Uploaded by ulfi.utut

18-38-82-1-10-20171107

advertisement
JIPI Vol. 1 No. 1, November 2017. 69 - 84
e-ISSN : 2598-067x
DAMPAK FREE CASH FLOW, KOMITE AUDIT, DAN
PENGUNGKAPAN OTHER COMPREHENSIVE INCOME TERHADAP
MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
Dini Fitrianti (dinifitrianti17@yahoo.co.id)
Muhammad Yusuf (moch.yusuf@ibs.ac.id)
Indonesia Banking School
JMV. Mulyadi (mulyadijmv@gmail.com)
Universitas Pancasila
ABSTRACT
This study aims to investigate the influence of free cash flow, audit commite and other
omprehensive income dislosure to profit management in mining companies listed on the Indonesia
Stock Exchange in 2012 – 2016. This study uses quantitative data that have been published in the
Indonesia Stock Exchange (BEI). The samples used in this study were 65, including 13 companies
that met the study criteria, as this study using purposive sampling method in sample selection.
While the method of data analysis using panel data regression techniques with Eviews 7.0
application. The result of tests performed by using fixed effect model. Results in partial test (t test)
obtained that audit commite effect on earnings management while the free cash flow and other
comprehensive income disclosure has no effect on earnings management. Where the error rate
used is 5 % or 0.05 at significant level of 95%.
Keywords: free cash flow, audit commite, other comprehensive income disclosure, earnings
management
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh free cash flow, komite audit,
pengungkapan other comprehensive income terhadap manajemen laba pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 – 2016.
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang telah dipublikasikan di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Dimana sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 65 yang terdiri
dari 13 perusahan yang memenuhi kriteria penelitian, karena penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling dalam pemilihan sampel. Sedangkan metode analisis data menggunakan
teknik regresi data panel dengan bantuan aplikasi Eviews 7.0.
Hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan fixed effect model. Hasil secara uji
parsial (uji t) diperoleh free cash flow berpengaruh terhadap manajemen laba sedangkan komite
audit dan penungkapan other comprehensive income tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Dimana tingkat kesalahan yang digunakan adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikan 95%.
Kata kunci: arus kas bebas, komite audit, pengungkapan pendapatan komprehensif, manajemen
laba
1. Pendahuluan
Laporan keuangan merupakan gambaran dari kinerja perusahaan. Salah satu
elemen dalam laporan keuangan yang menjadi ukuran kinerja manajemen suatu
perusahaan adalah laba. Selain itu informasi laba juga digunakan oleh investor atau pihak
lain yang berkepentingan sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam
dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat pengembalian dan indikator untuk
kenaikan kemakmuran (Ghozali dan Chariri, 2007:350). Perhatian investor yang
seringkali hanya terpusat pada laba membuatnya tidak memperhatikan prosedur yang
digunakan untuk menghasilkan informasi laba tersebut (Beattie et al., 1994; Sandra &
Kusuma, 2004; Harahap, 2004). Hal ini mendorong manajer untuk melakukan
manajemen laba atau manipulasi atas laba (Assih & Gudono, 2000; Sandra & Kusuma,
2004). Keadaan yang seperti ini dikenal dengan asimetri informasi (Richardson, 1998
dalam Wardhana, 2009). Asimetri informasi yang terjadi antara pihak manajemen (Agen)
dengan pemilik (Prinsipal) memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak
oportunis, yaitu demi memperoleh keuntungan pribadi (Ujiyanto, 2007). Mereka juga
dapat menetapkan kebijakan akuntansi yang secara alamiah diharapkan dapat
memaksimumkan utilitas mereka serta nilai pasar perusahaan. Inilah yang disebut dengan
earnings management menurut Scott (2000) dalam (Rahmawati dkk, 2006). Sedangkan
menurut Healy dan Wahlen (1999) dalam (Belkaoui, 2007) manajemen laba terjadi ketika
para manajer menggunakan pertimbangan mereka dalam pelaporan keuangan dan struktur
transaksi untuk mengubah laporan keuangan. Ketika manajemen tidak berhasil dalam
mencapai target labanya, maka manajemen akan melakukan modifikasi dalam
pelaporannya dengan cara memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat
menunjukkan pencapaian laba yang lebih baik agar memperlihatkan kinerja perusahaan
yang baik.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi manajemen laba dalam perusahaan
adalah kebijakan free cash flow (arus kas bebas), komite audit dan pengungkapan other
comprehensive income. Arus kas bebas adalah sisa arus kas yang didapat dari sisa
operasional perusahaan setelah perusahaan membayar semua kewajiban dan melakukan
investasi. Masalah keagenan muncul ketika principal (pemegang saham) menginginkan
arus kas bebas dibagikan untuk memaksimalkan atau menyeimbangkan pendapatan
saham dalam bentuk investasi yang menguntungkan (Jensen, 1986:137). White et al.
(2003:68) mengungkapkan bahwa semakin besar free cash flow yang tersedia dalam suatu
perusahaan, maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia
untuk pertumbuhan, pembayaran hutang, dan deviden. Free cash flow merupakan
determinan penting dalam penentuan nilai perusahaan, sehingga manajer perusahaan
lebih terfokus pada usaha untuk meningkatkan free cash flow (Sawir, 2004: 94). Perilaku
manajer yang melakukan manajemen laba dapat diminimalisir dengan menerapkan good
corporate governance. Sehingga good corporate governance merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi manajemen laba. Salah satu komponen good corporate governance
yaitu komite audit. Sehubungan dengan hal tersebut, Bursa Efek Jakarta (BEJ)
mengeluarkan peraturan No.: Kep 339/BEJ/07 2001 pada tanggal 1 Juli 2001 tentang
pembentukan komisaris independen, komite audit, dan sekretaris dewan bagi perusahaan
publik yang terdaftar. Peraturan tersebut mewajibkan perusahaan tercatat memiliki
komite audit. Keputusan ketua BAPEPAM No. Kep 29/PM/2004 mendukung dengan
menyatakan bahwa komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris
dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. Keberadaan komite audit
sangat diperlukan dan merupakan suatu kewajiban baik bagi perusahaan yang go publik
maupun pada perusahaan dalam bentuk usaha BUMN (Sawyer et al, 2005 ; Bapepam,
2003). Selanjutnya Sawyer et al (2005) menyatakan bahwa dewan komisaris telah
meningkatkan pengakuan terhadap nilai komite audit sebagai instrumen pengendalian dan
sebagai alat untuk memperbaiki kualitas praktik pelaporan keuangan. Faktor lain yang
mempengaruhi manajemen laba adalah pengungkapan other comprehensive income.
Dampak dari adopsi IFRS terhadap laporan keuangan salah satunya adalah munculnya
perkiraan other comprehensive income (OCI). Standar Akuntansi No 3, yang
mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar harus mengungkapkan "pendapatan
komprehensif lain" dan "pendapatan komprehensif" item di bawah item dari "laba per
saham" dalam laporan laba rugi. "Pendapatan komprehensif lain" terutama mencerminkan
laba bersih perusahaan dan kerugian setelah dikurangi pajak penghasilan yang tidak
JIPI Vol. 1 No.3, November 2017.
