Uploaded by Syifa Luthfiyani

Self Awareness fix

advertisement

Self Awareness

Should We Share Our Problem with Others ?

Istilah curhat memang sudah nggak asing lagi di masyarakat kita. Terutama buat cewe yang “mostly lebih banyak ngobrol dari pada cowo” dari curhat tentang pacar , pendidikan , keluarga etc. Dari yang penting banget sampe yang nggak terlalu penting juga kadang gak ketinggalan untuk jadi bahasan kalo memang ada waktunya.

Menurut kalian sebenernya perlu nggak sih curhat itu ?

Kalo gue sendiri, depending on whom I talk to. Tapi kebanyakan gue pendem sendiri sih (hehe) karena awalnya gue pikir gue kan punya Tuhan , kenapa mesti curhat ke orangorang yg belum tentu bisa bantu ? Gue nggak sadar kalo yaa okelah itu bener tapi kan God gak mungkin directly answer us beda kalo manusia yang bisa langsung ngrespons kita. sampe suatu hari salah satu temen gue ada yang ngasih tau gue kalo curhat sekali-kali itu perlu biar sedikit ngurangi beban di pikiran (is That right?)

Well, That’s right according to most people say dengan catatan kita curhat di orang yang tepat. Alasan gue jarang curhat juga karena susah nyari orang yg kaya gitu. Kecuali mama yang selalu siap buat jadi pendengar setia (of course Mom is the best )

Orang yang tepat di konteks ini gue definisikan sebagai orang yang bener-bener mau mendengarkan kita, They know how to show Their sympathy and help Us to solve the problem, bukan malah menyaingi cerita kita dengar cerita-cerita mereka . Instead of mengurangi beban pikiran kita itu malah nambahin badmood (unfortunately That’s what mostly happen).

One day, ada salah satu temenku yang kelihatannya lagi butuh temen ngobrol. It seems like dia lagi punya problem gitu. Dia bilang kalo mau cerita ke gue tapi dia malah ngejoke. Cause I thought it might be a serious problem , so I asked him to tell me and then he did.

Bla bla bla...

Aaannnd.. apparently ceritanya itu sama kaya cerita gue malah kalo bandingkan satu sama lain he’s luckier than me karena dia masih punya kesempatan sedangkan gue nggak sama sekali because I just knew what truly happened after loooong time passed .

Reflexively keinginan gue untuk berkata “kamu masih mending, dari pada aku . . . . .” pun muncul. Beruntung , belum sempet action gue sadar duluan kalo this’s not the thing he wanna listen to. Obviously NOT , dia curhat buat didengerin. Kalo gue gak bisa bantu ngesolve problemnya setidaknya gue harus bersimpati dan support dia (which is must be happened , actually). So finally , I didn’t do it eventhough I wanted to.

Emang gak mudah buat kita belajar menekan ego yang kadang berontak. Tapi kalo tidak dilakukan , itu akan semakin menjadi. Toh lama kelamaan kita akan terbiasa (I think)

Gue selalu berusaha ngechallenge diri gue sendiri buat nggak nglakuin hal-hal yang gue sendiri gak suka kalo misalnya itu dilakuin oleh orang lain ke gue. Walaupun awalnya pikiran sama hati gue selalu perdebat tapi mereka akhirnya bertemu pada pertanyaanpertanyaan yg bikin gue sukses di challenge itu.

Kaya “if you don’t like to be hurt, why do you hurt others ? if you don’t like people do something to you, why do you do it to them ?” toh katanya apa yang kita lakuin itu akan berbalik pada diri kita sendiri. Terlepas dari memikirkan apakah kita akan mendapat perlakuan yg sama atau tidak nantinya, we don’t need to regret the good thing we’ve done right ?

Gue gak suka kalo pas curhat ke seseorang, orang itu malah nyaingin cerita gue sama cerita-cerita dia sendiri. Karena itu sama sekali gak bakal bantu gue, justru sebaliknya.That’s why gue juga gak mau lakuin itu ke seserang yang curhat ke gue.

Itu juga berlaku untuk kasus-kasus yang lain like If U don’t like people say bad things about you , so just don’t do it to them.

I don’t know gue berfikir kalo semua orang aware tentang ini pasti interaksi kita akan lebih baik karena semua saling memperbaiki diri masing-masing . Karena ternyata menasihati orang itu lebih mudah dari pada ngasih tau diri sendiri. So I think it’ll be more optimal kalo kita sadar dari diri kita sendiri, karena biasanya nasehat itu sedikit yang bisa kita terapkan.

Mungkin karena ada arrogance bersembunyi di dalam diri kita yang cenderung milih subjek mana yang mau kita dengerin omongannya , jadi kalo yang ngomong orang biasa which is we think oohh they’re not better than me nasihat itu bakalan masuk kuping kanan keluar kuping kiri wuussshh tanpa transit apa lagi stay dalam pikiran dan hati kita.

Gue jadi inget sama salah satu quotenya Leo Tolstoy “semua orang berpikir untuk mengubah dunia.Tapi tak satupun berpikir untuk mengubah dirinya sendiri”

Well , sekian dulu cerita kali ini semoga bermanfaat...

Download