Uploaded by Fatima Yani

artcl-obatantibiotik

advertisement
Penggunaan antibiotika secara komersial, pertamakali dihasilkan oleh fungi berfilamen dan oleh bakteri
kelompok actinomycetes. Daftar sebagian besar antibiotika yang dihasilkan melalui fermentasi industri
berskala-besar. Seringkali, sejumlah senyawa kimia berhubungan dengan keberadaan antibiotika,
sehingga dikenal famili antibiotik. Antibiotika dapat dikelompokkan berdasarkan struktur kimianya (Tabel
13.2). Sebagian besar sebagian diketahui efektif menyerang penyakit fungi. Secara ekonomi dihasilkan
lebih dari 100.000 ton antibiotika per tahun, dengan nilai penjualan hampir mendekati $ 5 milyar.
Beberapa antibiotika yang dihasilkan secara komersial (Sumber:Brock & Madigan,1991).
Penggolongan Antibiotik berdasarkan mekanisme kerjanya :

Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide
dan Cephalosporin.

Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone.
Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari
golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline.


Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin.
Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida,
Antimetabolit, misalnya azaserine.

Penggolongan Antibiotik berdasarkan daya kerjanya :
Bakterisid: Antibiotika yang bakterisid secara aktif membasmi kuman.
Termasuk dalam golongan ini adalah penisilin, sefalosporin, aminoglikosida
(dosis besar), kotrimoksazol , polipeptida, rifampisin, isoniazid dll.

Bakteriostatik: Antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau
menghambat pertumbuhan kuman, tidak membunuhnya, sehingga pembasmian
kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh. Termasuk dalam golongan ini
adalah sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetropim,
linkomisin, makrolida, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dll.

Manfaat dari pembagian ini dalam pemilihan antibiotika mungkin hanya terbatas, yakni pada
kasus pembawa kuman (carrier), pada pasien-pasien dengan kondisi yang sangat lemah
(debilitated) atau pada kasus-kasus dengan depresi imunologik tidak boleh memakai antibiotika
bakteriostatik, tetapi harus bakterisid.
Penggolongan antibiotik berdasarkan spektrum kerjanya :

Spektrum luas (aktivitas luas) :
Antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap banyak jenis mikroba yaitu bakteri gram positif
dan gram negative. Contoh antibiotik dalam kelompok ini adalah sulfonamid, ampisilin,
sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin.

Spektrum sempit (aktivitas sempit) :
Antibiotik yang bersifat aktif bekerja hanya terhadap beberapa jenis mikroba saja, bakteri
gram positif atau gram negative saja. Contohnya eritromisin, klindamisin, kanamisin, hanya
bekerja terhadap mikroba gram-positif. Sedang streptomisin, gentamisin, hanya bekerja
terhadap kuman gram-negatif.
Penggunaan Antibiotik kombinasi :
Pada infeksi campuran, misalnya kombinasi obat-obat antikuman dan antifungi atau, dua
antibiotik dengan spektrum sempit (gram positif + gram negatif) untuk memperluas aktifitas
terapi : Basitrasin dan polimiksin dalam sediaan topikal.

Untuk memperoleh potensial, misalnya sulfametoksazol dengan trimetoprim (=
kotrimoksazol) dan sefsulodin dengan gentamisin pada infeksi pseudomonas. Multi drug
therapy (AZT + 3TC + ritonavir ) terhadap AIDS juga menghasilkan efek sangat baik.

Untuk mengatasi resistensi, misalnya Amoksisilin + asam klavulanat yang menginaktivir
enzim penisilinase.

Untuk menghambat resistensi, khususnya pada infeksi menahun seperti tuberkulosa
(rifampisin + INH + pirazinamida ) dan kusta (dapson + klofazimin dan /atau rifampisin).

Untuk mengurangi toksisitas, misalnya trisulfa dan sitostatika, karena dosis masingmasing komponen dapat dikurangi.

