PENGARUH KEMANDIRIAN TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA Nurfahsyahbani Ramitha 16513654 A.M HeruBasuki, Professor, Dr. MPsi. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma iffahramitha@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat adanya pengaruh kemandirian terhadap intensi berwirausaha mahasiswa Universitas Gunadarma. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala intensi berwirausaha dan kemandirian. Sampel penelitian ini adalah Mahasiswa Psikologi Universitas Gunadarma sebanyak 50 responden. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Regresi Linier. (1- tailed) yang diketahui bahwa variabel kemandirian berpengaruh secara signifikan terhadap intensi berwirausaha dengan nilai F 21.714 (p>4.08) dan nilai signifikansi 0,000 (p<0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kemandirian terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa psikologi Universitas Gunadarma. Oleh karena itu pengaruh kemandirian cukup penting terhadap kewirausahaan. Karena salah satu penentu kesuksesan dalam kegiatan kewirausahaan adalah kemampuan untuk mencapai seseuatu, mengatasi sesuatu, bertindak secara efektif terhada ingkungannya, dan merencanakan serta mewujudkan harapan-harapannya yang di sebut sebagai dorongan untuk mandiri atau kemandirian. Keyword: Kemandirian, Intensi Berwirausaha, Mahasiswa Psikologi Universitas Gunadarma Pada zaman yang semakin berkembang Bisnis berbasis internet juga dianggap lebih ini, wirausaha dikalangan mahasiswa adalah praktis dan lebih cepat, karena bisa menghemat sebuah kejadian yang menarik, salah satu waktu, biaya, dan tenaga (Giane, 2015). inovasi di zaman digital seperti sekarang adalah Meningkatnya minat berwirausaha di kalangan munculnya bisnis berbasis internet (daring). mahasiswa diharapkan akan menambah jumlah Pebisnis daring ini dikenal dengan sebutan calon pengusaha-pengusaha baru sebagai ujung netpreneur, yangdibedakan dengan pebisnis tombak perekonomian bangsa di masa yang konvesional, akan datang (Napitupulu, dalam Putra 2013). yaitu para netpreneur ini memanfaatkan media sosial sebagai sarana Indarti dan Rostiani (2008) menjelaskan berkomunikasi, bahkan bisnis ini bisa mendunia bahwa, intensi berwirausaha mahasiswa di tanpa penjual dan pembeli harus bertatap muka. Indonesia masih lemah. Hal ini disebabkan oleh kesulitan modal, kompetensi dan informasi yang &Rostianti, 2008). Lebih lanjut, karakterisitik dibutuhkan untuk membuka usaha baru. Intensi demografis yang dapat memengaruhi munculnya memainkan intensi berwirausaha antara lain umur, jenis peranan yang khas dalam mengarahkan tindakan, yakni menghubungkan kelamin, antara pertimbangan yang mendalam yang pengalaman diyakini dan diinginkan oleh seseorang dengan (dalam Indarti & Rostianti, 2008) menyatakan tindakan tertentu.Untuk menjadi entrepreneur bahwa karakteristik lingkungan yang dapat mahasiswa harus dapat menawarkan suatu usaha memengaruhi intensi berwirausaha antara lain dan hubungan menciptakan produk berbeda yang mempunyai keunikan atau kekhasan tersendiri. Dalam pembangunan ekonomi latar belakang bekerja sosial, pendidikan seseorang. dan Kristiansen infrakstruktur fisik, dan institusional dan juga fakor budaya. Sedangkan di karakteristik kepribadian yang dapat Indonesia, wirausaha mempunyai peran yang memengaruhi intensi berwirausaha antara lain sangat motivasi penting.Dengan berwirausaha, berprestasi, keberanian dalam diharapkan masyarakat mampu menemukan mengambil resiko, locus of control dan self inovasi dan gagasan baru dalam mengelola efficacy (Pillis & Reardon, 2007). Mariano et al sumber daya alam yang tersedia. Beberapa ahli (dalam Leon & Gorgievsky, 2007) menyatakan berpendapat bahwa kewirausahaan merupakan bahwa motivasi berprestasi, keberanian dalam proses pengembangan dan penerapan kreativitas mengambil resiko, locus of control dan juga self serta inovasi dalam menyelesaikan masalah dan efficacy mampu melihat peluang untuk menciptakan kepribadian yang paling sering diteliti dalam suatu usaha (Nyoman, 2014). Modal utama memelajari dalam berwirausaha.Selain berwirausaha keuletan adalah untuk kemauan dan bersungguh-sungguh tersebut, merupakan