فصل أهل مقام إياك نعبد لهم في أفضل العبادة وأنفعها وأحقها باإليثار والتخصيص Bab: Empat Golongan Yang berada Pada Kedudukan “Iyyaka Na’budu” Kitab: Madarij As-Salikin - Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah فهم في ذلك أربعة، ثم أهل مقام " إياك نعبد "لهم في أفضل العبادة وأنفعها وأحقها باإليثار والتخصيص أربع طرق :أصناف Orang-orang yang ada pada kedudukan iyyaaka na’budu memiliki empat cara dalam kaitannya dengan ibadah yang paling afdhal dan paling bermanfaat, serta paling laik (layak) untuk diprioritaskan dan dikhususkan. Dalam hal ini mereka ada empat golongan: . عندهم أنفع العبادات وأفضلها أشقها على النفوس وأصعبها: الصنف األول Golongan pertama: Mereka melaksanakan ibadah yang paling bermanfaat dan paling afdhal, meskipun paling sulit dan paling berat bagi jiwa. . وهو حقيقة التعبد، ألنه أبعد األشياء عن هواها: قالوا Menurut mereka, karena ini merupakan sesuatu yang paling jauh dari hawa nafsu, dan sekaligus merupakan hakikat beribadah. . ورووا حديثا ال أصل له " أفضل األعمال أحمزها " أي أصعبها وأشقها، واألجر على قدر المشقة: قالوا Masih menurut mereka, pahala tergantung dari taraf kesulitannya. Untuk itu mereka meriwayatkan sebuah hadits yang tidak ada dasarnya, “Amal yang paling utama ialah yang paling sulit.” . هم أهل المجاهدات والجور على النفوس: وهؤالء Mereka ini adalah orang-orang yang giat beribadah namun berbuat semena-mena terhadap diri sendiri. فال تستقيم إال بركوب األهوال وتحمل، واإلخالد إلى األرض، إذ طبعها الكسل والمهانة، وإنما تستقيم النفوس بذلك: قالوا .المشاق Masih menurut mereka, jiwa manusia bisa menjadi lurus hanya dengan cara ini. Sebab tabiat jiwa adalah malas dan meremehkan serta lebih suka berada di dunia. Maka, jiwa itu tidak bisa menjadi lurus kecuali dengan menyusahkannya dan membebaninya dengan hal-hal yang sulit. ، واطراح االهتمام بها، والتقلل منها غاية اإلمكان، والزهد في الدنيا، أفضل العبادات التجرد: قالوا، الصنف الثاني . وعدم االكتراث بكل ما هو منها Golongan kedua: Golongan yang menyatakan, ibadah yang paling afdhal ialah mengosongkan diri dari beban kehidupan, zuhud di dunia, meminimkan diri darinya sebisa mungkin, tidak mengalihkan perhatian darinya, tidak ambil pusing dengan segala sesuatu yang menjadi bagian dari dunia. :ثم هؤالء قسمان Mereka ada dua jenis: ، هو أفضل من درجة العلم والعبادة: وقالوا، ودعوا الناس إليه، فشمروا إليه وعملوا عليه، فعوامهم ظنوا أن هذا غاية .فرأوا الزهد في الدنيا غاية كل عبادة ورأسها 1. Orang-orang awam, yang mengira bahwa hal ini merupakan tujuan. Karena itu mereka menuju ke sana, mengamalkannya dan mengajak orang lain kepadanya. Menurut mereka, ini lebih baik pada derajat ilmu dan ibadah. Mereka melihat zuhud di dunia sebagai tujuan segala ibadah dan pangkalnya. ، وتفريغ القلب لمحبته، وجمع الهمة عليه، وأن المقصود به عكوف القلب على هللا، وخواصهم رأوا هذا مقصودا لغيره ودوام ذكره بالقلب، فرأوا أن أفضل العبادات في الجمعية على هللا، واالشتغال بمرضاته، والتوكل عليه، واإلنابة إليه . دون كل ما فيه تفريق للقلب وتشتيت له، واالشتغال بمراقبته، واللسان 2. Orang-orang yang khusus, yang