SEMINAR FISIKA Penggunaan Tuned Mass Damper Untuk Meredam Gaya Gempa Pada Suatu Konstruksi Fatimah Azzahroh (K2315029) http://www.free-powerpoint-templates-design.com BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kepulauan Indonesia merupakan daerah rawan bencana gempa karena merupakan daerah tektonik aktif tempat berinteraksinya lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng pasifik dan lempeng Laut Filipina. Tahun 2004, tercatat tiga gempa besar di Indonesia yaitu di kepulauan Alor (11 Nov., skala 7.5), gempa Papua (26 Nov., skala7.1) dan gempa Aceh (26 Des., skala 9.2) yang disertai tsunami. Gempa Aceh menjadi yang terbesar pada abad ini setelah gempa Alaska 1964 (Dewobroto, 2006:7). Mengatasi Runtuhnya bangunan permasalahan Mengurangi korban bencana dan kerugian materi Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh beban gempa terhadap struktur? 2. Bagaimana deskripsi secara fisis tentang Tuned Mass Damper (TMD) ? Option A Get a modern PowerPoint Option A Option A Get a modern PowerPoint Get a modern PowerPoint Option A Get a modern PowerPoint 3. Bagaimana persamaan serta faktor yang mempengaruhi Tuned Mass Damper 4. Bagaimana prinsip kerja Tuned Mass Damper (TMD)? Option A Get a modern PowerPoint 5. Apa saja kelebihan dan kekurangan Tuned Mass Damper (TMD)? TUJUAN PENULISAN MAKALAH 1 Menjelaskan pengaruh beban gempa terhadap struktur. 2 Menjelaskan penggunaan Tuned Mass Damper (TMD). 3 Menjelaskan persamaan serta faktor yang mempengaruhi Tuned Mass Damper (TMD). 4 Menjelaskan prinsip kerja Tuned Mass Damper (TMD). 5 Menjelaskan kelebihan dan kekurangan Tuned Mass Damper (TMD). A. PENGARUH GEMPA TERHA DAP STRUKTUR 1. Gerakan Inertia Force Sebagaimana dijelaskan dengan Hukum Newton I, ketika terjadi gempa bumi maka tanah bergetar dan menggerakkan lantai dan pondasi menimbulkan Inertia Force pada struktur bangunan karena adanya kecenderungan massa bangunan untuk mempertahankan dirinya. Apabila bangunan dan pondasinya kaku (stiff), maka menurut persamaan Hukum II Newton bangunan yang lebih ringan akan lebih baik dalam menghadapi getaran gempa A. PENGARUH GEMPA TERHA DAP STRUKTUR 2. Osilasi Pada Struktur bangunan bertingkat banyak (multistory buildings) dapat bergetar dengan berbagai bentuk karena gaya gempa yang dapat menyebabkan lantai pada berbagai tingkat mempunyai percepatan dalam arah yang berbeda-beda. Osilasi struktur dapat mempunyai periode alami yang panjang atau pendek disebabkan adanya mekanisme redaman dalam struktur A. PENGARUH GEMPA TERHA DAP STRUKTUR 3. Efek Deformasi Struktur Inertia Force yang dialami oleh atap kemudian disalurkan ke fondasi melalui kolom, sehingga mengakibatkan kolom mengalami perubahan bentuk sepanjang kolom hingga ujung bawah Bisa saja kolom akan kembali tegak sebagaimana semula, karena ada gaya internal kolom yang disebut stiffness forces Besar stiffness forces = kekakuan kolom x deformasi relatif (u) kolom mengalami deformasi relatif sebesar u, yaitu selisih antara bagian atas (atap) dan bagian bawah (tanah) A. PENGARUH GEMPA TERHA DAP STRUKTUR 4. Getaran Horisontal dan Vertikal Selama terjadinya gempa, struktur akan mengalami gerakan vertikal dan gerakan horisontal prinsip utama dalam perancangan tahan gempa (earthquake resistant design) adalah meningkatkan kekuatan struktur terhadap gaya horisontal yang umumnya tidak mencukupi. Bangunan biasanya dirancang untuk menanggung gaya grafitasi (gravity load). besarnya sama dengan massa kali percepatan (g), dengan arah vertikal ke bawah (-Z). Perlu dipikirkan dalam perancangan agar bangunan mempunyai kemampuan yang memadai dalam melawan efek gempa bumi A. PENGARUH GEMPA TERHA DAP STRUKTUR 5. Aliran Inertia Force ke Fondasi Dinding dan kolom adalah elemen yang sangat kritis dalam mentransfer Inertia force Tapi dalam bangunan tradisional, plat lantai dan balok yang mendapatkan perhatian khusus. sehingga tidak akan mampu melawan gaya gempa horisontal yang mempunyai arah tegak lurus dengan dinding tersebut B. DERAJAT KEBEBASAN Degree of Freedom (DOF) Derajat kebebasan (degree of freedom) adalah derajat independensi yang diperlukan untuk menyatakan suatu posisi suatu sistim pada setiap saat Single Degree of Freedom (SDOF) setiap titik atau massa umumnya hanya diperhitungkan berpindah dalam satu arah saja yaitu horisontal. Kemudian karena simpangan yang terjadi hanya terjadi dalam satu bidang (2 dimensi) maka simpangan suatu massa pada setiap saat hanya mempunyai posisi/ordinat tertentu baik bertanda positif maupun negatif. 