- 70 -
dikonfirmasi dalam laporan laba rugi ketentuan sesuai dengan pendapatan komprehensif
lain. Pengungkapan OCI diharapkan dapat menurunkan tingkat asimetri informasi antara
agen dan principal yang merupakan akar masalah dari teori keagenan. Berikut ini
pergerakan rata-rata manajemen laba perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014 yang digambarkan dalam bentuk gambar.
Gambar 1. Pergerakan Rata- Rata Manajemen Laba perusahaan Pertambangan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014
Sumber : Penelitian Arti, 2016.
Berdasarkan grafik 1.1. diatas menunjukkan bahwa arus kas bebas (FCF),
kebijakan dividen (DPR) dan leverage (LEV) pergerakannya lebih cenderung bergerak
naik turun. Berdasarkan grafik tersebut beberapa penelitian telah dilakukan oleh para
peneliti dan terdapat perbedaan hasil penelitian (research gap). Beberapa penelitian
sebelumnya yaitu penelitian Agustia (2013) yang menganalisis faktor good corporate
governance, free cash flow, dan leverage terhadap manajemen laba. Hasil penelitian
tersebut adalah bahwa good corporate governance (GCG) tidak berpengaruh terhadap
praktek manajemen laba, free cash flow berpengaruh negatif signifikan terhadap
manajemen laba, leverage ratio berpengaruh terhadap earnings management. Berbeda
dengan penelitian Antasari (2014) yang hasil penelitiannya menyatakan bahwa aliran kas
bebas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian lain yang dilakukan oleh
Zuhri (2010) menyatakan bahwa komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap manajemen laba, sedangkan penelitian Oktaviana (2013) menghasilkan komite
audit terbukti berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian Lin dan Rong (2012)
menyatakan bahwa pengungkapan other comprehensive income memiliki hubungan
negatif dengan manajemen laba, dengan kata lain adanya pengungkapan other
comprehensive income pada laporan laba rugi membatasi ruang manajemen untuk
melakukan praktik manajemen laba. Sedangkan penelitian Tetuko (2012) menemukan
bahwa pengungkapan other comprehensive income tidak berpengaruh negatif signifikan
terhadap manajemen laba.
2. Telaah Teori dan Pengembangan Hipotesis
Teori keagenan lahir sebagai akibat adanya pemisahan fungsi dalam organisasi
sebagaimana terlihat pada konsep entity theory, yaitu teori yang menganggap entitas
merupakan sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang menanamkan modal dalam
perusahaan. Teori keagenan merupakan sebuah teori yang menjelaskan tentang hubungan
antara principal dan agent, yang dimaksud dengan principal adalah pemilik perusahaan
atau pemegang saham, sedangkan agent adalah manajer perusahaan. Kegiatan manajemen
JIPI Vol. 1 No.3, November 2017.
- 71 -
laba yang muncul pada laporan keuangan merupakan salah satu contoh penyimpangan
pelaporan yang dilakukan pihak keagenan guna pemenuhan tujuan pribadi seperti
memaksimumkan utilitasnya (Wahyu, 2013). Ujiyantho dan Pramuka (2007) menyatakan
bahwa hubungan antara investor dan manajer yang seperti ini dapat menyebabkan suatu
kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information). Kondisi ini terjadi
karena manajer memiliki informasi yang lebih banyak mengenai perusahaan secara
keseluruhan dibandingkan dengan informasi yang diterima oleh investor sehingga hal itu
akan mendorong perilaku manajer untuk menyembunyikan beberapa informasi dari
investor. Teori keagenan mengakui adanya dua jenis hubungan keagenan dalam
penyusunan manajemen korporasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Hubungan keagenan ekuitas (equity agency relationship), di mana potensi konflik
terletak antara pemegang saham dan manajemen.
Gambar 2. Hubungan Keagenan antara Agent - Principals
b. Hubungan keagenan utang (debt agency relationship), di mana potensi konflik antara
manajemen dan pemegang obligasi.
Gambar 3. Hubungan Keagenan antara Agent – Pemegang Obligasi
Scott (2000) menyatakan bahwa “earnings management is the choice by a
manager of accounting policies so as to achive some specific objective”. Berdasarkan
pernyataan tersebut menunjukkan bahwa manajemen laba merupakan pilihan kebijakan
akuntansi oleh manajer untuk berbagai tujuan spesifik. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk mengukur manajemen laba, namun dalam penelitian ini manajemen laba
diukur dengan menggunakan proksi berdasarkan rasio akrual modal kerja dengan
JIPI Vol. 1 No.3, November 2017.
- 72 -
penjualan yang disebut sebagai model spesifik akrual (Utami, 2005) seperti dalam rumus
berikut :
Manajemen Laba (ML)
=
Akrual Modal Kerja (t)
Penjualan Periode (t)
=
=
=
=
=
Manajemen Laba
Δ AL- Δ HL- Δ Kas
Perubahan aktiva lancar pada periode t
Perubahan hutang lancar pada periode t
Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t
Keterangan :
ML
Akrual Modal Kerja
Δ AL
Δ HL
Δ Kas
Menurut PSAK No.2 (2002 :5) arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau
setara kas. Menurut PSAK No.2 (2002:9) laporan arus kas harus melaporkan arus kas
selama periode tertentu yang diklasifikasikan sebagai berikut : Aktivitas Operasi,
Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan. Menurut Jensen (1986) mendefinisikan free
cash flow adalah aliran kas yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek yang
menghasilkan net present value (NPV) positif yang didiskontokan pada tingkat biaya
modal yang relevan. Arti sederhana dan singkat arus kas bebas adalah sisa perhitungan
arus kas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan di akhir suatu periode keuangan
(kuartalan atau tahunan) setelah membayar gaji, biaya produksi, tagihan, cicilan hutang
berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital expenditure) untuk
pengembangan usaha (Septiarti, 2016). Semakin besar arus kas bebas yang tersedia dalam
suatu perusahaan, maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang
tersedia untuk pertumbuhan, pembayaran hutang, dan dividen (Bakkrudin, 2010). Adapun
rumus Free Cash Flow menurut penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Bakkrudin Zuhri
dan (2010) yaitu sebagai berikut:
FCF = CFO – Net Capital Expenditure – Net Borrowing
Keterangan :
FCF
Net Capital Expenditure
Net Borrowing
AL
HL
PPE
= Free Cash Flow (Arus Kas Bebas)
= diperoleh dari perubahan modal kerja
= (WCt – WCt-1)
= (ALt – HLt) – (ALt-1 – HLt-1)
= PPEt – PPEt-1
= Aktiva lancar
= Hutang lancar
= Aktiva tetap
Menurut Komite Nasional Kebijakan corporate governance (KNKG, 2002) komite
audit adalah suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota dewan komisaris
dan dapat meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas
lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan komite audit. Bursa Efek Indonesia melalui
Kep. Direksi BEJ No. Kep-315/BEJ/06/2000 menyatakan bahwa komite audit adalah
komite yang dibentuk oleh dewan komisaris perusahaan, yang anggotanya diangkat dan
diberhentikan oleh dewan komisaris, yang bertugas untuk membantu melakukan
pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi
dalam pengelolaan perusahaan. Di dalam pelaksanaan tugasnya komite menyediakan
komunikasi formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal dan auditor internal
(Bradbury et al. 2004). Proses audit internal dan eksternal yang baik akan meningkatkan
JIPI Vol. 1 No.3, November 2017.
