DWI CHOIRINA
Kompetensi Inti : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar : 3.4 Menganalisis proses pembelahan sel sebagai dasar penurunan sifat dari induk kepada keturunannya
4.4 Menyajikan hasil pengamatan pembelahan sel pada sel hewan maupun tumbuhan
Tujuan Pembelajaran:
Melalui pengamatan dan diskusi kelompok dapat menimbulkan rasa ingin tahu mengenai jenis jenis pembelahan sel beserta tahapannya sehingga dapat menganalisis proses pembelahan sel sebagai dasar penurunan sifat dari induk kepada keturunannya serta menyajikan hasil pengamatan pembelahan sel dengan tepat yang berujung pada kekaguman kompleksitas ciptaan Tuhan.
Salah satu paham yang paling penting dari para ahli biologi pada abad ke-19 , bahwa setiap sel yang ada di bumi ini berasal dari sel yang ada sebelumnya. Pusat informasi genetik dan pusat pengendalian metabolisme sel terdapat pada inti atau nukleus, tepatnya pada kromosom.Setiap hari, pada sumsum tulang seorang manusia yang sehat dihasilkan 2 juta sel darah merah, masing-masing dengan bentuk cawan konkaf yang sama dan warna merah yang serupa. Penjelasan mengenai hal tersebut berkaitan dengan reproduksi organisme dan sel.
Suatu sel alga tunggal hanya dapat menghasilkan sel alga serupa, seekor siput hanya akan menghasilkan siput lagi, bukan cumi-cumi atau burung. Kemampuan untuk kawin berdasarkan pada prinsip biologik dasar : ketika sel berreproduksi, akan mengikuti perintah untuk membangun sel baru, yang serupa dengan sel induknya. Pewarisan informasi genetik
(kromosom) dibagi secara seimbang dan pasti kepada masing-masing sel baru, yang bertanggung jawab dalam kemiripan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Pembelahan sel dibedakan menjadi dua macam, yaitu Pembelahan Mitosis dan
Pembelahan Meiosis. Pembelahan mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatis (sangat aktif pada jaringan meristem) yang mengha silkan dua sel anak yang memiliki genotip sama dan identik dengan sel induknya. Sedangkan Pembelahan
Meiosis, terjadi pada sel-sel germinal (gamet) dengan hasil akhir empat buah sel anak yang haploid dengan komposisi genotip yang mungkin berbeda dengan sel induknya.
Sebelum terjadinya peristiwa pembelahan sel, terdapat beberapa peristiwa penting seperti pembelahan kromosom. Dalam inti sel terdapat kromosom yaitu benda–benda halus berbentuk batang panjang atau pendek dan lurus atau bengkok. Kromosom merupakan pembawa bahan keturunan. Kromosom dapat terlihat pada tahap-tahap tertentu pada pembelahan inti. Biasanya kromosom digambarkan pada tahap metafase.
Agar dapat menghasilkan suatu generasi baru sel-sel atau individu multiseluler seperti diri mereka sendiri diperlukan sebuah proses pembelahan sel. Seperti yang kita ketahui bahwa suatu DNA untuk hidup memerlukan protein. Oleh karena itu, bila sel anakan tidak menerima materi genetic DNA untuk sintesis protein, sel tidak akan bertumbuh dan berfungsi dengan semestinya. Untuk itulah sel melakukan proses replikasi DNA sebelum pembelahan sel berlangsung.
Pada eukariota bersel banyak terjadi dua macam pembelahan sel (reproduksi sel), yaitu mitosis dan meosis. Kedua jenis pembelahan sel ini akan dijelaskan secara mendetail sebagai berikut.
Proses pembelahan secara langsung disebut juga pembelahan amitosis atau pembelahan biner. Pembelahan biner merupakan proses pembelahan dari 1 sel menjadi
2 sel tanpa melalui fase-fase atau tahap tahap pembelahan sel. Pembelahan biner banyak dilakukan organisme uniseluler (bersel satu), seperti bakteri, protozoa, dan mikroalga
(alga bersel satu yang bersifat mikroskopis). Setiap terjadi pembelahan biner, satu sel akan membelah menjadi dua sel yang identik (sama satu sama lain). Dua sel ini akan membelah lagi menjadi empat, begitu seterusnya.