1. Persamaan Diferensial Pada Struktur SDOF P(t) merupakan beban dinamik yaitu beban yang intensitasnya merupakan fungsi dari waktu. Notasi m, c, dan k berturut turut adalah massa, redaman, dan kekakuan kolom. Apabila beban dinamik P(t) bekerja ke arah kanan, maka akan terdapat perlawanan pegas, damper dan Inertia Force a. Persamaan Diferensial Pada Tiap Tipe Getaran 1) Persamaan diferensial Pada getaran bebas getaran bukan disebabkan oleh beban luar atau gerakan tanah akibat gempa tetapi adanya nilai awal (initial conditions). Pada tipe getaran ini maka uo, P(t) = 0, maka persamaan diferensial untuk free vibration systems adalah a) Getaran bebas tanpa redaman (undamped free vibrations) b) Getaran bebas yang diredam (damped free vibrations) a. Persamaan Diferensial Pada Tiap Tipe Getaran 2) Persamaan diferensial Pada getaran dipakasa getaran bukan disebabkan oleh beban luar atau gerakan tanah akibat gempa tetapi adanya nilai awal (initial conditions). Pada tipe getaran ini maka uo, P(t) = 0, maka persamaan diferensial untuk free vibration systems adalah a) Getaran dipaksa yang tidak diredam (undamped forced vibration) b) Getaran dipaksa yang diredam (damped forced vibration) b. Periode Getar (T), Frekuensi Sudut (ω), dan Frekuensi Alami Pada kondisi getaran bebas tanpa redaman (undamped free vibration systems) maka persamaan diferensial gerakannya adalah C. Prinsip Bangunan Geser (Shear Buildi ng) a) Pola goyangan yang pertama adalah bangunan yang bergoyang dengan dominasi geser (shear mode) atau pola goyangan geser. b) Pola goyangan yang kedua adalah pola goyangan bangunan yang didominasi oleh lentur (flexible mode). c) Pola goyangan yang ketiga adalah kombinasi diantara dua pola goyangan shear mode dengan flextural mode. Anggapan untuk hanya terdapat satu derajat kebebasan pada setiap tingkat : 1. Massa struktur dianggap terkonsentrasi pada setiap lantai tingkat. 2. Lantai-lantai tingkat dianggap sangat kaku dibanding dengan kolom-kolomnya karena balok-balok portal disatukan secara monolit oleh plat lantai 3. Simpangan massa dianggap tidak dipengaruhi oleh beban aksial kolom atau deformasi aksial kolom diabaikan. D. DINAMIK KARAKTERISTIK STRUKTUR BANGUNAN 1 Mas sa massa dari seluruh atau semua sistem strutur dari sebuah bangunan. Massa itu bisa dapat berupa massa dari struktur utama pada bangunan itu sendiri; : lantai, dinding, balok, kolom dan atap serat bisa juga dari massa struktur pendukung seperti kusen, jendela, tangga, pintu. Besarnya beban gempa sangat dipengaruhi oleh berat dari bangunan, oleh karena itu perlu dihitung berat dari masing-masing lantai bangunan. Matriks massa dalam sistem struktur : D. DINAMIK KARAKTERISTIK STRUKTUR BANGUNAN 2 Kekaku an gaya yang dapat disimpan oleh sistem struktur bila struktur tersebut diberi suatu perpindahan (gaya) baik itu perpendekan, perpanjangan, perputaran sudut, atau deformasi-deformasi lainnya. Kekakuan struktur yang dicapai dengan penyusunan elemen-elemen struktur, seperti : a. Bidang-bidang bangunan tersusun secara kaku (rigid) satu sama lain b.Bentuk tiga dimensi merupakan elemen penunjang utama pada kekakuan stuktur unit box (box system); c. Material plat datar dibuat monolit (solid) atau sistem rangka yang terisi bidang-bidang yang D. DINAMIK KARAKTERISTIK STRUKTUR BANGUNAN 3 Reda man peristiwa pelepasan energi (energy dissipation) oleh struktur akibat adanya berbagai macam sebab. Terdapat dua jenis redaman yang dapat digunakan digunakan untuk menformulasikan redaman struktur, yaitu : redaman viskos (Viscous Damping) dan redaman kekakuan kompleks (Complex Stiffness Damping). Nilai redaman pada struktur akan berpengaruh pada