- 73 -
akurasi laporan keuangan dan kemudian meningkatkan kepercayaan terhadap laporan
keuangan (Anderson et al. 2003). Struktur komite audit di Indonesia diatur dalam
Keputusan Menteri Nomor 117 tahun 2002 untuk perusahaan BUMN dan untuk
perusahaan publik diatur dalam Keputusan BEJ dan Peraturan Bapepam yang relevan.
Tujuan penerapan PSAK menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011:01) adalah untuk
menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum yang
selanjutnya disebut laporan keuangan agar dapat dibandingkan baik dengan laporan
keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keungan entitas lain. Pelaporan
laba komprehensif adalah pelaporan yang digunakan untuk menyajikan secara total
keseluruhan komponen dalam pelaporan ekuitas. Pendapatan komprehensif lain (Other
Comprehensive Income) adalah total penghasilan dikurangi beban (termasuk penyesuaian
reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi sebagaimana yang disyaratkan dalam
SAK lainnya. Perubahan tersebut muncul dengan direvisinya PSAK 1 (Revisi 2009).
Perusahaan wajib menyajikan dan mengungkapkan other comprehensive income (OCI)
dalam laporan laba ruginya baik secara langsung dalam laba rugi maupun terpisah serta
dalam catatan atas laporan keuangan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Lin dan
Rong (2011) rasio other comprehensive income diukur dengan cara other comprehensive
income dibagi dengan all comprehensive income.
Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu
NO
Judul Penelitian, Nama Peneliti, Tahun
1 Pengaruh Faktor Good Corporate Governance,
Free Cash Flow , dan Leverage Terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan Tekstil di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011, Dian
Agustia, 2013.
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
X1:Good Corporate Governance
X2: Free Cash Flow
X3: Leverage
Y: Manajemen Laba
JenisPenelitian: Penelitian Kuantitatif
Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression)
Good Corporate Governance tidak
berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba, sedangkan Leverage
berpengaruh, Free Cash Flow
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap manajemen laba.
2 Pengaruh Struktur Kepemilikan, dan Aliran Kas Bebas
berpengaruh terhadap manajemen laba.
Bebas Terhadap
Y: Manajemen Laba
Manajemen Laba Pada Perusahaan Sektor Aneka
Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif
Tahun 2010-2013, Erma Antasari, 2014.
Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression)
3 Pengaruh Arus Kas Bebas dan Komite Audit
X1: Arus Kas Bebas
Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan
X2: Komite Audit
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006- Y: Manajemen Laba
2009, Akhmad Bakkrudin Zuhri, 2010.
Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif
4 Pengaruh Arus Kas Bebas, Ukuran KAP,
Spesialisasi Industri KAP, Audit Tenur dan
Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba
Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011,
Fransiska Dian Permatasari Kono, 2013
Arus kas bebas (Free Cash Flow)
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap manajemen laba dengan arah
negatif dan komite audit tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
manajemen laba.
Alat Analisis: Regresi linier berganda
X1: Arus Kas Bebas
X2: Ukuran KAP
X3: Spesialisasi Industri KAP
X4: Audit Tenur
X5: Independensi Auditor
Y: Manajemen Laba
Arus kas bebas yang berpengaruh negatif
sedangkan ukuran KAP, spesialisasi
industri KAP, audit tenur dan
independensi tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba.
Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif
Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression)
5 Pengaruh Arus Kas Bebas, Perubahan Tarif PPh
Badan, Kecakapan Manajerial Perusahaan,
Konsentrasi Kepemilikan Perusahaan dan
Aktivitas Komite Audit Terhadap Manajemen
Laba Pada Perusahaan
Real Estate & Property di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010-2012, Weni Vera Oktaviana, 2013.
X1: Arus Kas Bebas
X2: Perubahan Tarif PPh Badan
X3: Kecakapan Manajerial Perusahaan
X4: Konsentrasi Kepemilikan Perusahaan
X5: Aktivitas Komite Audit
Y: Manajemen Laba
Arus kas bebas, konsentrasi kepemilikan
perusahaan, dan komite audit terbukti
berpengaruh terhadap manajemen laba.
Sementara perubahan tarif PPh badan
dan kecakapan manajerial perusahaan
tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba.
Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif
Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression)
JIPI Vol. 1 No.3, November 2017.
- 74 -
NO
Judul Penelitian, Nama Peneliti, Tahun
61 Analisis
Pengaruh
Kebijakan
DividenGovernance,
dan Ukuran
Pengaruh
Faktor Good
Corporate
Perusahaan
Terhadap
Laba Pada
Free Cash Flow
, danManajemen
Leverage Terhadap
Perusahaan
di Bursa Efek
Indonesia
ManajemenManufaktur
Laba Pada Perusahaan
Tekstil
di
Tahun
2009-2013,
Tria
Inggid
Fahrunisyah,
Bursa Efek
Indonesia
Tahun
2007-2011,
Dian
Agustia, 2013.
2014.
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
X1:
Kebijakan
Dividen
X1:Good
Corporate
Governance
X2: Ukuran
Perusahaan
Free Cash
Flow
Y: Manajemen
X3:
Leverage Laba
Y: Manajemen Laba
JenisPenelitian:
Jenis
Penelitian:Penelitian
PenelitianKuantitatif
Kuantitatif
Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression)
Alat Analisis: Regresi linier berganda
Bebas
Y: Manajemen
Laba
X1:
Kebijakan Dividen
Kebijakan
dividenGovernance
dan ukuran tidak
Good Corporate
perusahaan
secara positif
berpengaruhberpengaruh
signifikan terhadap
terhadap
manajemen
laba. Leverage
manajemen
laba, sedangkan
berpengaruh, Free Cash Flow
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap manajemen laba.
