SEMINAR KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN KELAS G “A SWITCH IN TIME SAVES NINE” Disusun Oleh : Sahrul Fatoni 041611233040 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga 2019 1.1.Latar Belakang Modern Farm Equipment Inc. merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi alat traktor, anakan, dan alat pertanian lainnya yang berukuran kecil dan sedang. Perusahaan tersebut berdiri pada tahun 1945. Pada kasus A Switch in Time Saves Nine membahas tentang permasalahan Manajemen Piutang yang dialami oleh perusahaan Modern Farm Equipment Inc. Modal kerja dari perusahaan tersebut terus meningkat menyebabkan perputaran piutang dari perusahaan tersebut terus meningkat. Hal tersebut dikarenakan perusahaan Modern Farm Equipment Inc. menerapkan kredit fairly flexible, dimana perusahaan tidak memberikan aturan pembayaran bunga atau pembayaran denda keterlambatan pelunasan terhadap pelangganya yang melkukan kredit dikarenakan pelanggan dari perusahaan Modern Farm Equipment Inc. Perusahaan Modern Farm Equipment Inc. mempunyai pelanggan yang mayoritas kekurangan keuangan dan terbiasa dengan persyaratan kredit yang cukup flexible. Dari ketentuan batas pembayaran net 60, sebanyak 40% pelanggan perusahaan telat membayar selama 10 hari. Dan perusahaan tersebut mengalami peningkatan kredit macet dari 1% menjadi 2%. Hal tersebut menjadi perhatian para direksi, sehingga para direksi meminta allan untuk memberikan proposal yang efektif dan efisien untuk mengatasi masalah tersebut. Para direksi juga memberikan tugas kepada Jill dan Allan untuk melakukan suatu perubahan sekarang untuk mengatasi masalah tersebut sebelum kondisi perusahaan akan semakin parah. Jill dan Allan harus membuat alternatif yang tidak menimbulkan beban terhadap pelanggan sehingga perusahaan tidak kehilangan pelanggan tersebut, penjualan akan terus meningkat, tetapi memperketat tentang collection piutang sehingga tidak menyebabkan modal kerja perusahaan naik dan bad debts perusahaan berkurang. Allan sebagai sebagai asisten Jill sudah melakukan analisis dan evaluasi alternatif dengan berbagai pihak seperti bagian pemasaran dan penjualan yang menghasilkan alternatif 2/10 n/30 dan 2/10 n/60. 1.2. Permasalahaan Kasus Permasalahan dalam kasus diatas yaitu cara perusahaan untuk mengatasi modal kerja yang meningkat sedangkan arus masuk kas perusahaan menurun yang diakibatkan oleh turnover receivable perusahaan semakin meningkat dan meningkatnya bad debt di perusahaan tersebut. Hal itu terjadi dikarenakan debt policy dari perusahaan tersebut longgor terhadap pembeli yang melakukan transaksi secara kredit. 1.3. Pemecahan Kasus 1.3.1. What are the elemets of a good credit policy? Evaluate Modern Farm Equipment’s credit policy? Piutang juga merupakan perkiraan penting dan bahkan piutang juga bisa menjadi bagian terbesar dari aktiva lancar perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan manajemen pengelolaan piutang yang efektif. Di mana jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang sesuai dengan kemampuan perusahaan dan tidak mengganggu arus kas (cash flow). Berikut adalah beberapa kebijakan yang dapat membantu Anda mengelola piutang perusahaan. Beberapa alasan mengapa perusahaan melakukan penjualan secara kredit, yaitu : untuk meningkatkan penjualan, perusahaan memiliki kapasitas produksi yang menganggur, dan karena alasan persaingan. Penjualan secara kredit akan menimbulkan