BAB I INTRODUCTION A. BACKGROUND [Satan] said, "Because You have put me in error, I will surely sit in wait for them on Your straight path. Then I will come to them from before them and from behind them and on their right and on their left, and You will not find most of them grateful [to You]." (QS Al A’raf : 16-17). Explained that the devil has promised to Allah will always disturb humans until the end of time. Man of his nature is a perfect being, they can be better than angels and worse than demons. Humans can be worse than demons of course because of the temptations of demons that continue to flow since humans are born to the grave/grave. Apart from the evil side, there will come a named Al Massih Dajjal who will come down to earth with the aim of destroying morals and morals of the man. “Three signs, if everything has happened, then it will no longer be useful to someone's previous faith, that is; the coming of the Dajjal, the creeping beasts, and the rising of the sun from the west or from its setting” (HR. Tirmidzi no. 3072 dan Ahmad 2/445). The arrival of Dajjal is one of the signs of doomsday. Other apocalyptic signs that have been or are happening today are: (1) war in the land of syam or suriah, (2) dried up the lake Tiberias (3), the fruit of qurma no longer produces in Azerbaijan, (4) there are many wars in the Middle East, such as the seizure of holy city in Palestine AL QUDS / Jerusalem which became the capital of Israel. And now the end is near, and the closer the apocalypse, the moral and the akiqah of Islam decreases with the times. as described in the Qur'an “People ask you concerning the Hour. Say," Knowledge of it is only with Allah . And what may make you perceive? Perhaps the Hour is near." (QS. Al-Ahzaab: 63) In addition, at the end of this era of technological progress is very rapid and very impact on human life. In this case, it is easy for us to get goodness from the advancement of technology, but easy also in getting the badness. Terrorists, words we often hear in everyday life, which have a very broad meaning. One of the meanings is violence or vice or affects a person or a lot of people. This can be due to the wrong association, wrong environment, non-educating family, and also one of the greatest influences is technology. One of the functions of technology is to spread news or opinions quickly and widely. Humans can easily get good and bad information. bad here is information that is a public opinion of the wrong direction, reversing the facts, enlarging the problem and one of them is to form a new terrorist on this earth, based on misinterpreted jihad. In many of these factors, a person will become very easily influenced or very easily the enemies of God make the wrong human mindset as if it is good for them. Of course, nature and attitude that contradicts the teachings of Allah revealed to his Messenger is wrong. This is because they feel they are ignored by their families and want to get a new family, the role of this new family that often misleads young people, they instill ambiguous, strong goals and mindsets and can assure them that they are true. Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim muslim akhir-akhir ini seperti kehilangan makna Islam yang sebenarnya. Akhlak-akhlak Islam yang mestinya dimiliki oleh setiap muslim sepertinya mulai menghilang seiring dengan kemajuan zaman. Hal ini menyebabkan pemeluk agama Islam di Indonesia mudah terkontaminasi dan terpengaruh di zaman sekarang ini. Salah satu dampak dari hal tersebut akan mengakibatkan hilangnya sifat yang lembut, sopan, santun, tenang, dan ramah dalam bertutur kata dan juga mudah terpengaruh ke jalan yang sesat. Faktanya, mayoritas remaja di Indonesia telah terbiasa berkata dan berperilaku kasar. Salah satu ciri muslim