Y: Manajemen Laba
X1: Kebijakan Dividen
X2:
JenisCorporate
Penelitian:Governance
Penelitian Kuantitatif
X3: Leverage
X4:
AlatProfitabilitas
Analisis: Regresi linier berganda
Y:
Laba
X1:Manajemen
Arus Kas Bebas
terhadap manajemen laba dengan arah
Kepemilikan
manajerial,
proporsi
dewan
negatif dan komite
audit tidak
memiliki
komisaris
independen,
leverage
dan
pengaruh yang
signifikan
terhadap
profitabilitas
tidak berpengaruh signifikan
manajemen laba.
terhadap manajemen laba. Sedangkan
kebijakan
dividen
berpengaruh
negatif
Arus kas bebas
yang
berpengaruh
negatif
dan
signifikan
terhadap
sedangkan
ukuran
KAP,manajemen
spesialisasilaba.
2 Pengaruh Struktur Kepemilikan, dan Aliran Kas
Bebas Terhadap
7 Pengaruh
Kebijakan Dividen dan Good
ManajemenGovernance
Laba Pada Terhadap
Perusahaan
Sektor Aneka X2: Good Corporate Governance
Corporate
Manajemen
Industri
yang
terdaftar diYang
Bursa
Efek Indonesia
Penelitian: Laba
Penelitian Kuantitatif
Laba
Pada
Perusahaan
Terdaftar
di Bursa Jenis
Y: Manajemen
TahunIndonesia
2010-2013,
Erma
Antasari, I2014.
Efek
Tahun
2005-2009,
Gusti Ayu
Alat Analisis:
Regresi
berganda
(Multiple Regression)
Made Asri Dwija Putri, 2010.
Jenis
Penelitian:
Penelitian
Kuantitatif
3 Pengaruh Arus Kas Bebas dan Komite Audit
Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 20068 Pengaruh
Mekanisme
Corporate
2009, Akhmad
Bakkrudin
Zuhri, Governance,
2010.
Leverage, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen
Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Periode
Virgyana
4 Indonesia
Pengaruh Arus
Kas2007-2011,
Bebas, Ukuran
KAP,Septiani,
2013.
Spesialisasi Industri KAP, Audit Tenur dan
Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba
Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011,
Fransiska Dian Permatasari Kono, 2013
9 Pengaruh Corporate Governance, Leverage dan
Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang
Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2013, Muhammad
5 Ardiyansyah,
Pengaruh Arus2014.
Kas Bebas, Perubahan Tarif PPh
Badan, Kecakapan Manajerial Perusahaan,
Konsentrasi Kepemilikan Perusahaan dan
Aktivitas Komite Audit Terhadap Manajemen
Laba Pada Perusahaan
10 Corporate
dan
Real EstateGovernance,
& Property Ukuran
di BursaPerusahaan
Efek Indonesia
Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada
Tahun 2010-2012, Weni Vera Oktaviana, 2013.
Perusahaan Manufaktur Periode 2006-2009,
Robert Jao, 2010.
berpengaruh terhadap manajemen laba.
Kebijakan dividen berpengaruh secara
statistis signifikan terhadap manajemen
laba, kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba,
dewan komisaris independen
berpengaruh
positif
signifikan
pada
X1: Arus Kas Bebas
Arus kas bebas
(Free
Cash Flow)
Alat
Analisis:Audit
Regresi berganda (Multiple Regression) manajemen
laba. yang signifikan
X2: Komite
memiliki pengaruh
X2: Ukuran KAP
Jenis
Penelitian: Penelitian
Kuantitatif
X3: Spesialisasi
Industri KAP
industri KAP, audit tenur dan
X4: Audit Tenur
independensi tidak berpengaruh terhadap
Alat
Analisis: Regresi
berganda (Multiple Regression) manajemen laba.
X5: Independensi
Auditor
Y: Manajemen Laba
X1: Corporate Governance
Kepemilikan institusional, kepemilikan
X2:
manajerial, komite audit dan leverage
JenisLeverage
Penelitian: Penelitian Kuantitatif
X3: Profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap manajemen
Y:
Manajemen
Laba berganda (Multiple Regression) laba. sedangkan variabel komisaris
Alat
Analisis: Regresi
independen, dewan direksi dan return on
Jenis
Penelitian:
Penelitian Kuantitatif
assets
berpengaruh
pada manajemen
X1: Arus
Kas Bebas
Arus kas
bebas, konsentrasi
kepemilikan
laba.
X2: Perubahan Tarif PPh Badan
perusahaan, dan komite audit terbukti
Alat
Analisis: Regresi
linier berganda
(Multiple Linear berpengaruh terhadap manajemen laba.
X3: Kecakapan
Manajerial
Perusahaan
Regression)
X4: Konsentrasi Kepemilikan Perusahaan
Sementara perubahan tarif PPh badan
X5: Aktivitas Komite Audit
X1:
Corporate Governance
Y: Manajemen
Laba
X2: Ukuran Perusahaan
X3: Leverage
Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif
Y: Manajemen Laba
dan kecakapan manajerial perusahaan
Corporate
Governance
melalui
tidak berpengaruh
terhadap
manajemen
kepemilikan manajerial, komposisi
laba.
dewan komisaris independen, dan jumlah
pertemuan komite audit mempunyai
pengaruh negatif signifikan terhadap
Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression)
manajemen laba, Ukuran perusahaan
Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif
mempunyai hubungan negatif signifikan
terhadap manajemen laba dan Leverage
Alat Analisis: Regresi linier berganda (Multiple Linear tidak mempunyai pengaruh signifikan
Regression)
terhadap manajemen laba.
11 Impacts of Other Comprehensive
X1: Pengungkapan Other Comprehensive Income
Income Disclosure On Earnings Management, Lin Y: Manajemen Laba
and Rong, 2011.
Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif
Pengungkapan Other Comprehensive
Income berpengaruh negatif signifikan
terhadap manajemen laba.
Alat Analisis: Regresi linier multivariate (Multivariate
Linear Regression)
12 Disclosure Quality And Earnings Management,
Lobo and Zhou, 2001.
X1: Kualitas pengungkapan
Y: Manajemen Laba
Pengungkapan informasi berpengaruh
negatif signifikan terhadap manajemen
laba.
Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif
Alat Analisis: Two-stage least squares (2SLS)
13 Pengaruh pengungkapan Other Comprehensive
Income Terhadap Manjemen Laba (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Publik di Indonesia),
Tetuko, 2012.
X1: Pengungkapan Other Comprehensive Income
Y: Manajemen Laba
Pengungkapan OCI tidak berpengaruh
negatif
signifikan terhadap manajemen laba.
Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif
Alat Analisis: Ordinary least squares (OLS)
JIPI Vol. 1 No.3, November 2017.
- 75 -
NO
Judul Penelitian, Nama Peneliti, Tahun
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
14
CorporateFaktor
Governance,
Firm Size, and
Earning
1 Pengaruh
Good Corporate
Governance,
Management:
Free
Cash Flow , dan Leverage Terhadap
Evidence in Indonesia
Exchange,
Swastika,
Manajemen
Laba PadaStock
Perusahaan
Tekstil
di
2013. Efek Indonesia Tahun 2007-2011, Dian
Bursa
Agustia, 2013.