biaya yang bersifat langsung seperti biaya penarikan dan biaya tidak langsung seperti opportunity cost dari dana yang terikat dalam piutang. Manfaat yang diperoleh perusahaan ketika melakukan penjualan secara kredit yaitu akan mengakibatkan terjadinya peningkatan volume penjualan yang akan mempengaruhi terjadinya peningkatan laba. Komponen Kebijakan Kredit : a. Syarat Penjualan Syarat penjualan menentukan bagaimana perusahaan menjual barang atau jasanya, apakah dilakukan secara tunai atau kredit. Jika dilakukan secara kredit, maka syarat penjualan harus menentukan secara spesifik mengenai jangka waktu kredit, potongan tunai dan periode potongan serta jenis kredit. b. Analisis kredit Dalam pemberian kredit, perusahaan harus menentukan berapa banyak upaya yag dilakukan untuk dapat membedakan antara pelanggan yang akan memebayar dan pelanggan yang tidak membayar. Aspek yang dianalisis biasanya didasarkan oleh carachter, capacity, capital, collateral, dan condition. c. Kebijakan penagihan piutang Setelah kredit diberikan, perusahaan mempunyai masalah yang potensial dalam pengumpulan kas, untuk itu perusahaan harus menentukan kebijakan penagihan piutang. Menurut saya evaluasi untuk kebijakan kredit pada perusahaan Evaluate Modern Farm Equipment tidak baik untuk perusahaan karena perusahaan tersebut menerapkan kebijakan flexible credit yang menurut saya banyak menimbulkan kerugian daripada keuntungan yang diperoleh perusahaan. Keuntungan yang didapat yaitu perusahaan dapat meningkatkan penjualannya karena kebijakan flexible credit yang menyebabkan palanggan akan tertarik dengna kebijakan tersebut dan banyak pelanggan yang berdatangan sehingga dapat mengalahkan pesaing di pasar. Namun kerugian yang ditumbulkan perusahaan yaitu memberikan resiko yang sangat besar terhadap perusahaan, dengan bertambahnya jumlah pelanggan yang tertarik dengan kebijakan kredit perusahaan yang flexible credit hal tersebut dapat membuat bad debt perusahaan tersebut dapat meningkat yang berarti perusahaan harus menanggung kerugian yang belum tertagih tersebut sehingga perputaran piutang perusahaan akan akan tinggi yang berakibat arus kas masuk perusahaan menjadi rendah dan perusahaan kesulitan memenuhi kebutuhan operasional perushaan, terbukti bahwa bad debt perusahaan meningkat dari 1% menjadi 2%. Seharusnya perusahaan Evalute Modern Farm Equipment harus mengubah kebijakan tersebut karena menurut saya banyak pelanggan yang hanya memanfaatkan kredit yang flexible yang diberikan oleh perusahaan tersebut, banyak pelanggan yang tidak memanfaatkan hal tersebut untuk memiliki hubungan yang baik dengan perusahaan. Maka dari itu perusahaan Evaluate Modern Farm Equipment harus merubah dan mengkaji ulang kebijakan kredit yang menguntungkan pihak perusahaan sehingga mengurangi bad debt dan perputaran piutang akan semakin cepat dan arus kas perusahaan bisa semakin tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan perusahaan tersebut. Dan juga dapat menguntungkan pelanggan sehingga membentuk hubungan pelanggan yang baik dan loyal terhadap perusahaan. Perusahaan dapat merencanakan peraturan yang ketat untuk kredit yang diberikan pelanggan Untuk merubah dan mengkaji kebijakan kredit baru yang dapat menguntungkan perusahaan, perusahaan dapat merekrut analysis credit yang berpengalaman dan bersertifikat. Dalam perusahaan Evaluate Modern Farm Equipment telah treasury perusahaan tersebut telah merekrut assisten treasury yang merupakan analysis credit yang dapat membantu mengkaji kebijakan kredit perusahaan tersebut untuk lebih diperketat aturan kredit yang diberikan kepada pelanggan oleh perusahaan. 