MAKALAH RUMUS KIMIA PADA SENYAWA KARBON DI SUSUN OLEH : IWAN ROSADI M.PD NIP. 197003042005011004 MAN 2 KOTA BANDUNG 2020 PENDAHULUAN Kimia organic atau karbon ialah bagian tidak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Karena penyusun utama makhluk hidup adalah senyawa karbon seperti yang terdapat dalam, karbohidrat, protein, lemak, asam nukleat, hormon, dan enzim. Prinsip - prinsip kimia karbon dipakai dalam berbagai bidang diantaranya adalah dalam bidang farmasi, kedokteran, biokimia, mikrobiologi, pertanian dan banyak ilmu pengetahuan yang lain Kimia karbon secara umum adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang struktur atom, rumus kimia, ikatan kimia, isomeri, jenis-jenis isomer dan stereoisomer, gugus fungsi senyawa karbon, tata nama senyawa karbon, dan prinsip reaksi dalam senyawa karbon yang meliputi reaksi adisi, substitusi, dan eliminasi. Pada makalah ini akan dibahas tentang rumus kimia dalam senyawa karbon baik yang dua dimensi maupun tiga dimensi. Mengingat pentingnya rumus struktur dalam senyawa karbon, makalah ini akan membahas lebih dalam tentang hal tersebut. PEMBAHASAN Ada beberapa macam rumus (formula) kimia yang ditemukan ketika mempelajari senyawa karbon. Beberapa diantaranya adalah rumus umum, rumus molekul, rumus struktur dan lain – lain. Untuk lebih jelasnya digunakan salah satu contoh senyawa hidrokarbon, yaitu etana C2H6. . Etana (C2H6) memiliki 2 atom C dan 6 atom H. Perbandingan terkecil dari C dan H dalam etana adalah 1 banding 3 atau CH3. CH3 dalam etana ini dikenal dengan nama rumus empiris sedangkan C2H6 adalah rumus molekul. Rumus empiris menggambarkan jenis atom dan perbandingan terkecilnya dalam suatu molekul. Rumus molekul menggambarkan jumlah atom yang sesungguhnya dalam molekul dan bukan hanya perbandingannya. Rumus struktur menunjukkan struktur dari molekul yaitu jenis dan sifat ikatan atom-atomnya. Rumus struktur ini perlu diketahui untuk dapat menerangkan atau meramalkan kereaktifan kimia. Gambar 1 menunjukkan rumus empiris, rumus molekul dan rumus struktur dari etana. CH3 Rumus empiris C2H6 rumus molekul rumus struktur Gambar 1 : Rumus - rumus Kimia pada Etana Sumber : Dokumentasi Penulis Atom karbon sebagai dasar senyawa karbon, adalah unsur yang memiliki nomor atom 6. Ini berarti atom karbon memiliki enam elektron dengan konfigurasi 1s2 2s2 2p2. Atom karbon mempunyai empat elektron valensi. Atom Karbon dengan empat elektron valensi tersebut dan nilai kelektronegatifannya = 2,55 ketika membentuk ikatan dengan atom lainnya tidak mempunyai kecenderungan melepaskan keempat elektronnya untuk memenuhi aturan octet. Sehingga atom karbon dapat melepas empat elektron membentuk ion positif C4+, atau menerima empat elektron sehingga menjadi ion negatif C4-. Sebaliknya, empat elektron pada kulit terluar dapat membentuk empat ikatan kovalen baik dengan atom karbon maupun dengan atom lain, melalui pemakaian bersama pasangan elektron. Misalnya, karbon bergabung dengan empat atom hidrogen membentuk molekul CH4 atau metana. Setiap atom hidrogen menyumbangkan satu elektron, sehingga terdapat empat pasang elektron yang digunakan membentuk ikatan antara C dan H. Atom karbon juga dapat menggunakan pasangan elektron bersama dengan empat atom klorin, membentuk CCl4. Teori Lewis mengenai ikatan kovalen menjadi dasar bagi kimiawan untuk mengembangkan penggambaran struktur molekul senyawa karbon. (Pine, 1988). Pada rumus struktur Lewis, elektron valensi dari suatu atom ditunjukkan