X1: Firm Size
X1:Good
Corporate Governance
BoardCash
of Director
X2: Free
Flow
Board Independence
X3: Leverage
Y: Manajemen Laba
JenisPenelitian: Penelitian Kuantitatif
JenisAnalisis:
Penelitian:
Penelitian
Kuantitatif
Alat
Regresi
berganda
(Multiple Regression)
2 Pengaruh Struktur Kepemilikan, dan Aliran Kas
Bebas Terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan Sektor Aneka
yang
terdaftar
di Bursa Good
Efek Indonesia
15 Industri
Pengaruh
Firm
Size, Leverage,
Corporate
Tahun
2010-2013,
Erma Antasari,
2014.Earning
Governance,
dan Profitabilitas
Terhadap
Bebas
Alat Analisis: Regresi linier berganda (Multiple Linear berpengaruh terhadap manajemen laba.
Y:
Manajemen Laba
Regression)
Jenis
Penelitian:
X1: Firm
Size Penelitian Kuantitatif
X2: Leverage
Alat
Analisis:
Regresi berganda
(Multiple Regression)
Management
X3: Good
Corporate
Governance
Pada Perusahaan
Manufaktur
Terdaftar
X4: Arus
Profitabilitas
3 Pengaruh
Arus Kas
Bebas danyang
Komite
Audit di X1:
Kas Bebas
Bursa EfekManajemen
Indonesia Tahun
2007-2011,
Riko
Y: Manajemen
Laba
Terhadap
Laba Pada
Perusahaan
X2:
Komite Audit
Perdana, 2012.
Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006- Y: Manajemen Laba
Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif
2009, Akhmad Bakkrudin Zuhri, 2010.
Jenis Penelitian: Penelitian Kuantitatif
Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression)
Alat Analisis: Regresi linier berganda
4 Pengaruh Arus Kas Bebas, Ukuran KAP,
X1: Arus Kas Bebas
Spesialisasi Industri KAP, Audit Tenur dan
X2: Ukuran KAP
Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba X3: Spesialisasi Industri KAP
Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
X4: Audit Tenur
Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011,
X5: Independensi Auditor
Fransiska Dian Permatasari Kono, 2013
Y: Manajemen Laba
3. Metode Penelitian
Firm Size,
Board of
Director, Board
Good
Corporate
Governance
tidak
Independencesignifikan
berpengaruh
signifikan
berpengaruh
terhadap
terhadap manajemen
laba. Leverage
manajemen
laba, sedangkan
berpengaruh, Free Cash Flow
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap manajemen laba.
Kualitas audit dapat mengurangi
manajemen laba dan semakin rendah
leverage maka akan memicu
peningkaatan
manajemen
laba.
Arus
kas bebas
(Free Cash
Flow)
Sedangkan
profitabilitas
berpengaruh
memiliki
pengaruh
yang signifikan
positif signifikan
terhadap
terhadap
manajemen
laba manajemen
dengan arah
laba. dan komite audit tidak memiliki
negatif
pengaruh yang signifikan terhadap
manajemen laba.
Arus kas bebas yang berpengaruh negatif
sedangkan ukuran KAP, spesialisasi
industri KAP, audit tenur dan
independensi tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun sampel yang diambil
dalam penelitian ini sebanyak 13 Jenis
(tiga
belas)
perusahaan
pertambangan yang terdaftar di
Penelitian:
Penelitian
Kuantitatif
Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan 5 (lima) tahun berturut-turut dari
Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression)
tahun 2012-2016. Sehingga jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah 65. Dalam
penelitian
ini,
peneliti
menetapkan
Manajemen
Laba sebagai Arus
Variabel
dependen
dan
5 Pengaruh Arus
Kas Bebas,
Perubahan
Tarif PPh X1: Arus
Kas Bebas
kas bebas, konsentrasi
kepemilikan
Badan,
Kecakapan Manajerial
Perusahaan,
X2: Perubahan
PPh Badan
perusahaan,
danPengungkapan
komite audit terbukti
untuk
Variabel
Independennya
adalah
FreeTarif
Cash
Flow, Komite Audit
dan
Konsentrasi Kepemilikan Perusahaan dan
X3: Kecakapan Manajerial Perusahaan
berpengaruh terhadap manajemen laba.
Other
Comprehensive
Income. Penelitian
yang dilakukan
ini menggunakan
jenis
data
Aktivitas
Komite Audit Terhadap Manajemen
X4: Konsentrasi Kepemilikan
Perusahaan
Sementara perubahan tarif
PPh badan
Laba Padayang
Perusahaan
X5: Aktivitas Komite
Audit
dan
kecakapan
manajerial perusahaan
sekunder
berupa laporan keuangan
perusahaan-perusahaan
yang
terdaftar
di Bursa
Real Estate & Property di Bursa Efek Indonesia Y: Manajemen Laba
tidak berpengaruh terhadap manajemen
EfekTahun
Indonesia
pada tahun 2012-2016. Data sekunder adalah data
yang diperoleh dari
2010-2012, Weni Vera Oktaviana, 2013.
laba.
sumber yang telah ada sebelumnya.
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah data
JenisData
Penelitian:
Penelitian
Kuantitatif
kuantitatif. Data–data tersebut diperoleh dari situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id dan
Alat Analisis: Regresi berganda (Multiple Regression)
berbagai literatur lainnya. Metode penentuan sampel dari populasi yang ada berdasarkan
kriteria tertentu yang dikehendaki peneliti atau purposive sampling, dimana peneliti
memiliki kriteria atau tujuan tertentu terhadap sampel yang diteliti. Hal ini dilakukan agar
data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian dan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
Tabel 2. Kriteria Sampel
1
2
3
4
Perusahaan pertambangan yang go public dan masih terdaftar sebagai emiten
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai tanggal 31 Desember 2016.
Perusahaan yang memaparkan keberadaan komite audit secara lengkap dalam
laporan keuangannya.
Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dengan tahun buku yang berakhir
tanggal 31 Desember 2016.
Informasi yang terdapat dalam laporan tahunan atau keuangan yang telah
diaudit mencakup seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk
tahun pelaporan dari 2012-2016
JIPI Vol. 1 No.3, November 2017.
- 76 -
s
Metode analisis ini digunakan dalam penelitian ini Data Panel, data-data yang
didapatkan diolah dengan menggunakan software, dalam hal ini menggunakan Eviews
(Econometric Views) versi 7.0. yang dikemukakan oleh Nachrowi dan Usman (2006).
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu: (1) Model
Pooled Least Square (Common Effect). Menurut Nachrowi (2006) model common effect
merupakan model yang diperoleh dengan mengkombinasikan atau mengumpulkan semua
data cross section dan data time series. Model data ini kemudian diestimasi dengan
menggunakan ordinary least square (OLS), sebagai berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan:
Y
= Manajemen Laba
β0
= Konstanta
β1- β3 = Koefisien Regresi
X1
= Free Cash Flow
X2
= Komite Audit
X3
= Pengungkapan OCI
e
= Error
(2) Model Efek Tetap (Fixed Effect). Pendekatan model ini menggunakan variabel
boneka (dummy) yang dikenal dengan sebutan model efek tetap (fixed effect) atau Least
Square Dummy Variabel atau disebut juga Covariance Model. Penggunaan model ini
tepat untuk melihat perubahan perilaku data dari masing-masing variabel sehingga data
lebih dinamis.