Pembelahan biner dimulai dengan pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma. Akhirnya, sel terbelah menjadi dua sel anakan. Pembelahan biner dapat terjadi pada organisme prokariotik atau eukariotik tertentu. Perbedaan antara organisme prokariotik dan eukariotik, terutama berdasarkan pada ada tidaknya membran inti selnya. Membran inti sel tersebut membatasi cairan pada inti sel (nukleoplasma) dengan cairan di luar inti sel, tempat terdapatnya organel sel (sitoplasma). Organisme prokariotik tidak mempunyai membran inti sel, sedangkan organisme eukariotik mempunyai membran inti sel. Oleh karena itu, eukariotik dikatakan mempunyai inti sel
(nukleus) sejati.
Sumber: https://newsciencebiology.blogspot.com/2013/11/cell-division-amitosis-mitosis-meiosis.html
Mitosis hanyalah salah satu bagian dari siklus sel (Gambar 12.6). Faktanya, fase mitosis (M), yang mencakup kedua mitosis dan sitokinesis, biasanya merupakan bagian terpendek dari sel siklus. Fase mitosis berganti dengan tahap yang jauh lebih lama disebut interfase, yang sering menyumbang sekitar 90% dari siklus. Interphase dapat dibagi menjadi tiga fase: the Fase G1 ("celah pertama"), fase S ("sintesis"), dan Fase G2
("celah kedua"). Fase G salah nama sebagai "celah" ketika mereka pertama kali diamati karena sel muncul tidak aktif, tetapi kita sekarang tahu bahwa metabolisme yang intens aktivitas dan pertumbuhan terjadi sepanjang interfase. Selama ketiga fase interphase, sebenarnya, sel tumbuh dengan memproduksi protein dan organel sitoplasma seperti mitokondria dan retikulum endoplasma.
Duplikasi kromosom, penting untuk pembelahan sel akhirnya, terjadi seluruhnya selama fase S. Jadi, sebuah sel tumbuh (G1), terus tumbuh saat menyalin kromosomnya
(S), tumbuh lebih banyak karena melengkapi persiapan untuk pembelahan sel (G2), dan membagi (M). Sel-sel anak kemudian dapat diulang siklus. Sel manusia tertentu mungkin mengalami satu divisi di 24 jam. Saat ini, fase M akan menempati kurang dari 1 jam, sedangkan fase S mungkin memakan waktu 10-12 jam, atau sekitar setengah siklus. Sisa waktu akan dibagikan secara proporsional antara fase G1 dan G2. Fase G2 biasanya membutuhkan 4-6 jam; dalam contoh kita, G1 akan menempati 5-6 jam. G1 adalah yang paling panjang variabelnya jenis sel. Beberapa sel dalam organisme multiseluler membelah sangat jarang atau tidak sama sekali. Sel-sel ini menghabiskan waktu mereka di G1 melakukan pekerjaan mereka di organisme — sel dari pankreas mengeluarkan enzim pencernaan, misalnya.
Pembelahan sel secara mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi melalui tahapantahapan tertentu. Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anakan, hal ini terjadi pada sel eukariotik. Sel induk yang membelah mengandung kromosom diploid (2n), sel anakan yang dihasilkan dari pembelahan mitosis adalah dua sel anakan yang juga diploid (2n), maka dari itu pembelahan mitosis menghasilkan 2 sel anakan identik. Pembelahan mitosis terjadi selama pertumbuhan dan reproduksi aseksual. Pada hewan dan manusia, mitosis terjadi pada sel meristem somatic. Sel telur yang telah dibuahi sperma menjadi zigot, zigot membelah beberapa kali secara mitosis untuk membentuk suatu embrio.
