JIPI Vol. 1 No. 1, November 2017. 69 - 84 e-ISSN : 2598-067x DAMPAK FREE CASH FLOW, KOMITE AUDIT, DAN PENGUNGKAPAN OTHER COMPREHENSIVE INCOME TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN Dini Fitrianti (dinifitrianti17@yahoo.co.id) Muhammad Yusuf (moch.yusuf@ibs.ac.id) Indonesia Banking School JMV. Mulyadi (mulyadijmv@gmail.com) Universitas Pancasila ABSTRACT This study aims to investigate the influence of free cash flow, audit commite and other omprehensive income dislosure to profit management in mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2012 – 2016. This study uses quantitative data that have been published in the Indonesia Stock Exchange (BEI). The samples used in this study were 65, including 13 companies that met the study criteria, as this study using purposive sampling method in sample selection. While the method of data analysis using panel data regression techniques with Eviews 7.0 application. The result of tests performed by using fixed effect model. Results in partial test (t test) obtained that audit commite effect on earnings management while the free cash flow and other comprehensive income disclosure has no effect on earnings management. Where the error rate used is 5 % or 0.05 at significant level of 95%. Keywords: free cash flow, audit commite, other comprehensive income disclosure, earnings management ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh free cash flow, komite audit, pengungkapan other comprehensive income terhadap manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 – 2016. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dimana sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 65 yang terdiri dari 13 perusahan yang memenuhi kriteria penelitian, karena penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam pemilihan sampel. Sedangkan metode analisis data menggunakan teknik regresi data panel dengan bantuan aplikasi Eviews 7.0. Hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan fixed effect model. Hasil secara uji parsial (uji t) diperoleh free cash flow berpengaruh terhadap manajemen laba sedangkan komite audit dan penungkapan other comprehensive income tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Dimana tingkat kesalahan yang digunakan adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikan 95%. Kata kunci: arus kas bebas, komite audit, pengungkapan pendapatan komprehensif, manajemen laba 1. Pendahuluan Laporan keuangan merupakan gambaran dari kinerja perusahaan. Salah satu elemen dalam laporan keuangan yang menjadi ukuran kinerja manajemen suatu perusahaan adalah laba. Selain itu informasi laba juga digunakan oleh investor atau pihak lain yang berkepentingan sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat pengembalian dan indikator untuk kenaikan kemakmuran (Ghozali dan Chariri, 2007:350). Perhatian investor yang seringkali hanya terpusat pada laba membuatnya tidak memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi laba tersebut (Beattie et al., 1994; Sandra & Kusuma, 2004; Harahap, 2004). Hal ini mendorong manajer untuk melakukan manajemen laba atau manipulasi atas laba (Assih & Gudono, 2000; Sandra & Kusuma, 2004). Keadaan yang seperti ini dikenal dengan asimetri informasi (Richardson, 1998 dalam Wardhana, 2009). Asimetri informasi yang terjadi antara pihak manajemen (Agen) dengan pemilik (Prinsipal) memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis, yaitu demi memperoleh keuntungan pribadi (Ujiyanto, 2007). Mereka juga dapat menetapkan kebijakan akuntansi yang secara alamiah diharapkan dapat memaksimumkan utilitas mereka serta nilai pasar perusahaan. Inilah yang disebut dengan earnings management menurut Scott (2000) dalam (Rahmawati dkk, 2006). Sedangkan menurut Healy dan Wahlen (1999) dalam (Belkaoui, 2007) manajemen laba terjadi ketika para manajer menggunakan pertimbangan mereka dalam pelaporan keuangan dan struktur transaksi untuk mengubah laporan keuangan. Ketika manajemen tidak berhasil dalam mencapai target labanya, maka manajemen akan melakukan modifikasi dalam pelaporannya dengan cara memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat menunjukkan pencapaian laba yang lebih baik agar memperlihatkan kinerja perusahaan yang baik. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi manajemen laba dalam perusahaan adalah kebijakan free cash flow (arus kas bebas), komite audit dan pengungkapan other comprehensive income. Arus kas bebas adalah sisa arus kas yang didapat dari sisa operasional perusahaan setelah perusahaan membayar semua kewajiban dan melakukan investasi. Masalah keagenan muncul ketika principal (pemegang saham) menginginkan arus kas bebas dibagikan untuk memaksimalkan atau menyeimbangkan pendapatan saham dalam bentuk investasi yang menguntungkan (Jensen, 1986:137). White et al. (2003:68) mengungkapkan bahwa semakin besar free cash flow yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia untuk pertumbuhan, pembayaran hutang, dan deviden. Free cash flow merupakan determinan penting dalam penentuan nilai perusahaan, sehingga manajer perusahaan lebih terfokus pada usaha untuk meningkatkan free cash flow (Sawir, 2004: 94). Perilaku manajer yang melakukan manajemen laba dapat diminimalisir dengan menerapkan good corporate governance. Sehingga good corporate governance merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi manajemen laba. Salah satu komponen good corporate governance yaitu komite audit. Sehubungan dengan hal tersebut, Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengeluarkan peraturan No.: Kep 339/BEJ/07 2001 pada tanggal 1 Juli 2001 tentang pembentukan komisaris independen, komite audit, dan sekretaris dewan bagi perusahaan publik yang terdaftar. Peraturan tersebut mewajibkan perusahaan tercatat memiliki komite audit. Keputusan ketua BAPEPAM No. Kep 29/PM/2004 mendukung dengan menyatakan bahwa komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. Keberadaan komite audit sangat diperlukan dan merupakan suatu kewajiban baik bagi perusahaan yang go publik maupun pada perusahaan dalam bentuk usaha BUMN (Sawyer et al, 2005 ; Bapepam, 2003). Selanjutnya Sawyer et al (2005) menyatakan bahwa dewan komisaris telah meningkatkan pengakuan terhadap nilai komite audit sebagai instrumen pengendalian dan sebagai alat untuk memperbaiki