empat kewirausahaan terdapat karakteristik maupun intensi keempat karakteristik karakteristik kepribadian menjalankan suatu proses atau usaha. Dalam lainnya yang kurang mendapatkan perhatian kegiatan wirausaha, tidak hanya bermodalkan dalam memelajari intensi berwirausaha, padahal tekad yang kuat tetapi lebih dari itu, kompetensi, memiliki pengaruh yang cukup penting terhadap keterampilan kewirausahaan, yaitu kemandirian.Karena salah serta pengetahuan dalam mengelola suatu usaha juga sangat penting satu sehingga kedua hal tersebut harus seimbang. kewirausahaan Munculnya intensi berwirausaha pada penentu kesuksesan adalah dalam kegiatan kemampuan untuk mencapai seseuatu, mengatasi sesuatu, bertindak diri seseorang antara lain dapat dipengaruhi oleh secara beberapa hal, seperti karakteristik demografis, merencanakan karakteristik lingkungan, dan juga karakteristik harapannya yang di sebut sebagai dorongan kepribadian dari orang tersebut (Indarti efektif terhada serta ingkungannya, mewujudkan dan harapan- untuk mandiri atau kemandirian (Masrun, dalam wirausaha-wirausaha Putra, 2013). sementara mereka berada dibangku sekolah Pada penelitian yang potensial yang Menurut Steinberg (2002) kemandirian meneliti tentang hubungan kemandirian dengan biasa diartikan sebagai kapasitas individual intensi berwirausaha pada mahasiswa Brawijaya berperilaku sebagaimana mereka, dan juga diperoleh korelasi antara variabel kemandirian memiliki kemampuan untuk mengatur diri dengan variabel intensi berwirausaha yaitu 0,716 sendiri dengan ini Erikson (dalam Steinberg, 2002) kemandirian menunjukkan suatu hubungan yang positif adalah sebuah awal berdirinya individu ketika antara intensi individu tesebut memulai untuk menggali tinggi lingkungan mereka sendiri dan menegaskan nilai sebelumnya muda signifikan 0,000.Hal self-kemandirian berwirausaha yang dengan berarti semakin kemandirian seorang mahasiswa maka semakin secara bertanggung jawab.Menurut untuk melakukan keinginan mereka. tinggi pula intensi berwirausaha yang ada dalam Kemandirian sendiri menurut Steinberg dirinya (Putra, 2013). Penelitian selanjutnya (2002) memiliki tiga aspek yaitu, pertama yaitu The influence of individual factors on the Kemandirian emosional (emotional autonomy) entrepreneurial Kemandirian emosional berhubungan dengan intention diperoleh model keseluruhan nilai yaitu 0.008 dengan nilai perubahan hubungan signifikan <0.05. yang berarti terdapat pengaruh khususnya orang yang tinggi antara faktor individual dengan mengembangkan intensi berwirausaha (Farouk dan Ikram, 2014). berusaha melepaskan diri dari sifat kekanak- Penelitian berjudul kanakan dan ketergantungan terhadap orang tua. Motivational factors and student entrepreneurial Kedua kemandirian bertingkah laku (behavioral intention in Pakistan diperoleh korelasi sebesar autonomy).Dalam menunjukkan kemandirian, 0.730 dengan nilai signifikan 0,000.Hal ini seseorang mengalami kesalahpahaman dalam menunjukan hubungan yang positif antara dua pemberian bukti bahwa mereka telah mandiri variable tersebut (Tanveer, dkk, 2013). dengan selanjutnya Penelitian ini yang individuasi dan atau menghindari intensi rentan terhadap tekanan yang diberikan oleh faktor-faktor orang disekitar mereka.Yang ketiga kemandirian pengaruh nilai (value autonomy). Kemandirian nilai adanya memerlukan perubahan dalam pandangan moral, berwirausaha mahasiswa dan pendorongnnya.Terkait dengan kewirausahaan diperlukan tentang dan memberontak anak keinginan dan peraturan yang diberikan.Individu mengenai mengembangkan perasaan dimana untuk gambaran pemahaman tua, seseorang, dimaksudkan memberikan tersebut, dengan mendorong bagaimana lahirnya isu politik, ideologi, dan agama. Dalam tahapannya, individu akan memiliki pola pikir secara abstrak dalam berbagai hal, kemudian keyakinan mereka menjadi semakin mengikuti prinsip-prinsip umum yang memiliki dasar ideologis, dan akhirnya keyakinan mereka semakin berada dalam nilai-nilai yang diturunkan oleh orang tua atau tokoh-tokoh lainnya. yang valid memiliki validitas berkisar antara 3.33 sampai 7.51 Pada skala intensi berwirausaha dari 40 aitem skala intensi berwirausaha yang diujikan, terdapat 