sebagai noktah (titik). Hidrogen mempunyai satu titik, mewakili elektron 1s1- nya, sedangkan karbon mempunyai empat titik yang menunjukkan empat elektron pada 2s2 dan 2p2. Setiap ikatan kovalen ditandai oleh peletakan dua titik di antara dua atom. Elektron-elektron diatur untuk memenuhi aturan oktet. Pada rumus struktur ini dimungkinkan terdapat pasangan elektron yang tidak digunakan untuk berikatan, yang sering disebut pasangan elektron bebas. Gambar 2 menunjukan rumus struktur lewis dari molekul CH4 dan turunannya. Gambar 2. Rumus Struktur Lewis dari CH4 dan turunannya Sumber : Dokumentasi Penulis Untuk senyawa karbon yang memiliki ikatan rangkap 2, digambarkan seperti yang tampak pada gambar 3. Misalkan untuk etena, yang terikat pada 3 atom lainnya dan etuna yang terikat pada dua atom lainnya. Gambar 3. Rumus Titik untuk etena dan etuna Sumber : Dokumentasi Penulis Keandalan penggambaran rumus struktur Lewis ini dapat diuji dengan menentukan apakan rumus ini taat asas dengan jumlah electron yang ada yang berasal dari atom. Jumlah electron valensi bagi tiap atom didapat dari letak atom dalam system periodi unsur. Sebagai contoh pada molekul etana (C2H6) setiap atom karbon menyumbang empat electron dan tiap atom hydrogen menyumbang satu electron seperti terlihat pada gambar 4. Gambar 4: Struktur Lewis untuk etana (C2H6) Sumber : http://biochemhelp.com/lewis-structure-for-c2h6.html Dengan demikian : Karbon 2 Hidrogen 6 Elektron yang ada x x 4 1 = = = 8 6+ 14 Gambar etana memperlihatkan 7 pasang electron ikatan atau 14 elektkron. Penggambarannya sesuai dengan electron yang ada. Selain itu rumus ini juga taat asas pada teori octet duplet yaitu dengan pemakaian bersama electron valensi atom karbon akan memiliki 8 elektron valensi dan atom hydrogen akan memiliki 2 elektron valensi. Rumus struktur Kekule atau struktur garis mempunyai sebuah garis yang digambarkan di antara dua atom yang menunjukkan sepasang elektron berikatan kovalen. Atom karbon yang mempunyai 4 elektron valensi membentuk 4 ikatan kovalen, atom nitrogen yang mempunyai lima elektron valensi hanya membentuk 3 ikatan kovalen, atom oksigen yang mempunyai enam elektron valensi membentuk 2 ikatan kovalen, dan atom flour yang mempunyai tujuh elektron valensi membentuk hanya 1 ikatan kovalen. Gambar 5 menunjukkan rumus struktur kekule untuk CH4 dan turunannya. Gambar 5 : Rumus Struktur Kekule dari CH4 Sumber : Dokumentasi Penulis Pada rumus garis, setiap garis menunjukkan sepasang elektron. Untuk ikatan kovalen rangkap 2 dilambangkan dengan dua buah garis. Demikian juga dengan ikatan kovalen rangkap 3 dilambangkan dengan tiga buah garis. Gambar 6 menunjukkan rumus garis untuk molekul yang mengandung ikatan kovalen tunggal, rangkap 2 dan atau rangkap 3. Gambar 6. Rumus garis untuk ikatan kovalen rangkap 2 dan 3. Sumber : Dokumentasi Penulis Menggambarkan tiap ikatan pada tiap atom dengan noktah pada rumus Lewis dan garis pada rumus kekule penting dalam mempelajari dan memahami kerumitan struktur senyawa karbon, akan tetapi hal tersebut memakan tempat dan tidak kpraktis jika berhadapa dengan banyak sekali struktur. Oleh karena itu para kimiawan mengusung rumus ringkas(Condensed Formula). Pada rumus ringkas, sebagian atau semua garis ikatan diabaikan. Pada rumus ringkas sebagian, semua garis ikatan dengan hidrogen diabaikan, sehingga semua hidrogen ditulis langsung setelah atom yang mengikat hidrogen, akan tetapi sebagian ikatan lain ditunjukkan. Agar lebih jelas, gugus bercabang