Yit = αi + β1X1it + β2X2it + β3X3it + εi .Intercept sebagai ini berarti setiap individu
adalah time variant. Selain itu, seperti terlihat pada persamaan diatas, FEM
mengasumsikan bahwa koefisien dari regresor tidak bervariasi baik antar waktu maupun
antar individu. (3) Model Efek Random (Random Effect. Dalam model fixed effect
memasukkan dummy bertujuan mewakili ketidaktahuan kita tentang model yang
sebenarnya. Bentuk model random effect dapat dijelaskan dengan persamaan berikut:Yit
= αi + β1X1it + β2X2it + β3X3it + εi. Konstanta adalah variabel acak dengan nilai ratarata, nilai konstanta untuk masing-masing unit cross section dapat ditulis sebagai berikut :
α2 = α + εii = 1,2, ....,N. Dimana adalah random eror term dengan nilai rata-rata adalah
0 dan variasi adalah
(konstanta). Untuk pemilihan model estimasi ada beberapa teknik
yang sebaiknya dipilih untuk regresi data panel yaitu: (1) Uji Statistik F (Uji Chow)
Menurut Nachrowi (2006), Chow test (Uji Chow) yakni pengujian untuk menentukan
model Fixed Effect atau Common Effect Model atau pooled OLS yang paling tepat
digunakan dalam mengestimasi data panel. Rumus untuk mendapatkan nilai F statistik
seperti yang dirumuskan oleh Chow adalah sebagai berikut:
F
Keterangan
RRSS =
URSS =
N
=
T
=
RRSS  URSS / N  1
URSS / NT  N  K 
Sum Residual Square (PLS)
Sum Residual Square (FEM)
Jumlah data cross section
Jumlah data times series
JIPI Vol. 1 No.3, November 2017.
- 77 -
K
=
Jumlah variabel bebas
Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut :
Jika nilai p-value chi square ≥ 0,05 = H0 diterima, maka model common Effect lebih
baik. Jika nilai p-value chi square< 0,05 ≠ H0 ditolak, maka model fixed effect yang lebih
baik (2) Uji Langrange Multiplier (LM). Metode Breusch Pagan untuk uji
signifikasi Random Effect didasarkan pada nilai residual dari metode OLS. (3) Uji
Hausmana, Rumus untuk mendapatkan nilai uji Hausman adalah sebagai berikut:
Keterangan :
β
b
M0
M1
=
=
=
=
vector untuk statistik variabel fixed effect
vector untuk statistik variabel random effect
matrik kovarian untuk dugaan FEM
matrik kovarian untuk dugaan REM
Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut :
Jika probabilitas chi-squares ≥ 0.05 = H0 diterima, maka model random effect lebih baik.
Jika probabilitas chi-squares < 0.05 ≠ H0 ditolak, maka model fixed effect lebih baik.
(4) Koefisien determinasi majemuk (multiple coeficient of determination) dinyatakan
dengan
R2. R2 = b1 ∑X1 Y + b2 ∑X2 Y + b3 ∑X3 Y
∑Y2
Uji R2 (R-squared) atau goodnes of fit atau sering juga sebagai koefisien determinasi
merupakan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Nilai R2 bekisar
antara 0 dan 1 (0 <R2< 1) dimana semakin mendekati 1 maka semakin deket pula
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, atau dikatakan model tersebut
baik. (5) Uji Parsial (Uji t). Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel terikat secara pasial digunakan uji t. Dengan demikian kriteria untuk menerima
atau menolak hipotesis adalah sebagai berikut :Nilai signifikan < 0,05, maka model
regresi dapat diartikan variabel independen berpengaruh antar satu terhadap variabel
dependen, Nilai signifikan ≥ 0,05, maka model regresi dapat diartikan variabel
independen tidak mempengaruhi antar satu terhadap variabel dependen. Dalam menguji
hipotesis melalui uji tingkat kesalahan yang digunakan adalah 5% atau 0,05 pada taraf
signifikan 95%.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Analisis penelitian mencakup yaitu Free Cash Flow, Komite Audit dan
Pengungkapan Other Comprehensive Income (OCI), terhadap Manajemen Laba.
Deskripsi analisis penelitian sebagaimana terlihat pada tabel 3.
Tabel 3. Deskripsi
Stastistik Deskriptif
Mean
Median
FCF
96434485
6181292.
KOMITE AUDIT
0.200000
0.000000
OCI
-0.369231
0.000000
JIPI Vol. 1 No.3, November 2017.
- 78 -
Stastistik Deskriptif
Maksimum
Minimum
Standar Deviasi
Skewness
Kurtosis
Jarque-Bera
Probability
Sum
Sum Sq. Dev.
Observation
Probability
Sum
Sum Sq. Dev.
Observation
FCF
5.12E+09
-4.27E +09
8.81E+08
1.125867
26.55733
1516.715
0.000000
6.27E+09
4.97E+19
65
0.000000
6.27E+09
4.97E+19
65
KOMITE AUDIT
1.000000
0.000000
0.403113
1.500000
3.250000
24.54427
0.000005
13.00000
10.40000
65
0.000005
13.00000
10.40000
65
OCI
2.000000
-25.00000
3.140309
-7.587273
60.06754
9443.879
0.000000
-24.00000
631.1385
65
0.000000
-24.00000
631.1385
65
Tabel 3 menunjukan data 3 (tiga) variabel bebas dalam penelitian dengan jumlah
sampel secara keseluruhan sebanyak 65 sampel dengan 13 perusahaan. Variabel arus kas
bebas / free cash flow (FCF) memiliki nilai rata-rata (mean) 96434485, nilai tengah
(median) 6181292., nilai maksimal 5.12E+09, nilai minimum -4.27E +09, standar deviasi
8.81E+08, Jarque-Bera 1516.715. Variabel Komite Audit memiliki nilai rata-rata (mean)
0.200000, nilai tengah (median) 0.000000, nilai maksimal 1.000000, nilai minimum
0.000000 standar deviasi 0.403113, Jarque-Bera 24.54427. Variabel Pengungkapan Other
Comprehensive Income (OCI) memiliki nilai rata-rata (mean) -0.369231, nilai tengah
(median) 0.000000, nilai maksimal 2.000000, nilai minimum -25.00000 standar deviasi
3.140309, Jarque-Bera 9443.879. Dalam Penelitian Ini terdapat Pemilihan Model Terbaik
pertama Uji F (Uji Chow) Berikut Hasil Pengujian Uji Chow.
Tabel 4. Hasil Pengujian Uji Chow
Effects Test
Statistic
d.f.