Pembelahan mitosis berlangsung secara bertahap melalui beberapa fase, yaitu profase,
metafase, anafase, dan telofase. Selain itu pula ada interfase, yang merupakan fase antara mitosis satu dengan mitosis berikutnya.
Interfase disebut juga, fase istirahat namun sebutan ini kurang tepat karena justru pada saat-saat ini sel mempersiapkan diri untuk pembelahan lagi dengan mengumpulkan materi dan energi. Pada fase ini kromosom tidak tampak, tetapi butiran kromatid tampak jelas. Pada fase ini tingkah kromosom tidak tampak, sehingga fase ini bukan termasuk fase mitosis.
Sumber: https://www2.le.ac.uk/projects/vgec/highereducation/topics/cellcycle-mitosis-meiosis
Interfase dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1) Fase Pertumbuhan Primer ( Growth 1 disingkat G1 )
Sel yang baru terbentuk mengalami pertumbuhan tahap pertama. Pada subfase ini, selsel belum mengadakan replikasi DNA yang masih bersifat 2n (diploid).
Sementara organel-organel yang ada di dalam sel, seperti mitokondria, retikulum endoplasma, kompleks golgi, dan organel lainnya memperbanyak diri guna menunjang kehidupan sel.
2) Fase Sintesis (S)
Pada subfase ini, sel melakukan sintesis materi genetik. Materi genetik adalah bahanbahan yang akan diwariskan kepada keturunannya, yaitu DNA. DNA dalam inti sel mengalami replikasi (penggandaan jumlah salinan). Jadi, subfase sintesis (penyusunan) menghasilkan 2 salinan DNA.
3) Fase Pertumbuhan Sekunder ( Growth 2 disingkat G2 )
Setelah DNA mengalami replikasi, subfase berikutnya adalah pertumbuhan sekunder
(G2). Pada subfase ini, sel memperbanyak organel organel yang dimilikinya. Ini bertujuan agar organel-organel tersebut dapat diwariskan kepada setiap sel turunannya. Pada subfase ini, replikasi DNA telah selesai dan sel bersiap-siap mengadakan pembelahan secara mitosis. Selain itu, inti sel (nukleus) telah terbentuk dengan jelas dan terbungkus membran inti.
Sumber: www.tabers.com/tabersonline/view/Tabers-Dictionary/741324/all/mitosis
Berdasarkan gambar di atas, fase mitosis dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu: a.
Profase
Pada fase ini, sel induk yang akan membelah memperlihatkan gejala terbentuknya dua sentriol dari sentrosom, yang satu tetap di tempat, yang satu bergerak kearah kutub yang berlawanan. Tiap sentriol memancarkan serabut-serabut berupa filamen yang disebut benang gelendong pembelahan (benang spindel) yang menghubungkan sentriol satu dengan sentriol yang lainya.
Membran inti masih tampak pada profase awal kemudian segera terpecah. Lalu, butiran kromatin memanjang menjadi benang kromatin yang kemudian memendek dan menebal menjadi kromosom, dengan bagian yang menggenting disebut
sentromer adalah bagian kromosom yang tidak dapat menyerap zat warna.
Tiap-tiap sentromer mengandung
, yaitu tempat mikrotubulus terikat.
Kemudian, kromosom berduplikasi membujur menjadi dua bagian yang masing-masing disebut
Bersamaan dengan itu, anak inti (nukleolus)
mengecil dan tidak tampak atau menghilang. Dengan demikian, kromatid terjerat pada benang spindel. Sementara itu, benang spindel meluas keluar ke segala arah, disebut sebagai
Diakhir proses, selubung inti sel pecah dan setiap kromatid melekat di beberapa benang, spindel di kinetokor. Kromosom duplikat lalu meninggalkan daerah kutub dan berjajar di ekuator. Pada sel tumbuhan yang tidak mempunyai sentriol, benang gelendong pembelahan inti berbentuk diantara dua titik yang disebut titik kutub. b.