bagaimana struktur menyerap energi yang bekerja pada struktur. Hal ini ditunjukan oleh simpangan yang terjadi pada struktur tersebut. Semakin kecil redaman struktur, semakin besar simpangan yang terjadi E. TUNED MASS DAMPER (TMD) Tuned Mass Damper (TMD) adalah sebuah alat yang terdiri dari massa, pegas dan peredam (damper) yang diletakan pada sebuah struktur dengan tujuan untuk mengurangi respon dinamik struktur atau untuk mengurangi amplitudo getaran struktur dan mekanikal pada bangunan dan sistem mekanik. Konsep TMD pertama kali diteliti oleh Frahm pada tahun 1909, yang kemudian konsep ini dikembangkan oleh Profesor Emeritus Jacob Den Hartog pada bukunya Mechanical Vibrations (1940:96) (Kourakis, 2005:23 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku struktur yang menggunakan TMD adalah penempatan TMD, persentase massa TMD, jumlah TMD yang ditempatkan pada Secara umum TMD mampu mereduksi respon struktur seperti deformasi dan gaya dalam (gaya geser dan E. TUNED MASS DAMPER (TMD) Dalam bagian ini konsep dari TMD di ilustrasikan menggunakan dua sistem masa ditunjukan dalam Gambar F. PRINSIP KERJA TMD ketika suatu struktur bergetar sesuai natural frekuensinya, Frekuensi peredam akan diselaraskan dengan frekuensi struktur utama, maka peredam akan beresonansi terhadap perubahan struktur. Inertia Force peredam itu akan mendisipasikan energi pada strukutur tersebut. Massa dari peredam akan mendistribusikan Inertia Force pada struktur tersebut dalam arah yang berbeda denga pergerakan struktur itu sendiri dengan demikian mengurangi goyangan struktur tersebut. 1. Sistem TMD Pasif a. Sistem TMD Translational b. Sistem Pendulum TMD (PTMD) 2. Sistem TMD Aktif F. PRINSIP KERJA TMD 1. Sistem TMD Pasif bangunan dimodelkan SDOF dengan massa m, konstanta redaman c, dan konstanta pegas k, yang masing-masing memperesentasikan massa, redaman dan kekakuan ragam pertama dari bangunan itu, f(t) memperesentasikan pengaruh luar, misalnya gaya angin, kd, cd dan md masing-masing memperesentasikan kekakuan, redaman dan massa yang berhubungan Faktor faktor yang mempengaryhi kinerja TMD d md m cd d 2 m d d dopt opt 3 81 1 1 F. PRINSIP KERJA TMD a. Sistem TMD Translational TMD Translational dapat berupa sistem searah atau dua arah. Dalam sistem searah gerakan massa TMD dibatasi untuk satu arah, sering dengan menempatkan massa pada satu set rel atau bantalan rol, seperti digambarkan b. Sistem PTMD Sebuah faktor pendorong utama untuk menggunakan sistem PTMD atas sistem TMD setara translasi adalah tidak adanya bantalan untuk mendukung massa TMD. berfokus pada optimalisasi parameter desain PTMD F. PRINSIP KERJA TMD 1. Sistem TMD AKtif sistem aktif menggunakan sensor untuk mengukur kondisi sistem dan menggunakan topologi kontrol loop tertutup. berisi aktuator yang mendorong gerakan baik massa TMD atau massa tambahan terhubung dengan massa TMD. Dengan aktif mengendalikan gerak massa eksternal, ATMD dapat mengendalikan kekuatan yang diberikan pada struktur. G. Bangunan yang Mengaplikasikan TMD 1. Citicorp Centre , New York Citicrop Centre , New York 2. John Hancock Tower , Boston 3. CN Tower, Toronto 4. Chiba Port Tower , Jepang 5. Taipei 101 , Taiwan 6. Burj Khalifa G. Kelebihan dan Kekurangan TMD 1. Kelebihan Tuned Mass Damper a.Sistem alat ini tidak bergantung pada sumber daya eksternal untuk mengoperasikan keseluruhan sistem. b.Alat ini mampu merespon gempa meskipun dalam level yang kecil. c.Peralatan dan komponen pada sistem alat ini dapat disesuaikan dengan bangunan yang akan dipasang TMD. d.Dapat juga digunakan untuk meningkatkan sistem struktur. e.Perawatan yang lebih mudah dibanding peredam lain. f.Pemasangan alat mampu menghemat biaya pengelolaan struktur bangunan. 2.Kekurangan Tuned Mass Damper a.Massa yang besar sehingga membutuhkan tempat yang cukup luas dalam penempatannya. b.Tingkat efektivitas dibatasi oleh berat maksimum yang dapat ditempatkan secara praktis di bagian atas dari suatu struktur. c.Tingkat efektivitas tergantung pada keakuratan proses tuningnya, namun Thank You Insert the Sub Title of Your Presentation