ditulis menggunakan garis vertikal yang menjelaskan posisi percabangannya pada rantai utama. Gambar 7 menunjukkan perbandingan dari rumus lewis, rumus kekule dan rumus ringkas dari metoksi metana (C2H6O) Rumus lewis rumus kekule rumus ringkas Gambar 7 : Berbagai rumus struktur untuk C2H6O Sumber : Dokumentasi Penulis Sementara itu, pada rumus ringkas penuh, semua ikatan diabaikan, dan semua atom yang terikat pada karbon ditulis langsung sesudah karbon. menunjukkan pemampatan rumus garis (kekule) menjadi rumus ringkas. Gambar 8 Gambar 8 . Rumus Kekule dan Rumus Ringkas Sumber : Ratnaningsih (2000) Penyederhanaan lebih lanjut dari penggambaran senyawa karbon adalah dengan menggambarkan garis ikatannya saja, tetapi mengabaikan semua penulisan karbon dan hidrogen, dan hanya menampilkan penulisan heteroatom saja (misalnya O, N, Cl). Penyederhanaan seperti itu, dikenal dengan rumus garis-ikatan. Pada tiap perpotongan atau ujung garis mewakili satu karbon dengan sejumlah tertentu hidrogen. Selain itu, setiap heteroatom yang mengikat hidrogen harus ditunjukkan dengan jelas jumlah hidrogennya. Gambar 9 menunjukkan proses perubahan penulisan dari rumus ringkas menjadi rumus garis ikatan. Gambar 9 : Rumus garis ikatan Sumber : Ratnaningsih (2000) Untuk senyawa-senyawa karbon siklik, rumus ringkas garis-ikatan digambarkan melalui polygon (bidang beraturan) yang sesuai dengan jumlah atom anggota siklis. Sebagai contoh siklopropana yang merupakan senyawa siklis (cincin) dengan tiga anggota digambarkan dengan poligon segitiga. Sikloheksana digambarkan dengan segi enam beraturan. Untuk memperlihatkan keberadaan heteroatom, baik sebagai anggota cincin siklis, maupun bukan harus ditunjukkan melalui penampilan tulisan heteroatomnya. Sementara itu, keberadaan ikatan rangkap ditunjukkan melalui penggunaan sejumlah garis tertentu yang menghubungkan atom-atom. rumus garis ikatan untuk senyawa karbon siklik. Gambar 10 menunjukkan contoh Gambar 10. Rumus garis ikatan untuk senyawa karbon siklik Sumber : Ratnaningsih (2000) Rumus struktur Lewis, Kekule dan rumus ringkas merupakan gambar berdimensi 2 dari molekul berdimensi 3. Rumus tersebut belum menggambarkan letak masingmasing atom dalam ruang. Karena atom – atom dalam molekul metana tidak terletak dalam satu bidang (2 dimensi). Pada rumus ini, penekanan penggambaran struktur lebih pada konektivitas atau urutan penggabungan atom-atom, dan bukan pada penggambaran sifat tiga dimensinya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil eksperimen berikut ini. Senyawa metil bromida, CH3Br bila direaksikan dengan logam seng dalam asam akan menghasilkan metana, CH4. Sebaliknya metana dapat direaksikan kembali untuk memperoleh metil bromida jika direaksikan dengan gas bromin, Br2. Penelitian menunjukkan bahwa reaksi-reaksi tersebut hanya menghasilkan satu jenis senyawa dengan rumus kimia CH3Br. Ini berarti bahwa atom hidrogen mana saja dari ke empat atom hidrogen dalam metana yang diganti oleh brom tetap menghasilkan senyawa yang sama. Terdapat tiga kemungkinan bentuk geometri molekul metana yang sesuai dengan hasil-hasil eksperimen di atas. Yaitu bentuk segi empat datar, piramida, dan tetrahedral. Pada bentuk molekul segi empat datar, atom karbon terletak di tengah-tengah suatu bujur sangkar dan keempat atom hidrogen pada masing – masing pada sudutnya. Pada bentuk geometri molekul yang kedua, - piramida, atom karbon berada pada puncak piramida, sedangkan ke empat atom hidrogen masing-masing menempati