Metafase
Periode selama kromosom di ekuatorial disebut metafase. Membran inti sudah menghilang kromosom berada di bidang ekuator, dengan sentromernya seolah kromosom berpegang pada benang gelendong pembelahan. Pada fase ini, kromosom tampak paling jelas. c.
Anafase
Selama anafase, kromatid bergerak menuju ke arah kutub-kutub yang berlawanan.
Kinetokor yang masih melekat pada benang spindel berfungsi menunjukan jalan, sedangkan lengan kromosom mengikuti dibelakang. d.
Telofase
Kromatid-kromatid mengumpul pada kutub-kutub. Benang gelendong menghilang, kromatid menjadi kusut dan butiran-butiran kromatid muncul kembali. Selaput inti terbentuk kembali dan nukleolus terlihat lagi. Pada bagian bidang ekuator trejdi lekukan yang makin lama makin kedalam hingga sel induk terbagi menjadi dua yang masing-masing mempunyai sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan induknya
Akhirnya pembelahan sel secara mitosis menghasilkan dua sel anakan. Masingmasing sel anakan memiliki jumlah dan sifat kromosom yang sama dengan sel induknya. Pada pembelahan ini terjadi pembagian inti (kariokinesis) dan pembagian plasma/sitoplasma (sitokinesis)
Meosis adalah proses pembentukan sel dengan dua kali pembelahan yang menghasilkan empat sel anak, yang masing-masing memiliki separuh dari jumlah komosom sel induk.
Pembelahan sel ini berlangsung melalui dua tahapan, yaitu meosis I dan meosis II, tanpa melalui interfase. Interfase hanya terjadi sebelum atau sesudah meiosis.
Sumber:www.
legacy.hopkinsville.kctcs.edu/instructors/JasonArnold/VLI/VLI/VLI818/m2celldivision/m2celldivision4 a.
Meosis I
Meosis I melalui tahap berikut ini.
1)
Profase I
Profase terbagi lagi menjadi fase-fase sebagai berikut : a)
: benang-benang kromatin menjadi kromosom. b)
: kromosom yang sama bentuknya atau kromosom homolog berdekatan dan bergandengan. Setiap pasang kromosom homolog berdekatan dan beragndengan.
Setiap pasang kromosom homolog disebut bivalen. c)
: tiap bagian kromosom homolog mengganda, tetapi masih dalam satu ikatan sentromer sehingga terbentuk tetrad. d)
: kromatid dari tiap-tiap belahan kromosom memendek dan membesar. e)
: sentrosom membentuk dua sentriol yang masing-masing membebentuk benang gelendong pembelahan. Satu sentriol tetap, sedangkan sentriol yang lain bergerak ke arah kutub yang berlawanan .
2)
Metafase I
Pada fase ini, tetrad berkumpul dibidang ekuator.
3)
Anafase I
Benang gelendong pembelahan dari tiap kutub menarik kromosom homolog sehingga setiap pasangan kromosom berpisah bergerak kearah kutub yang berlawanan, sentromer belum membelah. Setiap kutub menerima campuran acak kromosom dari ibu dan bapak.
4)
Telofase I
Kromatid memadat, selubung inti terbentuk dan nukleolus muncul lagi, kemudian sitokinesis berlangsung. Pada manusia terjadi duplikasi 2 kromosom dari jumlah 4 kromatid sehingga terbentuk 23 kromosom yang di duplikasi di setiap kutub. Beang gelendong lenyap, kromatid muncul kembali, sentriol berperan sebagai sentrosom kembali.
Sumber: https://slideplayer.com/slide/6090356/
5)
Sitokinesis I
Hasil pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel haploid yang mengandung setengah jumlah kromosom homolog. Meskipun demikian, kromosom tersebut masih berupa kromatid saudara (kandungan DNA-nya masih rangkap). Untuk menghasilkan sel anakan yang mempunyai kromosom haploid diperlukan proses pembelahan selanjutnya, yaitu meiosis II. Jarak waktu antara meiosis I dengan meiosis II disebut dengan interkinesis.
b.
