Uploaded by ikayuniash

1. SUSPENSI

advertisement
SUSPENSI
A.
Tujuan Praktikum
1. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mahasiswa tentang sediaan
suspensi
2. Meningkatkan ketrampilan teknik mahasiswa dalam proses pembuatan sediaan
suspensi.
B.
Teori Singkat
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak larut,
yang terdispersi secara merata dalam fase cair. System terdispers terdiri dari
partikel padat yang kecil / halus (fase dispers) yang terdistribusi merata
keseluruh medium kontinu (medium dispers). Untuk menjamin stabilitas suspensi
umumnya ditambahkan bahan penolong yang disebut bahan pensuspensi (suspending
agent).
Syarat sediaan suspensi yang baik :
1.
Partikel padat yang terdispersi harus halus.
2.
Tidak boleh cepat mengendap, bila dikocok perlahan-lahan endapan harus
segera terdispersi kembali.
3.
Viskositas (kekentalan) suspensi tidak boleh terlalu tinggi ataupun terlalu
rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi :
1. Ukuran partikel
2. Viskositas ( kekentalan)
3. Jumlah partikel (konsentrasi)
4. Sifat/muatan partikel
Stabilitas fisik suspensi farmasi didefinisikan sebagai kondisi suspensi dimana
partikel tidak mengalami agregasi dan tetap terdistribusi merata. Bila partikel
mengendap maka akan mudah tersuspensi kembali dengan pengocokan yang ringan.
Partikel yang mengendap ada kemungkinan dapat saling melekat oleh satu kekuatan
membentuk suatu agregat dan kemudian membentuk compacted cake, peristiwa ini
disebut caking.
Komposisi suspensi secara umum :
1. Bahan aktif
2. Suspending agen
3. Pemanis
4. Pewarna
5. Perasa
6. Pengawet
Macam – macam suspending agent :
A. Suspending agent dari alam
1. Golongan gom
Bahan
pensuspensi
alam
dari
golongan
gom
secara
umum
bersifat
hidrokoloidal, yaitu dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga
campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir. Kekentalan mucilago
sangat dipengaruhi oleh panas, pH dan proses fermentasi bakteri. Contoh
suspending agent golongan gom : Acasia ( Pulvis Gummi Arabic ), Chondrus,
Tragacanth, Algin.
2. Golongan bukan gom (umumnya digunakan untuk sediaan topikal)
Suspending agent dari alam yang bukan gom adalah tanah liat. Tanah liat
yang sering digunakan untuk memperbaiki viskositas sediaan suspensi ada 3
macam yaitu : bentonit, hectorit dan veegum. Keuntungan dari tanah liat
adalah tidak dipengaruhi oleh suhu/panas, pH dan fermentasi bakteri karena
bahan-bahan tersebut merupakan senyawa anorganik.
B. Suspending agent sintetis
1. Derivate selulosa.
Yang termasuk golongan ini adalah metal selulosa (methosol, tylose), karboksi
metal selulosa (CMC) dan hidroksi metal selulosa. Dibelakang nama tersebut
biasanya terdapat angka/nomor, misal methosol 1500.
2. Golongan organic polimer.
Yang paling terkenal dari golongan ini adalah carbophol 934 (nama dagang
sebuah pabrik). Merupakan serbuk putih bereaksi asam, sedikit larut dalam
air, tidak beracun dan tidak mengiritasi kulit.
Metode pembuatan suspensi :
1. Metode dispersi
Buat mucilago terlebih dahulu baru ditambahkan zat/partikel padat (yang
tidak larut dalam air) gerus ad homogen.
2. Metode praesipitasi
Zat/partikel yang hendak didispersikan dilarutkan dahulu dengan pelarut
organic. Setelah partikel dilarutkan baru diencerkan dengan larutan
pensuspensi dalam air ( mucilago) yang telah dibuat. Contoh partikel padat
yang biasa dikerjakan dengan metode ini : menthol, kamfer. Contoh pelarut
organic : etanol, propilenglikol, polietilenglikol.
System pembentukan suspensi :
1. Sistem Flokulasi
Dalam system flokulasi, partikel terflokulasi terikat lemah, cepat mengendap
dan pada penyimpanan tidak terbentuk cake dan mudah tersuspensi kembali.
Sifat-sifat partikel flokulsi :
a. Partikel merupakan agregat bebas
b. Sedimentasi terjadi cepat
c. Sedimen terbentuk cepat
d. Sedimen tidak membentuk cake sehingga mudah terdispersi kembali.
e. Wujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi terjadi cepat
dan di atasnya terdapat cairan yang jernih.
2. Sistem Deflokulasi
Dalam system deflokulasi, partikel deflokulasi mengendap perlahan dan
akhirnya membentuk sedimen yang mengeras dan padat ( cake) sehingga
sukar terdispersi kembali.