37 aitem yang memiliki nilai validitas diatas 0.3 dan 3 aitem yang memiliki nilai validitas dibawah 0.3. Aitem yang valid memiliki nilai validitas berkisar antara 3.37 sampai dengan 8,04. METODE Reliabilitas Populasi dan Sampel Untuk uji reliabilitas diukur dengan Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel Puposive sample. Menurut Sugiyono (2010) pengertiannya adalah teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang mahasiswa psikologi Universitas Gunadarma yang ditentukan berdasarkan kesediaan subjek untuk mengisi angket yang digunakan dan juga berdasarkan kriteria yaitu mahasiswa yang berusia 19-25 tahun. menggunakan teknik AlphaCronbach. Menurut Azwar (2012) koefisien reliabilitas berada dalamrentang angka dari 0 sampai dengan 1,00. Bila koefisien reliabilitas semakin tinggi mendekati angka 1,00 berarti pengukuran semakin reliabel. Pada umumnya, reliabel dianggap cukup baik jika diatas 0,700. Pada pengujian reliabilitas diperoleh angka koefisien reliabilitas pada kuisioner kemandirian sebesar .976 dan kuisioner intensi berwirausaha sebesar .968. Analisis Data Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Uji Daya Diskriminasi Dalam penelitian ini uji hipotesis yang digunakan adalah analisis Regresi Linier, untuk Pengujian daya diskriminasi aitem pada skala kemandirian menggunakan corrected total item correlation. Aitem yang dikatakan memiliki daya pembeda yang memenuhi syarat psikometrik sebagai bagian dari tes diatas 0.3 (Azwar, 2012). Pengujian daya diskriminasi aitem menggunakan SPSS ver.22. Dari 40 aitem yang digunakan diperoleh 35 aitem yang memiliki daya beda yang baik, sementara 5 aitem memiliki daya beda yang rendah. Aitem melihat apakah ada pengaruh kemandirian terhadap intensi berwirausaha. Berdasarkan uji regresi sederhana, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima. Artinya, variable kemandirian berpengaruh secara signifikan terhadap intensi berwirausaha dengan nilai F 22.312 (p>4.08) (p<0.05). dan nilai signifikansi 0,000 Hasil dan Pembahasan tinggiintensi berwirausaha, sebaliknya Penelitian ini bertujuan untuk menguji semakin rendah kemandirian maka semakin apakah ada pengaruh antara kemandirian rendah pulai intensi berwirausaha. terhadap pada Hal ini sesuai dengan teori menurut Indarti Universitas (2008), kemandirian membawa suatu dorongan intensi berwirausaha mahasiswa psikologi Gunadarma. Berdasarkan uji regresi kepada diri seseorang untuk bertindak efektif dapat disimpulkan bahwa terhadap lingkungannya, dan memanfaatkan penelitian diterima. Artinya, segala peluang yang ada. Salah satunya dalam variable kemandirian berpengaruh secara bidang ekonomi khususnya wirausaha. Dengan signifikan terhadap intensi berwirausaha berwirausaha mahasiswa mampu menemukan dengan nilai F 22.312 (p>4.08) dan nilai inovasi dan gagasan baru dalam mengelola signifikansi 0,000 (p<0.05). Selanjutnya, sumber daya alam yang tersedia Hal ini terdapat nilai pengaruh antara kemandirian menunjukkan suatu hubungan yang positif dan intensi berwirausaha sebesar 31.7% , antara kemandirian dengan intensi berwirausaha hal intensi yang berarti semakin tinggi kemandirian seorang berwirausaha dipengaruhi oleh faktor-faktor mahasiswa maka semakin tinggi pula intensi lainnya yang tidak terangkum dalam analisis berwirausaha yang ada dalam dirinya, dengan ini seperti jenis kelamin, latar belakang kata lain adanya kemandirian yang tinggi adalah pendidikan bekerja hal yang memotivasi individu untuk mendirikan seseorang., motivasi berprestasi, keberanian usahanya sendiri dan juga menjadi prediktor dalam mengambil resiko, locus of control keberhasilannya dalam berwirausaha (Harrel & dan Alpert, dalam Vecchio, 2003).. sederhana, hipotesis ini berarti bahwa dan 68,3% pengalaman sebagainya. Analisa pengaruh antara kemandirian terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa psikologi Universitas Gunadarma menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,563dengan skor signifikan sebesar 0,000 yang berarti cukup kuat. Korelasi yang cukup kuat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini . DAFTAR PUSTAKA Ajzen, I. (2005). Attitude, personality, and behavior. USA: McGraw-Hill. Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Chabib diterima, yang artinya terdapat pengaruh antara kemandirian terhadap intensi pelajar, 1996) berwirausaha pada mahasiswa psikologi Universitas Gunadarma, dimana semakin tinggi kemandirian maka semakin Thoha H.M., Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka De Pillis., Emmeline. K., Reardon., Kathleen. (2007). Influence of Personality Traits and Persuasive Message on Entreprenerial Intention: A crosscultural comparison. Journal Motivation to become an Entrepreneur. Fajrin, N. I. (2015). Hubungan antara kemandirian dengan Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN MMI Malang. Skripsi Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang: Tidak Diterbitkan Farouk, A. & Ikram, A. (2014). The influence of individual factors on the entrepreneurial intention. International Journal of Managing Value and Supply Chains. 5,4. Furchan, A. (2009). Beda antara belajar di sekolah dan di perguruan tinggi. Pendidikanislam.net.http.pend idikanislam.net/index.php/untuksiswamahasiswa/37-trampilbelajar/63-beda-antara-belajar-disekolah-dan-di-perguruan-tinggi. 3 Mei 2013 Giane. Berani Menjadi Wirausaha. http://print.kompas.com/baca/2015/0 4/21/Berani-Menjadi-Wirausaha. 22 maret 2016. Guilford, J.P., B. Fruchter. (1978). Fundamental Statistics In Psychology And Education, Tokyo: McGraw-HillKogakusha, Ltd. Hartaji, D. A. (2012). Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah Dengan Jurusan Pilihan Orangtua. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. (tidak diterbitkan). Hermawan, Asep. (2005). Penelitian Bisnis: Paradigma Kuantitatif, Jakarta: PT Grasindo. Hisrich, R. D. (2005). Entrepreneurship (6th ed.). New York: McGraw-Hill. http://kbbi.web.id/mahasiswa. tanggal 27 april 2016. diakses https://www.bps.go.id/Brs/view/id/1139. diakses tanggal 19 maret 2016. Indarti, N., & Rostiani. R. (2008). Intensi kewirausahaan mahasiswa : Studi perbandingan antara Indonesia, Jepang, dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis. 23. 4. Leon, J.A.M., & Gorvievski, M. (2007). Psychology of Enterpreneurship. Research and Education. Musdalifah. (2007). Perkembangan sosial remaja dalam kemandirian. Jurnal Psikologi, 4, 46-56. Mulyadi, Seto. Dkk. 2016. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Nyoman. Wirausaha untuk mahasiswa. http://kreativprodukt.com/2014/11/w irausaha-untuk-mahasiswa-2015/. Diakses pada tanggal 19 maret 2016. Pillis, E. & Reardon, K. (2007). The Influence of Personality Traits and Persuasive Massage on Enterpreuneurial Intention. Journal of career Development International, 12., 4., 382-296 Putra, R. N. (2013). Hubungan kemandirian dengan intensi berwirausaha pada Mahasiswa universitas brawijaya malang. Jurnal psikologi. 2. 2. 1-12. Prasetya, Y. (2009). Hubungan kemandirian emosional, kemandirian tingkah laku, dengan intensi berwirausaha pada mahasiswa tingkat akhir universitas Indonesia. Skripsi Psikologi Universitas Indonesia. Tidak Diterbitkan. Santoso, S. (2009). Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: Elex Media Komputindo. Sismayadi, E.K. (2016). Motivasi Wanita Berwirausaha di Bandar Lampung. Skripsi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Tidak Diterbitkan. Siswoyo, D. dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Soegoto, E. (2008). Marketing Research. , Jakarta: Elex Media Komputindo. Spranger. E. 1928. The Tipe on Man The Psychology and Etnich of Personality. Max Niemeyer Verlg, Hall (saale).Steinberg, L. (2002). Adolescence. USA: McGraw-Hill Sudjana, (1980). Metoda Statistika. Badung: Tarsito. Sugiyono. (2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung. Tanveer, A. M. dkk. (2013). Motivational factors and student entrepreneurial intention in Pakistan. Journal of Basic and Applied Scientific Researc, 3. 263-269. Tim Prima Pena. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gita Media Press. Turner, J. S. & Helms, D.B. (1995). Life Span Development (5th ed.). Tokyo: Harcourt Brace College Publishers Vecchio, R. P. (2003) Enterpreneurship and Leadership: Common Trends and Common Threads. Human Resource Management Review. 13, 302-327.