Prob.
Cross-section F
4.292161
(12,49)
0.0001
Cross-section Chisquare
46.695769
12
0.0000
Berdasarkan tabel 4.2 pada hasil pengujian ujichow diketahui p-value chi square 0,0007
< 0,05 ≠ H0 ditolak, maka fixed effect model yang lebih baik. Kedua Uji Hausman Berikut
Hasil Pengujian Uji Hausman.
Tabel 5. Hasil Pengujian Uji Hausman
Test Summary
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
Cross-section random
48.992087
3
0.0000
Berdasarkan tabel 4.3 pada hasil pengujian ujihausman diketahui p-value chi
squares 0.0000 < 0.05 ≠ H0 ditolak, maka fixed effect model yang lebih baik. Ketiga Uji
Langrange Multiplier (LM).Uji LM tidak digunakan karena pada uji Chow dan uji
Hausman menunjukan model yang paling tepat adalah Fixed Effect Model. Uji LM
dipakai pada uji Chow menunjukan model yang dipakai adalah Common Effect Model,
JIPI Vol. 1 No.3, November 2017.
- 79 -
sedangkan pada uji Hausman menunjukan model yang paling tepat adalah Random Effect
Model. Maka diperlukan uji LM sebagai tahap akhir untuk menentukan model Common
Effect atau Random Effect yang paling tepat.
Tabel 6. Hasil Pengujian Fixed Effect Model
Variabel
FCF
KA
OCI
C
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
-2.007E-08
1.358643
1.358643
4.134425
2.04E-09
-9.820472
8.294926
-0.163792
0.612711
0.189731
2.406335
1.718142
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
0.711839
Mean dependent var
Adjusted R-squared
0.623626
S.D. dependent var
S.E. of regression
13.87751
Akaike info criterion
Sum squared resid
9436.685
Schwarz criterion
Log likelihood
-254.0151
Hannan-Quinn criter
F-statistic
8.069581
Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
0.000000
Prob.
0.0000
0.8706
0.8503
0.0921
2.430769
22.62049
8.308158
8.843391
8.519342
3.146310
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada tabel 4.4, maka dibuat
persamaan regresi sebagai berikut: EM = 4.134425 - 2.007E-08 FCF + 1.358643 KA +
1.358643 OCI. Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Tabel 6. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R²)
R-squared
Adjusted R squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
0.711839
0.623626
13.87751
9436.685
-254.0151
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter
2.430769
22.62049
8.308158
8.843391
8.519342
Selanjutnya, melalui pendekatan tetap ini diperoleh hasil Adjusted R-Squared
sebesar 62.36% (Adjusted R-Squared = 0.623626). Hal ini dapat diartikan bahwa dengan
pendekatan model fixed affect, model dapat menjelaskan variasi nilai output FCF, KA
dan OCI berpengaruh terhadap manajemen laba 62.36%. Sisanya sebesar 37.64%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Pengujian kesesuaian
tanda, didapati hasil bahwa seluruh variabel bebas mempunyai tanda yang sesuai dengan
tanda pada hipotesa.
Tabel 7. Hasil Pengujian Uji Parsial (Uji t)
Variabel
FCF
KA
OCI
C
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
-2.007E-08
1.358643
1.358643
4.134425
2.04E-09
8.294926
0.612711
2.406335
-9.820472
-0.163792
0.189731
1.718142
0.0000
0.8706
0.8503
0.0921
JIPI Vol. 1 No.3, November 2017.
- 80 -
Berikut Hasil Pengujian Uji Parsial (Uji t) free cash flow mempunyai pengaruh
terhadap manajemen laba, sedangkan komite audit dan pengungkapan other
comprehensive income tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Manajemen Laba
Berdasarkan hasil penelitian, variabel free cash flow terbukti berpengaruh negatif
terhadap manajemen laba. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan arus kas bebas yang
tinggi cenderung tidak akan melakukan manajemen laba, karena meskipun tanpa adanya
manajemen laba, perusahaan sudah bisa meningkatkan harga sahamnya. Adapun hasil
penelitian sebelumnya yang konsisten yaitu Weni Vera Oktaviana (2013) menunjukkan
bahwa arus kas bebas (free cash flow) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
manajemen laba. Hasil penelitiannya sejalan dengan Akhmad Bakkrudin Zuhri (2010)
menunjukkan Arus kas bebas (free cash flow) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap manajemen. Devi Ridhani (2012) dari hasil penelitian yang dilakukan olehnya
menyatakan bahwa arus kas bebas berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Hasil penelitian sebelumnya yang tidak konsisten antara lain penelitian yang dilakukan
oleh Erma Antasari (2014) menunjukkan hasil penelitian bahwa aliran kas bebas tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba. Fransiska Dian Permatasari Kono (2013) yang
menunjukkan bahwa Arus kas bebas yang tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Hasil penelitian Mayasari Tampubolon (2012) menyatakan bahwa Free cash flow tidak
berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Pada penelitian ini indikator manajemen laba
yang digunakan Free Cash Flow, komite audit, dan pengungkapan Other Comprehensive
Income pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016.
Pengaruh Komite Audit Terhadap Manajemen Laba
Untuk variabel komite audit, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya
pengaruh komite audit terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan keberadaan
komite audit di perusahaan publik sampai saat ini masih sekedar untuk memenuhi
ketentuan pihak regulator (pemerintah) saja, sehingga besar kecilnya jumlah komite audit
dan proporsi dewan komisaris di perusahaan tidak bisa membatasi terjadinya praktik
manajemen laba.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusnadi dan Budiharta
(2008), Palestin (2009), Siddharta dan Silva (2005) serta Setiawan dan Nasution (2007)
komite audit tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba, dan bertolak belakang
dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Nayiroh (2013), Mayasari Tampubolon (2012)
dan Metta Kusumaningtyas (2014) menyatakan bahwa komite audit berpengaruh terhadap
manajemen laba. Pada penelitian ini indikator manajemen laba yang digunakan Free
Cash Flow, komite audit, dan pengungkapan Other Comprehensive Income pada
perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016.
Pengaruh Pengungkapan Other Comprehensive Income Terhadap Manajemen Laba
Berdasarkan hasil penelitian, variabel pengungkapan other comprehensive income
terbukti tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dikarenakan nilai other
comprehensive income yang diungkapkan oleh perusahaan terlalu kecil, sehingga
sumbangan pengaruhnya terhadap manajemen laba sulit untuk dibuktikan. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tetuko (2012)
menunjukkan bahwa pengungkapan OCI tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap
manajemen laba. Adapun hasil penelitian sebelumnya yang tidak konsisten antara lain
penelitian yang dilakukan oleh Lobo and Zhou (2001) dan Lin and Rong (2011)
menunjukkan hasil pengungkapan Other Comprehensive Income berpengaruh negatif
signifikan terhadap manajemen laba. Penelitian ini indikator manajemen laba yang
digunakan Free Cash Flow, komite audit, dan pengungkapan Other Comprehensive
Income pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016.
