Uploaded by isnainidianti

Ancaman Bidang Budaya

advertisement
Ancaman Bidang Budaya
1 Desember 2018 22:05 Diperbarui: 1 Desember 2018 22:09 2153 0 0
Malaysia Klaim Tari Pendet Bali
Analisa kasus
Tari pendet dari Bali merupakan salah satu dari kebudayaan khas Nusantara yang menjadi
Identitas bangsa Indonesia.Tari Pendet sudah menjadi tarian upacara keagamaan di Bali selama
ratusan tahun dan kini telah menjadi tarian selamat datang khas Bali.
Kasus pengklaiman budaya sudah tidak terdengar asing lagi. Berita-berita yang memuat
berbagai kasus pengklaiman sudah banyak dipublikasikan. Mulai dari pengklaiman budaya,
makanan, bahkan lagu daerah. Dari kumpulan berita mengenai kasus pengklaiman ini, pelakunya
kebanyakan adalah negara tetangga Indonesia, yaitu negara Malaysia. Kasus ini membahas
tentang pengklaiman tari Pendet dari Bali. Ini terjadi karena Malaysia memasang Tari Pendet
dalam iklan visit year. Dalam berita tersebut, Malaysia tidak hanya mengklaim tari Pendet saja,
Malaysia juga pernah ketahuan mengklaim Angklung, Reog Ponorogo, Batik, Hombo Batu, dan
Tari Folaya. Analisis kasus ini selebihnya akan membahas mengenai kebudayaan khas secara
menyeluruh (tidak hanya tari Pendet dari Bali).
Sebenarnya, mengapa bangsa Indonesia sering kehilangan budaya khasnya? Hal ini terjadi
karena kita Bangsa Indonesia, memiliki budaya yang bagus, namun tidak ada yang menjaga,
melindungi, dan melestarikannya, hanya dibiarkan begitu saja. Banyak budaya Indonesia yang
satu -- satunya di seluruh dunia. Dan ada banyak negara selain Indonesia yang sering melihatnya
dan tertarik, maka negara itu pasti ingin segera memilikinya apalagi tahu jika warga negara
Indonesia sendiri tidak menjaga budayanya. Lantas kita sebagai pemilik budaya apakah kita
tidak merasa kesal jika budaya kita diambil oleh negara lain ? Lantas salah siapa ? Apakah ini
salah negara yang telah mengambil budaya kita? Bukan ! Ini sepenuhnya adalah salah kita
sebagai warga negara Indonesia yang tidak memperdulikan budayanya sendiri.
Salah kita sebagai generasi muda tidak memeluk erat budaya khasnya. Generasi muda era
globalisasi sibuk mencari berita idol luar negeri. Program TV sibuk menayangkan drama-drama
luar negeri (India, Turki, Korea, Thailand, Tiongkok, Jepang). Jika ada acara ulang tahun saluran
TV, mereka mengundang tamu spesial nan terkenal dari luar negeri.
Kita paham, pemerintah sibuk mengurus prokernya yang banyak dan sangat sayang jika
ditinggalkan. Kemungkinan juga pemerintah sempat melirik dan mengurus pengklaiman. Namun
menurut kita, tindakan pemerintah serba lambat. Mereka mengurusnya jika hanya kasus
pengklaiman telah dipublikasikan. Dalam hal ini, yang dikhawatirkan adalah generasi muda.
Kenapa hanya generasi muda yang dikhawatirkan? Karena generasi muda adalah agen perubahan
negara untuk ke depannya. Kalau bukan kita, siapa lagi?
Jika kita kehilangan budaya dan ciri khasnya, apalah daya bangsa kita. Kita sebagai manusia saja
memiliki ciri khas sendiri. Kalau ciri khas kita hilang, nanti kita bukan lagi menjadi diri kita
sendiri.
Bagaimana jika negara kita kehilangan ciri khasnya? Tentunya bukan lagi dikenal sebagai
bangsa Indonesia. Orang-orang di luar negara Indonesia mungkin akan sulit mendeskripsikan
negara kita. Jika ada ciri khasnya, mungkin jika orang luar negeri membicarakan negara kita
pasti langsung mengetahuinya.
Download