Sifat-sifat partikel deflokulasi :
a. Partikel dalam keadaan terpisah satu sama lain.
b. Sedimentasi terjadi lambat.
c. Sedimen terbentuk lamabat
d. Sedimen membentuk cake sehingga sukar terdispersi kembali.
e. Wujud suspensi menyenangkan karena zat tersuspensi dalam waktu
relative lama ( terlihat ada endapan dan cairan di atasnya berkabut ).
Sistem deflokulasi terbentuk dengan menggunakan stuktur vesikel yang
berfungsi
menjaga
agar
partikel
tetap
terdeflokulasi
dalam
suspensi.
Sedangkan sistem terflokulasi bertujuan untuk mencegah terbentungnya cake,
sedangkan kombinasi kedua sistem dapat menghasilkan suspensi dengan
stabilitas yang optimal.
Elektrolit merupakan bahan pemflokulasi yang paling banyak digunakan. Bahan
ini bereaksi dengan mengurangi daya tolak menolak elektrik antar partikel
sehingga memungkinkan partikel-partikel membentuk flok. Dalam suspensi
terflokulasi, fase terdispersi akan cepat mengendap dan supernatannya
merupakan cairan yang jernih.
Bahan Pengawet
Penambahan bahan lain dapat pula dilakukan untuk meningkatkan stabilitas
suspensi, antara lain dengan penambahan bahan pengawet. Bahan ini sangat
diperlukan terutama untuk suspensi yang menggunakan suspending agent
golongan Gom (hidrokoloid alam), karena bahan ini sangat mudah rusak oleh
aktivitas bakteri. Sebagai bahan pengawet dapat digunakan butyl P benzoate,
etil p benzoate, propel p benzoate, nipasol, dan nipagin ±1%.
Penilaian Stabilitas Suspensi
1.
Volume sedimentasi
Salah satu syarat dari suspensi adalah endapan yang terjadi harus mudah
terdispersi dengan pengocokan yang ringan, sehingga perlu dilakukan
pengukuran volume sedimentasi.
Vu
F =
Vo
F : volume sedimentasi (endapan)
Vu : volume endapan setelah proses pengendapan (akhir)
Vo : volume endapan sebelum proses pengendapan (awal)
Hu
F =
Ho
2.
Hu : tinggi endapan setelah proses pengendapan (akhir)
Ho : tinggi endapan sebelum proses pengendapan (awal)
Derajat flokulasi
Adalah suatu perbandingan volume sedimen akhir dari suspensi flokulasi (F)
terhadap volume sedimen akhir suspense deflokulsai (F~). Suspensi yang
terdeflokulasi sempurna akan mempunyai endapan yang relatif kecil yang
ditandai dengan V~. Volume pengendapan suspensi tersebut berdasarkan p :
1, sehingga
F~ = V~/ Vo
Sehingga derajat flokulasi (β) adalah rasio antara F dengan F~
Β
= F/ F~
Subtitusi persamaan,
Β
= F/ F~ =
Vu/Vo
= Vu/ V~
V~/ Vo
Vu : Volume endapan akhir suspensi terflokulasi
Vo : Volume endapan akhir suspensi terdeflokulasi
Jika nilai β = 1 berarti tidak terjadi flokulasi dalam sediaan suspensi
C. Formula
R/ Ibuprofen
Ctm
0.12/cth
0.002/cth
R/ Calamin
Acid salic
0.2/5ml
0.2%
R/ Amoxicillin
Mentol
0.2/cth
0.005/cth
R/ Talk
Acid salic
0.3/5 ml
0.5%
D. Prosedur Kerja
1. Tentukan formulasi suspensi (bahan tambahan yang akan digunakan).
2. Tentukan bobot setiap bahan untuk pembuatan formula sebanyak 100 ml.
3. Tentukan setiap tahap pembuatan sediaan suspensi.
4. Lakukan evaluasi fisik sediaan suspensi.
Catatan :
1. Untuk penentuan formula setiap kelompok diwajibkan mengacu pada jurnal
penelitian/literatur yang ada.
2. Keseluruhan proses proses pembuatan dan evaluasi sediaan suspensi harus di
dokumentasikan dan disahkan oleh asisten praktikum.
E. Pertanyaan
1. Jelaskan fungsi masing – masing bahan tambahan beserta alasan pemilihan bahan.
2. Jelaskan tahapan pembuatan sediaan suspensi.
3. Jelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi stabilitas sediaan suspensi.
MASTER FORMULA
NAMA INDUSTRI :
NAMA :
NPM
FORMULA :
:
TGL PEMBUATAN :
JENIS SEDIAAN :
JUMLAH
:
NO BATCH
:
TEORI : ( Lengkapi dengan sumber literatur yang digunakan)
1. PEMERIAN
:
2. KELARUTAN :
3. DOSIS
:
4. GOL OBAT
:
5. STABILITAS :
PERHITUNGAN BAHAN :
TEKNIK PEMBUATAN :
EVALUASI SEDIAAN :
ETIKET :
Download