1.3.2. Why is the increase in accounts receivables of concern to the board of directors? Are they justified in their demand for a tighter credit policy? Why? Kenaikan atau penurunan piutang dagang menjadi faktor penentu dari arus kas dari aktivitas operasional Jika dalam income statement mencerminkan pendapatan, maka arus kas dari aktivitas operasional mencerminkan pembayaran dari pelangganpelanggan perusahaan. Aktivitas penjualan akan meningkatkan piutang atau account receivables, sebaliknya aktivitas pengumpulan pembayaran dari pelanggan menurunkan nilai piutang atau menurunkan nilai account receivables. Dengan demikian perbedaan nilai piutang pada awal periode dibandingkan dengan akhir periode akuntansi menggambarkan perbedaan atau selisih antara pendapatan dan pengumpulan pembayaran. Kenaikan piutang yang terjadi dalam perusahaan Evaluate Modern Farm Equipment menjadi perhatian para direksi perusahaan tersebut karena kenaikan piutang tersebut membuat para direksi bekerja lebih keras lagi untuk mencari dana untuk kebutuhan operasional perusahaan, terlihat dari modal kerja perusahaan yang terus meningkat dalam beberapa periode ini. Direksi juga ingin memperketat credit policy karena dengan memperketat credit policy maka akan dapat berpengaruh pada penurunan turnover receivable dan meminimalisir terjadinya bad debt sehingga permasalahan dari perusahaan Evaluate Modern Farm pada modal kerja perusahaan yang semakin naik akan segera turun. Credit policy yang diberikan perusahaan juga harus saling menguntungkan terhadap pihak pelanggan dengan cara membuat kebijakan pilihan diskon untuk pelunasan kredit dalam jangka waktu yang ditentukan. Dalam perusahaan Evaluate Modern Farm sudah mengkaji untuk menerapkan kebijakan kredit 2/10 n/30 dan 2/10 n/60. 1.3.3. What is the amount of annual expense to the firm as a result of the delay in collections? What other risks do such delays entail? Ketika perusahaan terus menunda untuk menagih utang, perusahaan tersebut juga tidak mempunyai kebijakan pengumpulan piutang yang baik dan perusahaan tersebut tidak memberikan credit policy yang tegas maka banyak customer akan menganggap sepele untuk membayar kewajibannya dan akan sering meminta perpanjangan batas jatuh tempo. Hal tersebut dapat menimbulkan cost effect sehingga perusahaan akan menanggung biaya atas penundaan pembayaran kredit yang mengakibatkan arus kas perusahaan menurun sedangkan modal kerja perusahaan meingkat. Selain cost effect, hal tersebut juga mengakibatkan revenue effect, ketika penundaan pembayaran piutang dalam suatu perusahaan tersebut meingkat maka perusahaan juga akan memiliki resiko kehilangan penjualan apabila sampai terjadi bad debt. Ketika bad debt dari suatu perusahaan tinggi, maka akan terjadi penurunan kepercacayaan investor terhadap perusahaan tersebut karena dengan hal tersebut bisa dilihat bahwa perusahaan tidak bisa mengelola piutang dengan baik yang akan berdampak pada kinerja dari perusahaan tersebut. Dalam kasus diatas dapat kita ketahui bahwa kebijakan flexible credit n/60 40% pembayaran penjualan kredit dibayar terlambat 10 hari artinya 40% dari 5,260 = 2,104 maka perusahaan mengeluarkan biaya yang timbul akibat penundaan pembayaran hutang oleh pelanggan