sudut-sudut bujur sangkar yang menjadi alas piramida. Pada bentuk geometri molekul yang ketiga – tetahedral, atom karbon berada pada pusat sedangkan ke empat atom hidrogen menempati sudut-sudut tetrahedral. Gambar 11 menunjukkan bentuk geometri molekul yang mungking untuk metana. Gambar 11 : Struktur yang mungkin untuk CH4 Sumber : Dokumentasi Penulis Bentuk molekul yang paling tepat untuk CH4 (metana) dapat dijawab dengan mempertimbangkan hal-hal berikut. Bila metil bromide, CH3Br - direaksikan lagi dengan brom, ternyata hanya dihasilkan satu senyawa dengan rumus kimia CH2Br2. Jika bentuk molekul metana adalah segi empat datar, maka CH2Br2 yang dihasilkan akan terdiri dari dua isomer. Pada isomer yang pertama, kedua atom Br terletak berdampingan sedangkan pada isomer kedua letaknya berseberangan. Gambar 12 menunjukkan dua isomer dari dibromo metana dari bentuk geometri molekul segi empat datar. dan Gambar 12 : Isomer pada geometri molekul segi empat datar Sumber : Dokumentasi Penulis Hal yang sama juga terjadi pada bentuk molekul piramida. Gambar 12 menunjukkan isomer CH2Br2 pada bentuk geometri molekul piramida. dan Gambar 13 : Isomer pada geometri molekul piramida Sumber : Dokumentasi Penulis Pada bentuk molekul tetrahedral hanya akan menghasilkan satu molekul CH2Br2 . Tidak ada atom - atom Br yang berposisi berseberangan. Bentuk molekkul CH2Br2 adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 14. Gambar 14. Bentuk Geometri Molekul Tetrahedral untuk CH2Br2 Sumber : Dokumentasi Penulis Ikatan-ikatan yang dibentuk oleh atom karbon dengan unsur-unsur, seperti hidrogen, halogen dalam senyawa-senyawa seperti CH4, CH3Cl, CH2Br, CCl4 di arahkan ke sudut-sudut suatu tetradron beraturan. Gagasan ini diajukan oleh Van’t Hoff pada tahun 1874 yang telah diuji kebenarannya dengan difraksi sinar-X. (Susanto, ) Namun penataan tetrahedral seperti itu sulit dijelaskan bila merujuk pada konfigurasi elektron atom karbon pada keadaan dasarnya (1s2, 2s2, 2p2). Dari konfigurasi elektron karbon tersebut, tampak hanya terdapat dua elektron yang tidak berpasangan, yaitu pada orbital 2p. Gambar 15 menunjukkan diagram orbital dari konfigurasi electron atom karbon. Bagaimana caranya atom karbon dapat mengikat empat atom yang lain dengan kekuatan dan penataan yang simetris? Dapat dipastikan bahwa atom karbon tidak menggunakan orbital s atau orbital p ketika membentuk ikatan, tetapi menggunakan orbital baru yang mempunyai tingkat energi setara. Bila menggunakan orbital s dan p, penataan gugus-gugus yang terikat tidak akan tetrahedral. Gambar 15 : Diagram Orbital Konfigurasi Elektron Atom Karbon Sumber : https://masterconceptsinchemistry.com Lewis dan Langmuir mengajukan konsep hibridisasi (Cahyani, 2013), yaitu beberapa orbital yang berbeda tingkat energinya bergabung membentuk orbital baru (orbital hibrid) yang mempunyai tingkat energi setara. Pada molekul CH4, satu orbital 2s dan tiga orbital 2p pada karbon membentuk empat orbital hibrid sp3. Hibridisasi ini berlangsung setelah satu elektron pada orbital 2s mengalami promosi ke tingkat energi yang lebih tinggi. Gambar 16 : Promosi electron orbital 2s ke orbital 2p Sumber : https://masterconceptsinchemistry.com Keempat orbital hibrid sp3 mempunyai tingkat energi setara dan mempunyai penataan geometris berbentuk tetrahedral. Gambar 17 : Proses Hibridisasi orbital sp3 Sumber : Ratnaningsih (2000) Teori hibridisasi dapat pula menjelaskan bentuk geometri molekul dari senyawa karbon yang memiliki ikatan