melihat cara ini sebagai maksud untuk selainnya. Maksudnya ialah menempatkan hati pada Allah, menghimpunkan hasrat pada-Nya, mengosongkan hati untuk mencintai-Nya, kembali dan tawakal kepada-Nya serta menyibukkan hati dengan keridhaan-Nya. Mereka melihat ibadah yang afdhal ialah kebersamaan dengan Allah, senantiasa mengingat-Nya dengan hati dan lisan, sibuk dengan muraqabah-Nya, menyingkirkan segala apa yang dapat menceraiberaikan hati. ، ثم هؤالء قسمان Mereka juga ada dua jenis, فالعارفون المتبعون منهم إذا جاء األمر والنهي بادروا إليه ولو فرقهم وأذهب جمعيتهم Pertama, orang-orang yang memiliki ma’rifat dan juga melaksanakan ittibaa’. Jika datang perintah dan larangan, maka perhatian mereka langsung tertuju kepadanya, meskipun harus meninggalkan rasa kebersamaan hati dengan Allah. فإذا جاء ما يفرقه عن هللا لم يلتفت إليه، المقصود من العبادة جمعية القلب على هللا: والمنحرفون منهم يقولون : وربما يقول قائلهم، يطالب باألوراد من كان غافال فكيف بقلب كل أوقاته ورد Kedua, orang-orang yang menyimpang, yang berkata bahwa maksud dari ibadah ialah kebersamaan hati dengan Allah. Jika datang sesuatu yang memisahkan hati itu dari Allah, maka ia tidak peduli dengannya. Boleh jadi di antara mereka ada yang berkata, Wirid dituntut dari setiap orang yang lalai dan alpa Bagaimana dengan hati yang wirid selalu mengisi waktunya? وتعلم، ومنهم من يقوم بها ويترك السنن والنوافل، منهم من يترك الواجبات والفرائض لجمعيته، ثم هؤالء أيضا قسمان .العلم النافع لجمعيته Golongan yang kedua ini juga ada dua jenis: Pertama, orang-orang yang meninggalkan kewajiban dan fardhu karena kebersamaan hati itu. Kedua, orang-orang yang tetap mengerjakan kewajiban dan fardhu, meninggalkan sunat dan nafilah dan tidak menggali ilmu yang bermanfaat karena kebersamaan hati dengan Allah. وإن بقيت، فإن قمت وخرجت نفقت، إذا أذن المؤذن وأنا في جمعيتي على هللا: فقال، وسأل بعض هؤالء شيخا عارفا فما األفضل في حقي ؟، على حالي بقيت على جمعيتي Di antara mereka ada yang bertanya kepada seorang syaikh yang memiliki ma’rifat, “Jika mu’adzin mengumandangkan adzan, padahal aku sedang dalam kebersamaan hati dengan Allah, maka jika aku bangkit dan keluar, maka aku akan meninggalkan kebersamaaan hati itu, namun jika aku tetap mempertahankan keadaanku, maka aku juga tetap dalam kebersamaan hati dengan Allah. Lalu mana yang afdhal menurut hakku?” وهذا ألن الجمعية على هللا حظ، ثم عد إلى موضعك، وأجب داعي هللا، إذا أذن المؤذن وأنت تحت العرش فقم: فقال " . ومن آثر حظ روحه على حق ربه فليس من أهل " إياك نعبد، وإجابة الداعي حق الرب، الروح والقلب Syaikh yang ditanya menjawab, “Jika mu’adzin mengumandangkan adzan padahal engkau sedang berada di bawah ‘arsy, maka bangkitlah dan penuhilah orang yang menyeru kepada Allah. Setelah itu kembalilah ke tempatmu semula.” Hal ini harus dilakukan karena kebersamaan dengan Allah itu merupakan bagian roh dan hati. Sementara memenuhi mu’adzin merupakan hak Allah. Siapa yang mendahulukan bagian roh daripada hak Rabb-nya, maka dia tidak memasuk ahli iyyaaka na’budu. فرأوا خدمة، فرأوه أفضل