kualitas praktik pelaporan keuangan. Faktor lain yang mempengaruhi manajemen laba adalah pengungkapan other comprehensive income. Dampak dari adopsi IFRS terhadap laporan keuangan salah satunya adalah munculnya perkiraan other comprehensive income (OCI). Standar Akuntansi No 3, yang mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar harus mengungkapkan "pendapatan komprehensif lain" dan "pendapatan komprehensif" item di bawah item dari "laba per saham" dalam laporan laba rugi. "Pendapatan komprehensif lain" terutama mencerminkan laba bersih perusahaan dan kerugian setelah dikurangi pajak penghasilan yang tidak JIPI Vol. 1 No.3, November 2017. - 70 - dikonfirmasi dalam laporan laba rugi ketentuan sesuai dengan pendapatan komprehensif lain. Pengungkapan OCI diharapkan dapat menurunkan tingkat asimetri informasi antara agen dan principal yang merupakan akar masalah dari teori keagenan. Berikut ini pergerakan rata-rata manajemen laba perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014 yang digambarkan dalam bentuk gambar. Gambar 1. Pergerakan Rata- Rata Manajemen Laba perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014 Sumber : Penelitian Arti, 2016. Berdasarkan grafik 1.1. diatas menunjukkan bahwa arus kas bebas (FCF), kebijakan dividen (DPR) dan leverage (LEV) pergerakannya lebih cenderung bergerak naik turun. Berdasarkan grafik tersebut beberapa penelitian telah dilakukan oleh para peneliti dan terdapat perbedaan hasil penelitian (research gap). Beberapa penelitian sebelumnya yaitu penelitian Agustia (2013) yang menganalisis faktor good corporate governance, free cash flow, dan leverage terhadap manajemen laba. Hasil penelitian tersebut adalah bahwa good corporate governance (GCG) tidak berpengaruh terhadap praktek manajemen laba, free cash flow berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba, leverage ratio berpengaruh terhadap earnings management. Berbeda dengan penelitian Antasari (2014) yang hasil penelitiannya menyatakan bahwa aliran kas bebas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian lain yang dilakukan oleh Zuhri (2010) menyatakan bahwa komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan penelitian Oktaviana (2013) menghasilkan komite audit terbukti berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian Lin dan Rong (2012) menyatakan bahwa pengungkapan other comprehensive income memiliki hubungan negatif dengan manajemen laba, dengan kata lain adanya pengungkapan other comprehensive income pada laporan laba rugi membatasi ruang manajemen untuk melakukan praktik manajemen laba. Sedangkan penelitian Tetuko (2012) menemukan bahwa pengungkapan other comprehensive income tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. 2. Telaah Teori dan Pengembangan Hipotesis Teori keagenan lahir sebagai akibat adanya pemisahan fungsi dalam organisasi sebagaimana terlihat pada konsep entity theory, yaitu teori yang menganggap entitas merupakan sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang menanamkan modal dalam perusahaan. Teori keagenan merupakan sebuah teori yang menjelaskan tentang hubungan antara principal dan agent, yang dimaksud dengan principal adalah pemilik perusahaan atau pemegang saham, sedangkan agent adalah manajer perusahaan. Kegiatan manajemen JIPI Vol. 1 No.3, November 2017. - 71 - laba yang muncul pada laporan keuangan merupakan salah satu contoh penyimpangan pelaporan yang dilakukan pihak keagenan guna pemenuhan tujuan pribadi seperti memaksimumkan utilitasnya (Wahyu, 2013). Ujiyantho dan Pramuka (2007) menyatakan bahwa hubungan antara investor dan manajer yang seperti ini dapat menyebabkan suatu kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information). Kondisi ini terjadi karena manajer memiliki informasi yang lebih banyak mengenai perusahaan secara keseluruhan dibandingkan dengan informasi yang diterima oleh investor sehingga hal itu akan mendorong perilaku manajer untuk menyembunyikan beberapa informasi dari investor. Teori keagenan mengakui adanya dua jenis hubungan keagenan dalam penyusunan manajemen korporasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Hubungan keagenan ekuitas (equity agency relationship), di mana potensi konflik terletak antara pemegang saham dan manajemen. Gambar 2. Hubungan Keagenan antara Agent - Principals b. Hubungan keagenan utang (debt agency relationship), di mana potensi konflik antara manajemen dan pemegang obligasi. Gambar 3. Hubungan Keagenan antara Agent – Pemegang Obligasi Scott (2000) menyatakan bahwa “earnings management is the choice by a manager of accounting policies so as to achive some specific objective”. Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukkan bahwa manajemen laba merupakan pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer untuk berbagai tujuan spesifik. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur manajemen laba, namun dalam penelitian ini manajemen laba diukur dengan menggunakan proksi berdasarkan rasio akrual modal kerja dengan JIPI Vol. 1 No.3, November 2017. - 72 - penjualan yang disebut sebagai model spesifik akrual (Utami, 2005) seperti dalam rumus berikut : Manajemen Laba (ML) = Akrual Modal Kerja (t) Penjualan Periode (t) = = = = = Manajemen Laba Δ AL- Δ HL- Δ Kas Perubahan aktiva lancar pada periode t Perubahan hutang lancar pada periode t Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t Keterangan : ML Akrual Modal Kerja Δ AL Δ HL Δ Kas Menurut PSAK No.2 (2002 :5) arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Menurut PSAK No.2 (2002:9) laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan sebagai berikut : Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan. Menurut Jensen (1986) mendefinisikan free cash flow adalah aliran kas yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek yang menghasilkan net present value (NPV) positif yang didiskontokan pada tingkat biaya modal yang relevan. Arti sederhana dan singkat arus kas bebas adalah sisa perhitungan arus kas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan di akhir suatu periode keuangan (kuartalan atau tahunan) setelah membayar gaji, biaya produksi, tagihan, cicilan hutang berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital expenditure) untuk pengembangan usaha (Septiarti, 2016). Semakin besar arus kas bebas yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia untuk pertumbuhan, pembayaran hutang, dan dividen (Bakkrudin, 2010). Adapun rumus Free Cash Flow menurut penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Bakkrudin Zuhri dan (2010) yaitu sebagai berikut: FCF = CFO – Net Capital Expenditure – Net Borrowing Keterangan : FCF Net Capital Expenditure Net Borrowing AL HL PPE = Free Cash Flow (Arus Kas Bebas) = diperoleh dari perubahan modal kerja = (WCt – WCt-1) = (ALt – HLt) – (ALt-1 – HLt-1) = PPEt – PPEt-1 = Aktiva lancar = Hutang lancar = Aktiva tetap Menurut Komite Nasional Kebijakan corporate governance (KNKG, 2002) komite audit adalah suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota dewan komisaris dan dapat meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan komite audit. Bursa Efek Indonesia melalui Kep. Direksi BEJ No. Kep-315/BEJ/06/2000 menyatakan bahwa komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris perusahaan, yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris, yang bertugas untuk membantu melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam pengelolaan perusahaan. Di dalam pelaksanaan tugasnya komite menyediakan komunikasi formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal dan auditor internal (Bradbury et al. 2004). Proses audit internal dan eksternal yang baik akan meningkatkan JIPI Vol. 1 No.3, November 2017. - 73 - akurasi laporan keuangan dan kemudian meningkatkan kepercayaan terhadap laporan keuangan (Anderson et al. 2003). Struktur komite audit di Indonesia diatur dalam Keputusan Menteri Nomor 117 tahun 2002 untuk perusahaan BUMN dan untuk perusahaan publik diatur dalam Keputusan BEJ dan Peraturan Bapepam yang relevan. Tujuan penerapan PSAK menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011:01) adalah untuk menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum yang selanjutnya disebut laporan keuangan agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keungan entitas lain. Pelaporan laba komprehensif adalah pelaporan yang digunakan untuk menyajikan secara total keseluruhan komponen dalam pelaporan ekuitas. Pendapatan komprehensif lain (Other Comprehensive Income) adalah total penghasilan dikurangi beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi sebagaimana yang disyaratkan dalam SAK lainnya. Perubahan tersebut muncul dengan direvisinya PSAK 1 (Revisi 2009). Perusahaan wajib menyajikan dan mengungkapkan other comprehensive income (OCI) dalam laporan laba ruginya baik secara langsung dalam laba rugi maupun terpisah serta dalam catatan atas laporan keuangan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Lin dan Rong (2011) rasio other comprehensive income diukur dengan cara other comprehensive income dibagi dengan all comprehensive income. Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu NO Judul Penelitian, Nama Peneliti, Tahun 1 Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow , dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Tekstil di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011, Dian Agustia, 2013. Metode Penelitian Hasil Penelitian X1:Good Corporate Governance X2: Free Cash Flow X3: Leverage Y: Manajemen Laba JenisPenelitian: Penelitian Kuantitatif Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression) Good Corporate Governance tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan Leverage berpengaruh, Free Cash Flow berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. 2 Pengaruh Struktur Kepemilikan, dan Aliran Kas Bebas berpengaruh terhadap manajemen laba. Bebas Terhadap Y: Manajemen Laba Manajemen Laba Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif Tahun 2010-2013, Erma Antasari, 2014. Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression) 3 Pengaruh Arus Kas Bebas dan Komite Audit X1: Arus Kas Bebas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan X2: Komite Audit Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006- Y: Manajemen Laba 2009, Akhmad Bakkrudin Zuhri, 2010. Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif 4 Pengaruh Arus Kas Bebas, Ukuran KAP, Spesialisasi Industri KAP, Audit Tenur dan Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011, Fransiska Dian Permatasari Kono, 2013 Arus kas bebas (Free Cash Flow) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba dengan arah negatif dan komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Alat Analisis: Regresi linier berganda X1: Arus Kas Bebas X2: Ukuran KAP X3: Spesialisasi Industri KAP X4: Audit Tenur X5: Independensi Auditor Y: Manajemen Laba Arus kas bebas yang berpengaruh negatif sedangkan ukuran KAP, spesialisasi industri KAP, audit tenur dan independensi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression) 5 Pengaruh Arus Kas Bebas, Perubahan Tarif PPh Badan, Kecakapan Manajerial Perusahaan, Konsentrasi Kepemilikan Perusahaan dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate & Property di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012, Weni Vera Oktaviana, 2013. X1: Arus Kas Bebas X2: Perubahan Tarif PPh Badan X3: Kecakapan Manajerial Perusahaan X4: Konsentrasi Kepemilikan Perusahaan X5: Aktivitas Komite Audit Y: Manajemen Laba Arus kas bebas, konsentrasi kepemilikan perusahaan, dan komite audit terbukti berpengaruh terhadap manajemen laba. Sementara perubahan tarif PPh badan dan kecakapan manajerial perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression) JIPI Vol. 1 No.3, November 2017. - 74 - NO Judul Penelitian, Nama Peneliti, Tahun 61 Analisis Pengaruh Kebijakan DividenGovernance, dan Ukuran Pengaruh Faktor Good Corporate Perusahaan Terhadap Laba Pada Free Cash Flow , danManajemen Leverage Terhadap Perusahaan di Bursa Efek Indonesia ManajemenManufaktur Laba Pada Perusahaan Tekstil di Tahun 2009-2013, Tria Inggid Fahrunisyah, Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011, Dian Agustia, 2013. 