JIPI Vol. 1 No.3, November 2017.
- 81 -
5. Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi Hasil Penelitian
Dari hasil pengujian yang dilakukan dengan model regresi data panel terhadap 65
sampel untuk periode 2012 – 2016, dapat disimpulkan bahwa Pengujian hipotesis secara
parsial.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa free cash flow berpengaruh negatif
terhadap tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. Yang artinya free
cash flow merupakan faktor yang menyebabkan menurunnya manajemen laba, hal ini
dikarenakan perusahaan dengan arus kas bebas yang tinggi cenderung tidak akan
melakukan manajemen laba, karena meskipun tanpa adanya manajemen laba, perusahaan
sudah bisa meningkatkan harga sahamnya. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap tindakan manajemen laba yang dilakukan
oleh perusahaan. Yang artinya bahwa keberadaan komite audit dalam suatu perusahaan
bukan merupakan faktor yang menyebabkan manajemen untuk melakukan manajemen
laba. Hal ini menunjukkan keberadaan komite audit di perusahaan publik sampai saat ini
masih sekedar untuk memenuhi ketentuan pihak regulator (pemerintah) saja,.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pengungkapan other comprehensive income
tidak berpengaruh terhadap manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. Yang
artinya pengungkapan other comprehensive income bukan merupakan faktor yang
menyebabkan manajemen untuk melakukan manajemen laba, Hal ini dikarenakan nilai
other comprehensive income yang diungkapkan oleh perusahaan terlalu kecil, sehingga
sumbangan pengaruhnya terhadap manajemen laba sulit untuk dibuktikan. Untuk
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah Periode penelitian hanya meliputi 2012 – 2016,
sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sangat terbatas. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, sehingga penelitian ini dapat
mengendalikan atau mengawasi kemungkinan terjadinya kesalahan pada data. Penelitian
ini hanya menggunakan perusahaan pertambangan sebagai sampel, sehingga tidak dapat
menggambarkan praktik manajemen laba pada industri lain. Saran Akademis dan Praktis
dalam penelitian ini diharapkan dapat melengkapi keterbatasan yang ada dalam penelitian
ini dengan mengembangkan sampel dan variabel sehingga memberikan bukti empiris
mengenai manajemen laba dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Saran untuk para
pemegang saham memantau agar peran SPI atau komite audit sebagai pengawas
manajemen perusahaan dalam melaksanakan operasi perusahaan berjalan sehingga
manajemen perusahaan tidak melakukan manajemen laba yang ilegal atau nisa
meminimalisir tindakan manajemen dalam melakukan manajemen laba.
Daftar Pustaka
Agustia, Dian. 2013. “Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow
dan Leverage Terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.
15, No. 1, Mei 2013, hlm. 27-42.
Agnes, Sawir. 2004. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Antasari, N. 2014. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Salah Satu Alat
Penilaian Kinerja Manajer pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Skripsi.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Surabaya.
JIPI Vol. 1 No.3, November 2017.
- 82 -
Assih, Prihat dan M. Gudono. 2000. “Hubungan Tindakan Perataan Laba dengan Reaksi
Pasar atas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa
Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi II.
Anderson, James E, 2003, Public Policy Making: An Introduction Fifth Edition, Boston:
Houghton Mifflin Company.
Beattie, Vivien et al. 1994. “Extraordinary Items and Income Smoothing: APositive
Accounting Approach”, Journal Business Finance and Accounting, Vol. 21, No.
6: 791– 811.
Belkaoui, A.R. 2007. Accounting Theory. 5th Edition. Buku 2. Edisi Terjemahan. Jakarta:
Salemba Empat.
BAPEPAM (2004). Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP29/PM/2004 (Peraturan No IX.I.5) tentang Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
Bradbury, M.E., Y.T. Mak, dan S.M. Tan.2004. Board Characteristics, Audit Committee
Characteristics and Abnormal Accruals. Working Paper, Unitec New Zealand
dan National University of Singapore.
Ghozali dan Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Undip.
Harahap, S. S. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan
Keempat. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2017. ED PSAK No. 01. Salemba Empat. Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2017, “Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 2,” Salemba
Empat, Jakarta.
Jensen, Michael C. 1986. Agency Cost of Free cash Flow, Corporate Finance, and
Takeovers, American Economic Review 76 (2), 323-329.
Lin, W., & Rong, M. (2012). Impacts of Other Comprehensive Income Disclosure on
Earnings Mangement. Nankai Business Review International , 93-101.
Nachrowi, Nachrowi Djalal, dan Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika untuk analisis ekonomi dan keuangan. Jakarta : Lembaga penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Oktaviana, Uli. 2013. Relevansi nilai laba, nilai buku dan arus kas bersih pada perusahaan
food and beverage di indonesia. Jurnal Ekonomi.
Rahmawati, dkk. 2006. Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktik Manajemen Laba
pada Perusahaan Perbankan Publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta,
Simposium Nasional Akuntansi IX.
Sandra, Dessy dan Indra Wijaya Kusuma. 2004. “Reaksi Pasar terhadap Tindakan
Pemerataan Laba dengan Kualitas Auditor dan Kepemilikan Manajerial sebagai
Variabel Pemoderasi”, Makalah SNA VII: hal. 948-961.
JIPI Vol. 1 No.3, November 2017.
- 83 -
Sawyer, Lawrence B., Mortimer A. Dittenhofer, dan James H. Scheiner. 2005. Sawyer's
Internal Auditing, 5th Edition. Dialihbahasakan oleh Desi Adhariani. Audit
Internal Sawyer Edisi 5. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.
Septiarti, Wahyu, 2016. Pengaruh Arus Kas Bebas, Kebijakan Dividen, dan Leverage
Terhadap Manajemen Laba. Universitas Pancasila.
Scott, R.W. 2000. Financial Accounting Theory 2nd Ed. Prentice Hall, New Jersey.
Tetuko, D. T. (2012). Pengaruh Pengungkapan Other Comprehensive Income Terhadap
Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur Publik di Indonesia).
Surakarta: Skripsi Universitas Sebelas Maret.
Ujiyantho, M. Arief dan Pramuka, Bambang Agus. 2007. Mekanisme Corporate
Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional
Akuntansi 10. Makassar.
White, I. Gerald., et.al. (2003). The Analysis and Use of Financial Management. (3rd
Edition), John Wiley&Sons, Inc.
Wardhana, S. W. 2009. Corporate Social Responsibility, Sebuah Kepedulian Perusahaan
terhadap Lingkungan Disekitarnya.
Wiwik Utami, 2005, “Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas (Studi
Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur)”, Simposium Nasional Akuntansi
VIII.
Zuhri, Akhmad Bakkrudin. 2011. “Pengaruh Arus Kas Bebas dan Komite Audit
Terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Akuntansi.
JIPI Vol. 1 No.3, November 2017.
- 84 -
Download