من ذي النفع القاصر، ما كان فيه نفع متعد: رأوا أن أنفع العبادات وأفضلها: الصنف الثالث فتصدوا له وعملوا عليه، ومساعدتهم بالمال والجاه والنفع أفضل، واالشتغال بمصالح الناس وقضاء حوائجهم، الفقراء . وأحبهم إليه أنفعهم لعياله رواه أبو يعلى، واحتجوا بقول النبي صلى هللا عليه وسلم الخلق كلهم عيال هللا Golongan ketiga: Orang-orang yang melihat ibadat yang paling bermanfaat dan afdhal ialah yang di dalamnya terdapat manfaat yang berantai. Mereka melihat ibadat ini lebih baik daripada ibadah yang manfaatnya terbatas. Karena itu mereka melihat tindakan menyantuni orang-orang miskin, menyibukkan diri dengan kemaslahatan manusia, memenuhi kebutuhan mereka, membantu mereka dengan harta dan kedudukan adalah lebih baik. Mereka aktif melakukan hal ini dan berhujjah dengan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Semua makhluk adalah keluarga Allah. Orang yang paling dicintaiNya ialah yang paling bermanfaat di antara mereka bagi keluarganya.” (Diriwayatkan Abu Ya’la). وأين أحدهما من اآلخر ؟، وعمل النفاع متعد إلى الغير، واحتجوا بأن عمل العابد قاصر على نفسه Mereka juga berhujjah, bahwa amal ahli ibadah hanya terbatas untuk dirinya sendiri, sedangkan amal orang yang memberi manfaat merambah kepada orang lain. Maka, bagaimana mungkin dia disamakan dengan yang lain? . ولهذا كان فضل العالم على العابد كفضل القمر على سائر الكواكب: قالوا Mereka berkata, “Karena itulah maka kelebihan orang yang berilmu daripada ahli ibadah seperti kelebihan rembulan daripada seluruh bintang.” وقد قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم لعلي بن أبي طالب رضي هللا عنه ألن يهدي هللا بك رجال واحدا خير لك من: قالوا حمر النعم Menurut pendapat mereka, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda kepada Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu Anhu, “Allah memberikan petunjuk kepada seseorang lewat dirimu, lebih baik bagimu daripada keledai yang paling bagus.” واحتجوا بقوله صلى هللا عليه وسلم من دعا إلى هدى كان له من األجر مثل أجور، وهذا التفضيل إنما هو للنفع المتعدي من غير أن ينقص من أجورهم شيء، من اتبعه Kelebihan ini karena manfaat yang meluas. Mereka juga berhujjah dengan sabda Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam, “Barangsiapa mengajak kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutnya, tanpa ada sedikit pun dari pahala-pahala mereka yang dikurangi.” واحتجوا بقوله صلى هللا عليه وسلم إن هللا ومالئكته يصلون على معلمي الناس الخير Mereka juga berhujjah kepada sabda baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” والنملة في، حتى الحيتان في البحر، وبقوله صلى هللا عليه وسلم إن العالم ليستغفر له من في السماوات ومن في األرض .