumen dapat menambahkan fasilitas pada setiap edisi yang dipilih dengan
batasan harga maksimal Rp171.875
Usaha membangkitkan dan mengembangkan produk IT lokal yang
dilakukan PT Zahir Internasional ini setidaknya menuai nilai tambah dan positif di
kalangan pelaku bisnis IT dan juga pemerintah Indonesia. Ini jelas akan
mendongkrak image masyarakat dan menjadikan software lokal semakin populer.
Ada dua indikasi yang bisa dipakai untuk melihat bahwa perkembangan
software lokal mulai populer di Indonesia. Pertama, laporan Research dari IDC:
jumlah software house atau independent software vendor (ISV) di Indonesia tahun
2006 lalu tercatat sekitar 250, dan terus berkembang hingga mencapai 500 dalam
lima tahun kedepan. Jumlah pengembang profesional sampai tahun 2006 tercatat
56.500 dan terus berkembang hingga mencapai 71.600 sampai tahun 2008 (total
developer dunia mencapai 13,5 juta). Kedua, perkembangan komunitas
pengembang di Indonesia tercatat lebih dari 200 komunitas, forum dan milis
pengembang, baik yang berkumpul karena kesamaan bahasa pemrograman yang
digunakan, atau bidang software yang digarap. Penemuan menarik bahwa banyak
proyek-proyek besar (sistem eGovernment, eLearning, dsb) dibantu oleh
developer community yang memproduksi software dalam bentuk freeware
maupun opensource. Banyak yang sudah mulai berkontribusi untuk project
opensource secara terbuka.
Laporan IDC juga mencatat bahwa dalam 5 tahun (2004-2009), sektor IT
di Indonesia di dominasi oleh IT Services. Pertumbuhan ini dapat memberikan
81.000 lapangan pekerjaan dan menumbuhkan 1.100 perusahaan IT baru yang
dapat memberikan penghasilan pajak sebesar 1,1 miliar dolar AS dan
berkontribusi sebersar 12 miliar dolar AS terhadap GDP. Dalam periode tersebut
software spending naik hingga mencapai 11,4 persen dari total IT spending,
khususnya di market vertical. 29,9 persen dari seluruh pekerja IT di Indonesia
akan terlibat dalam pengembangan, pendistribusian atau layanan implementasi
software.
Kehadiran beberapa perusahaan IT lokal asli Indonesia diharapkan mampu
mendorong pertumbuhan IT di Indonesia sehingga mampu bersaing dengan
perusahaan asing. Hal ini selain mampu mendukung stabilitas negara juga mampu
mengeluarkan Indonesia dari lingkaran sasaran pasar (konsumen) produk IT
asing. Sumberdaya manusia yang tersedia di Indonesia menjadikan kemungkinan
tersebut dapat dilakukan.
Daftar Pustaka
Perdana, Gustita Putri. 2009. Peran Teknologi Informasi di Dalam Perusahaan.
[diakses
pada
10
Desember
2011,
pukul
21.40
WIB]
URL:
http://iniputri.blog.uns.ac.id/files/2010/05/paper-manajemen-dan-ti.pdf
Setyanto, Arif. 2011. Bagaimana Membawa ICT ke Pasar.
Telkom.co.id
http://p3m.amikom.ac.id
http://eripurwarini.wordpress.com/2010/05/30/perkembangan-industri-it-diindonesia/
http://www.balinter.net/news_349_Industri_IT_Indonesia_Contohlah_Chinahtml
http://www.smpmuh1-yog.sch.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=18
http://www.iniunik.web.id/2011/07/daftar-kecepatan-internet-172negara.html#axzz1gtzfBtsC
http://metrotvnews.com/read/news/2011/09/26/66078/Tifatul-Program-IndonesiaConnected-Jangkau-27
Download