Penggolongan Antibiotik, Klasifikasi Antibiotik
Antibakteri terdiri dari antibiotik dan kemoterapi
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan mikroba, terutama fungi, yang dapat membasmi ataupun menghambat
pertumbuhan mikroba jenis lain.
Antibiotik dapat dibuat secara sintesis, yang bisa juga disebut kemoterapi. Kemoterapi adalah zat kimia yang dapat
membasmi ataupun menghambat pertumbuhan mikroba, tetapi zat ini tidak berasal dari suatu mikroba atau fungi.
Klasifikasi antibiotik/antibakteri :
1.
Penisilin
2.
Sefalosporin dan antibiotik betalaktam lainnya
3.
Tetrasiklin
4.
Aminoglikosida
5.
Makrolida
6.
Kuinolon
7.
Sulfonamida dan trimetoprim
8.
Antibiotik lain
1.Penisilin
Penisilin adalah antibiotik yang bersifat bakterisida (membunuh bakteri) dengan mekanisme menghambat sintesa
dinding sel bakteri. Obat ini berdifusi baik pada jaringan dan cairan tubuh, tapi penetrasi kedalam cairan otak kurang
baik kecuali selaput otak mengalami infeksi. Antibiotik yang termasuk golongan penisilin antara lain :
-Benzilpenisilin (Penisilin G) dan fenoksimetilpenisilin (penisilin V)
-penisilin tahan penisilase : kloksasilin, flukoksasilin
-penisilin spektrum luas : ampisilin, amoksisilin, amoksiklav, bakampililin, pivampisilin.
-penisilin antipseudomonas : piperasilin, ureidopenisilin, sulbenisilin, tikarsilin
-mesilinam : pivmesilinam
2.Sefalosporin dan antibiotik betalaktam lainnya
Sefalosporin merupakan antibiotik spektruk luas yang digunakan untuk terapi septikemia, pneumonia, meningitis,
infeksi saluran empedu, peritonitis, dan infeksi saluran urin. Aktivitas farmakologisnya sama dengan penisilin,
diekskresikan melalui ginjal, kemempuan melewati sawar otak sangat rendah kecuali terjadi inflamasi. Antibiotik
golongan sofalosporin ini termasuk :
-sefradin, sefuroksim, Sefaleksim
-sefotaksim, seftazidin, seftriakson, sefaklor
Antibiotik betalaktam lainnya :
-golongan monobaktam, aztreonam dan
-golongan karbapenem, imipenem (turunan tienamisin) dan meropenem.
3. Tetrasiklin
Tetrasiklim merupakan antibiotik spektrum luas, secara mikrobiologis, hanya sedikit mikroba yang dapat diatasi
oleh golongan tetrasiklin, kecuali minosiklin, namun minosiklin jarang digunakan karna efek samping pusing dan
vertigo. Dilain sisi tetra merupakan salah satu alternatif pilihan obat bagi pasien yang alergi terhadap antibiotik
golongan betalaktam.
Penggunaannya mulai menurun karena banyaknya terjadi resistensi bakteri, namun obat ini masih merupakan
pilihan untuk infeksi saluran pernafasan, dan mikoplasma genital, serta infeksi yang disebabkan klamidia (trakoma,
psitakosis, salpingitis, uretritis, dan limfogranuloma venereum), riketsia (termasuk Q-fever), brusela, dan spiroketa.
Obat yang termasuk golongan tetrasiklin :
-demeklosiklin, doksisiklin, minosiklin
-oksitetrasiklin, tetrasiklin,
4. Aminoglikosida
Antibiotik golongan ini bersifat bakterisidal yang terutama aktif terhadap bakteri gram negatif, golongan ini
meliputi amikasin, gentamisin, kamamisin, neomisin, netilmisin, streptomisin, dan tobramisin.
Aminoglikosida tidak diabsorpsi melalui saluran cerna, sehingga harus diberikan secara parenteral untuk mengatasi
infeksi sistemik. adapun efek samping obat golongan ini adalah ototoksik (menganggu pendengaran/ketulian) dan
nefrotoksik (merusak ginjal), efek samping tergantung dosis, lama pemberian, umur (lansia dan anak anak paling
beresiko) maupun variasi individual terkait fisiologi dan metabolisme.
Aminoglikosida sebaiknya jangan diberikan bersamaan dengan diuretik (misal furosemid/HCT dll) karena potensial
memperparah resiko ototoksik. jika terpaksa (darurat) memberikannya, maka jarak minum antar kedua obat harus
sepanjang mungkin.
5. Makrolida
yang termasuk golongan makrolida antara lain : azitromisin, Eritromisin, Klaritromisin, Roksitromisin, Spiramisin.
Azitromisin adalah makrolida yang aktivitasnya terhadap bakteri gram positif, sedikit lebih lemah dibanding
eritromisin. Waktu paruh relatif lama sehingga memungkinkan penggunaan dosis satu kali sehari.
Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang mirip dengan penisilin, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif
terhadap pasien yang alergi maupun yang resisten terhadap penisilin, umunya eritromisin digunakan untuk infeksi
saluran nafas. Klaritromisin merupakan derivat eritromisin, dimana klaritromisin lebih kuat aktivitasnya
dibandingkan eritromisin.
6. Kuinolon
Antibiotik yang termasuk kedalam kuinolon antara lain : Siprofloksasin (Cyprofloxacin), Levofloksasin, Ofloksasin,
Asam nalidiksat, Norfloksasin, Moksifloksasin,
Siprofloksasin aktif terhadap bakteri gram positif dan negatif, namun lebih kuat dan aktif terhadap bakteri gram
negatif, siproksasi tidak boleh digunain terhadap pneumonia pneumococus karena tidak efektif.
Levofloksasin merupakan antibakteri gram positif dan negatif, lebih aktif terhadap P.Pneumococus dibanding
siprofloksasin.
7. Sulfonamida dan Trimetoprim
yang cukup banyak digunakan adalah sulfametoksazol dan trimetoprim dalam bentuk kombinasi (Ko-Trimoksazol) ,
namun kotrimoksazol dapat menyebabkan efek samping yang serius, namun jarang terjadi seperti sindrom stevens
johnson, diskrasi darah : penekanan sumsum tulang belakang, kernikterus bagi bayi yang berumur kurang dari 6
minggu, adanya resiko anemia hemolitik pada anak dewasa yang defisiensi G6PD,
8. Antibiotik Lain
a. Kloramfenikol
kloramfenikol adalah antibiotik spektrum luas, penggunaannya sebaiknya untuk penanganan infeksi yang
mengancam jiwa.
b. Klindamisin
Klindamisin aktif terhadap bakteri kokus gram positif, Klindamisin mempunyai efek samping yang serius, seperti
kolitis. bila penggunaannya menyebabkan diare, maka sebaiknya pengobatan dihentikan segera.
c. Vankomisin dan Teikoplanin
antibiotik ini aktif terhadap bakteri gram positif aerob dan non aerob termasuk stafilokokus yang multiresisten.
d. Spektinomisin
Antibiotik ini aktif terhadap bakteri gram negatif termasuk N. Gonnorhoeae, obat ini hanya diindikasikan terhadap
penyakit gonorhoe yang resisten terhadap penisilin.
e. Linezolid
Linezolid merupakan antibakteri oksazolidinon yang aktif terhadap bakteri gram positif.
Diposting oleh Farmasi sevi_akfar di 22.53 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Beranda
Langganan: Postingan (Atom)
Download