2014. Metode Penelitian Hasil Penelitian X1: Kebijakan Dividen X1:Good Corporate Governance X2: Ukuran Perusahaan Free Cash Flow Y: Manajemen X3: Leverage Laba Y: Manajemen Laba JenisPenelitian: Jenis Penelitian:Penelitian PenelitianKuantitatif Kuantitatif Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression) Alat Analisis: Regresi linier berganda Bebas Y: Manajemen Laba X1: Kebijakan Dividen Kebijakan dividenGovernance dan ukuran tidak Good Corporate perusahaan secara positif berpengaruhberpengaruh signifikan terhadap terhadap manajemen laba. Leverage manajemen laba, sedangkan berpengaruh, Free Cash Flow berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Y: Manajemen Laba X1: Kebijakan Dividen X2: JenisCorporate Penelitian:Governance Penelitian Kuantitatif X3: Leverage X4: AlatProfitabilitas Analisis: Regresi linier berganda Y: Laba X1:Manajemen Arus Kas Bebas terhadap manajemen laba dengan arah Kepemilikan manajerial, proporsi dewan negatif dan komite audit tidak memiliki komisaris independen, leverage dan pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas tidak berpengaruh signifikan manajemen laba. terhadap manajemen laba. Sedangkan kebijakan dividen berpengaruh negatif Arus kas bebas yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap sedangkan ukuran KAP,manajemen spesialisasilaba. 2 Pengaruh Struktur Kepemilikan, dan Aliran Kas Bebas Terhadap 7 Pengaruh Kebijakan Dividen dan Good ManajemenGovernance Laba Pada Terhadap Perusahaan Sektor Aneka X2: Good Corporate Governance Corporate Manajemen Industri yang terdaftar diYang Bursa Efek Indonesia Penelitian: Laba Penelitian Kuantitatif Laba Pada Perusahaan Terdaftar di Bursa Jenis Y: Manajemen TahunIndonesia 2010-2013, Erma Antasari, I2014. Efek Tahun 2005-2009, Gusti Ayu Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression) Made Asri Dwija Putri, 2010. Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif 3 Pengaruh Arus Kas Bebas dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 20068 Pengaruh Mekanisme Corporate 2009, Akhmad Bakkrudin Zuhri, Governance, 2010. Leverage, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Periode Virgyana 4 Indonesia Pengaruh Arus Kas2007-2011, Bebas, Ukuran KAP,Septiani, 2013. Spesialisasi Industri KAP, Audit Tenur dan Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011, Fransiska Dian Permatasari Kono, 2013 9 Pengaruh Corporate Governance, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013, Muhammad 5 Ardiyansyah, Pengaruh Arus2014. Kas Bebas, Perubahan Tarif PPh Badan, Kecakapan Manajerial Perusahaan, Konsentrasi Kepemilikan Perusahaan dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan 10 Corporate dan Real EstateGovernance, & Property Ukuran di BursaPerusahaan Efek Indonesia Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Tahun 2010-2012, Weni Vera Oktaviana, 2013. Perusahaan Manufaktur Periode 2006-2009, Robert Jao, 2010. berpengaruh terhadap manajemen laba. Kebijakan dividen berpengaruh secara statistis signifikan terhadap manajemen laba, kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, dewan komisaris independen berpengaruh positif signifikan pada X1: Arus Kas Bebas Arus kas bebas (Free Cash Flow) Alat Analisis:Audit Regresi berganda (Multiple Regression) manajemen laba. yang signifikan X2: Komite memiliki pengaruh X2: Ukuran KAP Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif X3: Spesialisasi Industri KAP industri KAP, audit tenur dan X4: Audit Tenur independensi tidak berpengaruh terhadap Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression) manajemen laba. X5: Independensi Auditor Y: Manajemen Laba X1: Corporate Governance Kepemilikan institusional, kepemilikan X2: manajerial, komite audit dan leverage JenisLeverage Penelitian: Penelitian Kuantitatif X3: Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen Y: Manajemen Laba berganda (Multiple Regression) laba. sedangkan variabel komisaris Alat Analisis: Regresi independen, dewan direksi dan return on Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif assets berpengaruh pada manajemen X1: Arus Kas Bebas Arus kas bebas, konsentrasi kepemilikan laba. X2: Perubahan Tarif PPh Badan perusahaan, dan komite audit terbukti Alat Analisis: Regresi linier berganda (Multiple Linear berpengaruh terhadap manajemen laba. X3: Kecakapan Manajerial Perusahaan Regression) X4: Konsentrasi Kepemilikan Perusahaan Sementara perubahan tarif PPh badan X5: Aktivitas Komite Audit X1: Corporate Governance Y: Manajemen Laba X2: Ukuran Perusahaan X3: Leverage Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif Y: Manajemen Laba dan kecakapan manajerial perusahaan Corporate Governance melalui tidak berpengaruh terhadap manajemen kepemilikan manajerial, komposisi laba. dewan komisaris independen, dan jumlah pertemuan komite audit mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression) manajemen laba, Ukuran perusahaan Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif mempunyai hubungan negatif signifikan terhadap manajemen laba dan Leverage Alat Analisis: Regresi linier berganda (Multiple Linear tidak mempunyai pengaruh signifikan Regression) terhadap manajemen laba. 11 Impacts of Other Comprehensive X1: Pengungkapan Other Comprehensive Income Income Disclosure On Earnings Management, Lin Y: Manajemen Laba and Rong, 2011. Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif Pengungkapan Other Comprehensive Income berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Alat Analisis: Regresi linier multivariate (Multivariate Linear Regression) 12 Disclosure Quality And Earnings Management, Lobo and Zhou, 2001. X1: Kualitas pengungkapan Y: Manajemen Laba Pengungkapan informasi berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif Alat Analisis: Two-stage least squares (2SLS) 13 Pengaruh pengungkapan Other Comprehensive Income Terhadap Manjemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Publik di Indonesia), Tetuko, 2012. X1: Pengungkapan Other Comprehensive Income Y: Manajemen Laba Pengungkapan OCI tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif Alat Analisis: Ordinary least squares (OLS) JIPI Vol. 1 No.3, November 2017. - 75 - NO Judul Penelitian, Nama Peneliti, Tahun Metode Penelitian Hasil Penelitian 14 CorporateFaktor Governance, Firm Size, and Earning 1 Pengaruh Good Corporate Governance, Management: Free Cash Flow , dan Leverage Terhadap Evidence in Indonesia Exchange, Swastika, Manajemen Laba PadaStock Perusahaan Tekstil di 2013. Efek Indonesia Tahun 2007-2011, Dian Bursa Agustia, 2013. X1: Firm Size X1:Good Corporate Governance BoardCash of Director X2: Free Flow Board Independence X3: Leverage Y: Manajemen Laba JenisPenelitian: Penelitian Kuantitatif JenisAnalisis: Penelitian: Penelitian Kuantitatif Alat Regresi berganda (Multiple Regression) 2 Pengaruh Struktur Kepemilikan, dan Aliran Kas Bebas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Sektor Aneka yang terdaftar di Bursa Good Efek Indonesia 15 Industri Pengaruh Firm Size, Leverage, Corporate Tahun 2010-2013, Erma Antasari, 2014.Earning Governance, dan Profitabilitas Terhadap Bebas Alat Analisis: Regresi linier berganda (Multiple Linear berpengaruh terhadap manajemen laba. Y: Manajemen Laba Regression) Jenis Penelitian: X1: Firm Size Penelitian Kuantitatif X2: Leverage Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression) Management X3: Good Corporate Governance Pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar X4: Arus Profitabilitas 3 Pengaruh Arus Kas Bebas danyang Komite Audit di X1: Kas Bebas Bursa EfekManajemen Indonesia Tahun 2007-2011, Riko Y: Manajemen Laba Terhadap Laba Pada Perusahaan X2: Komite Audit Perdana, 2012. Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006- Y: Manajemen Laba Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif 2009, Akhmad Bakkrudin Zuhri, 2010. Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression) Alat Analisis: Regresi linier berganda 4 Pengaruh Arus Kas Bebas, Ukuran KAP, X1: Arus Kas Bebas Spesialisasi Industri KAP, Audit Tenur dan X2: Ukuran KAP Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba X3: Spesialisasi Industri KAP Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar X4: Audit Tenur Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011, X5: Independensi Auditor Fransiska Dian Permatasari Kono, 2013 Y: Manajemen Laba 3. Metode Penelitian Firm Size, Board of Director, Board Good Corporate Governance tidak Independencesignifikan berpengaruh signifikan berpengaruh terhadap terhadap manajemen laba. Leverage manajemen laba, sedangkan berpengaruh, Free Cash Flow berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Kualitas audit dapat mengurangi manajemen laba dan semakin rendah leverage maka akan memicu peningkaatan manajemen laba. Arus kas bebas (Free Cash Flow) Sedangkan profitabilitas berpengaruh memiliki pengaruh yang signifikan positif signifikan terhadap terhadap manajemen laba manajemen dengan arah laba. dan komite audit tidak memiliki negatif pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Arus kas bebas yang berpengaruh negatif sedangkan ukuran KAP, spesialisasi industri KAP, audit tenur dan independensi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 13 Jenis (tiga belas) perusahaan pertambangan yang terdaftar di Penelitian: Penelitian Kuantitatif Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan 5 (lima) tahun berturut-turut dari Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression) tahun 2012-2016. Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 65. Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan Manajemen Laba sebagai Arus Variabel dependen dan 5 Pengaruh Arus Kas Bebas, Perubahan Tarif PPh X1: Arus Kas Bebas kas bebas, konsentrasi kepemilikan Badan, Kecakapan Manajerial Perusahaan, X2: Perubahan PPh Badan perusahaan, danPengungkapan komite audit terbukti untuk Variabel Independennya adalah FreeTarif Cash Flow, Komite Audit dan Konsentrasi Kepemilikan Perusahaan dan X3: Kecakapan Manajerial Perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba. Other Comprehensive Income. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan jenis data Aktivitas Komite Audit Terhadap Manajemen X4: Konsentrasi Kepemilikan Perusahaan Sementara perubahan tarif PPh badan Laba Padayang Perusahaan X5: Aktivitas Komite Audit dan kecakapan manajerial perusahaan sekunder berupa laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Real Estate & Property di Bursa Efek Indonesia Y: Manajemen Laba tidak berpengaruh terhadap manajemen EfekTahun Indonesia pada tahun 2012-2016. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari 2010-2012, Weni Vera Oktaviana, 2013. laba. sumber yang telah ada sebelumnya. yang digunakan dalam penelitian ini adalah data JenisData Penelitian: Penelitian Kuantitatif kuantitatif. Data–data tersebut diperoleh dari situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id dan Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression) berbagai literatur lainnya. Metode penentuan sampel dari populasi yang ada berdasarkan kriteria tertentu yang dikehendaki peneliti atau purposive sampling, dimana peneliti memiliki kriteria atau tujuan tertentu terhadap sampel yang diteliti. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian dan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tabel 2. Kriteria Sampel 1 2 3 4 Perusahaan pertambangan yang go public dan masih terdaftar sebagai emiten pada Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai tanggal 31 Desember 2016. Perusahaan yang memaparkan keberadaan komite audit secara lengkap dalam laporan keuangannya. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dengan tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2016. Informasi yang terdapat dalam laporan tahunan atau keuangan yang telah diaudit mencakup seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk tahun pelaporan dari 2012-2016 JIPI Vol. 1 No.3, November 2017. - 76 - s Metode analisis ini digunakan dalam penelitian ini Data Panel, data-data yang didapatkan diolah dengan menggunakan software, dalam hal ini menggunakan Eviews (Econometric Views) versi 7.0. yang dikemukakan oleh Nachrowi dan Usman (2006). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu: (1) Model Pooled Least Square (Common Effect). Menurut Nachrowi (2006) model common effect merupakan model yang diperoleh dengan mengkombinasikan atau mengumpulkan semua data cross section dan data time series. Model data ini kemudian diestimasi dengan menggunakan ordinary least square (OLS), sebagai berikut: Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Keterangan: Y = Manajemen Laba β0 = Konstanta β1- β3 = Koefisien Regresi X1 = Free Cash Flow X2 = Komite Audit X3 = Pengungkapan OCI e = Error (2) Model Efek Tetap (Fixed Effect). Pendekatan model ini menggunakan variabel boneka (dummy) yang dikenal dengan sebutan model efek tetap (fixed effect) atau Least Square Dummy Variabel atau disebut juga Covariance Model. Penggunaan model ini tepat untuk melihat perubahan perilaku data dari masing-masing variabel sehingga data lebih dinamis. Yit = αi + β1X1it + β2X2it + β3X3it + εi .Intercept sebagai ini berarti setiap individu adalah time variant. Selain itu, seperti terlihat pada persamaan diatas, FEM mengasumsikan bahwa koefisien dari regresor tidak bervariasi baik antar waktu maupun antar individu. (3) Model Efek Random (Random Effect. Dalam model fixed effect memasukkan dummy bertujuan mewakili ketidaktahuan kita tentang model yang sebenarnya. Bentuk model random effect dapat dijelaskan dengan persamaan berikut:Yit = αi + β1X1it + β2X2it + β3X3it + εi. Konstanta adalah variabel acak dengan nilai ratarata, nilai konstanta untuk masing-masing unit cross section dapat ditulis sebagai berikut : α2 = α + εii = 1,2, ....,N. Dimana adalah random eror term dengan nilai rata-rata adalah 0 dan variasi adalah (konstanta). Untuk pemilihan model estimasi ada beberapa teknik yang sebaiknya dipilih untuk regresi data panel yaitu: (1) Uji Statistik F (Uji Chow) Menurut Nachrowi (2006), Chow test (Uji Chow) yakni pengujian untuk menentukan model Fixed Effect atau Common Effect Model atau pooled OLS yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Rumus untuk mendapatkan nilai F statistik seperti yang dirumuskan oleh Chow adalah sebagai berikut: F Keterangan RRSS = URSS = N = T = RRSS URSS / N 1 URSS / NT N K Sum Residual Square (PLS) Sum Residual Square (FEM) Jumlah data cross section Jumlah data times series JIPI Vol. 1 No.3, November 2017. - 77 - K = Jumlah variabel bebas Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut : Jika nilai p-value chi square ≥ 0,05 = H0 diterima, maka model common Effect lebih baik. Jika nilai p-value chi square< 0,05 ≠ H0 ditolak, maka model fixed effect yang lebih baik (2) Uji Langrange Multiplier (LM). Metode Breusch Pagan untuk uji signifikasi Random Effect didasarkan pada nilai residual dari metode OLS. (3) Uji Hausmana, Rumus untuk mendapatkan nilai uji Hausman adalah sebagai berikut: Keterangan : β b M0 M1 = = = = vector untuk statistik variabel fixed effect vector untuk statistik variabel random effect matrik kovarian untuk dugaan FEM matrik kovarian untuk dugaan REM Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut : Jika probabilitas chi-squares ≥ 0.05 = H0 diterima, maka model random effect lebih baik. Jika probabilitas chi-squares < 0.05 ≠ H0 ditolak, maka model fixed effect lebih baik. (4) Koefisien determinasi majemuk (multiple coeficient of determination) dinyatakan dengan R2. R2 = b1 ∑X1 Y + b2 ∑X2 Y + b3 ∑X3 Y ∑Y2 Uji R2 (R-squared) atau goodnes of fit atau sering juga sebagai koefisien determinasi merupakan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Nilai R2 bekisar antara 0 dan 1 (0 <R2< 1) dimana semakin mendekati 1 maka semakin deket pula hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, atau dikatakan model tersebut baik. (5) Uji Parsial (Uji t). Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara pasial digunakan uji t. Dengan demikian kriteria untuk menerima atau menolak hipotesis adalah sebagai berikut :Nilai signifikan < 0,05, maka model regresi dapat diartikan variabel independen berpengaruh antar satu terhadap variabel dependen, Nilai signifikan ≥ 0,05, maka model regresi dapat diartikan variabel independen tidak mempengaruhi antar satu terhadap variabel dependen. Dalam menguji hipotesis melalui uji tingkat kesalahan yang digunakan adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikan 95%. 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Analisis penelitian mencakup yaitu Free Cash Flow, Komite Audit dan Pengungkapan Other Comprehensive Income (OCI), terhadap Manajemen Laba. Deskripsi analisis penelitian sebagaimana terlihat pada tabel 3. Tabel 3. Deskripsi Stastistik Deskriptif Mean Median FCF 96434485 6181292. KOMITE AUDIT 0.200000 0.000000 OCI -0.369231 0.000000 JIPI Vol. 1 No.3, November 2017. - 78 - Stastistik Deskriptif Maksimum Minimum Standar Deviasi Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability Sum Sum Sq. Dev. Observation Probability Sum Sum Sq. Dev. Observation FCF 5.12E+09 -4.27E +09 8.81E+08 1.125867 26.55733 1516.715 0.000000 6.27E+09 4.97E+19 65 0.000000 6.27E+09 4.97E+19 65 KOMITE AUDIT 1.000000 0.000000 0.403113 1.500000 3.250000 24.54427 0.000005 13.00000 10.40000 65 0.000005 13.00000 10.40000 65 OCI 2.000000 -25.00000 3.140309 -7.587273 60.06754 9443.879 0.000000 -24.00000 631.1385 65 0.000000 -24.00000 631.1385 65 Tabel 3 menunjukan data 3 (tiga) variabel bebas dalam penelitian dengan jumlah sampel secara keseluruhan sebanyak 65 sampel dengan 13 perusahaan. Variabel arus kas bebas / free cash flow (FCF) memiliki nilai rata-rata (mean) 96434485, nilai tengah (median) 6181292., nilai maksimal 5.12E+09, nilai minimum -4.27E +09, standar deviasi 8.81E+08, Jarque-Bera 1516.715. Variabel Komite Audit memiliki nilai rata-rata (mean) 0.200000, nilai tengah (median) 0.000000, nilai maksimal 1.000000, nilai minimum 0.000000 standar deviasi 0.403113, Jarque-Bera 24.54427. Variabel Pengungkapan Other Comprehensive Income (OCI) memiliki nilai rata-rata (mean) -0.369231, nilai tengah (median) 0.000000, nilai maksimal 2.000000, nilai minimum -25.00000 standar deviasi 3.140309, Jarque-Bera 9443.879. Dalam Penelitian Ini terdapat Pemilihan Model Terbaik pertama Uji F (Uji Chow) Berikut Hasil Pengujian Uji Chow. Tabel 4. Hasil Pengujian Uji Chow Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 4.292161 (12,49) 0.0001 Cross-section Chisquare 46.695769 12 0.0000 Berdasarkan tabel 4.2 pada hasil pengujian ujichow diketahui p-value chi square 0,0007 < 0,05 ≠ H0 ditolak, maka fixed effect model yang lebih baik. Kedua Uji Hausman Berikut Hasil Pengujian Uji Hausman. Tabel 5. Hasil Pengujian Uji Hausman Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 48.992087 3 0.0000 Berdasarkan tabel 4.3 pada hasil pengujian ujihausman diketahui p-value chi squares 0.0000 < 0.05 ≠ H0 ditolak, maka fixed effect model yang lebih baik. Ketiga Uji Langrange Multiplier (LM).Uji LM tidak digunakan karena pada uji Chow dan uji Hausman menunjukan model yang paling tepat adalah Fixed Effect Model. Uji LM dipakai pada uji Chow menunjukan model yang dipakai adalah Common Effect Model, JIPI Vol. 1 No.3, November 2017. - 79 - sedangkan pada uji Hausman menunjukan model yang paling tepat adalah