Meosis II
Meosis II melalui tahap berikut ini.
Sumber: meiosis/
1) Profase II https://tanzaniainspirationalbog.wordpress.com/2017/06/19/%E2%80%8Bmeiosis-ii-and-the-outcomes-of-
Sentrosom membentuk dua sentriol yang terletak pada kutub yang berlawanan dan dihubungkan oleh benang gelendong. Membran inti dan nukleolus lenyap, kromatin berubah menajdi kromosom yang terjerat oleh benang gelendong.
2) Metafase II
Kromosom berada dibudang ekuator, kromatid berkelompok dua-dua. Pada tahap ini belum terjadi pembelahan sentromer.
3) Anafase II
Kromosom melekat pada kinetokor benang gelendong, lalu ditarik oleh benang gelendong ke arah kutub yang berlawanan yang menyebabkan sentromer terbelah.
Sebagai akibatnya tiap kromatid bergerak ke arah yang berlawanan pula.
4) Telofase II
Kromatid berkumpul pada kutub pembelahan lalu berubah menjadi kromatid kembali, bersamaan dengan itu membran inti dan anak inti terbentuk lagi, dan sekat pemisah terjadilah dua sel anakan. Pada saat meosis terjadi dua kali pembelahan, satu sel induk yang diploid (2n) menghasilkan empat sel anakan yang bersifat haploid (n). Meosis disebut pula pembelahan reduksi yang berarti terjadi pengurangan jumlah kromosom.
5) Sitokinesis II
Selama telofase II, terjadi pula sitokinesis II, ditandai adanya sekat sel yang memisahkan tiap inti sel. Akhirnya terbentuk 4 sel kembar yang haploid. Berdasarkan uraian di depan, sel-sel anakan sebagai hasil pembelahan meiosis mempunyai sifat genetis yang bervariasi satu sama lain. Variasi genetis yang dibawa sel kelamin orang tua menyebabkan munculnya keturunan yang bervariasi juga.
Gametogenesis (pembentukan gamet)
Gametogenesis (gamet = sel kelamin, genesis = kelahiran, pementukan) adalah proses terbentuknya gamet jantan maupun betina. Pada hewan proses gametogenesi terjadi pada organisme jantan dan betina.
Proses pembentukan sel kelamin jantan pada hewan disebut spermatogenesis. Sel diploid (2n) induk sperma disebut juga spermatogonium akan membelah secara meiosis menjadi spermatosit primer.
Sel ini kemudian membelah melalui tahap meiosis I menjadi dua spermatosit sekunder yang masing-masing haploid. Selanjutnya kedua sel tersebut membelah pada meiosis II menghasilkan empat sel spermatid yang masing-masing haploid yang akan berkembang menjadi sperma. Perhatikan gambar di bawah ini:
Sumber: http://www.thinkstockphotos.ae/image/stock-illustration-spermatogenesis/1078835110
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) pada wanita, yang terjadi di dalam ovarium (indung telur). Ovarium yang ada di embrio memiliki sekitar 600 ribu sel oogonium atau sel induk telur. Sembilan minggu setelah proses pembuahan terjadi, ternyata janin juga sudah mulai memproduksi sel telur. Saat janin bayi perempuan berusia 5 bulan, oogonium memperbanyak diri dengan cara mitosis hingga jumlahnya mencapai lebih dari 7 juta oosit primer. Sayangnya, jumlah oosit primer yang banyak ini akan terus berkurang sampai janin lahir.
Dari semulanya berjumlah lebih dari 7 juta oosit primer, semenjak dilahirkan oosit primer hanya tersisa sekitar 1 sampai 2 juta saja. Sel-sel telur ini juga akan berhenti berkembang sementara sampai Anda memasuki usia pubertas. Nah, setelah masa pubertas inilah oogonium akan aktif bekerja lagi mengikuti siklus menstruasi.