sejati adalah memiliki kebiasaan menghafal Al-Qur’an. Para penghafal Al-Qur’an yang biasa disebut dengan panggilan hafidz atau hafidzah memiliki aura ketenangan dan kelembutan yang terpancar dari dalam diri mereka. Oleh karena itu, saya sebagai penulis ingin memberikan solusi dari masalah tersebut, solusi itu adalah menghapal dan menanaman nilai nilai yang terkandung didalam AL Quran. Disini saya ingin menjelaskan bahwasannya menghapal AL Quran dapat memberikan ketenangan jiwa dan meminimalisir sifat buruk manusia, dan juga sejatinya sebaik baiknya petunjuk dan sebenar benarnya petunjuk adalah petunjuk yang bersumber dari AL Quran. “Indeed, this Qur'an guides to that which is most suitable and gives good tidings to the believers who do righteous deeds that they will have a great reward.” (QS Al-Isra’ : 9). Dengan hal tersebut diharapkan dapat membentuk seorang Muslim sejati yang memiliki sifat tenang, sopan, santun, ramah atau baik kepada manusia dan makhluk lainnya serta selalu memperhatikan keberlangsungan lingkungan sekitar. Dan diharapkan memberikan dampak baik bagi sekitar sehingga dapat mencegah teroris teroris muda tumbuh dan berkembang “And not equal are the good deed and the bad. Repel [evil] by that [deed] which is better; and thereupon the one whom between you and him is enmity [will become] as though he was a devoted friend.” (Q.S. fushilat: 34). B. PROBLEM FORMULATION Dari latar belakang yang telah disampaikan, peneliti mengajukan sebuah rumusan masalah yang perlu dibahas yaitu: Bagaimana pengaruh jumlah hapalan dan penanaman nilai nilai AlQur’an berdampak terhadapat pembentukan pemuda Islam yang tangguh? C. RESEARCH OBJECTIVES Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: Mengetahui manfaat menghafal Al-Qur’an dan penanaman nila-nilai Al Qur’an dalam mencegah terjadinya perilaku menyimpang yang menjadi awal terbentuknya teroris teroris muda. D. RESEARCH BENEFITS Manfaat dari penelitian yang peneliti harapkan adalah: 1. Ditemukannya solusi terbaik dalam mencegah terbentuknya teroris teroris muda 2. Menambah pengetahuan serta wawasan dalam pengendalian diri BAB II LITERATURE REVIEW A. TERORIST 1. Definisi Terorisme Definisi terorisme sampai dengan saat ini masih menjadi perdebatan, sehingga sampai saat ini belum ada definisi terorisme yang diterima secara universal. meskipun sudah ada ahli yang merumuskannya, baik dalam literature maupun dalam peraturan perundang-undangan dirumuskan. Akan tetapi ketiadaan definisi yang seragam menurut hukum internasional mengenai terorisme tidak serta-merta meniadakan definisi hukum terorisme itu. Masing masing negara mendefinisikan menurut hukum nasionalnya untuk mengatur, mencegah dan menanggulangi terorisme. Walter Laquer menyatakan bahwa tidak akan mungkin ada sebuah definisi yang bisa meng-Cover ragam terorisme yang pernah muncul dalam sejarah.1 Definisi terorisme berkaitan dengan kata teror dan teroris. Dalam kamus besar bahasa Indonessia, teror berarti kekacauan; tindak kesewenang-wenangan untuk menimbulkan kekacauan dalam masyarakat; tindakan kejam dan mengancam.2 Menurut T. P. Thornton dalam Terror as a Weapon of Political Agitation (1964) terorisme didefinisikan sebagai tindakan simbolis yang dirancang untuk mempengaruhi kebijaksanaan dan tingkah laku politik dengan cara-cara ekstra ketat, khususnya dengan penggunaan kekerasan dan ancaman kekerasan.1 Sedang proses teror, menurut E. V. Walter memiliki tiga unsur, yaitu :1 (1) Tindakan atau ancaman kekerasan. (2) Reaksi emosional terhadap ketakutan yang amat sangat dari pihak korban atau calon korban. (3) Dampak sosial yang mengikuti kekerasan atau ancaman kekerasan dan rasa ketakutan yang muncul kemudian. Sedangkan Menurut Paul Wilkinson, pengertian terorisme adalah aksi teror yang sistematis, rapi dan dilakukan