جحرها Dan sabda baginda Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Sesungguhnya orang yang berilmu benar-benar dimintakan ampunan oleh siapa yang berada di langit dan di bumi, hingga ikan paus di laut dan semut di liangnya.” . ما دام نفعه الذي نسب إليه، وصاحب النفع ال ينقطع عمله، واحتجوا بأن صاحب العبادة إذا مات انقطع عمله Mereka juga berhujjah bahwa jika ahli ibadah meninggal, maka amalnya terputus. Sementara orang yang mendatangkan manfaat, maka manfaat amal yang dinisbatkan kepadanya masih tetap berlanjut. لم يبعثوا بالخلوات، ونفعهم في معاشهم ومعادهم، واحتجوا بأن األنبياء إنما بعثوا باإلحسان إلى الخلق وهدايتهم وترك، ولهذا أنكر النبي صلى هللا عليه وسلم على أولئك النفر الذين هموا باالنقطاع للتعبد، واالنقطاع عن الناس والترهب . أفضل من الجمعية عليه بدون ذلك، واإلحسان إليهم، ونفع عباده، ورأى هؤالء التفرق في أمر هللا، مخالطة الناس Mereka juga berhujjah bahwa para nabi diutus hanya untuk berbuat ihsan (kebajikan) kepada manusia, menunjuki dan mendatangkan manfaat kepada mereka, di dunia dan di akhirat. Mereka tidak diutus untuk mengisolisir diri, memutuskan hubungan dengan manusia dan menakut-nakuti mereka. Karena itulah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengingkari beberapa orang yang ingin mengasingkan diri hanya untuk beribadah dan tidak mau bergaul dengan manusia. Menurut mereka, bertebaran untuk melaksanakan perintah Allah, memberikan manfaat kepada manusia dan berbuat baik kepada mereka, lebih baik daripada kebersamaan hati dengan Allah tanpa melakukan hal-hal itu. إن أفضل العبادة العمل على مرضاة الرب في كل وقت بما هو مقتضى ذلك الوقت ووظيفته: قالوا، الصنف الرابع Golongan keempat: Orang-orang yang berkata bahwa ibadah yang afdhal ialah beramal menurut keridhaan Allah di setiap waktu, sesuai dengan waktu yang semestinya dan tugasnya. بل ومن ترك إتمام، من صالة الليل وصيام النهار، وإن آل إلى ترك األوراد، الجهاد: فأفضل العبادات في وقت الجهاد . كما في حالة األمن، صالة الفرض Ibadah yang afdhal saat berjihad ialah jihad itu sendiri, meskipun harus meninggalkan wirid, meninggalkan shalat malam dan puasa pada siang hari.Bahkan kalau perlu bisa meninggalkan kesempurnaan shalat fardhu seperti yang biasa dilakukan dalam keadaan aman. (*iaitu, jihad mengangkat senjata dengan keadaan darurat yang mengancam nyawa. Shalat fardhu dilakukan sekadar yang termampu, berbeza dengan shalat fardhu yang dilakukan ketika waktu aman. Rujuk fiqh shalat ketika darurat) وكذلك في أداء حق الزوجة واألهل، واالشتغال به عن الورد المستحب، واألفضل في وقت حضور الضيف مثال القيام بحقه . Ibadah yang afdhal ketika kedatangan tamu ialah memenuhi hak tamu dan melayaninya, dengan meninggalkan wirid yang sunat. Begitu pula yang terjadi ketika harus memenuhi hak istri dan keluarga. والدعاء والذكر واالستغفار، واألفضل في أوقات السحر االشتغال بالصالة والقرآن Yang afdhal pada waktu-waktu sahur ialah mendirikan shalat, membaca Al-Qur’an, berdoa, berdzikir dan istighfar. . وتعليم الجاهل اإلقبال على تعليمه واالشتغال به، واألفضل في وقت استرشاد الطالب Yang afdhal saat mengajari murid dan orang yang jahil ialah memusatkan perhatian dan kesibukan dalam pengajaran ini. . واالشتغال بإجابة المؤذن، واألفضل في أوقات األذان ترك ما هو فيه من ورده Yang afdhal pada waktu adzan ialah meninggalkan semua pekerjaannya, termasuk wirid, dan sibuk menyahuti suara adzan. ، والمبادرة إليها في أول الوقت، واألفضل في أوقات الصلوات الخمس الجد والنصح في إيقاعها على أكمل الوجوه . وإن بعد كان أفضل، والخروج إلى الجامع Yang afdhal pada waktu shalat lima waktu ialah bersungguh-sungguh dan melakukan persiapan sesempurna mungkin, lalu bersegera untuk mengerjakan di awal waktu, pergi untuk melaksanakannya secara berjama’ah (di masjid). Jaraknya semakin jauh, maka nilainya semakin baik. وإيثار، وإغاثة لهفته، أو المال االشتغال بمساعدته، أو البدن، واألفضل في أوقات ضرورة المحتاج إلى المساعدة بالجاه . ذلك على أورادك وخلوتك Yang afdhal ketika ada keperluan dan uluran pertolongan dengan kedudukan, tangan atau harta, ialah sibuk mengulurkan bantuannya dan mementingkan hal ini daripada wirid dan mengasingkan diri untuk beribadah. فتجمع قلبك، حتى كأن هللا تعالى يخاطبك به، واألفضل في وقت قراءة القرآن جمعية القلب والهمة على تدبره وتفهمه . والعزم على تنفيذ أوامره أعظم من جمعية قلب من جاءه كتاب من السلطان على ذلك، على فهمه وتدبره Yang afdhal pada waktu membaca Al-Qur’an ialah menghimpunkan hati dan hasrat untuk memperhatikan dan memahaminya, sehingga seakan-akan Allah berbicara langsung denganmu, sehingga hatimu terkonsentrasi untuk memahami dan memperhatikannya, berhasrat melaksanakan perintah-perintah-Nya. Hal ini lebih baik daripada kebersamaan hati dengan Allah bagi orang yang datang Al-Kitab kepadanya dan mendapatkan kesempatan untuk mendalaminya. .واألفضل في وقت الوقوف بعرفة االجتهاد في التضرع والدعاء والذكر دون الصوم المضعف عن ذلك Yang afdhal pada waktu wuquf di Arafah ialah menggiatkan doa, dzikir tadharru’ (merendahkan diri) tanpa berpuasa yang bisa melemahkan semangatnya untuk itu. فهو أفضل من الجهاد غير المتعين، السيما التكبير والتهليل والتحميد، واألفضل في أيام عشر ذي الحجة اإلكثار من التعبد . Yang afdhal pada sepuluh hari Dzul-Hijjah ialah memperbanyak ibadah, apatahlagi takbir, tahlil dan tahmid. Hal ini lebih baik daripada jihad yang tidak melelahkan. ، واألفضل في العشر األخير من رمضان لزوم المسجد فيه والخلوة واالعتكاف دون التصدي لمخالطة الناس واالشتغال بهم . عند كثير من العلماء، وإقرائهم القرآن، حتى إنه أفضل من اإلقبال على تعليمهم العلم Yang afdhal pada sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan ialah pergi ke masjid dan i’tikaf di sana tanpa harus merintangi diri untuk bercampur dengan orang lain. Bahkan i’tikaf ini lebih baik daripada mengajari manusia dan membacakan Al-Qur’an. Begitulah menurut pendapat banyak ulama’. . وتقديم ذلك على خلوتك وجمعيتك، وحضور جنازته وتشييعه، واألفضل في وقت مرض أخيك المسلم أو موته عيادته Yang afdhal pada saat sakitnya teman atau meninggalnya ialah menjenguknya dan menghadiri jenazahnya serta mengiringinya ke kuburan. Hal ini harus diprioritaskan daripada engkau menyendiri untuk beribadah dan melaksanakan shalat jama’ah. فإن المؤمن الذي، دون الهرب منهم، واألفضل في وقت نزول النوازل وأذاة الناس لك أداء واجب الصبر مع خلطتك بهم .يخالط الناس ليصبر على أذاهم أفضل من الذي ال يخالطهم وال يؤذونه Yang afdhal pada waktu mendapat musibah dan gangguan dari manusia ialah melaksanakan kewajiban sabar dan tetap bergaul bersama mereka tanpa melarikan diri. Orang Mukmin yang bergaul dengan manusia dan sabar menghadapi gangguan mereka, lebih baik daripada orang yang tidak mau bergaul dan tidak mendapat gangguan mereka. فإن علم أنه، فهو أفضل من خلطتهم فيه، واعتزالهم في الشر، فهي خير من اعتزالهم فيه، واألفضل خلطتهم في الخير .