Dari 2 juta oosit primer yang ada hanya sekitar 400 ratus saja yang bisa bertahan hingga menjadi folikel matang. Folikel matang sendiri adalah kantong kecil yang memiliki dinding sel dan di dalamnya terdapat satu sel telur. Sel telur ini yang kemudian akan dilepaskan selama masa reproduksi. Perlu dipahami bahwa seiring bertambahnya usia Anda, maka kualitas serta kuantitas ovum yang tersisa akan semakin mengalami penurunan. Hal ini adalah normal.
Oogenesis dimulai dengan adanya mitosis dan meiosis. Mitosis adalah proses pembelahan sel yang menghasilkan dua gamet (sel anak) yang identik. Sementara itu, meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan empat gamet, yang masing-masingnya memiliki jumlah kromosom setengah dari sel induknya.Ogonium atau sel induk telur akan matang dan bermitosis menjadi oosit primer. Oosit primer sendiri nantinya akan bermieosis menjadi dua bagian menghasilkan oosit sekunder. Berbeda dengan proses spermatogenesis, pembelahan meiosis pertama pada proses oogenesis mengalami perkembangan sitoplasma (bagian sel) yang tidak seimbang.Akibatnya, ada satu oosit yang memiliki banyak sitoplasma, sedangkan oosit lainnya tidak memiliki sitoplasma. Oosit yang memiliki banyak sitoplasma berukuran lebih besar daripada oosit yang tidak mempunyai sitoplasma. Oosit yang lebih kecil inilah yang disebut dengan badan polar pertama.
Setelah itu, oosit sekunder yang berukuran lebih besar akan mengalami pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan ootid. Badan polar pertama juga akan membelah menjadi dua badan polar kedua. Ootid ini akan berkembang menjadi ovum apabila bertemu dengan spermatozoa alias sel sperma. Proses ini nantinya akan mengalami degenerasi atau perubahan.
Jika setelah degenerasi ootid tidak bertemu dengan sel sperma dan pembuahan tidak terjadi, maka siklus oogenesis terulang kembali dan akan mengalami menstruasi.
Sumber: https://www.shutterstock.com/image-vector/oogenesis-cell-division-1190823637
Mengamati preparat awetan pembelahan sel
A. Dasar Teori
Pembelahan mitosis merupakan pembelahan yang terjadi pada sel-sel tubuh (sel somatik).
Pembelahan mitosis terjadi melalui fase istirahat (interfase), profase, metafase, anafase, dan telofase serta sitokinesis. Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anakan yang identik dengan sel induknya.
B. Tujuan
Mengetahui dan memahami tahapan mitosis dengan menggunakan mikroskop
C. Alat dan Bahan
1. Object glass
2. Cover glass
3. Mikroskop
4. Preparat mitosis
D. Langkah Percobaan
1.
Letakkan potongan akar pada gelas benda, tutup dengan kaca penutup. Lekatkan dengan cutex. Tekan pelan-pelan kaca penutup agar potongan akar menjadi pipih.
2.
Amati preparat menggunakan mikroskop.
3.
Gambarlah sel-sel ujung akar yang tampak. Kemudian, identifikasikan tahap-tahap pembelahan yang sedang berlangsung.
E. Pembahasan
1.
Adakah bagian akar bawang bombay yang sedang mengalami interfase, profase, metafase, anafase, telofase, dan sitokinesis? Ciri-ciri apakah yang tampak pada setiap fase tersebut?
2.
Apakah pada sel tumbuhan yang kalian amati terdapat sentriol? Jika tidak ada, apakah yang berperan dalam orientasi pembelahan sel?
3.
Bagaimanakah jumlah kromosom pada setiap tahap pembelahan?
Jenis-Jenis Pembelahan Sel:
� Amitosis
� Mitosis
� Miosis
� Amitosis
➠ Pembelahan spontan tanpa tahap pembelahan sel.
➠ Terjadi pada organisme prokariotik seperti bakteri.