Random Effect Model. Maka diperlukan uji LM sebagai tahap akhir untuk menentukan model Common Effect atau Random Effect yang paling tepat. Tabel 6. Hasil Pengujian Fixed Effect Model Variabel FCF KA OCI C Coefficient Std. Error t-Statistic -2.007E-08 1.358643 1.358643 4.134425 2.04E-09 -9.820472 8.294926 -0.163792 0.612711 0.189731 2.406335 1.718142 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.711839 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.623626 S.D. dependent var S.E. of regression 13.87751 Akaike info criterion Sum squared resid 9436.685 Schwarz criterion Log likelihood -254.0151 Hannan-Quinn criter F-statistic 8.069581 Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) 0.000000 Prob. 0.0000 0.8706 0.8503 0.0921 2.430769 22.62049 8.308158 8.843391 8.519342 3.146310 Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada tabel 4.4, maka dibuat persamaan regresi sebagai berikut: EM = 4.134425 - 2.007E-08 FCF + 1.358643 KA + 1.358643 OCI. Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tabel 6. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R²) R-squared Adjusted R squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood 0.711839 0.623626 13.87751 9436.685 -254.0151 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter 2.430769 22.62049 8.308158 8.843391 8.519342 Selanjutnya, melalui pendekatan tetap ini diperoleh hasil Adjusted R-Squared sebesar 62.36% (Adjusted R-Squared = 0.623626). Hal ini dapat diartikan bahwa dengan pendekatan model fixed affect, model dapat menjelaskan variasi nilai output FCF, KA dan OCI berpengaruh terhadap manajemen laba 62.36%. Sisanya sebesar 37.64% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Pengujian kesesuaian tanda, didapati hasil bahwa seluruh variabel bebas mempunyai tanda yang sesuai dengan tanda pada hipotesa. Tabel 7. Hasil Pengujian Uji Parsial (Uji t) Variabel FCF KA OCI C Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. -2.007E-08 1.358643 1.358643 4.134425 2.04E-09 8.294926 0.612711 2.406335 -9.820472 -0.163792 0.189731 1.718142 0.0000 0.8706 0.8503 0.0921 JIPI Vol. 1 No.3, November 2017. - 80 - Berikut Hasil Pengujian Uji Parsial (Uji t) free cash flow mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan komite audit dan pengungkapan other comprehensive income tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Manajemen Laba Berdasarkan hasil penelitian, variabel free cash flow terbukti berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan arus kas bebas yang tinggi cenderung tidak akan melakukan manajemen laba, karena meskipun tanpa adanya manajemen laba, perusahaan sudah bisa meningkatkan harga sahamnya. Adapun hasil penelitian sebelumnya yang konsisten yaitu Weni Vera Oktaviana (2013) menunjukkan bahwa arus kas bebas (free cash flow) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitiannya sejalan dengan Akhmad Bakkrudin Zuhri (2010) menunjukkan Arus kas bebas (free cash flow) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen. Devi Ridhani (2012) dari hasil penelitian yang dilakukan olehnya menyatakan bahwa arus kas bebas berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian sebelumnya yang tidak konsisten antara lain penelitian yang dilakukan oleh Erma Antasari (2014) menunjukkan hasil penelitian bahwa aliran kas bebas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Fransiska Dian Permatasari Kono (2013) yang menunjukkan bahwa Arus kas bebas yang tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian Mayasari Tampubolon (2012) menyatakan bahwa Free cash flow tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Pada penelitian ini indikator manajemen laba yang digunakan Free Cash Flow, komite audit, dan pengungkapan Other Comprehensive Income pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016. Pengaruh Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Untuk variabel komite audit, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh komite audit terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan keberadaan komite audit di perusahaan publik sampai saat ini masih sekedar untuk memenuhi ketentuan pihak regulator (pemerintah) saja, sehingga besar kecilnya jumlah komite audit dan proporsi dewan komisaris di perusahaan tidak bisa membatasi terjadinya praktik manajemen laba. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusnadi dan Budiharta (2008), Palestin (2009), Siddharta dan Silva (2005) serta Setiawan dan Nasution (2007) komite audit tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba, dan bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Nayiroh (2013), Mayasari Tampubolon (2012) dan Metta Kusumaningtyas (2014) menyatakan bahwa komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba. Pada penelitian ini indikator manajemen laba yang digunakan Free Cash Flow, komite audit, dan pengungkapan Other Comprehensive Income pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016. Pengaruh Pengungkapan Other Comprehensive Income Terhadap Manajemen Laba Berdasarkan hasil penelitian, variabel pengungkapan other comprehensive income terbukti tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dikarenakan nilai other comprehensive income yang diungkapkan oleh perusahaan terlalu kecil, sehingga sumbangan pengaruhnya terhadap manajemen laba sulit untuk dibuktikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tetuko (2012) menunjukkan bahwa pengungkapan OCI tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Adapun hasil penelitian sebelumnya yang tidak konsisten antara lain penelitian yang dilakukan oleh Lobo and Zhou (2001) dan Lin and Rong (2011) menunjukkan hasil pengungkapan Other Comprehensive Income berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Penelitian ini indikator manajemen laba yang digunakan Free Cash Flow, komite audit, dan pengungkapan Other Comprehensive Income pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016. JIPI Vol. 1 No.3, November 2017. - 81 - 5. Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi Hasil Penelitian Dari hasil pengujian yang dilakukan dengan model regresi data panel terhadap 65 sampel untuk periode 2012 – 2016, dapat disimpulkan bahwa Pengujian hipotesis secara parsial.