sebesar 2,140, yang seharusnya biaya tersebut bisa digunakan oleh perusahaan untuk melakukan operasional perusahaan tersebut, maka dari itu perusahaan mengalami kerugian sebesar 2,140. Bukan hanya itu, perusahaan juga harus mengeluarkan biaya ketika ada pelanggan yang tidak melakukan pembayaran hutang atau bad debt, biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat bad debt akan semakin besar. Hal tersebut juga dikarenakan pihak perusahaan melonggarkan kebijakan kredit perusahaan sehingga banyak pelanggan yang memeanfaatkan kebijakan tersebut untuk menunda-nunda pembayaran sampai akhirnya akan ada yang tidak dibayar oleh pelanggan. 1.3.4. Calculate the cost of foregoing the 2% cash discount offered under the 2/10, net 30 dan 2/10 net 60 terms respectively. Given that most retailers could take short term loans from banks at the rate of 16% or less, evaluate the attractiveness of each policy. Pemberian potongan tunai yang diberikan oleh perusahaan akan mendorong pelanggan membayar lebih cepat, hal ini akan memperpendek jangka waktu piutag dan jika faktor lainnya tetap, maka akan mengurangi investasi dalam piutang. Potongan tunai akan mempunyai dampak pada berkurangnya jumlah piutang di satu sisi dan perusahaan harus membandingkannya dengan besarnya biaya potongan disisi lain. Asumsikan pembeli perusahaan Modern Farm Equipment membeli barang secara kredit sebesar Rp. 1.000.000,-. Dengan syarat penjualan sebesar 2/10 n/30. Hal tersebut berarti pembeli dapat membayar Rp. 980.000,- dalam jangka waktu 10 hari atau menunggu 20 hari dengan membayar Rp. 1.000.000,-. Hal ini berarti bisa juga diartikan bahwa pembeli meminjam Rp. 980.000,- selama 20 hari dan membayar bunga sebesar Rp. 20.000,-. Dengan bunga Rp. 20.000,- atas pinjaman Rp. 980.000,- berarti suku bunga pinjaman tersebut adalah 20.000/980.000=2,0408%, suku bunga tersebut untuk jangka waktu 20 hari, sedangkan ada 365/20=18,25 periode dalam satu tahun. Jika pembeli tidak mengambil kesempatan untuk memperoleh potongan tunai, berarti pembeli membayar suku bunga efektif tahunan (EAR) sebesar : EAR = (1 + 0,020408)18,25 − 1 = 44,6% Berdasarkan informasi dari kasus diatas bahwa pembeli akan meminjam dana di bank jika suku bunga yang ditwarkan sebesar 16% atau kurang. Maka dari perhitungan EAR dapat disimpulkan bahwa kebijakan kredit 2/10 n/30 masih sangat membebankan para pembeli perusahaan Modern Farm Equipment karena pembeli membayar suku bunga tahunan sebesar 44,6% tetapi pembeli hanya meminjam dana dari bank dengan suku bunga 16%. Asumsikan sama yaitu pembeli perusahaan Modern Farm Equipment membeli barang secara kredit sebesar Rp. 1.000.000,-. Dengan syarat penjualan 2/10 n/60. Hal tersebut berarti pembeli dapat membayar Rp. 980.000 dalam jangka waktu 10 hari atau menunggu selama 60 hari dengan membayar Rp. 1.000.000. Hal ini berarti bisa diartikan bahwa pembeli meminjam Rp. 980.000,- selama 50 hari dan membayar bunga sebesar Rp.20.000,-. Dengan bunga Rp. 20.000,- atas pinjaman Rp. 980.000 berarti suku bunga pinjaman tersebut adalah 20.000/980.000=2,0408%, suku bunga tersebut untuk jangka waktu 50 hari, sedangkan ada 365/60=6,08 periode dalam setahun. Jika pembeli tidak mengambil kesempatan untuk memperoleh potongan tunai, berarti pembeli membayar suku bunga efektif tahunan (EAR) sebesar : EAR = (1 + 0,020408)6,08 − 1 = 13,06% Untuk kebijakan 2/10 n/60 cocok untuk diterapkan kepada pembeli perusahaan Modern