➠ Pembelahan sel menjadi dua sehingga disebut juga pembelahan biner.
� Mitosis
➠ Terjadi pada organisme eukariotik (sel hewan dan tumbuhan)
➠ Pembelahan tidak langsung
➠ Untuk mengganti jaringan yang rusak
➠ Untuk pertumbuhan
➠ Menghasilkan 2 sel anakan yang identik dengan induknya
➠ Sel anakan jumlah kromosomnya dan sifat yang sama dengan induknya.
Tahapan terlama dalam siklus sel adalah interfase yang mana sel tidak mengalami pembelahan.
Fase dalam Interfase :
➠ Fase G1 = Sel mengalami pertumbuhan dan perkembangan
➠ Fase S(sintesis) = Sintesis DNA atau duplikasi kromosom
➠ Fase G2 = Sintesis protein
➠ Fase M = Mengalami pembelahan sel
Tahapan Mitosis :
1. Profase
➟ Kromatin memendek dan menebal membentuk kromosom dan mengganda membentuk kromatida.
➟ Membran nukleus hilang
➟ Sentriol memisah ke arah berlawanan
➟ Benang spindel keluar memegang kromatid
➟ Mendorong kromatid menuju equator
2. Metafase
➟ Kromatid berada di tengah.
➟ Setiap sentromer memiliki 2 kinetokor yang dikaitkan oleh benang spindel.
3. Anafase
➟ Kromatid berpisah menuju kutub berlawanan.
➟ Sel memanjang.
➟ Terjadi reduksi/penguranga dari tetrad kromosom menjadi 2n (diploid)
4. Telofase
➟ Kromosom/kromatid berada di kutub
➟ Terbentuk sekat pemisah
➟ Terjadi sitokenesis (membran plasma melekuk)
� Meiosis
Meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel anak dengan jumlah kromosom separuh dari jumlah kromosom sel induk, yaitu haploid (n).
Tahapan yang terjadi :
➟ Profase I : terbagi atsa Leptonema, Zigonema, Pakinema, Diplonema, dan Diakenesis.
➟ Metafase : kromosom homolog berjejer di ekuator.
➟ Anafase I : kromosom homolog bergerak ke kutub yang berlawanan.
➟ Telofase I : terjadi sitokinesis I menghasilkan 2 sel baru.
➟ Profase II : kromatin berubah menjadi kromosom yang terjerat oleh benang gelendong.
➟ Metafase II : kromosom pada bideng ekuator.
➟ Anafase II : kromatid menuju ke kutub-kutub.
➟ Telofase II : terjadi sitokinesis II yang menghasilkan 4 sel baru haploid.
Irnaningtyas, 2013. BIOLOGI SMA Kelas XII. Jakarta : Erlanggga
Reece, Campbell. 2002.
. Jakarta; Erlangga
Rochmah Siti Nur, Widayati Sri, Miah Mazrikhatul. 2009.
Departemen Pendidikan Nasional
Pusat Perbukuan https://www.tabers.com/tabersonline/view/Tabers-Dictionary/741324/all/mitosis https://www2.le.ac.uk/projects/vgec/highereducation/topics/cellcycle-mitosis-meiosis http://mrsbowersscience.weebly.com/topic-5-cellular-reproduction-mitosismeiosis.html http://legacy.hopkinsville.kctcs.edu/instructors/Jason-
Arnold/VLI/VLI/VLI818/m2celldivision/m2celldivision4.html https://tanzaniainspirationalbog.wordpress.com/2017/06/19/%E2%80%8Bmeiosis-ii-andthe-outcomes-of-meiosis/ https://slideplayer.com/slide/6090356/ https://www.shutterstock.com/image-vector/oogenesis-cell-division-1190823637 http://www.thinkstockphotos.ae/image/stock-illustration-spermatogenesis/1078835110 https://newsciencebiology.blogspot.com/2013/11/cell-division-amitosis-mitosis-meiosis.html