JIT & Supply chain management

advertisement

JIT & Supply chain management

Chyntia

Gabriella G. Lasut

history

• Just-in-Time atau disingkat JIT adalah sebuah filosofi manajemen yang berakar di Jepang dan pertama kali muncul pada dekade 1970-an di industri manufaktur

Jepang. Untuk pertama kalinya, JIT dikembangkan dan disempurnakan oleh Toyota Motor Manufacturing oleh

Taiichi Ohno. Karena jasanya mengembangkan konsep

JIT, Taiichi Ohno dijuluki the Father of Just-in-Time. Ide utama JIT adalah menyediakan produk yang diminta pelanggan dengan waktu tunggu sependek mungkin.

Artinya, produk diproduksi berdasarkan permintaan pasar dalam waktu sesingkat mungkin.

JIT/Sistem Produksi Tepat Waktu

suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya

(baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu.

Tujuan

untuk menghindari terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam produksi

(overproduction), persediaan yang berlebihan

(excess Inventory) dan juga pemborosan dalam waktu penungguan (waiting).

7 jenis pemborosan

• Waste of Transportation (Pemindahan/Transportasi)

• Waste of Inventory (Inventori)

• Waste of Motion (Gerakan)

• Waste of Waiting (Menunggu)

• Waste of Overprocessing (Proses yang berlebihan)

• Waste of Overproduction (Produksi yang berlebihan)

• Waste of Defects (Cacat / Kerusakan)

Just in Time merupakan filosofi yang berpusat pada pengurangan biaya melalui peniadaan

persediaan.

Aspek pokok dalam konsep JIT

• Mengeliminasi semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa. Aktivitas yang tidak bernilai tambah akan meningkatkan biaya (pemakaian sumber-sumber ekonomi) yang tidak perlu.

• Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan kualitas yang lebih tinggi.

• Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan dalam meningkatkan efisiensi kegiatan.

• Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah.

Manfaat

kelebihan

• Tingkat Persediaan atau Stock Level yang rendah sehingga menghemat tempat penyimpanan dan biaya-biaya terkait seperti biaya sewa tempat dan biaya asuransi.

• Bahan-bahan produksi hanya diperoleh saat diperlukan saja sehingga hanya memerlukan modal kerja yang rendah.

• Dengan Tingkat persedian yang rendah, kemungkinan terjadinya pemborosan akibat produk yang ketinggalan zaman, lewat kadaluarsa dan rusak atau usang akan menjadi semakin rendah.

• Menghindari penumpukan produk jadi yang tidak terjual akibat perubahan mendadak dalam permintaan.

• Memerlukan penekanan pada kualitas bahan-bahan produksi yang dipasok oleh Supplier (Pemasok) sehingga dapat mengurangi waktu pemeriksaan dan pengerjaan ulang.

kekurangan

• Si stem Produksi Just In Time tidak memiliki toleransi terhadap kesalahan atau “Zero Tolerance for mistakes” sehingga akan sangat sulit untuk melakukan perbaikan/pengerjaan ulang pada bahan-bahan produksi ataupun produk jadi yang mengalami kecacatan. Hal ini dikarenakan tingkat persediaan bahan-bahan produksi dan produk jadi yang sangat minimum.

• Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Pemasok baik dalam kualitas maupun ketepatan pengiriman yang pada umumnya diluar lingkup perusahaan manufakturing yang bersangkutan. Keterlambatan pengiriman oleh satu pemasok akan mengakibatkan terhambatnya semua jadwal produksi yang telah direncanakan.

• Biaya Transaksi akan relatif tinggi akibat frekuensi Transaksi yang tinggi.

• Perusahaan Manufaktring yang bersangkutan akan sulit untuk memenuhi permintaan yang mendadak tinggi karena pada kenyataannya tidak ada produk jadi yang lebih.

Download