إذا خالطهم أزاله أو قلله فخلطتهم حينئذ أفضل من اعتزالهم Yang afdhal ialah bergaul dengan manusia dalam kebaikan. Yang demikian ini lebih baik daripada menghindari mereka dalam kebaikan dan menghindari mereka dalam kejahatan. Hal ini lebih baik daripada bergaul dengan mereka dalam kejahatan. Jika diyakini pergaulannya dapat mengenyahkan kejahatan itu atau meminimkannya, maka yang afdhal ialah bergaul dengan mereka. واالشتغال بواجب ذلك الوقت ووظيفته ومقتضاه، فاألفضل في كل وقت وحال إيثار مرضاة هللا في ذلك الوقت والحال Yang afdhal di setiap keadaan dan waktu ialah mementingkan keridhaan Allah dan melaksanakan kewajiban pada waktu itu sesuai dengan tugas dan keharusannya. ، وهؤالء هم أهل التعبد المطلق Mereka inilah ahli ibadah yang tak mengenal batas. ، واألصناف قبلهم أهل التعبد المقيد Sementara golongan-golongan sebelumnya adalah ahli ibadah yang terbatas dan terikat. فهو يعبد هللا على، فمتى خرج أحدهم عن النوع الذي تعلق به من العبادة وفارقه يرى نفسه كأنه قد نقص وترك عبادته ، وجه واحد Jika salah seorang di antara mereka keluar dari satu jenis ibadah yang berkait dengannya dan dia meninggalkannya, maka dia melihat dirinya seakan-akan telah membangkang dan meninggalkan ibadahnya. Dia menyembah Allah hanya dengan satu pola. ، بل غرضه تتبع مرضاة هللا تعالى أين كانت، وصاحب التعبد المطلق ليس له غرض في تعبد بعينه يؤثره على غيره ، فمدار تعبده عليها Sementara ahli ibadah yang tidak terikat tidak mempunyai tujuan dalam ibadahnya itu sendiri yang lebih dia pentingkan daripada yang lain.Tapi tujuannya ialah mencari ridha Allah, di mana pun dan bagaimana dia berada. Inilah inti ibadahnya. واشتغل بها حتى تلوح له منزلة أخرى، كلما رفعت له منزلة عمل على سيره إليها، فهو ال يزال متنقال في منازل العبودية ، فهذا دأبه في السير حتى ينتهي سيره، Dia senantiasa berpindah-pindah di berbagai tingkatan ibadah. Setiap kali etape (perhentian) yang dilaluinya bertambah, maka dia berbuat menuruti jalannya hingga dia beralih ke etape (perhentian) berikutnya dan melakukan apa yang seharusnya dia lakukan. Begitulah yang dia lakukan dalam perjalanannya hingga akhir perjalanan. ، فإن رأيت العلماء رأيته معهم Jika engkau melihat para ulama, maka engkau melihatnya ada bersama mereka. ، وإن رأيت العباد رأيته معهم Jika engkau melihat para ahli ibadah, maka engkau melihatnya ada bersama mereka. ، وإن رأيت المجاهدين رأيته معهم Jika engkau melihat para mujahidin, maka engkau melihatnya ada bersama mereka. ، وإن رأيت الذاكرين رأيته معهم Jika engkau melihat para ahli dzikir, maka engkau melihatnya ada bersama mereka. ، وإن رأيت المتصدقين المحسنين رأيته معهم Jika engkau melihat orang-orang yang mengeluarkan shadaqah, engkau melihatnya ada bersama mereka. ، وإن رأيت أرباب الجمعية وعكوف القلب على هللا رأيته معهم Jika engkau melihat orang-orang yang menyatukan hati