oleh organisasi tertentu. dan memiliki karakteristik sebagai berikut :3 (1) Merupakan intimidasi yang memaksa. (2) Memakai pembunuhan dan penghancuran secara sistematis sebagai sarana untuk suatu tujuan tertentu. (3) Korban bukan tujuan, melainkan sarana untuk menciptakan perang urat syaraf, yakni “bunuh satu orang untuk menakuti seribu orang”. (4) Target aksi teror dipilih, bekerja secara rahasia namun tujuannya adalah publisitas. (5) Pesan aksi itu cukup jelas, meski pelaku tidak selalu menyatakan diri secara personal. (6) Para pelaku kebanyakan dimotivasi oleh idealisme yang cukup keras, misalnya “berjuang demi agama dan kemanusiaan”. B. PERILAKU MENYIMPANG 1. Definisi Perilaku Menyimpang Menurut Hurlock tingkah laku menyimpang adalah tingkah laku yang dianggap tercela, tingkah laku yang melanggar aturan-aturan serta nilai-nilai sosial.4 Hal ini diperkuat dengan teori behavior oleh Boeree yang menyatakan bahwa perilaku menyimpang itu dapat dikatakan sebagai behavior disorder yang artinya perilaku menyimpang itu terbentuk karena adanya stimulus negatif yang mempengaruhi individu sehingga menimbulkan suatu respon dalam dirinya untuk melakukan hal tersebut dan mewujudkanya dalam bentuk perilaku yang menyimpang.5 Adapun pendapat lainya seperti menurut Sparinah Saldi yang berpendapat bahwa perilaku menyimpang adalah bentuk tindakan yang melanggar dari Norma-norma sosial, dan nilai-nilai kehidupan.6 2. Faktor Seseorang Berperilaku Menyimpang Seseorang berperilaku menyimpang tentunya ada beberapa factor, Menurut Santrock tingkah laku menyimpang yang dilakukan terjadi karena adanya 2 faktor utama yaitu :7 1. Faktor dari lingkungan yang meliputi: Adannya pengaruh orangtua Pengaruh teman sebaya Kualitas lingkungan serta kondisi tempat tinggal 2. Faktor pribadi yang meliputi: Pemahaman diri yang salah Pemikiran, serta pandangan yang salah Ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri Kurangnya pengendalian diri C. ISLAM 1. Definisi Islam Agama Islam dalam istilah Arab disebut Dinul Islam. Kata Dinul Islam tersusun dari dua kata yakni Din ( ) دي ن الdan Islam ( )ال م اإل س.Kata ‘Islam’ secara etimologis berasal dari akar kata kerja ‘salima’ yang berarti selamat, damai, dan sejahtera, lalu muncul kata ‘salam’ dan ‘salamah’. Dari ‘salima’ muncul kata ‘aslama’ yang artinya menyelamatkan, mendamaikan, dan mensejahterakan. Kata ‘aslama’ juga berarti menyerah, tunduk, atau patuh. Dari kata ‘salima’ juga muncul beberapa kata turunan yang lain, di antaranya adalah kata ‘salam’ dan ‘salamah’ artinya keselamatan, kedamaian, kesejahteraan, dan penghormatan, ‘taslim’ artinya penyerahan, penerimaan, dan pengakuan, ‘silm’ artinya yang berdamai, damai, ‘salam’ artinya kedamaian, ketenteraman, dan hormat, ‘sullam’ artinya tangga, ‘istislam’ artinya ketundukan, penyerahan diri, serta ‘muslim’ dan ‘muslimah’ artinya orang yang beragama Islam laki-laki atau perempuan.8 Dari segi bahasanya yang dikaitkan dengan asal katanya, Islam memiliki pengertian Berasal dari salm ( )اْل لَّساyang berarti damai. “And if they incline to peace, then incline to it [also] and rely upon Allah . Indeed, it is He who is the Hearing, the Knowing.” (Q.S. Al Anfal: 61) Kata salm dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Dan ini merupakan salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia pada perdamaian. 2. Muslim yang Tangguh “There has certainly been for you in the Messenger of Allah an excellent pattern for anyone whose hope is in Allah and the Last Day and [who] remembers Allah often.” (Q.S Al-Ahzab : 21) Muslim yang tangguh tentunya muslim yang memiliki kepribadian layaknya Rasulullah SAW seperti fathanah (cerdas), shiddiq (jujur), amanah (terpercaya), tabligh (menyampaikan), lemah lembut, sabar, adil, menepati janji D. AL-QUR’AN 1. Keutamaan Al-Qur’an Allah Swt. telah memberitahukan tentang kebaikan yang akan didapatkan oleh orang yang membaca Al-Qur'an. Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah maka dia akan mendapatkan kebaikan dan kebaikan yang akan dia dapatkan akan dilipatgandakan sehingga mencapai sepuluh kali lipat, dan aku tidak mengatakan (alif lam mim) satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” Dan juga Rasulllah Saw. bersabda: "Bacalah Al-Qur’an karena dia datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya.” 2. Al-Qur’an Menjaga Fitrah Manusia Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, dengan Al-Qur’an maka fitrah ini akan tetap terjaga. Al-Qur’an senantiasa membimbing kepada jalan yang paling benar dan lurus, demikian yang Allah Swt. kabarkan kepada manusia melalui firman-Nya “Indeed, this Qur'an guides to that which is most suitable and gives good tidings to the believers who do righteous deeds that they will have a great reward.” (QS Al-Isra’ : 9). 3. Al-Qur’an Adalah Cahaya Kehidupan Seperti matahari dan bumi, Al-Qur’an adalah cahaya bagi kehidupan manusia. Sesungguhnya Allah telah menjadikan Al-Qur’an sebagai cahaya bagi ruh dan jiwa manusia, sebagaimana firman Allah “And thus We have revealed to you an inspiration of Our command. You did not know what is the Book or [what is] faith, but We have made it a light by which We guide whom We will of Our servants. And indeed, [O Muhammad], you guide to a straight path” (QS Asy-Syura: 52) 4. Manfaat Menghafal Al-Qur’an Meningkatkan potensi memori dan intelektual. Otak yang dilatih dan dirangsang dengan baik, akan semakin besar dan cepat menangkap informasi yang masuk. Otak ibaratkan otot, apabila dilatih setiap hari dan terus menerus maka otot akan semakin kuat dan besar. Seperti otot, otak harus diberi latihan dan nutrisi yang baik supaya daya serapnya tumbuh pesat. Menghafal sesuatu adalah bentuk latihan terbaik bagi otak dan daya ingat. Orang yang sering menghafal akan memiliki kemampuan yang lebih cepat dalam menyerap materi, dibandingkan orang yang jarang menghafal. Penelitian yang dipublikasikan di tahun 2014 menunjukan bahwa orang yang menghafalkan isi Al-Qur’an memiliki kemampuan memori yang jauh lebih signifikan daripada yang tidak menghafal, juga memiliki ilai akademuk yang lebih baik. Ini membuktikan bahwa menghafal Al-Qur’an mampu meningkatkan kinerja otak dan kemampuan daya ingat.9.10 Meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual. Anak-anak yang dilatih untuk menghafal Al-Qur’an sejak dini akan mengalami peningkatan kecerdasan emosional dan spiritual dengan sangat baik. Mungkin, disebabkan karena adanya kandungan nilai-nilai Al-Qur’an yang mulia serta mukjizatnya, seperti anak akan belajar nilai berbagi dengan sesama ketika mempelajari surat Al-Ma’un, anak akan menghormati waktu ketika belajar surat Al-‘Ashr, anak akan belajar nilai kejujuran ketika belajar surat Al-Muthaffifin, dan masih banyak lagi. Sebuah penelitian menunjukan bahwa remaja penghafal Al-Qur’an menunjukan nilai-nilai emosional dan spiritual yang jauh lebih positif ketimbang dengan remaja yang bukan penghafal Al-Qur’an. Di penelitian tersebut dijelaskan bahwa remaja penghafal Al-Qur’an memiliki sifat religius yang lebih baik, ramah kepada orang tua dan orang lain, lebih patuh terhadap perintah dalam agama Islam, direspek oleh lingkup sosial yang lebih baik, dan lebih rajin dalam beribadah 5 waktu.9 BAB III RESULT AND DISCUSSIONS Teroris sejatinya memiliki banyak arti diberbagai negara, disini penulis ingin menyimpulkan dari pendapat para ahli, teroris merupakan suatu tindakan seseorang atau sekelompok manusia yang dapat berdampak buruk bagi orang lain dan dapat mengancam suatu negara atau suatu wilayah. Teroris merupakan perilaku negative atau menyimpang dari kodratnya