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa free cash flow berpengaruh negatif terhadap tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. Yang artinya free cash flow merupakan faktor yang menyebabkan menurunnya manajemen laba, hal ini dikarenakan perusahaan dengan arus kas bebas yang tinggi cenderung tidak akan melakukan manajemen laba, karena meskipun tanpa adanya manajemen laba, perusahaan sudah bisa meningkatkan harga sahamnya. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. Yang artinya bahwa keberadaan komite audit dalam suatu perusahaan bukan merupakan faktor yang menyebabkan manajemen untuk melakukan manajemen laba. Hal ini menunjukkan keberadaan komite audit di perusahaan publik sampai saat ini masih sekedar untuk memenuhi ketentuan pihak regulator (pemerintah) saja,. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pengungkapan other comprehensive income tidak berpengaruh terhadap manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. Yang artinya pengungkapan other comprehensive income bukan merupakan faktor yang menyebabkan manajemen untuk melakukan manajemen laba, Hal ini dikarenakan nilai other comprehensive income yang diungkapkan oleh perusahaan terlalu kecil, sehingga sumbangan pengaruhnya terhadap manajemen laba sulit untuk dibuktikan. Untuk Keterbatasan dalam penelitian ini adalah Periode penelitian hanya meliputi 2012 – 2016, sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sangat terbatas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, sehingga penelitian ini dapat mengendalikan atau mengawasi kemungkinan terjadinya kesalahan pada data. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan pertambangan sebagai sampel, sehingga tidak dapat menggambarkan praktik manajemen laba pada industri lain. Saran Akademis dan Praktis dalam penelitian ini diharapkan dapat melengkapi keterbatasan yang ada dalam penelitian ini dengan mengembangkan sampel dan variabel sehingga memberikan bukti empiris mengenai manajemen laba dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Saran untuk para pemegang saham memantau agar peran SPI atau komite audit sebagai pengawas manajemen perusahaan dalam melaksanakan operasi perusahaan berjalan sehingga manajemen perusahaan tidak melakukan manajemen laba yang ilegal atau nisa meminimalisir tindakan manajemen dalam melakukan manajemen laba. Daftar Pustaka Agustia, Dian. 2013. “Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow dan Leverage Terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 15, No. 1, Mei 2013, hlm. 27-42. Agnes, Sawir. 2004. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Antasari, N. 2014. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Salah Satu Alat Penilaian Kinerja Manajer pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Surabaya. JIPI Vol. 1 No.3, November 2017. - 82 - Assih, Prihat dan M. Gudono. 2000. “Hubungan Tindakan Perataan Laba dengan Reaksi Pasar atas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi II. Anderson, James E, 2003, Public Policy Making: An Introduction Fifth Edition, Boston: Houghton Mifflin Company. Beattie, Vivien et al. 1994. “Extraordinary Items and Income Smoothing: APositive Accounting Approach”, Journal Business Finance and Accounting, Vol. 21, No. 6: 791– 811. Belkaoui, A.R. 2007. Accounting Theory. 5th Edition. Buku 2. Edisi Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat. BAPEPAM (2004). Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP29/PM/2004 (Peraturan No IX.I.5) tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Bradbury, M.E., Y.T. Mak, dan S.M. Tan.2004. Board Characteristics, Audit Committee Characteristics and Abnormal Accruals. Working Paper, Unitec New Zealand dan National University of Singapore. Ghozali dan Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Undip. Harahap, S. S. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Keempat. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2017. ED PSAK No. 01. Salemba Empat. Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2017, “Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 2,” Salemba Empat, Jakarta. Jensen, Michael C. 1986. Agency Cost of Free cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers, American Economic Review 76 (2), 323-329. Lin, W., & Rong, M. (2012). Impacts of Other Comprehensive Income Disclosure on Earnings Mangement. Nankai Business Review International , 93-101. Nachrowi, Nachrowi Djalal, dan Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk analisis ekonomi dan keuangan. Jakarta : Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Oktaviana, Uli. 2013. Relevansi nilai laba, nilai buku dan arus kas bersih pada perusahaan food and beverage di indonesia. Jurnal Ekonomi. Rahmawati, dkk. 2006. Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi IX. Sandra, Dessy dan Indra Wijaya Kusuma. 2004. “Reaksi Pasar terhadap Tindakan Pemerataan Laba dengan Kualitas Auditor dan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Pemoderasi”, Makalah SNA VII: hal. 948-961. JIPI Vol. 1 No.3, November 2017. - 83 - Sawyer, Lawrence B., Mortimer A. Dittenhofer, dan James H. Scheiner. 2005. Sawyer's Internal Auditing, 5th Edition. Dialihbahasakan oleh Desi Adhariani. Audit Internal Sawyer Edisi 5. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta. Septiarti, Wahyu, 2016. Pengaruh Arus Kas Bebas, Kebijakan Dividen, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba. Universitas Pancasila. Scott, R.W. 2000. Financial Accounting Theory 2nd Ed. Prentice Hall, New Jersey. Tetuko, D. T. (2012). Pengaruh Pengungkapan Other Comprehensive Income Terhadap Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur Publik di Indonesia). Surakarta: Skripsi Universitas Sebelas Maret. Ujiyantho, M. Arief dan Pramuka, Bambang Agus. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar. White, I. Gerald., et.al. (2003). The Analysis and Use of Financial Management. (3rd Edition), John Wiley&Sons, Inc. Wardhana, S. W. 2009. Corporate Social Responsibility, Sebuah Kepedulian Perusahaan terhadap Lingkungan Disekitarnya. Wiwik Utami, 2005, “Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas (Studi Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur)”, Simposium Nasional Akuntansi VIII. Zuhri, Akhmad Bakkrudin. 2011. “Pengaruh Arus Kas Bebas dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Akuntansi. JIPI Vol. 1 No.3, November 2017. - 84 -