Farm Equipment karena dari informasi bahwa pembeli hanya akan meminjam dana dari bank dengan suku bunga 16% sedangkan untuk kebijakan 2/10 n/60 hanya membayar suku bunga sebesar 13,06% jika tidak mengambil kesempatan potongan tunai di 10 hari awal, pelanggan bisa dengan mudah mencari sumber dana untuk membayar suku bunga efektif tahunan (EAR). Hal tersebut cukup murah dibandingkan dengan kebijakan kredit 2/10 n/30. Kebijakan 2/10 n/60 juga mempunyai daya tarik untuk pelanggan karena batas jatuh tempo hutang yang lebih lama yaitu 60 hari, hal tersebut dapat memeberikan waktu yang cukup panjang kepada pembeli mencari dana untuk membayar pelunasan pembayaran pembelian tersebut. Jika kebijkan 2/10 n/30 diterapkan di perusahaan Modern Farm Equipment, maka dapat meningkatkan pembayaran hutang pelanggan dalam waktu periode diskon yang telah ditentukan yaitu 10 hari. 1.3.5. What are some other ways in which the company could speed up collections and reduce the receivables? Kebijakan pengumpulan piutang merupakan komponen terakhir dari kebijakan kredit. Hal ini mencakup pemantauan piutang dan memperoleh pembayaran atas piutang yang telah jatuh tempo. Untuk menjaga agar pelanggan membayar utang tepat waktu dan untuk mempercapat penerimaan piutang perusahaan sehingga modal kerja dan arus kas masuk seimbang, maka kebanyakan dari perusahaan akan memantau piutang yang telah jatuh tempo. Pertama perusahaan perlu memperhatikan ACP (Average Collection Periode) dari waktu ke waktu. Jika terjadi peningkatan ACP, maka perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius dari perusahaan. Kedua, perusahaan dapat menyususn aging schedule, sebagai salah satu alat untuk memantau piutang, jadi aging schedule juga untuk sebagai pengingat perusahaan bahwa akan ada piutang yang akan jatuh tempo yang diklasifikasikan berdasarkan umur piutang tersebut. Dengan diterapkannya aging schedule maka perusahaan akan lebih mudah mengetahui hutang yang jatuh tempo dan bisa langsung menghubungi pelanggan tersebut untuk mencari kabar kondisi pembeli tersebut, apakah masih sanggup membayar, dan apakah ada sesuatu masalah yang mengakibatkan mereka telat bayar. Dalam upaya melakukan pengumpulan piutang perusahaan biasanya menempuh langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mengirim surat pemeberitahuan kepada pelanggan tentang telah jatuh tempo piutang. 2. Perusahaan menghubungi pelanggan melalui telepon. 3. Menugaskan tenaga penagih untuk melakukan penagihan piutang. 4. Melakukan upaya hukum untuk melakukan penagihan. 1.3.6. Why has this slow build up in accounts receivables occurred? Could it have been avoided? How? Please explain. Dalam kasus ini penyebab adanya penumpukan keterlambatan pembayaran piutang pelanggan perusahaan Modern Farm Equipment disebabkan karena kebijakan kredit yang longgar yang diberikan perusahaan terhadap pembeli sehingga kebijakan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pembeli yang licik untuk menunda pembayaran kredit yang jatuh tempo. Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan pembayaran piutang perusahaan. Untuk menghindari permasalahan seperti itu, perusahaan dapat meminimalkan terjadinya penumpukan keterlambatan pembayaran piutang dengan memperhatika 5c sebelum memberikan kredit terhadap pelanggannya. 5c terdiri dari character, capacity, capital, collateral, dan condition. 