pada Allah, engkau melihatnya ada bersama mereka. ولم يكن عمله على مراد نفسه وما فيه لذتها وراحتها، ولم تقيده القيود، الذي لم تملكه الرسوم، فهذا هو العبد المطلق ، ولو كانت راحة نفسه ولذتها في سواه، بل هو على مراد ربه، من العبادات Inilah hamba yang tidak terikat, yang tidak memiliki gambaran rasmi (tertentu), yang tidak dibatasi belenggu, yang amalnya tidak menuruti kemauan nafsu dan kesenangannya, yang melemahkan ibadahnya. Tapi dia menuruti kemauan Rabb-Nya. ، القائم بهما صدقا، فهذا هو المتحقق ب " إياك نعبد وإياك نستعين "حقا Inilah orang yang merealisir iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin dengan sebenarnya dan melaksanakannya. ومجلسه حيث انتهى به المكان ووجده، واشتغاله بما أمر هللا به في كل وقت بوقته، ومأكله ما تيسر، ملبسه ما تهيأ ، خاليا Dia mengenakan pakaian yang sudah tersedia dan makan sedikit serta menyibukkan diri dengan hal-hal yang diperintahkan kepadanya sesuai dengan waktunya. ، وال يستولي عليه رسم، وال يتعبده قيد، ال تملكه إشارة Dia tidak dikuasai oleh isyarat, dan tidak beribadah menurut ikatan serta tidak dikuasai gambaran rasmi (tertentu). يأنس به، ويدور معه حيث استقلت مضاربه، يدين بدين اآلمر أنى توجهت ركائبه، دائر مع األمر حيث دار، حر مجرد ، ويستوحش منه كل مبطل، كل محق Dia bebas merdeka, berada bersama perintah di mana pun dia berada dan kemana pun organ tubuhnya menghadap. ، كالغيث حيث وقع نفع Dia seperti air hujan yang tidak terlalu deras, yang mendatangkan manfaat di manapun ia berada, ، وكالنخلة ال يسقط ورقها وكلها منفعة حتى شوكها Atau seperti pohon korma yang daunnya tidak pernah rontok, yang semua bagiannya bermanfaat, termasuk pula durinya. ، والغضب إذا انتهكت محارم هللا، وهو موضع الغلظة منه على المخالفين ألمر هللا Dia memiliki sifat keras di hadapan orang-orang yang menentang perintah Allah dan marah jika ada pelanggaran terhadap hal-hal yang disucikan Allah. ، بل إذا كان مع هللا عزل الخالئق عن البين، وصحب الناس بال نفس، قد صحب هللا بال خلق، فهو هلل وباهلل ومع هللا ، وإذا كان مع خلقه عزل نفسه من الوسط وتخلى عنها، وتخلى عنهم Dia milik Allah, bagi Allah, dan bersama Allah. Dia beserta Allah tanpa makhluk dan beserta manusia tanpa nafsu. Bahkan jika dia sedang beserta Allah, dia menghindar dari manusia, dan jika sedang bersama makhluk, dia menepis hawa nafsunya. ! ! وطمأنينته وسكونه إليه، فواها له ! ما أغربه بين الناس ! وما أشد وحشته منهم ! وما أعظم أنسه باهلل وفرحه به . وعليه التكالن، وهللا المستعان Sungguh baginya! Betapa asingnya dia di tengah manusia! Dan betapa terpencilnya dia di antara mereka! Amat besar kesenangan dan ketenteramannya jika menghadap kepada-Nya dan hanya kepada-Nya dia memohon pertolongan dan bertawakal. Sumber: Madarij As-Salikin – Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, bab: فصل أهل مقام إياك نعبد لهم في أفضل العبادة وأنفعها وأحقها باإليثار والتخصيص أربع طرق Terjemahan bahasa Indonesia diolah semula dari:Tafsir Ayat-Ayat Pilihan - Ibnul Qayyim, Penerbit: Darul Falah Sebarang teguran dan pembetulan amat dihargai. Email: yazidwayanqus@gmail.com Wallahu a’lam.