rangkap 2 dan rangkap 3. Hal tersebut mempengaruhi penulisan rumus struktur, khususnya untuk menjelaskan struktur 3 dimensi dari senyawa karbon. Salah satu rumus struktur yang dapat menjelaskan struktur 3 dimensi senyawa karbon adalah rumus dimensional (wedge and dash). Pada rumus dimensional penggambaran garis ikatan disesuaikan dengan tilikan ruangnya. Ikatan – ikatan yang terletak sejajar pada bidang kertas digambarkan melalui garis lurus sederhana. Sedangkan ikatan yang menuju ke depan bidang kertas digambarkan dengan sebuah baji (wedge) padat , dan sebaliknya, ikatan yang menuju ke belakang bidang kertas digambarkan dengan sebuah baji (dash) putus-putus . Gambar 18 menunjukkan rumus struktur dimensional (wedge and dash) untuk metana (CH4) dan ilustrasinya bila ditempatkan pada selembar kertas. Gambar 18. Rumus struktur dimensional untuk metana. Sumber : Dokumentasi Penulis Rumus Struktur berikutnya dalan Rumus Proyeksi. Diantaranya adalah Rumus Sawhorse, dan Rumus Newman. Rumus proyeksi Sawhorse adalah proyeksi terhadap rumus dimensional (wedge and dash) apabila dilihat dari atas pada sumbu ikatan antar atom karbon. Rumus proyeksi Sawhorse berguna untuk memperlihatkan struktur isomeri yang disebabkan oleh konformasi (peregangan). Misalkan pada molekul etana (C2H6). Terdapat dua struktur konfromasi utama dari etana, yaitu struktur staggered dan eclipsed. Gambar 19 menunjukkan rumus dimensional untuk etana yang mengalami konformasi staggered dan eclipsed. Staggered eclipsed Gambar 19. Rumus dimensional untuk konformasi Etana Sumber : https://socratic.org/questions Pada rumus proyeksi Sawhorse. Molecule etana dilihat dari sumbu molecular. Sumbu pusat ikatan C–C diproyeksikan dengan menggambar sebuah garis lurus agak miring ke kanan. Atom karbon bagian depan diletakkan pada bagian bawah garis, sedangkan atom carbon bagian belakang di bagian atas. Setiap atom carbon memiliki tiga garis yang terhubung padanya yang menunjukkan tiga atom hydrogen. Sudut inklinasi dari setiap garis adalah 120°. Bila diproyeksikan dengan rumus sawhorse maka rumus struktur etana menjadi seperti yang tampak pada gambar 20. Gambar 20 : Rumus Sawhorse Sumber : https://chem.libretexts.org Pada rumus proyeksi Newman, molekul dilihat dari depan sumbu ikatan C – C. Atom carbon yang terdekat dengan pengamat digambarkan dengan sebuah titik. Tiga atom hydrogen yang terikat pada atom carbon bagian depan diperlihatkan dengan tiga buah garis dengan sudut 120° antar ikatan. Atom carbon bagian belakang digambarkan dengan sebuah lingkaran dan tiga atom hydrogen yang terikat padanya digambarkan dengan garis yang lebih pendek dengan sudut 120° antar ikatan. menunjukkan rumus struktur proyeksi Newman dari molekul propana. Gambar 21. Rumus Proyeksi Newman dari Propana Sumber : https://masterconceptsinchemistry.com Gambar 21 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA Cahyani, Penti., dkk. 2013. Struktur Lewis dan Ikatan Valensi. Universitas Negeri Semarang. Semarang. Pine, Stanley H., dkk. 1988. Kimia Organik 1. Diterjemahkan oleh Roehyati Joedodibroto dan Sasanti W. Purbo – Hadiwidjoyo. Penerbit ITB. Bandung Sardjono, Ratnaningsih Eko. 2000. Modul, Konsep – konsep Dasar Kimia Organik. Universitas Terbuka. Jakarta. Skonieczny, Stanislaw. 2006. The IUPAC Rules for Naming Organic Molecules. Journal of Chemical Education Volume 83 No. 11 November 2006. www.JCE.DivCHED.org. Wardiyah. 2016. Kimia Organik. Pusdik Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.