manusia. Semua tindakan positif dan negative tentunya bermula dari beberapa factor yang menjadi kebiasaan, beberapa dari factor tersebut diantaranya adalah factor keluarga dan pergaulan yang salah. Dari factor tersebut munculah perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang adalah tingkah laku yang dianggap tercela, melanggar norma-norma, nilai-nilai sosial yang dihasilkan dari suatu stimulus negatif sehingga menyebabkan respon terhadap tingkah laku individu. Perilaku ini yang dapat menjadi awal mula seseorang menjadi teroris. Mereka ingin mendapatkan hal baru yang sesuai keinginan mereka. Tetapi karena minimnya pengetahuan dan ajaran yang salah, mereka menganggap hal yang salah menjadi benar, contohnya seperti jihad, kebanyakan teroris melatarbelakangi aksi mereka dengan alasan berjihad. Tentunya diperlukan ilmu yang benar tentang dunia beserta alam semesta, dimana hanya ditemuka di agama Islam. Islam adalah agama yang memiliki filosofi dan pemahaman yang berkaitan dengan etika kehidupan, kasih sayang, dan nilai-nilai harmoni. Filosofi dan pemahaman tersebut tertuang dalam Al-Qur’an. Ini merupakan salah satu landasan mengapa para penghafal Al-Qur’an memiliki hati yang lembut. Para penghafal Al-Qur’an secara otomatis akan memperkuat filosofi dan pemahaman ajaran Islam, dari pemahaman niali nilai Al Qur’an tersebut akan mendapatkan ketenangan jiwa yang selalu bersyukur dan hanya pasrah kepada Allah SWT . Setelah seseorang menghapal dan memahami kandungan Al Qur’an. Maka akan tercipta seorang muslim yang tangguh layaknya memiliki kepribadian seperti Rasulullah BAB V CONCLUSION AND RECOMMENDATION A. CONCLUSION Di zaman dengan kemajuan technology sekarang ini, ilmu sangatlah mudah untuk didapat, tetapi tidak semua ilmu itu benar, kita haru selektif dalam memilih ilmu, sebagai umat muslim, tentunya patokan ilmu kita merupakan Al Qur’an, dengan luasnya ilmu dan pengetahuan didalam Al Qur’an kita diwajibkan agar menanam nilai nilai yang terkandung didalamnya, agar kita tidak tersesat dengan ilmu yang salah. hal ini karena sekaran banyak ilmu ilmu yang dengan masuk akal dapat membuat mindset kita berubah menjadi sesat. Dalam hal ini, setiap tindakan yang salah merupakan perilaku menyimpang, dengan banyak jenis perilaku menyimpang sebagai awal menumbuhkan bibit bibit teroris, dengan Al Qur’an kita dapat mencegah hal tersebut, selain mengamalkan nilai nilai Al Qur’an, kita juga sebaiknya menghapal Al Qur’an, karena banyak manfaat bagi tubuh dan juga tentunya mendapatkan pahala dari Allah SWT B. RECOMMENDATION Bagi setiap muslim yang paham akan nilai nilai Al Qur’an, sebaiknya memberitahukannya meskipun 1 ayat atau 1 hadist, Membantu memberikan dana atau membangun tempat tempat untuk menghapal Al Qur’an dan turut serta menghapal Al Qur’an, DAFTAR PUSTAKA 1. Ali Syafaat, Muchamad. 2003. Terorisme, Definisi, Aksi dan Regulasi, Jakarta : Imparsial. 2. Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 3. Wahid, Abdul. 2004. Kejahatan Terorisme Perspektif Agama, HAM dan Hukum, Bandung: PT Refika Aditama. 4. Hurlock, E. B. 1994. Psikologi Perkembagan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta : Erlangga. 5. Boeree, C. G. 2009. Metode Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung : Arr-ruzz Media Grup. 6. Saldi, Sparinah. 1997. Persepsi Sosial Mengenai Perilaku Menyimpang, Jakarta : Bulan Bintang. 7. John W. Santrock. 2007. Perkembangan Anak. Jilid 1 Edisi kesebelas, Jakarta : Erlangga. 8. Munawir, A.W. 1997. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Surabaya : Pustaka Progressif. 9. Rahayuningsih E. 2013. Perilaku Agresi Verbal Pada Pria Dewasa Awal Dengan Pendekatan Pola Asuh. Universitas Ahmad Dahlan. 10. Restu Y. 2013. Studi Tentang Perilaku Agresif Siswa Di Sekolah. Jurnal Ilmiah Konseling.