5C 1) Character Kriteria character yaitu melihat bagaimana karakter dan latar belakang calon peminjam atau nasabah yang mengajukan kredit. Kriteria character ini akan dilihat dari wawancara yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Dari karakter ini akan dapat dilihat juga bagaimana reputasi calon peminjam tersebut, apakah pernah memiliki catatan tindak kriminal atau kebiasan buruk dalam keuangan seperti tidak melunasi pinjaman. 2) Capacity Kriteria capacity yaitu bagaimana kemampuan calon peminjam dalam membayar kreditnya. Kriteria ini dilihat dari bagaimana pembeli tersebut menjalankan usahanya atau seberapa besar penghasilan yang diterima tiap bulannya. Jika pihak perusahaan menilai bahwa pembeli tersebut tidak memiliki kemampuan cukup untuk membayar kredit, maka besar kemungkinan ajuan kreditnya akan ditolak. 3) Capital Dengan mengetahui modal atau aset yang dimiliki usaha pembeli tersebut, pihak perusahaan dapat sumber pembiayaan yang dimiliki. Selain itu, pihak perusahaan juga dapat melihat bagaimana laporan keuangan dari usaha yang dijalankan pembeli untuk kemudian dijadikan acuan apakah memang layak diberikan kredit atau tidak. 4) Collateral Jaminan ini akan menjadi penjamin atau pelindung bagi pihak perusahaan jika nantinya pembeli tidak dapat membayar pinjaman yang diambil. Oleh karena itu, idealnya besaran jaminan yang bersifat fisik ataupun nonfisik lebih besar jumlahnya lebih besar dari kredit yang diberikan. 5) Condition Kondisi perekonomian baik yang bersifat general atau khusus pada bidang usaha yang dijalankan pembeli. Hal tersebut dikarenakan jika kondisi perekonomian di bidang usaha yang dijalankan pembeli kondisinya bagus, maka secara otomatis pembeli tersebut mempuai cukup dana dan pembeli tersebut tidak keussahan dalam melunasi pembelian kredit tersebut. Selain 5C tersebut, perusahaan juga mencari info calon pembeli yang menggunakan transaksi kredit perusahaan tersebut, apakah pelanggan tersebut tidak termasuk dalam catatan hitam pada perusahaan lain yang pernah melakukan transaksi kredit. 1.3.7. Develop the pro forma financial steatments for the company under the two credit policy alternatives. i.e. 2/10, net 60; and 2/10 net 30 using the assumption given. What would be the impact in firm’s return on sale, return on investment, and return on equity? Return on Asset (ROA) ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi menejemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan. Semakin besar ROA yang dimiliki perusahaan maka semakin efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Return on Equity (ROE) ROE menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal senidiri yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi tingkat efesiensi penggunaan modal sendiri yang dilakukan pihak manajemen perusahaan. Return on Sale (ROS) Return on Sales atau disingkat dengan ROS adalah Rasio Keuangan yang mengukur seberapa efisien perusahaan menghasilkan laba dari pendapatan penjualannya. Modern Farm Equipment Incorporate Income Statement Proforma 2/10, n/30 Sales Discount Sales(2%) Net Sales Last Year Common Size 2/10, n/30 30000 100% 27000 0 270 30000 26730 19500 65% 17550 10500 35% 9180 Operational Expense 4800 16% 4320 Earning Before Interest and Taxes 5700 19% 4860 Interest Expenses (10%) 1300 4% 1300 Earning Before Taxes 4400 15% 3560 Income Taxes 2280 8% 2052 Net Income (EAT) 2120 7% 1508 Cost of Goods Sold Gross Profit Modern Farm Equipment Incorporate Income Statement Proforma 2/10, n/60 Sales Discount Sales(2%) Net Sales Last Year Common Size 2/10, n/60 30000 100% 30000 0 300 30000 29700 19500 65% 19500 10500 35% 10200 Operational Expense 4800 16% 4800 Earning Before Interest and Taxes 5700 19% 5400 Cost of Goods Sold Gross Profit 1300 4% 1300 Earning Before Taxes 4400 15% 4100 Income Taxes 2280 8% 2280 Net Income (EAT) 2120 7% 1820 Interest Expenses (10%) Modern Farm Equipment Incorporate Balance Sheet Proforma 2/10, n/30 Cash Last Common 2/10 Year Size n/30 2000 6% 3197 Last Year Common Acc 2/10 Size n/30 3200 6% 2880 5000 16% 5000 8200 18% 7880 8000 40% 8000 17060 60% 17060 33260 100% 32940 Payable AccReceivable 5260 16% 2737 Notes Payable Inventory 6000 18% 6000 Total Current Liabilities Total Current 13260 40% 11934 Asset Fixed Asset Long Term Debt 20000 60% 2000 Stock Holder Equity Total Asset 33260 100% 32940 Total Liability & Equity Modern Farm Equipment Incorporate Balance Sheet Proforma 2/10, n/60 Cash Last Common 2/10 Year Size n/30 2000 6% 4219 Last Year Common Acc 2/10 Size n/60 3200 6% 3200 5000 16% 5000 8200 18% 8200 8000 40% 8000 17060 60% 17060 33260 100% 33260 Payable AccReceivable 5260 16% 3041 Notes Payable Inventory 6000 18% 6000 Total Current Liabilities Total Current 13260 40% 13260 Asset Fixed Asset Long Term Debt 20000 60% 2000 Stock Holder Equity Total Asset 33260 100% 33260 Total Liability & Equity 2/10 n/30 ROS (Return on Sale) : EBIT/Sales = 4860 / 27000 = 0.18 = 18% ROA (Return on Asset) : NI/Total Asset = 1508 / 32940 = 0.045 = 5% ROE (Return on Equity) : NI/Ekuitas = 1508 / 17060 = 0.088 = 9% 2/10 n/60 ROS (Return on Sale) : EBIT/Sales = 5400 / 30000 = 0.18 = 18% ROA (Return on Asset) : NI/Total Asset = 1820 / 33260 = 0.054 = 5% ROE (Return on Equity) : NI/Ekuitas = 1820 / 17060 = 0.1066 = 11% Dari perhitungan diatas, dapat kita lihat bahwa untuk Retun on sale dan Return on Asset dari dua kebijakan kredit yang direncanakan perusahaan tidak memiliki perbedaan hasil yang signifikan. Tetapi untuk hasil Return on Equity mempunyai perbedaan hasil yang signifikan, yang mana ROE untuk kebijkan 2/10 n/60 lebih tinggi dibandingkan dengan kebijakan 2/10 n/30, hal tersebut berarti bahwa jika perusahaan menerapkan kebijakan 2/10 n/60 maka perusahaan akan semakin efisien terhadap penggunaan modal sendiri yang dilakukan pihak manajemen. 1.3.8. Which policy should Allan recommended to the board? Why? Dari hasil pembahasan diatas, kebijakan kredit yang tepat diterapkan oleh perusahaan Modern Farm Equipment Incorporate yaitu kebijkan kredit 2/10 n/60 karena melihat Return on Equity dari kebijkan kredit 2/10 n/60 sangat tinggi dibandingkan kebijakan kredit 2/10 n/30, hal tersebut berarti pihak manajemen perusahaan dengan menerapkan kebijakan kredit 2/10 n/60 dapat melakukan peningkatan efisisensi terhadap penggunaan modal perusahaan sehingga dapat meningkatkan tingkat operasional perusahaan dan dapat meingkatkan penjualan dari perusahaan tersebut. Dari sisi pelanggan juga dapat diuntungkan ketika perusahaan menerapkan kibijakan kredit 2/10 n/60 karena pelanggan hanya membayar suku bunga efektif tahunan sebesar 13,06%, suku bunga tahunan yang akan dibayar pelanggan tersebut terbilang sangat kecil karena pada informasi diatas bahwa pelanggan akan meminjam di bank dengan tingkat suku bungan dibawah 16%. Daftar Pustaka 1. Sudana, I Made. 2015. Teori & Praktik Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Erlangga.